Anda di halaman 1dari 2

Eksistensialisme Jean-Paul Sartre

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas


Belum Diperiksa

Eksistensialisme Jean-Paul Sartre adalah aliran eksistensialisme yang dicetuskan dan


dipublikasikan oleh Jean-Paul Sartre.[1] Aliran eksistesialimenya tersebut dipengaruhi oleh tiga
pemikiran pokok, yaitu Marxisme, Eksistensialisme, dan fenomenologi. [2] Pada dasarnya,
eksistensialisme Sartre bukanlah sebuah aliran filsafat, melainkan sebuah gerakan perlawanan
terhadap filsafat tradisional.[3] Dalam eksistensialisme, Sartre banyak menggarap permasalahan
mengenai manusia. [4] Sartre juga membahas tentang kebebasan menjadi seorang manusia, bahkan
hasrat manusia untuk menjadi Tuhan. [5] Eksistensialisme Sartre dapat dibagi menjadi 5 bagian,
yakni La Nausse, L'etre-en-soi,L'etre-pour-soi, La Liberte dan L'autrui.[1]

Jean-Paul Sartre

Daftar isi
  [sembunyikan] 

 1La Nausse
 2L'Etre-en-soi
 3L'etre-pour-soi
 4La liberta
 5L'autrui
 6Rujukan

La Nausse[sunting | sunting sumber]
Nausee berarti rasa ingin muntah atau mual.[1] La Nausee sebenarnya merupakan sebuah judul
roman karya Sartre.[1] Dalam novel ini ia menggambarkan bagaimana seseorang yang dalam
hidupnya secara tiba-tiba melihat sekelilingnya terasa begitu membosankan dan menimbulkan rasa
mual.[1] Ketika manusia mengalami kesadaran bahwa dirinya sendiri dan seluruh kenyataan yang
ada sebagai sesuatu yang membebani, manusia akan merasa tertindas.[1] Keadaan inilah yang akan
membuat manusia merasa mual.[1] Inilah yang dimaksud Sartre sebagai nausee.[1]

L'Etre-en-soi[sunting | sunting sumber]
Etre jika diterjemahkan secara lurus artinya "ada" atau "sesuatu yang ada".[1] Dalam bagian ini
Sartre berbicara mengenai realitas.[1] Realitas adalah barang-barang yang ada.[1]Misalnya, manusia
dapat mengerti mengenai bumi karena mereka menginjak bumi.[1] Jika diterjemahkan, istilah L'Etre-
en-soi berarti pengada yang tidak sadar.[1] Pengada yang tidak sadar gelap bagi dirinya sendiri.[1] Dia
tidak dapat dianalisis atau dipikirkan, bahkan tidak mungkin mencari sebab mengapa dia ada.
[1]
 Akan tetapi, konsep pengada yang tidak sadar ini tidak bisa mengarah ke pengertian bahwa yang
dimaksud di sini adalah Tuhan.[1]

L'etre-pour-soi[sunting | sunting sumber]
L'etre-pour-soi berarti pengada yang sadar.[1] Sartre menujuk manusia sebagai pengada yang sadar.
[1]
 Sadar akan sesuatu maskudnya terhubung atau berhubungan dengansesuatu.[1] Menurut Sartre,
sadar akan sesuatu berarti meniadakan sesuatu.[1] Tindakan manusia bersifat dinamis dan berubah-
ubah.[1] Ketika manusia sadar akan dirinya sendiri, maka dia sebenarnya sedang ada dalam
peralihan, meniadakan dirinya sendiri.[1] Di sini manusia menjadi objek yang disadari
sekaligus subjek yang sadar.[1]

La liberta[sunting | sunting sumber]
La liberta artinya kemerdekaan.[1] Dalam bagian ini Sartre membicarakan mengenai kemerdekaan
manusia.[1] Manusia bergerak atas kehendaknya sendiri, tidak seperti mesin yang digerakkan.
[1]
 Kemerdekaan menempati posisi sentral dalam diri manusia.[1] Kemerdekaan manusia menurut
Sartre adalah ketika manusia dapat menguasai dirinya secara bebas.[1] Menurut Sartre hidup dan
kemerdekaan pada dasarnya sia-sia belaka.[1]

L'autrui[sunting | sunting sumber]
L'autrui membicarakan mengenai hubungan manusia dengan sesama manusianya.[1] Menurut Sartre
hubungan manusia dengan sesama manusianya adalah mutlak.[1] Satre menyatakan bahwa dalam
berhubungan dengan manusia lain pilihannya adalah menjadi subjek atau objek.[1] Kemudian Sartre
mengatakan bahwa dalam pergaulan konflik dan permusuhan akan muncul secara terus menerus.[1]

Rujukan[sunting | sunting sumber]

Anda mungkin juga menyukai