KAJIAN PUSTAKA
2.1.1 Besi
Besi merupakan salah satu dari beberapa mineral penting dalam tubuh selain zinc,
selenium, yodium dan lainnya. Kekurangan besi dalam tubuh dapat mengakibatkan ADB.
Semua sel mengandung besi, akan tetapi hemoglobin pada sel darah merah dan mioglobin
dalam otot mempunyai konsentrasi tertinggi.5
Besi dalam makanan terdapat dalam dua bentuk, yaitu: (1) Besi heme, terdapat dalam
daging dan ikan, memiliki tingkat absorbsi dan bioavailabilitas yang tinggi karena
penyerapannya tidak dihambat oleh bahan penghambat; (2) Besi non-heme, terdapat dalam
tumbuh-tumbuhan, dimana absorbsinya dipengaruhi oleh bahan pemicu dan penghambat
sehingga bioavailabilitasnya rendah.3
Diagnosis ADB ditegakkan berdasarkan kriteria WHO, yaitu : 1). Kadar Hb yang
rendah sesuai usia, 2). rata – rata konsentrasi Hb eritrosit (MCHC) <31% 3). Kadar Fe serum
<50 Ug/dl, dan 4). Saturasi transfusin (ST) <15%. Kriteria yang harus dipenuhi paling sedikit
kriteria nomor 1,3, dan 4.15
3.1 Kesimpulan
Anemia defisiensi besi adalah anemia yang timbul akibat berkurangnya penyediaan besi
untuk eritropoesis, karena cadangan besi kosong (depleted iron store) yang pada akhirnya
mengakibatkan pembentukan hemoglobin berkurang.
Prinsip pengobatan anemia defisiensi besi adalah memperbaiki etiologi yang menjadi
dasar terjadinya anemia (mengembalikan substrat yang dibutuhkan dalam produksi eritrosit)
dan meningkatkan Hemoglobin hingga angka 12 gr/dl. Pada kedaan tertentu kita harus
mengobati anemia walaupun penyebabnya belum diketahui. Tidak semua anemia harus
ditransfusi, oleh karena bahaya transfuse cukup banyak. Tetapi pada pasien yang terancam
jiwanya transfusi harus dilakukan secepat mungkin untuk mencegah terjadinya komplikasi
yang mengancam
3.2 Saran
Penderita anemia sebaiknya kontrol secara teratur dan cepat. Edukasi mengenai
pengenalan tanda dan gejala terjadinya ancaman komplikasi diberikan selama perawatan dan
kontrol berobat, edukasi untuk nutrisi makan dan terapi sangat perlu agar memperingan
intervensi farmakologis.