Anda di halaman 1dari 3

Ulasan Lengkap

Intisari:
 
 
Dalam pemeriksaan sengketa TUN dengan acara biasa, tahapan penanganan sengketa
adalah:
1.    Prosedur dismisal
Pemeriksaan administratif untuk menetapkan apakah suatu gugatan dapat
diterima atau tidak dapat diterima.
2.    Pemeriksaan persiapan
Pada tahap ini dimaksudkan untuk melengkapai gugatan yang kurang jelas.
3.    Pemeriksaan di sidang pengadilan
 
Sementara, pemeriksaan dengan acara cepat dilakukan apabila terdapat kepentingan
penggugat yang cukup mendesak yang harus dapat disimpulkan dari alasan-alasan
permohonannya. Sedangkan pemeriksaan dengan acara singkat dilakukan terhadap
perlawanan.
 
Penjelasan lebih lanjut dapat Anda simak dalam ulasan di bawah ini.
 
 
 
Ulasan:
 
Terima kasih atas pertanyaan Anda.
 
Pemeriksaan dengan acara biasa, acara cepat, dan acara singkat ini diatur dalam Undang-
Undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara (“UU
5/1986”) sebagaimana yang terakhir diubah dengan Undang-Undang Nomor 51 Tahun
2009 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 5 tahun 1986 tentang
Peradilan Tata Usaha Negara (“UU 51/2009”).
 
Philipus M.Hadjon dalam bukunya Pengantar Hukum Administrasi Indonesia (hal. 331)
menjelaskan bahwa hukum acara Peradilan Tata Usaha Negara (“PTUN”) dibedakan atas:
 
1.    Hukum acara materil yang meliputi:
a.    Kompetensi absolut dan kompetensi relatif
b.    Hak gugat
c.    Tenggang waktu menggugat
d.    Alasan menggugat
e.    Alat bukti
 
2.    Hukum acara formal (hukum acara dalam arti sempit) berupa langkah-langkah atau
tahapan yang terbagi atas:
a.    Acara biasa
b.    Acara cepat
c.    Acara singkat
 
Pemeriksaan dengan Acara Biasa
Philipus (hal. 331) menjelaskan bahwa pemeriksaan dengan acara biasa diawali dengan
pemeriksaan persiapan. Pengadilan memeriksa dan memutus sengketa dengan 3 (tiga)
orang hakim.[1]
 
Philipus menambahkan, dalam acara biasa, tahapan penanganan sengketa adalah:[2]
1.    Prosedur dismisal[3]
Pemeriksaan administratif untuk menetapkan apakah suatu gugatan dapat diterima atau
tidak dapat diterima.
2.    Pemeriksaan persiapan[4]
Tahap ini dimaksudkan untuk melengkapi gugatan yang kurang jelas.
3.    Pemeriksaan di sidang pengadilan[5]
 
Pemeriksaan dengan Acara Cepat
Pemeriksaan dengan acara cepat dilakukan apabila terdapat kepentingan penggugat yang
cukup mendesak yang harus dapat disimpulkan dari alasan-alasan permohonannya,
penggugat dalam gugatannya dapat memohon kepada Pengadilan supaya pemeriksaan
sengketa dipercepat.[6] Pemeriksaan dengan acara cepat dilakukan dengan Hakim Tunggal.
[7]
 
Ketua Pengadilan dalam jangka waktu 14 (empat belas) hari setelah diterimanya
permohonan pemeriksaan acara cepat, mengeluarkan penetapan tentang dikabulkan atau
tidak dikabulkannya permohonan tersebut.[8] Terhadap penetapan tersebut tidak dapat
digunakan upaya hukum.[9]
 
Dalam hal permohonan pemeriksaan dengan acara cepat dikabulkan, Ketua Pengadilan
dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari setelah dikeluarkannya penetapan menentukan hari,
tempat, dan waktu sidang tanpa melalui prosedur pemeriksaan persiapan.[10] Tenggang
waktu untuk jawaban dan pembuktian bagi kedua belah pihak, masing-masing ditentukan
tidak melebihi 14 (empat belas) hari.[11]
 
Pemeriksaan dengan Acara Singkat
Pemeriksaan dengan acara singkat dilakukan terhadap perlawanan.[12] Perlawanan
tersebut diajukan terhadap penetapan dari prosedur dismisal dalam tenggang waktu 14
(empat belas) hari setelah penetapan diucapkan.[13]
 
Pemeriksaan singkat dilakukan karena adanya perlawanan penggugat tentang gugatannya
yang tidak diterima atau tidak berdasar.[14] Dalam hal perlawanan tersebut dibenarkan
oleh Pengadilan, maka penetapan tersebut gugur demi hukum dan pokok gugatan akan
diperiksa, diputus dan diselesaikan menurut acara biasa.[15] Terhadap putusan mengenai
perlawanan itu tidak dapat digunakan upaya hukum.[16]

Perbedaan Acara Biasa, Acara Cepat dan Acara Singkat


Philipus (hal. 331 - 332) memberikan perbedaan antara acara biasa, acara cepat, dan acara
singkat sebagai berikut:
 
Acara Biasa Acara Cepat Acara Singkat
1.    Diawali dengan 1. Dilakukan karena 1. Dilakukan terhadap
pemeriksaan persiapan kepentingan perlawanan[20]
dengan majelis hakim 3 mendesak dengan  
orang hakim tunggal[18] 2. Penundaan pelaksanaan
2.    Tahapan penanganan 2. Dalam hal TUN[21] ,tidak untuk
sengketa: permohonan menyelesaikan pokok
a.    Prosedur dismisal dikabulkan, sengketa
b.    Pemeriksaan pemeriksaan acara 3.    Bentuk akhir:
persiapan cepat dilakukan penetapan
c.    Pemeriksaan di tanpa melalui  
sidang pengadilan prosedur
3.    Bentuk akhir: putusan pemeriksaan
(vonis)[17] persiapan.[19]
3.    Bentuk akhir:
putusan (vonis)
 
 
Demikian jawaban dari kami, semoga bermanfaat.
 
Dasar hukum:
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara sebagaimana
yang terakhir diubah dengan Undang-Undang Nomor 51 Tahun 2009 tentang Perubahan
Kedua atas Undang-Undang Nomor 5 tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara.
 
Referensi:
Philipus M. Hadjon dkk. Pengantar Hukum Administrasi Indonesia. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press. 2011.
(https://www.hukumonline.com/klinik/detail/ulasan/lt581abccea8406/perbedaan-acara-
biasa--acara-cepat--dan-acara-singkat-pada-peradilan-tun)

III. PERKARA TATA USAHA NEGARA

C. Proses Pemeriksaan Acara Cepat

1. Apabila permohonan pemeriksaan gugatan dengan acara cepat dikabulkan, ketua pengadilan
membuat PMH dengan menunjuk hakim tunggal untuk memeriksa dan memutus perkara tersebut
dengan waktu 7 hari kepada penggugat menggunakan acara replik, bukti dan kesimpulan serta waktu 7
hari kepada tergugat untuk mengajukan acara jawaban duplik, bukti dan kesimpulan. Dan selanjutnya
hakim tunggal memutus perkara tersebut dalam waktu 14 hari setelah waktu dan acara penggugat dan
tergugat selesai. (Pasal 98 dan 99).

2. Pemeriksaan gugatan dengan acara cepat tanpa melalui prosedur pemeriksaan persiapan.

Referensi:
https://pn-bandaaceh.go.id/wp-content/uploads/TATA-CARA-PEMERIKSAAN-ADMINISTRASI-
PERSIDANGAN.pdf

Anda mungkin juga menyukai