Anda di halaman 1dari 11

Abstrak Novel Jane Eyre merupakan sebuah novel karya Charlotte Bronte yang kental dengan sejarah di era

1830-an. Pada novel ini banyak mengangkat dan menceritakan tentang kisah kisah atau realita seorang wanita pada jaman itu. Dalam novel ini banyak terdapat aspek feminisme dari tokoh yang menarik untuk diteliti. Oleh karena iitu, penulis tertarik untuk membahas aspek feminism. Tujuan dari penulisan adalah untuk mendeskripsikan bagaimana aspek feminism yang digambarkan pengarang terhadap tokoh pada novel tersebut. Berdasarkan hasil analisis ditemukan berbagai gambaran tentang aspek feminism yang dihadapi oleh tokoh dalam novel tersebut. Jane Eyre by Charlotte Bronte Judul Pengarang Halaman Buku Tahun Terbit Penerbit : Jane Eyre : Charlotte Bronte : 459 : 2003 : Penssylvania State University

Informasi Buku Jane Eyre by Charlotte Bront adalah sebuah buku terbitan dari Pennsylvania State University. Dalam portable document diberikan secara gratis dan lengkap dan tanpa biaya apapun. Baik dari pihak Pennsylvania State University ataupun Jim Manis sebagai pihak Editor dan juga yang terkait dengan Pennsylvania State University mengasumsikan bahwa tanggung jawab atas materi yang terkandung dalam dokumen atau file ini adalah sebagai transmisi elektronik.

Biodata Penulis Charlotte Bronte lahir tahun 1816 di Haworth, Yorkshire. Ayahnya bernama Patrick, seorang menteri, yang tegas, disiplin dan juga terkadang kejam. Ibu Charlotte meninggal pada tahun 1821, anak-anak Bronte dibiarkan tumbuh dan berkembang mengikuti kemauan mereka. Charlotte sangat mengagumi Wordsworth dan Southey. Pada tahun 1835 ia sempat menjadi seorang guru Pada 1846 Charlotte Bronte mulai membuat karya tulisan bersama adik-adiknya yang bernama Emily dan Anne dan juga langsung diterbitkan pada tahun 1846, dengan nama samaran Currer, Ellis, dan Acton Bell akan tetapi terjual hanya dua eksemplar.. Pada tahun 1848 patnya dibulan september ada sebuah tradegy yang menyebabkan kakaknya meninggal dunia. Charlotte Bronte meninggal pada usia 35 tahun.

Pendahuluan Sastra adalah suatu bentuk dan hasil pekerjaan seni kreatif yang obyeknya adalah manusia dan kehidupannya dengan menggunakan bahasa sebagai mediumnya (Semi, 1993:8). Menurut Esten (1988:8), sastra atau kesusastraan adalah

pengungkapan dari fakta artistik dan imajinatif sebagai manifestasi kehidupan dan masyarakat melalui bahasa sebagai medium dan punya efek yang positif terhadap kehidupan manusia. Ada tiga hakikat sastra menurut Semi (1988:19), yaitu sastra menggunakan bahasa, sastra terkait dengan berbagai cabang ilmu dan sastra didukung oleh cerita. Karya sastra adalah bentuk dan hasil sebuah kreatif, pada hakekatnya adalah suatu media yang menggunakan bahasa untuk mengungkapkan tentang kehidupan manusia. Karya sastra dibagi tiga jenis yaitu puisi, prosa dan drama. Prosa juga terdiri atas dua yaitu cerpen dan novel.

Novel merupakan salah satu bentuk karya fiksi. Sebagai salah satu genre fiksi, novel membahas segala permasalahan yang terjadi dalam masyarakat secara imajinatif. Muhardi dan Hasanudin WS (1992:6) menyatakan bahwa novel adalah sebuah cerita yang memuat beberapa kesatuan persoalan disertai dengan faktor penyebab dan akibatnya. Persoalan kehidupan yang diangkat seperti kesedihan, kegembiraan, pengkhianatan, kejujuran dan permasalahan kemanusiaan lainya. Nurgiyantoro (1995:2), menyatakan novel sebagai karya yang bersifat imajinasi selalu menawarkan berbagai permasalahan manusia dan kemanusiaan, hidup dan kehidupan. Dalam pembuatan novel atau cerpen banyak membahas tentang berbagai masalah politik, sosial maupun kehidupan pribadi si pembuat novel. Dan yang sala satu yang paling banyak diangkat dalam pembuatan novel yaitu mengenai masalah gender. Atmazaki (2007:20) menyatakan bahwa gender adalah konsep yang

membedakan manusia atas perempuan dan laki-laki berdasarkan konstruksi sosial budaya. Echols dan Shadily dalam Yoce Aliah Darma (2009:167), menyatakan gender sebagai perbedaan yang tampak antara laki-laki dan perempuan dilihat dari segi nilai dan tingkah laku. Istilah gender menurut Oakley dalam Relawati (2010:4) adalah perbedaan kebiasaan/tingkah laku antara perempuan dan laki-laki yang dikonstruksikan secara sosial, yang dibuat oleh laki-laki dan perempuan itu sendiri, hal tersebut merupakan bagian dari kebudayaan. Gender merupakan konsep yang dibentuk oleh masyarakat dalam kaitannya dengan relasi antara laki-laki dan perempuan (Relawati, 2010:5) Berdasarkan wikepidia feminisme secara epistemologis adalah berasal dari bahasa latin feminia yang dalam bahasa inggris diterjemahkan menjadi femine, artinya

memiliki sifat sifat sebagai perempuan. Kemudian ditambahkan ism menjadi feminism. Yang berarti hal tentang perempuan atau dapat pula berbagai macam yang menyangkut paham perempuan. Feminisme juga adalah adalah gerakan politik, budaya, dan ekonomi yang bertujuan untuk membangun persamaan hak dan perlindungan hukum bagi perempuan. Feminisme meliputi teori sosiologis dan filosofi berhubungan dengan masalah perbedaan gender. Ini juga merupakan gerakan yang kampanye untuk hak-hak dan kepentingan perempuan. Nancy Cott mendefinisikan feminisme sebagai keyakinan akan pentingnya kesetaraan gender, membatalkan gagasan hirarki gender sebagai konsep sosial dibangun. Oleh karena itu pada bagian selanjutnya saya akan membahas tentang feminisme yang terdapat dalam novel Jane Eyre karya dari Charlotte Bronte.

Feminisme dalam novel Jane Eyre

Charlotte Bronte adalah salah satu tokoh penulis feminis pertama didunia dan dia menulis buku ini untuk menyampaikan pesan feminisme ke pada masyarakat Victoria di mana pada jaman itu perempuan selalu direndahkan dan selalu ditekan oleh masyarakat di mana mereka tinggal. Novel ini juga mengungkapkan ideologi kesetaraan antara pria dan wanita dalam pernikahan, serta masyarakat pada umumnya. Charlotte Bronte menulis novel ini untuk mendukung dan menyebarkan gagasan-gagasan seorang wanita independen yang bekerja untuk dirinya sendiri, berpikir untuk dirinya sendiri, dan bertindak atas kemauannya sendiri. Ini ditegaskan berdasarkan pada bagian novel di halaman 262:

I am not an angel, I asserted; and I will not be one till I die: I will be myself.. "Aku bukan malaikat, saya tegaskan,' dan aku tidak akan menjadi siapapun sampai aku mati: Saya akan menjadi diriku sendiri ....". Pada bagian ini Jane Eyre ingin Mr Rochester menegaskan bahwa dia menerima kondisinya yang dia alami sekarang dan tanpa mencoba mengubah terlalu banyak penampilannya. Pada halaman 174 juga jane Eyre memberikan atau memiliki pandangan yang berbeda tentang arti kata jenius seperti pada penggalan kalimat : Genius is said to be self-conscious. I cannot tell whether Miss Ingram was a genius, but she was self-conscious-remarkably self-conscious indeed. "Genius dikatakan sadar diri. Saya tidak bisa mengatakan apakah Nona Ingram adalah seorang jenius, tapi dia benar benar sadar diri. " Jane Eyre ingin menunjukkan bahwa dia adalah seorang wanita mandiri yang punya hak untuk memiliki pemahaman yang berbeda tentang definisi'. "Kata Genius .

Novel Jane Eyre bukan hanya merupakan sebuah kisah cinta tetapi juga merupakan permohonan untuk pengakuan yang bernilai individu. Sepanjang penulisan buku ini, Jane menuntut untuk diperlakukan sebagai manusia yang merdeka dengan mendapat perlakuan yang sama dengan orang lain. Hal ini jelas ditunjukkan dalam kalimat, do you think I can stay to become nothing to you ? Do you think I am an automaton? a machine without feelings ? and can bear to have my morsel of bread snatched from my lips, and my drop of living water dashed from my cup ? Do you think because I am poor, obscure, plain, and little, I am soulless and heartless ? You think wrong ! I have as much

soul as you,- and full as much heart ! And if God had gifted me with some beauty and much wealth, I should have made it as hard for you to leave me, as it is now for me to leave you. I am not talking to you now through the medium of custom, conventionalities, nor even of mortal flesh; -it is my spirit that addresses your spirit; just as if both had passed through the grave, and we stood at Gods feet, equal, - as we are ! 'kau pikir aku bisa tinggal untuk menjadi apa-apa untuk Anda? Apakah Anda pikir saya seorang robot? -Mesin tanpa perasaan? dan tahan untuk memiliki sepotong roti saya menyambar dari bibirku, dan saya drop air hidup berlari dari cangkir saya? Apakah Anda pikir karena aku miskin, jelas, polos, dan sedikit, saya berjiwa dan tak berperasaan? Kau pikir salah! Saya memiliki jiwa sebanyak yang Anda, - dan penuh sebagai jantung banyak! Dan jika Tuhan telah berbakat saya dengan beberapa keindahan dan kekayaan banyak, aku harus membuat itu sebagai sulit bagi Anda untuk meninggalkan aku, karena sekarang bagi saya untuk meninggalkan Anda. Saya tidak berbicara dengan Anda sekarang melalui media adat, conventionalities, atau bahkan daging yang fana,-itu adalah semangat saya yang membahas semangat Anda, sama seperti jika keduanya telah melewati kuburan, dan kami berdiri di kaki Tuhan, sama, - seperti kita '! I should kill you I am killing you ? Your words are such as ought not to be used: violent, unfeminine, and untrue. They betray unfortunate state of mind: they merit severe reproof: they would seem inexcusable, but that it is the duty of man to forgive his fellow even until seventy-andseven times. "Aku harus membunuhmu - Saya membunuh Anda? Kata-katamu seperti tidak seharusnya digunakan: kekerasan, feminin, dan tidak benar. Mereka mengkhianati negara disayangkan pikiran: mereka pantas teguran parah: mereka akan tampak dimaafkan, tetapi itu adalah tugas manusia untuk mengampuni sesama bahkan sampai tujuh puluh dan tujuh kali '

Pernyataan St. John ini menunjukkan konflik antara St John dan Jane Eyre di mana St Yohanes menganggap bahwa pernyataan Jane Eyre yang mengatakan Jika saya menikah, Anda akan membunuhku Anda membunuh saya sekarang.. adalah tidak layak untuk dikatakan oleh seorang wanita, wanita seharusnya tidak boleh mengatakan hal seperti itu kepada seorang pria. Sementara itu, Jane Eyre menganggap bahwa itu adalah sebagai pertahanan, karena dia tidak mau menikah dengan St. John. Jane Eyre siap pergi ke India tanpa tetapi tanpa melakukan pernikahan dengan St John. Kritik feminis pada dasarnya menyangkut beberapa termasuk politik dengan afiliasi teoritis sosiologi Marxis dan estetika. Marxisme adalah filosofi politik dan ekonomi menekankan pentingnya perjuangan kelas dalam masyarakat. Dalam Jane Eyre, Charlotte Bronte mengungkapkan simpati yang begitu kuat kepada kalangan pekerja dan eksploitasi begitu juga bagi kalangan miskin atas dan arogansi. Dari pernyataan tersebut dan dalam novel novel nya Jane Eyre dihargai sampai saat sekarang ini. Jane Eyre tidak akan pernah melupakan sesuatu hal meskipun budaya kita telah berubah drastis sejak novel itu ditulis. Jane Eyre berusaha untuk mengubah dan menaikkan status sosialnya, memegang pandangan Marxis, dan menginginkan struktur kelas yang lebih setara antara pria dan wanita. Dari pembukaan novel Charlotte Bronte, Jane Eyre, terutama dalam bab pertama menyajikan dua tema. Tema pertama adalah tentang ketegangan besar dan konflik antara kalangan. Tema kedua kita disajikan dalam bentuk penindasan terhadap perempuan selama Zaman Victoria. Dalam bab pertama juga John Reed yaitu tidak lain sepupu dari Jane mengatakan padanya,

You are a dependent, mama says; you have no money; your father left you none; you ought to beg, and not live here with gentlemens children like us, and eat the same meals we do, and wear clothes at our mamas expense. "Kamu bebas, kata mama, kamu tidak punya uang, ayahmu meninggalkan kamu sewaktu kamu belum lahir, kamu harus mengemis, dan jangan tinggal di sini dengan anak-anak pria itu seperti kita, dan makan makanan yang sama yang seperti kita lakukan, dan memakai pakaian dengan biaya mama kita. "

Bronte mencoba untuk membuat orang sadar bahwa wanita tidak hanya melakukan perkerjaan sebagai ibu rumah tangga saja tetapi juga diperbolehkan untuk melakukan hal-hal lain diluar rumah. Bronte menulis seperti pada kalimat, Women are supposed to be very calm generally; but women feel just as men feel; they need exercise for their faculties, a field for their efforts as much as their brother do; they suffer from too rigid a constraint, to absolute a stagnation, precisely as men would suffer; and it is narrowedminded in their more privileged fellow-creatures to say that they ought to confine themselves to making puddings and knitting stockings, to playing on the piano and embroidering bags. "Wanita seharusnya sangat tenang umumnya, tetapi perempuan merasa hanya sebagai pria merasa, mereka membutuhkan latihan untuk fakultas mereka, lapangan atas usaha mereka sebanyak saudara mereka lakukan, mereka menderita terlalu kaku kendala, untuk mutlak stagnasi, tepatnya sebagai laki-laki akan menderita,. dan itu menyempit-keberatan dalam sesama makhluk-lebih istimewa mereka untuk mengatakan bahwa mereka harus membatasi diri untuk membuat puding dan merajut kaus kaki, untuk bermain di piano dan menyulam tas "

Pada bagian ini Bronte lebih mengarah pada kritik social secara langsung tentang bagaimana wanita-wanita pada jaman Victoria seharusnya bertindak. Berdasarkan beberapa penggalan analisis novel Jayne Eyra dari karya Charlote Brontte feminisme yang dimaksud adalah sebuah ideologi yang seharusnya tidak hanya untuk dipahami dunia tetapi bagaimana untuk mengubahnya dan berguna bagi perempuan dikehidupan sekarang.

Kesimpulan Pada saat sekarang ini, tidak ada satu posisi dalam masyarakat dan juga termasuk administrasi dalam pemerintahan yang tidak ditempati oleh wanita. Oleh karena itu tidak menutup kemungkinan seorang presiden, perdana menteri ataupun pemimpin lembaga lembaga lain adalah seorang wanita. Dengan demikian, gerakan atau paham feminis bertujuan untuk mengubah praktek praktek social dan menjadikan persamaan gender atara pria dan wanita.

Daftar Rujukan
Semi, M. Atar. 1988. Anatomi Sastra. Padang:FBSS IKIP Padang. Esten, Mursal. 1988. Kesusastraan: Pengantar Teori dan Sejarah. Bandung: Angkasa. Muhardi dan Hasanudin WS. 1992. Prosedur Analisis Fiksi. Padang: IKIP Padang Press. Nurgiyantoro, Burhan. 1995. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Atmazaki. 2007. Dinamika Jender Dalam Konteks Adat Dan Agama. Padang: UNP Press. Darma, Yoce Aliah. 2009. Analisis Wacana Kritis. Bandung: Yrama Widya. Relawati, Rahayu. 2011. Konsep Gender dan Aplikasi Penelitian Gender. Bandung: Muara Indah.

UJIAN AKHIR SEMESTER Teori, Apresiasi, dan Pengajaran Sastra Feminisme Pada Novel Jane Eyre by Charlotte Bronte

Dosen Pengampu : Prof. Dr. Emzir, M.Pd Dr. Nuruddin, MA

LA ODE MUHAMMAD IDRUS HAMID B. 7316120137

PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA


2013

Anda mungkin juga menyukai