Anda di halaman 1dari 3

Nama : Rafi Bigin Widiatmoko

NIM : 11200510000142

Mata Kuliah : Pancasila

Resume Mingguan Kelompok 4 (Realisasi Pancasila)

Realisasi Pancasila yang Objektif Realisasi serta pengamalan pancasila yang objektif yaitu
realisasi serta implementasi nilai-nilai pancasila dalam segala aspek penyelenggaraan negara,
terutama dalam kaitannya dengan penjabaran nilai-nilai pancasila dalam praksis
penyelenggaraan negara dan peraturan perundang-undangan di Indonesia.

Walaupun aktualisasi objektif tertuang dalam suatu sistem peraturan perundang-undangan


namun dalam implementasi pelaksanaan Pancasila secara optimal justru realisasi subjektif yang
memiliki kekuatan daya imperatif moral merupakan suatu prasyarat bagi keberhasilan
pelaksanaan Pancasila secara objektif.

Hal ini terbukti dalam sejarah pelaksanaan Pancasila selama ini yang dalam kenyataannya tidak
mendasar pada interpretasi pelaksanaan Pancasila sebagaimana terkandung dalam penjelasan
pembukaan UUD 1945, yang menjelaskan bahwa UUD harus mengandung isi yang mewajibkan
kepada pemerintah dan penyelenggara negara untuk memegang teguh dan memelihara budi
pekerti kemanusiaan yang luhur dan memegang cita-cita rakyat yang luhur.

Hal ini mengandung arti bahwa dalam realisasi Pancasila yang objektif, selain penjabaran nilai-
nilai Pancasila dalam segala aspek penyelenggaraan negara juga harus diwujudkan dalam
moralitas para penyelenggara negara.

Hal itu antara lain dapat dirinci sebagai berikut tafsir undang-undang Dasar 1945 harus dilihat
dari sudut dasar filsafat negara Pancasila sebagaimana tercantum dalam pembukaan UUD 1945
alinea IV hal ini mengandung arti bahwa Pancasila sebagai sumber norma dan derivasi segala
aspek penyelenggaraan negara Pelaksanaan undang-undang Dasar 1945 dengan undang-undang
harus mengingat dasar-dasar pokok pikiran yang tercantum dalam dasar filsafat negara Indonesia
Tanpa mengurangi sifat-sifat undang-undang yang tidak dapat diganggu gugat, interpretasi
pelaksanaan harus mengingat unsur-unsur yang terkandung dalam filsafat negara
Interpretasi pelaksanaan undang-undang harus lengkap dan menyeluruh meliputi seluruh
perundang-undangan di bawah undang-undang dan keputusan-keputusan administrasi dari semua
tingkat penguasaan negara mulai dari pemerintah pusat sampai dengan alat-alat perlengkapan
negara di daerah Dengan demikian seluruh hidup ke kenegaraan dan tertib hukum Indonesia
didasarkan atas dan diliputi oleh asas politik dan tujuan negara yang berdasarkan atas dan diliputi
oleh kerohanian Pancasila Pancasila sebagai dasar filsafat pembangunan nasional Pancasila
sebagai dasar filsafat negara pada hakikatnya merupakan dasar dan sumber derivasi nilai-nilai
dan norma-norma dalam segala aspek penyelenggaraan negara termasuk pelaksanaan
pembangunan nasional.

Demikian pula dewasa ini bangsa Indonesia melaksanakan reformasi pada prinsipnya merupakan
suatu upaya untuk memperbaiki negara yang pada gilirannya yang jauh lebih penting adalah
tercapainya tingkat martabat manusia atau rakyat yang lebih baik oleh karena itu reformasi juga
harus mendasarkan pada suatu paradigma yang jelas dan dalam masalah ini paradigma yang
harus diletakkan sebagai basis agenda reformasi adalah filsafat negara, yaitu Pancasila.

Aktualisasi Pancasila yang subjektif ini justru lebih penting karena realisasi yang subjektif
merupakan persyaratan bagi aktualisasi Pancasila yang objektif, Dengan demikian pelaksanaan
Pancasila yang subjektif ini sangat berkaitan dengan kesadaran, ketaatan serta kesiapan individu
untuk merealisasikan Pancasila.

Dalam pengertian inilah maka fenomena kongkrit yang ada pada seseorang yang berkaitan
dengan sikap dan tingkah laku seseorang dalam realisasi Pancasila secara subjektif disebut moral
Pancasila.

Internalisasi Nilai-Nilai Pancasila Realisasi nilai-nilai pancasila dasar filsafat Negara indonesia,
perlu secara berangsur-angsur dengan jalan pendidikan baik di sekolah maupun dalam
masyarakat dan keluarga sehingga diperoleh hal-hal sebagai berikut :

a. Pengetahuan, yaitu suatu pengetahuan yang benar tentang Pancasila, baik aspek nilai,
norma maupun aspek praksisnya.

Watak dan hati nurani, dengan menilai diri sendiri apakah dirinya berbuat baik atau buruk dalam
melaksanakan pancasila dan memberi sangsi batin yang berwujud evakuasi kepada diri sendiri,
atau sebelum melakukan perbuatan membuat pedoman pancasila berupa larangan dan perintah
f.Strategi dan metode, dalam proses internalisasi dan aktualisasi harus ditetapkan strategi yang
relevan serta metode yang efektif.

Sosialisasi dan Pembudayaan Pancasila Epistimologi Realisasi Nilai-Nilai Pancasila Dalam


proses realisasi sosialisasi dan pembudayaan Pancasila, pertama-tama harus diletakkan adalah
suatu pemahaman terhadap sistem epistemologi yang benar.

Selain itu fungsi pokok Pancasila adalah sebagai dasar filsafat negara., sebagai philosofische
grondslag, sehingga konsekuensinya Negara Kesatuan Republik Indonesia yang diatur dalam
hukum dasar negara sebagai norma dasar dalam penyelenggaraan negara yaitu UUD Republik
Indonesia tahun 1945, mendasar pada filsafat Pancasila intinya adalah bahwa baik NKRI
maupun UUD Negara RI tahun 1945 adalah bersumber pada filsafat Pancasila.

Oleh karena itu sistem epistemologi dalam realisasi Pancasila adalah, bahwa Pancasila sebagai
suatu sistem nilai, kemudian dijabarkan dalam norma dasar negara yaitu UUD 1945 yang
lazimnya melalui suatu asas, yang pada gilirannya kemudian dijabarkan dalam satu realisasi
praksis, atau dalam suatu pengalaman yang bersifat konkret dan empiris.

Kebudayaan yang berupa nilai ini juga berasal dari nilai-nilai keagamaan karena agama
merupakan pandangan hidup manusia dan merupakan suatu pedoman hidup manusia dalam
pengertian inilah maka dalam Pancasila selain terdapat nilai kemanusiaan juga terdapat nilai
keagamaan.

Jikalau suatu tatanan sosial yang bersumber pada suatu sistem nilai, dan sistem nilai itu
bersumber pada nilai-nilai agama, maka suatu keniscayaan bahwa dalam suatu sistem
masyarakat, suatu fenomena sosial budaya akan terkandung di dalamnya suatu nilai keagamaan
nilai kemanusiaan dan nilai kebersamaan.

Jikalau kita pahami secara sistematik wujud sistem sosial-kebudayaan dalam pembudayaan
Pancasila dapat dikelompokkan menjadi tiga yaitu (1) sistem nilai, (pembudayaan nilai-nilai
Pancasila) (2) sistem sosial, (pembudayaan Pancasila pada kehidupan sosial) (3) wujud fisik,
(pembudayaan Pancasila dalam wujud budaya fisik).

Anda mungkin juga menyukai