Anda di halaman 1dari 3

Kajian Tentang Empirik Pendidikan dalam Latar Peristiwa

Nama : Sri Mariam

NIM :1906780

A. Kajian Empirik Pendidikan Pada Masyarakat Tradisional

Sejarah pendidikan masyarakat tradisional di Indonesia dimulai pada masa


kerajaan. Pada umumnya, pendidikan diselenggarakan untuk mengajar anak-anak
keluraga bangsawan, agar mereka siap meneruskan tugas dan tanggungjawab
sebagai penerus tahta kerajaan. Pendidikan hanya bersifat terbatas dan elitis, itu
berarti pendidikan diperuntukkan untuk kalangan kerajaan serta bangsawan.
Sedangkan pada zaman kolonial Belanda, banyak hal yang menjadi penyebab
ketertinggalan bidang pendidikan.

Bangsa ini hanya dimanfaatkan sumber daya alamnya yang melimpah,


sedangkan dalam sumber daya manusianya dibodohkan dengan berbagai cara,
sehingga bangsa ini tidak mengalami masa perkembangan yang menakjubkan
pada bidang pengetahuan, pendidikan maupun teknologi. Pendidikan hanya
terbatas untuk orang-orang yang memiliki golongan ekonomi atas, teritama
pegawai pemerintahan Belanda, kaum bangsawan dan diutamakan dari kaum laki-
laki. Namun pda zaman Raden Ajeng Kartini muncul, ada dobrakan adat tradisi
yang kuno, ia berkeinginan bahwa pendidikan harus diberikan kepada seriap
orang tanpa memandang jenis kelamin, suku bangsa, agama, maupun status sosial
ekonomi.

Di indonesia masyatakat zaman dahulu atau masyarakat yang tinggal di


daerah terpencil saat ini juga sering disebut masyarakat tradisional karena pada
zaman itu mereka masih memegang teguh adat istiadat leluhur. Selain itu
masyarakat tradisional biasnya beada di pedalaman sehingga kurang mengalami
perubahan atau pengaruh dari kehidupan kota. Pengetahuan yang mereka miliki
kurang terspesialisasi dan sedikit keterampilan sehingga membuat anak-anak
memperoleh warisan budaya dengan mengamati danmeniru orang dewasa dalam
berbagai kegiatan seperti upacara, berburu, pertanian dan panen. Kebudayaan
masyarakat tradisional merupakan hasil adaptasi terhadap lingkungan alam dan
sosial sekitarnya tanpa menerima pengaruh luar. Jadi kebudayaan masyarakat
tradisional tidak mengalami perubahan mendasar. Karena peranan adat istiadar
sangat uat menguasai kehidupan mereka.

Jika membahas mengenai pendidikan pada masyarakat pedalaman,


seharusnya kita tidak perlu khawatir karena pada Undang-Undang no 20 thaun
2003 tentang pendidikan Nasional pasal 5 ayat 1 dan 3 mengatakan bahwa ayat 1
setiap warga negara mempunyai hal yang sama untuk memperoleh pendidikan
yang bermutu. Ayat 3 warga negara daerah terpencil atau terbelakang serta
masyarakat adat yang terpencil berhak memperoleh pendidikan layanan khusus.
Maka, pemerintah wajib memnuhi hak tersebut seperti yang dicantumkan pada
pasal 11 ayat 1. Selain mayarakat zaman dahulu dan masyarakat pedalaman,
masyarakat kota yang tidak mempunyai orientasi budaya peradaban masa kini
juga termasuk kedalam masyarakat tradisional.

B. Kajian Empirik Pendidikan Pada Masyarakat Modern

Masyarakat modern merupakan masyarakat yang sebagian warganya


mempunyai orientasi nilai budaya yang terarah ke kehidupan dalam peradaban
dunia masa kini. Masyarakat modern relatif bebas dari kekuasaan adat istiadar
lama. Perubahan-perubahan itu terjadi sebagai akibar masuknya pengaruh
kebudayaan dari luar yang membawa kemajuan terutama dalam bidang ilmu
pengetahuan dan teknologi.

Dalam masyarakat modern, pendidikan memegang peranan sangat penting


dalam hal meningkatkan kecerdasan dan keterampilan. Pendidikan pada
masyarakat modern umumnya diarahkan untuk mempersiapkan generasi yang
mempu menghadapi tantangan. Pada zaman ini, teknologi informasi sudah mulai
memegang peran penting untuk dikembangkan dan dikuasai. Pengetahuanlah
yang menjadi modal utama bagi masyarakat modern untuk tetap bertahan dalam
situasi dan kondisi peradaban modern.

Kelangsungan pendidikan ini diatur oleh pranata sosial baik pendidikan


yang diselenggarakan pemerintah maupun oleh swasta. Karena peranan
pendidikan ini sangat vital dalam menentukan kehidupan masa mendatang, maka
penyelenggaraannya sangat terpelihara dan mendapat dukungan masyarakat. Pada
pendidikan modern, guru bertindak sebagai fasilitator dan peserta didik
mengambil dalam proses pembelajaran sehingga peserta didik dituntun untuk
lebih aktif di kelas.

C. Kajian Empirik Pendidikan Pada Masyarakat Era Global

Masyarakat pada era global biasa juga disebut dengan masyarakat di abad
ke-21. Pada abad ini, masyarakat menjadi lebih kritis terhadap berbagai fenomena
yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari apalagi yang menyangkut masalah
pendidikan. Ada beberapa tuntutan perbaikan dalam bidang pendidikan. Adapun
tuntutannya adalah sebagai berikut, merespon kepada masyarakat yang berbasis
pengetahuan, merespon terhadap masyarakat multibudaya dan masyarakat bersatu,
merespon terhadap masyarakat madani yang matang.

Pendidikan pada era global, diperuntukkan bagi semua lapisan masyarakat


tanpa kecuali, tanpa membedakan agama, suku bangsa, jenis kelamin, budaya,
maupun sosial-ekonomi. Tugas para pendidik dalam hal ini adalah membatu
mengkondisikan peserta didik pada sikap, perilaku atau kepribadian yang benar,
agar mampu menjadi agen of modernization bagi dirinya sendiri, lingkungannya,
masyarakat dan siapa saja yang dijumpai tanpa harus membedakan suku, agama,
ras dan golongan. Pada era ini pula, pendidikan diarahkan pada upaya
memanusiakan manusia yang dimaksudkan untuk membantu peserta didik agar
menjadi manusia yang berbudaya tinggi dan bernilai tinggi.

Pendidikan pada masyarakat era global ini bukanlah tanpa celah,


globalisasi akan dapat berakibat negatif jika digunakan untuk tujuan yang tidak
baik. dengan demikian globalisasi akan bergantung kepada siapa saja yang
menggunakannya dan untuk keperluan apa serta tujuan kemana ia dipergunakan.
Sebagai contoh, arus budaya Barat yang sudah tidak lagi bisa dibendung,
mengakibatkan masyarakat banyak meniru perilaku Barat dan secara langsung
maupun tidak langsung membentuk pola pikir serta tingkah laku masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai