2. FRISCA DEVIANA NUR AZIZAH / 14 3. HAFIZH AHMAD FAJAR RIZAL HADI / 15 4. HERISA MEIYANDA / 16 5. LAILA FITRIANA / 17 6. LILIS NOVIANA / 18
SMA NEGERI PLOSO
TAHUN PELAJARAN 2020/2021 KEBIJAKAN PEMERINTAH INDONESIA PADA AWAL KEMERDEKAAN 1. Kebijakan Ekonomi dan Keuangan a. Tantangan dalam Kebijakan Ekonomi ● Tingginya inflasi karena beredarnya mata uang Jepang yang tidak terkendali. ● Kas negara dalam kondisi kosong. ● Perdagangan ekspor macet karena blokade laut oleh Belanda. ● Adanya maklumat panglima AFNEI tentang memberlakukan mata uang NICA. b. Pemecahan Masalah Bidang Ekonomi ● Pembentukan BNI 5 Juli 1946 ● Pemberlakuan oeang Republik Indonesia (ORI) 1 Oktober 1946 ● Pinjaman nasional yang dicetuskan oleh Ir. Surachman ● Nasionalisasi de Javanische Bank dipimpin Syahfrudin Prawiranegara 15 Desember 1951 c. Kebijakan yang diambil para Menteri ● Pembentukan badan perancang ekonomi 19 Januari 1947, membuat draft rancangan pembangunan 10 tahun. ● Pembentukan panitia pemikir siasat ekonomi, April 1947 tugas pokok dan fungsi adalah memberi saran dan usul atas kebijakan ekonomi pemerintah. ● Kasimo plan, program menuju swasembada pangan. d. Sistem Ekonomi Gerakan Benteng Program benteng digagas oleh Dr. Sumitro djojohadikusumo (masa kabinet Natsir) merupakan sebuah pernyataan kondisi ekonomi Indonesia harus diawali dengan mengubah struktur ekonomi kolonial menjadi sistem ekonomi nasional.
program ini tidak berhasil karena para pengusaha ternyata
justru semakin bergantung kepada pemerintah tanpa berusaha secara mandiri. e. Kebijakan Indonesianisasi Dibawah kabinet Ali Sastroamidjojo menteri perekonomian Mr. Iskaq Tjokroadisuryo berusaha mendorong kembali pengusaha-pengusaha kecil untuk berkembang. Upaya-upaya yang ditempuh adalah : 1. Pemerintah mendirikan perusahaan negara 2. Pemerintah memberikan kredit bagi pengusaha nasional 3. Pemerintah mewajibkan perusahaan asing untuk melatih tenaga-tenaga Indonesia. 4. Pemerintah memberikan perlindungan hukum yang jelas. f. Kebijakan Ekonomi-Keuangan Internasional ● Untuk mengatasi blokade laut yang dilakukan oleh Belanda, maka pemerintah Indonesia menerapkan strategi diplomasi melalui 1. Jalur politik dengan cara memberikan bantuan berupa 500 ton beras terhadap India yang sedang dilanda bencana yang berkepanjangan. 2. Jalur ekonomi Untuk membuat sebuah kontrak dagang langsung dengan negara asing. ● Makna politis dari strategi diplomasi ini terletak pada dua hal yaitu : 1. Indonesia telah menunjukkan kepada dunia internasional bahwa secara politis, blokade laut Belanda tidak memiliki implikasi apa-apa. 2. Indonesia ternyata memiliki strategi yang jitu untuk mendapatkan dukungan India dalam berbagai forum dunia internasional. ● Perkembangan dari strategi diplomasi tersebut, Indonesia mendapatkan dukungan India di forum-forum internasional untuk memaksa Belanda agar mencabut aksi blokade laut terhadap Indonesia. ● Melalui jalur ekonomi pemerintah Republik Indonesia menerapkan strategi untuk membuat sebuah kontak dagang langsung negara asing, seperti dengan Amerika Serikat, Malaya, dan Singapura. ● Indonesia kemudian mendirikan banking and trading corporation (BTC) yang dipimpin oleh Dr. Soemitro dan Dr. Oeng Eng Die ● Tahun 1947 Indonesia membentuk lembaga perwakilan dagang di Singapura yang bernama Indonesia office (Indoff) ● Strategi ekonomi dinilai cukup efektif karena dua hal utama : 1. Negara-negara yang berinteraksi dagang langsung dengan Indonesia merasa tidak nyaman dengan adanya blokade laut Belanda. Seperti kasus ditahannya kapal dagang Amerika Serikat Martin Behrman 2. Negara-negara partner dagang Indonesia akan secara langsung mendukung Indonesia untuk mencabut blokade laut Belanda.
2. Kebijakan Birokrasi Pemerintahan
a. Hasil Sidang I PPKI (18 Agustus 1945) 1. Menetapkan dan mengesahkan UUD 1945 2. Memilih dan mengangkat Ir. Soekarno sebagai presiden dan Moh. Hatta sebagai wapres secara aklamasi. 3. membentuk komite Nasional MPR dan DPR untuk membantu tugas-tugas presiden b. Hasil Sidang II PPKI (19 Agustus 1945) 1. Membentuk 12 departemen dan 4 menteri negara tanpa portofolio 2. Membagi wilayah administrasi pemerintahan atas 8 provinsi. c. Maklumat wakil presiden Moh. Hatta bersama KNIP (16 Oktober 1945) Menetapkan bahwa KNIP memiliki kewenangan eksekutif dan legislatif, serta memiliki hak menyusun GBHN. d. Maklumat politik 3 November 1945 Ditandatangani oleh wapres Moh. Hatta atas desakan Sutan Sjahrir (ketua BP-KNIP) 1. pemerintah RI menghendaki munculnya partai-partai politik untuk menjadi media dalam menyalurkan dan mereferensentasikan seluruh aliran dan paham. 2. Pemerintah RI menetapkan bahwa pembentukan partai-partai politik telah tersusun sebelum pemilu pada 1946. e. Keputusan-keputusan yang dihasilkan dalam Rapat Pleno KNIP (25-26 November 1945) 1. Ekstensi dan kedudukan dari komite nasional 2. Pembentukan partai-partai politik sebagai wujud dari proses demokratisasi bangsa 3. Penetapan secara bersama ruang lingkup kebijakan politik dalam negeri dan luar negeri RI 4. Usulan tentang proses perubahan pemerintahan lama yang disertai dengan adanya proses pertanggungjawaban kementerian dan pembentukan susunan dewan kementrian baru 5. Ketetapan tentang penyusunan dan penyempurnaan terhadap susunan KNIP yang berperan untuk menjalankan usahanya pada MPR. perjalanan kekuasaan ini berlangsung dari sistem pemerintahan presidensial hingga sistem parlementer 3. Kebijakan Bidang Militer a. Badan-badan perjuangan yang tergabung dalam Komite Van Aksi 1. Angkatan Pemuda Indonesia (API) 2. Barisan Rakyat Indonesia (BARA) 3. Barisan Buruh Indonesia (BBI) 4. Barisan Banteng 5. Kebaktian Rakyat Indonesia Sulawesi (KRIS) 6. Pemuda Indonesia Maluku (PIM) 7. Hizbullah dan Sabilillah 8. Pesindo (Pemuda Sosialis Indonesia) 9. BPRI (Barisan Pemberontak Rakyat Indonesia) b. Kesatuan militer pelajar dan mahasiswa 1. Tentara Pelajar (TP) 2. Tentara Genie Pelajar (TGP) 3. Tentara Republik Indonesia Pelajar (TRIP) c. Aceh 1. API (Angkatan Pemuda Indonesia) 2. BPI (Barisan Pemuda Indonesia) berubah menjadi PRI (Pemuda Republik Indonesia) d. Sumatera 1. Pemuda Republik Andalas 2. Pemuda Andalas 3. Pemuda Republik Indonesia Andalas Barat e. Sulawesi 1. PPNI (Pusat Pemuda Nasional Indonesia) 4. Kebijakan hubungan pusat-daerah ● Para pejabat birokrasi pada masing-masing level pemerintahan harus melaksanakan fungsi agrerasi kepentingan dan artikulasi kepentingannya dengan optimal. ● Struktur birokrasi pada masa awal kemerdekaan ini cukup efektif dalam sebuah strategi ekonomi dan hankam antara 1945 - 1950 1. Pemerintah pusat (Nasional) 2. Gubernur (Provinsi) 3. Bupati (Kabupaten) 4. Camat (Kecamatan) 5. Lurah/Kepala Desa (Kelurahan/Desa) GEJOLAK SOSIAL DI BERBAGAI DAERAH PADA AWAL KEMERDEKAAN Berbagai gerakan gangguan keamanan di dalam negeri 1. Gerakan Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII) Rumus : K A KaMu DIHajar a. Kartosuwiryo ● Jabir ● 7 Agustus 1949 ● Terjadi karena adanya ketidakpuasan atas Perjanjian Renville ● Penumpasan : Baratayuda Pagar Betis Amir Fatah b. Jateng ● 23 Agustus 1949 ● Terjadi karena adanya persamaan ideologi Amir dan Kartosuwiryo ● Penumpasan : Operasi militer gerakan benteng negara c. Kahar Muzakar ● 7 Agustus 1953 ● Terjadi karena adanya K. G. G. S. ingin masuk apris ● Penumpasan : operasi militer tumpas d. Daud Beuruh ● 20 September 1953 ● Terjadi karena adanya penurunan status Aceh jadi keresidenan ● Penumpasan : musyawarah kerukunan rakyat Aceh e. Ibnu Hajar ● Oktober 1950 ● Pembentukan KSYT (Kesatuan Rakyat Yang Tertindas) ● Penumpasan : operasi militer Juli 1963
2. Gerakan Angkatan Perang Ratu Adil (APRA)
● Bandung, 23 Januari 1963 ● Latar belakang : Memanfaatkan kepercayaan rakyat Indonesia kepada ramalan Jayabaya akan datangnya ratu adil (pemimpin yang membawa kemakmuran) ● Tujuan : Mempertahankan Pasundan sebagai negara federal dan APRA sebagai tentara negara Pasundan ● Pemimpin : Kapten Raymond Westerling dan Sultan Hamid II ● Penumpasan : 1. Pemerintah RI menghubungi pimpinan pasukan Belanda 2. Sore hari pasukan APRA berhasil dilumpuhkan oleh APRIS 3. Westerling berhasil lolos 3. Pemberontakan Andi Aziz ● Makassar, Sulawesi Selatan Maret-April 1950 ● Latar belakang : 1. Menolak kedatangan APRIS dari unsur TNI 2. Di Makassar terjadi pro-kontra tentang pembubaran Negara Indonesia Timur (NIT) ● Tujuan : mempertahankan Negara Indonesia Timur (NIT) ● Pemimpin : Kapten KNIL Andi Aziz ● Penumpasan : pengerahan pasukan gabungan APRIS dipimpin kolonel A. E. Kawilarang dibantu Letkol Soeharto, Mayor H. V. Worang, Andi Mattalatta dan Letnan S. Sukowati (15 April 1950)
4. Gerakan Republik Maluku Selatan (RMS)
● Maluku 25 April 1950 ● Latar belakang : penolakan terbentuknya NKRI dan penolakan penggabungan daerah-daerah negara Indonesia timur ke dalam wilayah NKRI ● Tujuan : mendirikan RMS ● Pemimpin : M. Dr. Christian Robert Steven Soumokil (bekas Jaksa Agung NIT) ● Penumpasan : 1. Misi damai yang dipimpin oleh dr. Leimena ditolak RMS 2. APRIS melakukan serangan atas 3 group pasukan : a. Mayor Achmad Wirahadikusumah b. Letkol Slamet Riyadi c. Mayor Surjo Subandrio
5. Gerakan PRRI/PERMESTA (Pemerintah Revolusioner
Republik Indonesia/Perjuangan Rakyat Semesta) PRRI : ● 15 Februari 1958 ● Letkol Ahmad Husein dan Syarifudin Prawiranegara (PM Sumbar) ● Dewan-dewan : 1. Kolonel Ahmad Husein (dewan banteng) Sumbar 2. Kolonel maludin Simbolon (dewan gajah) Medan 3. Letkol Ventje Sumual (dewan Manguni) Manado 4. Letkol Barlian (dewan Garuda) Sumsel ● Penumpasan : operasi 17 Agustus dipimpin Letkol Achmad Yani PERMESTA : ● 2 Maret 1957 ● Letkol Ventje Sumual di Makassar, Sulawesi ● Penumpasan : operasi merdeka dipimpin Letkol Rukminto H. 6. Pemberontakan PKI Madiun 1948 ● Latar belakang : program ReRa (rekonstruksi dan rasionalisasi) angkatan perang yang membuat kader komunis di TNI menjadi berkurang. ● Terjadi : 18 September 1948 ● Tujuan : membentuk negara Republik Soviet Indonesia ● Penumpasan : dilakukannya gerakan operasi militer (GOM 1) yang dipimpin oleh kolonel Gatot Subroto dan Kolonel Sungkono ● Pemimpin : 1. Amir Syarifuddin ● Mantan perdana menteri Indonesia kedua ● Membentuk F. D. R (front demokrasi rakyat) setelah digulingkan dari jabatannya 2. Musso ● Partai komunis Indonesia (PKI) PERKEMBANGAN SITUASI POLITIK DAN KENEGARAAN INDONESIA DIAWAL KEMERDEKAAN 1. Keragaman Ideologi Partai Politik di Indonesia ● Golongan partai politik berhaluan nasionalis a. pergerakan kelompok nasionalisme pada dasarnya fokus pada perjuangan kebebasan intelektual yang membawa suatu negara pada kemakmuran dan kesejahteraan b. Gerakan nasionalisme di Indonesia diwakili oleh PNI (Partai Nasional Indonesia) yang berdiri pada 29 Januari 1945 c. PNI adalah gabungan Partai Rakyat Indonesia (PRI) Serikat Rakyat Indonesia dan Gerakan Republik Indonesia dipimpin oleh Sidik Djojosukarto ● Golongan partai politik berhaluan sosialis-komunis a. Partai Komunis Indonesia (PKI) ● 7 November 1945 ● Mr. Moh. Yusuf b. Persatuan Rakyat Marhaen Indonesia (Permai) ● 17 Desember 1945 ● J. B. Assa c. Partai Sosialis Indonesia (PSI) ● 10 November 1945 ● Mr. Amir Syarifuddin d. Partai Buruh Indonesia (PBI) ● 8 November 1945 ● Nyono e. Partai Rakyat Sosialis (PRS) ● 20 November 1945 ● Sutan Syahrir f. Partai Rakyat Jelata ● 8 November 1945 ● Sutan Dewanis 2. Hubungan antara Keragaman Partai Politik dan Perubahan Otoritas Komite Nasional Indonesia pusat (KNIP) ● Kinerja BP-KNIP menghasilkan maklumat politik 3 November 1945 tentang pembentukan partai-partai politik ● maklumat ini menjadi awal adanya otoritas mutlak KNIP untuk membentuk kebijakan yang cakupannya bersifat nasional dan setara dengan kebijakan yang dibuat presiden ● Otoritas KNIP awalnya bertugas membantu kinerja presiden telah beralih pada kekuasaan mutlak untuk mengeluarkan kebijakan yang selayaknya dimiliki presiden RI menurut UUD 1945 3. Hubungan antara Keragaman Ideologi dan Pembentukan Lembaga Kepresidenan ● Terdapatnya keragaman ideologi yang terbagi ke dalam golongan nasionalis, agama, dan sosialis-komunis pada awal kemerdekaan mengandung implikasi yang signifikan terhadap struktur kepemimpinan negara. a. Nasionalis : Ir. Soekarno, Achmad Soebardjo b. Agama : Wachid Hasyim, Abikusno Cokrosujoso c. Sosialis-komunis : Sutan Syahrir, Amir Syarifuddin ● Perubahan otoritas KNIP dan munculnya berbagai partai politik di Indonesia menjadi dua katalisator utama terhadap perubahan struktur kekuasaan pemerintahan ● Susunan kabinet pertama yang dibentuk pada 2 September 1945 pada dasarnya mencerminkan komposisi yang mewakili keragaman ideologi di Indonesia.