Anda di halaman 1dari 9

Nom : Sandhy Himawan Pratama NIM : 2311409020

La Peste Karya Albert Camus

Resume:

Bagian Pertama :

Aksi ini berlangsung di kota Oran. Dr Rieux membuat penemuan mengerikan tikus mati di alamat pintunya. Dia meminta pendapat inspektur, Pak Michel, yang yakin bahwa ini adalah lelucon pada bagian dari pranksters muda. Pada tengah hari, Dr Rieux harus menemani istrinya di kota terdekat karena sakit. Beberapa hari kemudian, sebuah surat kabar pers mengumumkan kematian lebih dari enam ribu tikus dan pada hari yang sama. Panic mulai

meningkat. Akhirnya, jumlah tikus mati dan mengurangi ketegangan mereda. Hal ini diyakini output bisnis kota dan jahat jauh dari yang terakhir. Tiba-tiba, petugas sakit. Dia meninggal karena penyakit yang tak diketahui. Kebrutalan kematian kunci Dr Rieux nya yang tidak termasuk kejahatan ini. Besar, seorang pria yang bekerja di walikota panggilan untuk mendesak Rieux. Cottard ingin bunuh diri,

dan itu harus berhenti. Orang mati terhubung tanpa alasan. Kita belajar bahwa kota ini dipengaruhi oleh wabah. Kota ini ditutup untuk mencegah epidemi.

Bagian Kedua :

Kota ini terputus dari seluruh dunia. Semua orang perubahan dalam perilaku dan situasi semakin tidak bisa dipertahankan. Beberapa karakter tidak dapat berkomunikasi dengan seluruh keluarga mereka. Rambert, seorang jurnalis lepas dari istrinya, memohon Dr Rieux bantuan untuk pergi ke

Paris. Cottards, sementara itu, tidak ingin bunuh diri dan anehnya puas dengan situasi. Grand ingin menulis buku tapi kalimat pertama yang pernah ditulis. Tarrou adalah putra dari jaksa. Hal ini bukan bagian dari kota tapi tertarik pada nasibnya dan ingin membantu dia keluar. Dia tidak percaya pada Tuhan. Hal ini untuk melayani Rieux dan Rambert untuk mengatasi epidemi ini ..

Bagian Ketiga :

Selama musim panas, semua karakter kota yang tegang. Selain itu, epidemi masih lebih hadir dari sisa tahun ini. Para korban begitu banyak yang hampir tidak ada tempat di kuburan umum dan bahwa dibutuhkan lebih banyak waktu untuk menguburkan mereka. Penduduk dikenakan tertahankan

menunggu. Penjarahan dan tindakan vandalisme meningkat.

Bagian keempat :

Bagian

keempat

berlangsung

dari

bulan

September

sampai

Desember. Rambert akan akhirnya mampu untuk meninggalkan kota, tetapi ia menolak. Hal ini berkomitmen untuk Rieux dan anak dari jaksa, Tarrou. Semua peristiwa secara bertahap kehilangan iman kepada Bapa Paneloux. Dia meninggal salib di tangannya dan menolak bantuan dari dokter. Besar jatuh sakit parah. Harapan tampaknya hilang tapi keajaiban serum baru sembuh. Selain itu, kota ini secara bertahap muncul kembali tikus tapi masih hidup saat ini.

Bagian Kelima :

Wabah ini menurun tapi anak kejaksaan mati dan bahwa Otho. Pemuda yang ditawarkan tulisannya Tarrou Dr Rieux sebelum meninggal. Cottards pergi gila dan ia ditangkap dan dipenjarakan oleh polisi mengamuk terjadi tiba-tiba. Dia secara radikal mengubah perilaku mereka ketika epidemi mulai dari. Rieux akhirnya belajar bahwa istrinya meninggal karena wabah. Ia tidak mendengar dari selama beberapa bulan dan tidak bisa karena kota ditutup. Kota ini akhirnya dirilis. Warga senang tapi memberikan kesan setelah mengambil pengalaman ini sebagai pelajaran dalam hidup. Mereka tidak muncul tanpa cedera dan menjaga setiap memori dan setiap kematian dalam

memori. Sebuah

refleksi

tentang

kerawanan

kehidupan

kita

kemudian

disampaikan oleh narator.

Pada akhir pekerjaan, identitas narator terungkap:

Itu

adalah Dr Rieux. Dia ingin mengatakan pengalamannya dengan

kemungkinan terbesar objektivitas. Ia juga menulis ini sehingga semua orang ingat bahwa wabah dapat kembali beberapa saat ke depan. Karyanya karena itu dimaksudkan preventif. Oleh karena itu, pekerjaan seperti buku harian.

1. Pendekatan Parafratis

Strategi pemahaman kandungan makna dalam suatu cipta sastra dengan jalan mengungkapkan kembali gagasan yang disampaikan pengarang dengan

menggunakan kata-kata maupun kalimat yang berbeda dengan kata-kata dan kalimat yang digunakan pengarangnya. Pendekatan ini bertujuan untuk menyederhanakan pemakaian kata dan kalimat sehingga lebih mudah dipahami kandungan maknanya.

Ada beberapa kalimat yang bisa disederhanakan dengan pendekatan ini, diantaranya adalah:

Tidak, tapi apa maksudnya? Saya saat ini berada di dalam kegelapan dan berusaha mencari cahaya terang(ketakutan dan berusaha mencari jalan keluar). Sejak lama saya sudah tidak mempercayai segala hal yang yang tidak masuk akal (La peste:96-99)

2. Pendekatan Emotif Pendekatan ini berusaha menemukan unsur-unsur yang mengajuk emosi atau perasaan pembaca. Pada cerita pendek ini pembaca dapat menemukan beberapa kata yang dapat mengajuk emosi, diantaranya: Seluruhnya yang saya ketahui, seseorang harus melakukan sesuatu yang terbaik agar tidak menjadi korbanOleh karena itu kenapa saya memutuskan menolak segala hal, baik langsung maupun tidak, yang menyebabkan orang harus mati atau membenarkan kematiannya 3. Pendekatan analistis

Pendekatan ini berusaha memahami gagasan, cara pengarang menampilkan gagasan atau mengimajinasikan ide-idenya, sikap pengarang dalam menampilkan gagasan-gagasannya, elemen intrinsik dan mekanisme dari setiap elemen intrinsik itu sehingga mampu membangun adanya keselarasan dan kesatuan dalam rangka membangun totalitas bentuk maupun totalitas maknanya.

Analisis struktur : Tema : Absurditas Kematian Tokoh : Dr. Rieux, Rambert, Pastor Paneloux, Jean Tarrou, Cottards, Grand Bentuk : Novel Majas : personifikasi, metonimie, dan metafore

Amanat: Kematian sudah menjadi takdir bagi semua yang hidup atau bernyawa. Dokter hanyalah berusaha menyembuhkan, selebihnya ada pada kuasa Tuhan. 4. Pendekatan Historis

Pendekatan ini menekankan pada pemahaman tentang biografi pengarang, latar belakang peristiwa, kesejarahan yang melatarbelakangi masa-masa terwujudnya cipta sastra yang dibaca, serta tentang bagaimana perkembangan kehidupan penciptaan maupun kehidupan sastra itu sendiri pada umunya dari zaman ke zaman. Biografi pengarang : Nama Asal : Albert Camus : Aljazair

Tgl Lahir : 07 November 1913

Albert Camus ialah salah seorang filsuf berpengaruh dari abad ke20 kelahiran Aljazair (bekas daerah jajahan Prancis dari tahun 1830-1962).

Pemikirannya beraliran eksistensialisme, namun lebih tepat jika dia disebut sebagai seorang absurdis. Ia berteman dekat dengan Jean-Paul Sartre dan Simone de Beauvoir, namun ia tidak ingin disamakan dengan Jean-Paul Sartre dalam hal eksistensialisme. Roman pertamanya (dan yang paling terkenal) L'tranger, terbit tahun 1942, telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dengan judul Orang Luar (Djembatan, 1985). Kini karya tersebut kembali diterjemahkan ke dalam bahasa Jawa, Wong Njaba (KPG, 2010). Ini adalah roman pertama yang membahas

masalah eksistensialismeseseorang, bagaimana Mersault (tokoh utama dalam L'tranger) tidak memiliki mimpi apa pun untuk hidupnya. Mersault sebagai pengejawantahan "absurditas" tidak percaya pada apa pun. L'tranger menunjukkan ketelanjangan manusia yang sendirian menghadapi absurditas. Dalam karyanya ini, ia secara tepat

memperlihatkan filsafat absurditas, yang intinya adalah bahwa pada akhirnya yang bertanggung jawab atas segala keputusan dan pilihan di dunia ini adalah manusia itu sendiri secara individu dan bukan Tuhan. Pada tahun 1957 Albert Camus mendapatkan Nobel Sastra lewat karyanya yang lain La Peste yang terbit pada tahun 1947 (diterjemahkan oleh N.H. Dini menjadi Sampar pada tahun 2006) dan merupakan orang Afrika pertama yang mendapatkan Nobel Sastra (walaupun sebenarnya ia adalah seorang pied noir). La Peste berkisah tentang wabah sampar yang menghantam penduduk kota Oran (sebuah kota di bagian barat Aljazair).

Tokoh utama dalam La Peste, Dokter Rieux, adalah cerminan diri Camus sendiri dalam menghadapi segala sesuatu yangabsurd disekitarnya. Ia tidak berpengharapan pada Tuhan, ia bertumpu pada kemanusiaan. Karyakarya yang lain adalah Le mythe de Sisyphe (1942); naskah

drama Caligula (1944), yang pertama kali dipentaskan pada tahun 1945; La malentendu (1944); L'tat de sige (1948); Lettres un ami allemand (1948); Les chute (1956); 5. Pendekatan Sosiopsikologis Pendekatan ini berusaha memahami latar belakang kehidupan sosial-budaya, kehidupan masyarakat, maupun tanggapan kejiwaan atau sikap pengarang terhadap lingkungan kehidupannya ataupun zamannya pada saat cipta sastra itu diwujudkan. Dalam novel La Peste ini, Camus menggambarkan justes (1950); L'homme rvolt (1951); La

pemberontakkannya terhadap absurditas-absurditas yang berlaku pada lingkungannya, yakni di Oran. Novel La Peste merupakan pencerminan kisah hidup Camus di kota Oran. 6. Pendekatan Dedaktis Pendekatan ini berusaha menemukan dan memahami gagasan, tanggapan maupun sikap pengarang terhadap kehidupan. Pendekatan ini menuntut daya kemampuan intelektual, kepekaan rasa, maupun sikap yang mapan dari pembacanya. Bagi pembaca pada

umumnya, penerapan pendekatan didaktis dalam tingkatan pemilihan bahan yang sesuai dengan pengetahuan maupun tingkat kematangan akan terasa lebih mengasyikkan. Dari segi tema, Camus ingin menyampaikan bahwa penyakit dan kematian itu bersifat absurditas, dimana sang dokter hanya bisa membantu menyembuhkan, sedangkan untuk keberhasilannya semua tergantung pada kehendak Tuhan. Dari segi amanat, Camus ingin menyampaikan jangan pernah menyerah pada suatu penyakit. Selama kita mau berusaha pasti ada jalan untuk sembuh, dan tidak menutup kemungkinan untuk bisa diobati dan disembuhkan.

Anda mungkin juga menyukai