Anda di halaman 1dari 1

Jean Paul Sartre(1905)

Filsuf ini menjadikan filsafat eksistensialisme menjadi tersebar luas. Hal ini karena kecakapannya yang
luar biasa sebagai sastrawan. Ia menyajikan filsafatnya dalam bentuk roman dan pentas dalam bahasa
yang mampu menampakkan maksudnya kepada para bembacanya. Dengan demikian filsafat
eksistensialisme dihubungkan dengan hidup yang konkrit ini.

Ia telah mengarang banyak karya filsafati dan seni sastra seperti cerpen, roman, sandiwara, dan lain-lain.
Karya pokok yang menjadikannya masyur adalah L’etre et le neant, atau “ Keberadaan dan Ketiadaan”
(1943). Karya ini ditulis pada zaman ketika Perancis dijajah Jerman.

Di dalam bukunya itu Sartre mulai dengan menganalisa “ada” atau “berada”(l’etre). Menurut dia ada
dua macam “etre” atau “berada”, yaitu l’etre-en-soi (berada-dalam-diri) dan l’etre-pour-soi (ber-ada-
untuk-diri).

Menurut Jean Paul Sartre, eksistensi marena hanya manusialah yang bereksistensi. Binatang,
tetumbuhan, bebatuan memang adaanusia mendahului esensinya. Filsafat eksistensialisme
membicarakan cara berada di dunia ini, terutama cara berada manusia. Dengan perkataan lain, filsafat
ini menempatkan cara wujud-wujud manusia sebagai tema sentral pembahasannya. Cara ini hanya
khusus ada pada manusia k, tetapi mereka tidak disebut bereksistensi.

Anda mungkin juga menyukai