Anda di halaman 1dari 9

TUGAS INDIVIDU

KEPERAWATAN MATERNITAS

Disusun oleh :

FIKA WIDIA KHAIRANI

2B-D3 KEPERAWATAN

P07520119066

Dosen : Masnila Siregar, S.Kep, Ns, M.Pd

POLTEKKES KEMENKES MEDAN

JURUSAN KEPERAWATAN

T/A 2019/2020
BAB 1

KONSEP DASAR INTRANATAL CARE

A. PENGERTIAN

Persalinan adalah serangkaian kejadian yang berakhir dengan pengeluaran bayi yang cukup
bulan, disusul dengan pengeluaran placenta dan selaput janin dari tubuh ibu. (Sulaiman
Sastrawinata, 1983).

Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (janin turi) yang dapat hidup
didunia luar, dari rahim melalui jalan lahir atau jalan lain. (Rustam Muchtar, 1998).
Intranatal/Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan plasenta)
yang dapat hidup dari dalam uterus melalui vagina keduni luar. Persalinan normal adalah
suatu proses dimana janin cukup bulan,dengan presentasi belakang kepala, masuk melalui
jalan lahir sesuai dengan kurva partopgraf normal dan lahir secara spontan.

Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan placenta) yang telah cukup
bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir atau melalui jalan lain dengan
bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri). Persalinan dan kelahiran normal adalah proses
pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37 – 42 minggu), lahir spontan
dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam tanpa komplikasi baik
pada ibu maupun pada janin.

Bentuk persalinan menurut cara persalinannya :

a) Persalinan spontan : persalinan yang berlangsung dengan kekuatan ibu sendiri melalui
jalan lahir.
b) Persalinan buatan : persalinan yang dibantu dengan tenaga dari luar misalnya
ekstraksi dengan forcep atau tindakan operasi.
c) Persalinan anjuran : persalinan terjadi bila bayi sudah cukup besar untuk hidup diluar,
tetapi tidak sedemikian besarnya sehingga menimbulkan kesulitan dalam persalinan
dengan pemberian proyein atau prostatglandin (sulaiman sastrawinata, 1993)

Bentuk persalinan menurut usia (tua kehamilan) :

a. Abortus => Pengeluaran buah kehamilan sebelum kehamilan 22 mg atau bayi dengan
berat badan kurang dari 500 g.
b. Partus imaturus => Pengeluaran buah kehamilan antara 22 mg dan 28 mg atau bayi
dengan berat badan antara 500 g dan 999 g.
c. Partus prematurus => Pengeluaran buah kehamilan antara 28 mg dan 37 mg atau dengan
berat badan 1000 g dan 2499 g.
d.  Partus matures / aterm => Pengeluaran buah kehamilan antara 37 mg dan 42 mg atau
bayi dengan BB 2500 g atau lebih.
e.  Partus post matures / serotinus => Pengeluaran buah kehamilan setelah 42 mg.
B. SEBAB-SEBAB PERSALINAN

Pada akhir kehamilan, uterus secara progresif lebih peka sampai akhirnya mulai berkontraksi
kuat secara ritmik dengan kekuatan sedemikian rupa sehingga bayi dilahirkan
a. Teori penurunan hormon progesterone
Progesterone menimbulkan relaksasi otot rahim, sebaliknya estrogen meninggikan
kerentanan otot rahim. Selama kehamilan terdapat keseimbangan antara kadar
progesterone dan estrogen didalam darah, tetapi pada akhir kehamilan kadar
progesterone menurun sehingga menimbulkan his.
b. Teori oxytocine
Pada akhir kehamilan kadar oxytosin bertambah. Oleh karena itu timbul kontraksi
otot-otot rahim.
c. Teori placenta menjadi tua
Plasenta yang tua akan menyebabkan turunnya kadar estrogen dan progesterone yang
akan menyebabkan kekejangan pembuluh darah. Hal ini akan menimbulkan his.
d. Teori prostaglandine
Prostaglandin yang dihasilkan oleh deciduas menimbulkan kontraksi miometrium
pada setiap umur kehamilan.
e. Pengaruh janin
Hipofise dan supra renal janin memegang peranan oleh karena pada anencephalus,
kehamilan sering lama dari biasanya.
f. Teori distensi rahim
Rahim yang menjadi besar dan teregang yang menyebabkan iskemia otot–otot.
g. Teori iritasi mekanik
Dibelakang serviks terletak ganglion servikalis, bila ganglion ini digeser dan ditekan
misalnya oleh kepala janin maka akan menimbulkan his.

C. TANDA-TANDA PERSALINAN

Permulaan
a) Terjadi lightening Menjelang minggu ke–36 pada primigravida terjadi penurunan
fundus uteri karena kepala bayi sudah masuk pintu atas panggul yang disebabkan :
 Kontraksi Braxton hicks
 Ketegangan dinding perut
 Ketegangan ligamentum rotandum
 Gaya berat janin dimana kepala kearah bawah

b. Terjadinya His permulaan Pada saat hamil muda sering terjadi kontraksi Braxton
hicks dikemukakan sebagi keluhan karena dirasakan sakit dan mengganggu terjadi
karena perubahan keseimbangan estrogen, progesterone, dan memberikan kesempatan
rangsangan oksitosin. Dengan makin tua hamil, pengeluaran estrogen dan
progesterone makin berkurang sehingga oksitosin dapat menimbulkan kontraksi yang
lebih sering sebagai his palsu. Sifat his permulaan ( palsu ) :
 Rasa nyeri ringan di bagian bawah
 Datangnya tidak teratur
 Tidak ada perubahan pada serviks atau pembawa tanda
 Durasinya pendek
 Tidak bertambah bila beraktifitas
c. Kepala turun memasuki PAP terutama pada primigravida. Pada primigravida kepala
anak pada bulan terakhir berangsur–angsur turun kedalam rongga panggul. Pada
multigravida, dinding rahim dan perut sudah kendor kekenyalannya sudah berkurang
sehingga kekuatan mendesak kebawah tidak seberapa, biasanya kepala baru turun
pada permulaan persalinan.
 Terasa ringan dibagian atas, rasa sesaknya berkurang
 Dibagian bawah terasa sesak
 Terjadi kesulitan saat berjalan
 Sering miksi ( beser kencing )

d. Perut kelihatan lebih melebar, fundus uteri turun.


e. Perasaan sering atau susah BAB karena vesika urinaria karena tertekan oleh bagian
terbawah janin.
f. Serviks menjadi lembek, mulai mendatar, sekresi bertambah, kadang-kadang
bercampur darah.

Tanda persalinan
a. Terjadinya His persalinan, His persalinan mempunyai sifat :
 Pinggang terasa sakit yang menjalar ke bagian depan
 Sifatnya teratur,interval makin pendek, dan kekuatannya makin besar
 Mempunyai pengaruh terhadap perubahan serviks
 Makin beraktifitas (jalan) kekuatan makin bertambah

b. Pengeluaran Lendir dan darah (pembawa tanda), Dengan his persalinan terjadi
perubahan pada serviks yang menimbulkan :
 Pendataran dan pembukaan
 Pembukaan menyebabkan lender yang terdapat pada kanalis servikalis lepas
 Terjadi perdarahan karena kapiler pembuluh darah pecah
 
c. Pengeluaran Cairan Pada beberapa kasus terjadi ketuban pecah yang menimbulkan
pengeluaran cairan. Sebagian ketuban baru pecah menjelang pembukaan lengkap.
Dengan pecahnya ketuban diharapkan persalinan berlangsung dalam waktu 24 jam.

D. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERSALINAN


a. Passage
Passage adalah jalan lahir yang harus dilewati oleh janin terdiri dari rongga panggul,
dasar panggul, serviks dan vagina. Agar janin dan plasenta dapat melalui jalan lahir
tanpa ada rintangan, maka jalan lahir tersebut harus normal. Rongga-rongga panggul
yang normal adalah : pintu atas panggil hampir berbentuk bundar, sacrum lebar dan
melengkung, promontorium tidak menonjol ke depan, kedua spina ischiadica tidak
menonjol kedalam, sudut arcus pubis cukup luas (90-100), ukuran conjugata vera
(ukuran muka belakang pintu atas panggul yaitu dari bawah simpisis ke
promontorium) ialah 10-11 cm, ukuran diameter transversa (ukuran melintang pintu
atas panggul) 12-14 cm, diameter oblique (ukuran sserong pintu atas panggul) 12-14
cm, pintu bawah panggul ukuran muka melintang 10-10,5 cm.
b. Powers
 Powers adalah kekuatan atau tenaga untuk melahirkan yang terdiri dari his atau
kontraksi uterus dan tenaga meneran dari ibu. Power merupakan tenaga primer
atau kekuatan utama yang dihasilkan oleh adanya kontraksi dan retraksi otot-otot
rahim.
 His adalah kontraksi otot-otot rahim pada persalinan.
 Kontraksi adalah gerakan memendek dan menebalnya otot-otot rahim yang terjadi
diluar kesadaran (involuter) dan dibawah pengendalian syaraf simpatik.
 Retraksi adalah pemendekan otot-otot rahim yang bersifat menetap setelah adanya
kontraksi.
 His yang normal adalah timbulnya mula-mula perlahan tetapi teratur, makin lama
bertambah kuat sampai kepada puncaknya yang paling kuat kemudian berangsur-
angsur menurun menjadi lemah. His tersebut makin lama makin cepat dan teratur
jaraknya sesuai dengan proses persalinan sampai anak dilahirkan. His yang
normal mempunyai sifat : kontarksi otot rahim mulai dari salah satu tanduk rahim,
kontraksi bersifat simetris, fundal dominan yaitu menjalar ke seluruh otot rahim,
kekuatannya seperti memeras isi rahim, otot rahim yang berkontraksi tidak
kembali ke panjang semula sehingga terjadi retraksi dan pembentukan segmen
bawah rahim, bersifat involunter yaitu tidak dapat diatur oleh parturient.
 Tenaga meneran merupakan kekuatan lain atau tenaga sekunder yang berperan
dalam persalinan, tenaga ini digunakan pada saat kala 2 dan untuk membantu
mendorong bayi keluar, tenaga ini berasal dari otot perut dan diafragma. Meneran
memberikan kekuatan yang sangat membantu dalam mengatasi resistensi otot-otot
dasar panggul.

c. Passanger
 Passenger terdiri dari janin dan plasenta.
 Janin merupakan passanger utama, dan bagian janin yang paling penting adalah
kepala, karena kepala janin mempunyai ukuran yang paling besar, 90% bayi
dilahirkan dengan letak kepala.
 Kelainan-kelainan yang sering menghambat dari pihak passanger adalah kelainan
ukuran dan bentuk kepala anak seperti hydrocephalus ataupun anencephalus,
kelainan letak seperti letak muka atau pun letak dahi, kelainan kedudukan anak
seperti kedudukan lintang atau pun letak sungsang.

d. Psyche
 Faktor psikologis ketakutan dan kecemasan sering menjadi penyebab lamanya
persalinan, his menjadi kurang baik, pembukaan menjadi kurang lancar.
 Menurut Pritchard, dkk perasaan takut dan cemas merupakan faktor utama yang
menyebabkan rasa sakit dalam persalinan dan berpengaruh terhadap kontraksi
rahim dan dilatasi serviks sehingga persalinan menjadi lama
E. TAHAPAN PERSALINAN
a) Kala I (kala pembukaan)

Tanda dan gejala :

 His sudah Adekuat


 Penipisan dan pembukaan serviks sekurang–kurangnya 3 cm
 Keluar cairan dari vagina dalam bentuk lendir bercampur darah

His dianggap Adekuat bila :


a. His bersifat teratur, minimal 2x tiap 10 menit dan berlangsung sedikitnya 40 detik.
b. Uterus mengeras pada waktu kontraksi, sehingga tidak didapatkan cekungan lagi bila
dilakukan penekanan diujung jari.
c. Serviks membuka.

Proses membukanya serviks sebagai akibat his dibagi dalam 2 fase :


 Fase laten : berlangsung selama 8 jam. Pembukaan terjadi sangat lembut sampai
mencapai ukuran diameter 3 cm.
 Fase aktif : dibagi dalam 3 fase lagi, yakni :
- Fase akselerasi : dalam waktu 2 jam pembukaan 3 cm menjadi 4 cm.
- Fase dilaktasi maksimal : dalam waktu 2 jam pembukaan brlangsung sangat
cepat, dari 4 cm menjadi 9 cm.
- Fase diselarasi : pembukaan menjadi lambat kembali. Dalam waktu 2 jam
pembukaan dari 9 cm menjadi lengkap ( 10 cm ).
Fase–fase tersebut dijumpai pada primigavida. Pada multigrafida pun terjadi demikian, akan
tetapi fase laten, aktif, dan diselerasi terjadi lebih pendek.

Pemeriksaan dalam
 Perabaan serviks
- Lunak dan pendataran serviks
- Masih tebal atau tipis
- Pembukaan dan arah serviks
 Ketuban
- Sudah pecah atau belum
- Pembukaan hampir lengkap : pecahkan ketuban
 Bagian terendah dan posisinya
- Leopold 3 dan 4
- Kepala : keras, bulat teraba sutura
- Letak kepala : penurunan kadar bidang hodge, ada caput succadeneum atau
tidak, berapa besarnya
- Bokong dikenal : lunak, deminatornya tulang sacrum
 Sifat flour albus
 Keadaan patologis : tumor, kekakuan serviks, halangan penurunan bagian
terendah. Pemeriksaan dalam idealnya dilakukan minimal 4 jam sekali
Bidang Hodge
Untuk menentukan sampai dimanakah bagian terendah janin turun dalam panggul
 H I : bidang hodge yang sudah dibentuk pada lingkaran PAP dengan bagian atas
simfisis dan promontorium.
 H II : sejajar dengan hodge I, setinggi bagian bawah simfisis
 H III : sejajar hodge I, II, setinggi spina ischiadica kiri dan kanan
 H IV : sejajar bidang hodge I,II,III setinggi os coccigeus b)

b) Kala II
Persalinan kala II dimilai ketika pembukaan lengkap dan berakhir dengan lahirnya
seluruh janin
Tanda dan gejala :
 Ibu ingin meneran
 Perineum menonjol
 Vulva dan anus membuka
 Meningkatnya pengeluaran darah dan lendir
 Kepala telah turun didasar panggul

Pada kala II his menjadi lebih kuat dan lebih cepat, kira-kira 2-3 menit sekali, kepala janin
biasanya sudah masuk diruang panggul, maka pada his dirasakan tekanan pada otot-otot dasar
panggul, yang secara reflektoris menimbulkan rasa meneran. Pada primigravida kala II
berlangsung rata-rata 45 – 60 menit, dan multipara 15-30 menit.

 
Langkah- Langkah Pertolongan persalinan Normal kala II
 Saat kepala didasar panggul dan membuka pintu dengan crowning sebesar 5
sampai 6 cm peritoneum tipis pada primi atau multi dengan perineum yang kaku
dapat dilakukan episiotomi median, mediolateral atau lateral.
 Episotomi dilakukan pada saat his dan, mengejan untuk mengurangi sakit, tujuan
episiotomi adalah untuk menjamin agar luka teratur sehingga mudah mengait dan
melakukan adaptasi.
 Persiapan kelahiran kepala, tangan kanan menahan perineum sehingga tidak
terjadi robekan baru sedangkan tangan kiri menahan kepala untuk mengendalikan
ekspulsi.
 Setelah kepala lahir dengan suboksiput sebagai hipomoklion muka dan hidung
dibersihkan dari lender kepala dibiarkan untuk melakukan putar paksi dalam guna
menyesuaikan os aksiput ke arah punggung.
 Kepala dipegang sedemikian rupa dengan kedua tangan menarik curam kebawah
untuk melahirkan bahu depan, ditarik keatas untuk melahirkan bahu belakang
setelah kedua bahu lahir ketiak dikait untuk melahirkan sisa badan bayi.
 Setelah bayi lahir seluruhnya jalan nafas dibersihkan dengan menghisap lendir
sehingga bayi dapat bernafas dan menangis dengan nyaring pertanda jalan nafas
bebas dari hambatan.
 Pemotongan tali pusat dapat dilakukan :
- Setelah bayi menagis dengan nyaring artinya paru-paru bayi telah berkembang
dengan sempurna.
- Setelah tali pusat tidak berdenyut lagi keduanya dilakukan pada bayi yang
aterm sehingga peningkatan jumlah darah sekitar 50 cc.
- Pada bayi premature pemotongan tali pusat dilakukan segera sehingga darah
yang masuk ke sirkulasi darah bayi tidak terlalu besar untuk mengurangi
terjadi ikterus hemolitik dan kern ikterus.
 Bayi diserahkan kepada petugas untuk dirawat sebagaimana mestinya
 Sementara menunggu pelepasan plasenta dapat dilakukan
 Kateterisasi kandung kemih
 Menjahit luka spontan atau luka episiotomi
 
c) Kala III (kala uri)
 Persalinan kala III dimulai setelah lahirnya bayi dan berakhir dengan lahirnya
plasenta.
 Kontraksi dengan amplitudo sama dengan kala I dan II
 Terjadi penciutan permukaan kavum uteri (tempat implantasi plasenta)
 
Cara Menguji
 Perasat Kustner Tangan kanan : tali pusat, tangan kiri → fundus uteri tali pusat
masuk kembali → belum lepas, tetap/tidak masuk → lepas
 Perasat Klein Ibu dimnta mengedan → tali pusat turun kebawah, berhenti
mengedan → tali pusat tetap → lepas tali pusat mesuk kembali → belum lepas
 Perasat Strassinan Tangan kanan → menarik sedikit tali pusat tangan kiri
→ mengetok-ngetok fundus uteri terasa getaran : belum lepas

Tanda pelepasan plasenta


 Perubahan entuk uterus dan TFU Setelah bayi dilahirkan dan sebelum
meomitrium menyesuaikan dengan perubahan ukuran rongga uterus, uterus berada
dalam bentuk diskoid dan TFU berada dibawah umbilikus. Setalah uterus
berkontraksi dan plasenta didorong kebawah, bentuk uterus menjadi globular dan
TFU menjadi diatas pusat ( sering kali mengarah kesisi kanan ). Biasanya plasenta
lepas dalam 15 – 30 menit, dapat ditunggu sampai 1 jam.
 Tali pusat memanjang Semburan darah yamg tiba–tiba yang diikuti dengan
memanjangnya tali pusat keluar vagina menandakan kelepasan plasenta dari
dinding uterus.
 Semburan darah tiba–tiba
Darah yang terkumpul dibelakang plasenta akan membantu mendorong plasenta
keluar bersama bantuan dari gravitasi. Semburan darah yang tiba–tiba
menandakan bahwa kantung yang terjadi retroplasenta telah robek ketika plasenta
memisah.
Hal-Hal yang perlu diperhatikan
 Perdarahan
 Kelengkapan plasenta
 Ada tidaknya plasenta suksenturiata
 Kontraksi rahim, lakukan massage ringan pada korpus uteri
 Pengosongan kandung kemih >> mencegah atonia uteri
 Pemberian uterotunika bila perlu
 Observasi ruptur perineium atau luka episiotomi yang ada >> hecting

Tertinggalnya sebagian jaringan plasenta


 Perdarahan peurperium berkepanjangan
 Bahaya infeksi
 Polip plasenta
 Degenerasi gana >> kuriokarsinoma

d) Kala IV
Kala IV adalah kala pemulihan masa yang kritis ibu dan anaknya, bukan hanya proses
pemulihan secara fisik setelah melahirkan tetapi juga mengawali hubungan yang baru selama
satu sampai dua jam. Pada kala IV ibu masih membutuhkan pengawasan yang intensive
karena perdarahan dapat terjadi, misalnya karena atonia uteri, robekan pada serviks dan
perineum. Rata-rata jumlah perdarahan normal adalah 100 – 300 cc, bila perdarahan diatas
500 cc maka dianggap patologi. Perlu diingat ibu tidak boleh ditinggalkan sendiri dan belum
boleh dipindahkan ke kamarnya.

Hal – hal yang harus diperhatikan


 Kontraksi uterus harus baik
 Tidak ada perdarahan pervagina atau alat genetalia lain
 Plasenta dan selaput ketuban harus telah lahir lengkap
 Kandung kemih harus kosong
 Luka perineum terawat baik, tidak ada hematoma
 Bayi dalam keadaan baik
 Ibu dalam keadaan baik

Anda mungkin juga menyukai