Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Macam-macam getaran atau goyangan dan oskilasi yang terjadi pada bagian
kendaraan terpegas (sprung weight) antara lain :
1) Pitching, adalah bergoyangnya bodi kendaraan seperti mengangguk-angguk
(bagian depan dan belakang turun naik secara bergantian). Pitching biasa terjadi
pada kondisi jalan yang kasar dan banyak berlubang. Pitching akan semakin
mudah terjadi pada kendaraan dengan pegas yang lemah dibandingkan yang
pegasnya lebih keras.
2) Berguling atau rolling, adalah bergoyangnya bodi kendaraan seperti menggeleng
atau terayun-ayun ke samping (bagian samping kanan dan kiri turun naik secara
bergantian). Hal ini biasa terjadi pada saat kendaraan membelok atau melalui
jalan yang bergelombang, salah satu pegasnya mengembang dan pada sisi
lainnya mengkerut, sehingga mengakibatkan bodi mobil berputar dalam arah
yang lurus.
3) Bounching atau melambung, adalah bergoyangnya bodi kendaraan seperti
melompat-lompat/ terpental melambung (bodi kendaraan secara keseluruhan dan
bersamaan bergerak naik turun). Hal ini biasa terjadi apabila kendaraan melaju
pada kecepatan tinggi pada jalan bergelombang. Gerakan melambung akan lebih
besar jika pegas-pegas suspensi sudah lemah.
4) Yawing atau zig-zag, yaitu bergoyangnya bodi kendaraan seperti “ngepot”/ zig-
zag (bagian depan dan belakang kendaraan bergeser ke kanan dan ke kiri secara
bergantian)
1) Suspensi Rigid
Suspensi rigid atau suspensi kaku atau ada juga yang menyebut suspensi mati
adalah sistem pemasangan suspensi dimana antara roda kiri dan kanan dipasang pada
satu poros poros tunggal, sehingga kondisi satu sisi roda akan mempengaruhi roda pada
sisi yang lain. Konstruksi dasar suspensi rigid dapat dilihat pada gambar berikut.
Pemasangan pegas daun didukung oleh anti-tramp bar yang berfungsi untuk
menahan perubahan posisi poros roda ke arah yang tidak diinginkan. Pada saat
akselerasi dan deselerasi (pengereman) terjadi gaya yang besar akibat kelajuan
kendaraan yang berpengaruh pada suspensi. Ilustrasi perubahan suspensi akibat
akselerasi dan pengereman dapat dilihat pada gambar berikut.
Gambar 6. Suspensi rigid pegas daun saat akselerasi dan pengereman
Pegas merupakan komponen utama dari sistem suspensi, yang berfungsi untuk
meredam kejutan-kejutan atau getaran. Pegas yang digunakan pada sistem suspensi
kendaraan ringan antara lain diklasifikasikan seperti bagan berikut :
Pegas daun
Pegas karet
Pegas bukan
logam
Pegas udara
Pegas daun pada kendaraan berat biasanya terdiri dari dua unit, yaitu pegas
utama dan pegas pembantu. Pegas pembantu dipasang di atas pegas utama. Bila
bebannya ringan hanya pegas utama yang bekerja. Jika beban berat maka pegas utama
dan pegas pembantu akan bekerja secara bersama-sama.
Ada juga beberapa variasi konstruksi yang tujuan utamanya sama, yaitu dengan
variasi jarak antar belitan dan variasi diameter belitan. Secara umum karakteristik
pegas spiral dapat diuraikan sebagai berikut :
tingkat penyerapan energi per-unit dari berat adalah lebih besar dibandingkan
pegas-pegas daun.
pegas dapat dibuat lembut
karena tidak ada gesekan dalam antar pegas, maka tidak ada kontrol oskilasi
oleh pegas itu sendiri dan dengan demikian perlu menggunakan shock
absorber.
Tidak adanya penahan gaya lateral, maka diperlukan mekanisme linkage
(suspensi arm, lateral control rod, dsb.) untuk menopang axle.
Jenis pegas lain yang digunakan adalah pegas batang torsi atau biasa hanya
disebut batang torsi. Batang torsi merupakan sebatang baja pegas yang silindris yang
memanfaatkan elastisitas puntirnya untuk menahan beban puntir. Salah satu ujung
batang torsi dipasangkan pada frame/ rangka/ dudukan di sasis, sedangkan ujung yang
lain diikatkan ke komponen yang menerima beban puntir. Puntiran bekerja pada ujung
batang torsi melalui tuas. Batang torsi juga sekaligus berfungsi sebagai batang
stabilizer. Secara umum karakteristik pegas batang torsi diuraikan sebagai berikut :
tingkat penyerapan energi per-unit berat paling besar, sehingga suspensi
menjadi lebih ringan.
Konstruksi suspensinya sederhana
Batang torsi juga tidak mempunyai control oskilasi sehingga memerlukan
peredam oskilasi/ kejutan (shock absorber).
Pegas non-logam yang digunakan adalah pegas karet. Pegas karet kebanyakan
digunakan sebagai pegas tambahan atau sebagai bushing, spacer, bantalan, stopper,
dumper dan penyangga untuk komponen-komponen suspensi. Pegas karet menyerap
oskilasi melalui gesekan dalam saat berubah bentuk karena adanya gaya dari luar.
Keuntungan dari pegas karet ini antara lain adalah dapat dibuat dalam bentuk tertentu
yang spesifik, tidak berisik selama digunakan, tidak memerlukan pelumasan. Dalam
perkembangannya pegas karet banyak juga dipergunakan pada kendaraan berbeban
berat. Sebagai contoh alat berat jenis articulated dump truck menggunakan pengas ini
untuk suspensi belakang.
Shock absorber
Shock absorber berfungsi untuk meredam oskilasi yang berlebihan pada pegas
suspensi, memperbaiki daya cengkeram ban dengan jalan dan memperbaiki stabilitas
pengemudian yang pada akkhirnya akan menyempurnakan kenyamanan dan keamanan
pengemudian. Shock absorber menurut cara kerjanya diklasifikasikan menjadi tipe
single-action dan tipe double-action, menurut mediumnya diklasifikasikan menjadi
tipe hidrolis, tipe pneumatis dan tipe kombinasi, sedangkan menurut konstruksi
diklasifikasikan menjadi tipe mono tube dan tipe twin tube.
Shock absorber kerja tunggal bekerjanya hanya satu arah gerakan saja. Jadi
pada saat tertekan tidak meredam atau tidak menghambat gerakan, tetapi pada saat
kembali akan terjadi hambatan gerakan dan terasa berat sehingga bisa meredam
oskilasi/ getaran. Sedangkan shock absorber kerja ganda bekerjanya pada dua arah
gerakan, baik pada saat tertekan atau saat kembali akan meredam/ menyerap getaran
dengan menghambat gerakan. Perbedaan kerjanya dikarenakan konstruksi katup pada
pistonnya.
Gambar 26. Shock absorber jenis single action dan double action
Jika berdasar konstruksinya diklasifikasikan menjadi tipe mono tube dan tipe
twin tube. Ilustrasi konstruksi tersebut dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
Stabilizer
Stabilizer adalah sebuah batang baja berbentuk U yang mempunyai sifat elastis,
dipasangkan pada rangka (frame) melalui karet bantalan. Kedua ujungnya dipasangkan
pada lower arm. Fungsi stabilizer ialah mencegah kendaraan melayang pada saat
membelok.
Gambar 28. Stabilizer
Suspension Linkage
Sebagaimana disebut di atas, linkage berfungsi untuk menahan komponen-
komponen suspensi agar tetap stabil pada posisinya dan mengontrol pergerakan roda-
roda ke arah samping maupun depan. Linkage antara lain lateral control rod dan strut
bar. Lateral control rod dipasang diantara axle dan bodi kendaraan, berfungsi untuk
menahan axle pada posisinya terhadap beban dari samping. sedangkan strut bar adalah
batang baja, salah satu ujungnya dipasangkan pada lower arm dengan baut ujung
lainnya dipasangkan pada bodi dengan mempergunakan karet sebagai bantalan.
Fungsinya adalah menopang lower arm agar tidak bergerak ke depan dan ke belakang
pada saat kendaraan berjalan, sehingga merupakan komponen penunjang sistem
suspensi bebas.
Gambar 29. Suspension linkage
Pada suspensi aktif penuh (pure active), pemilihan mode pengendaraan juga
mengatur tingkat peredaman suspensi udara, sehingga mempengaruhi efek
peredaman suspensi aktif.
Tabel 1. Kondisi sistem suspensi aktif terhadap pemilihan selektor
Posisi selektor Damping force Spring rate
Mode kerja sistem pengatur peredaman dan kelenturan pegas dapat dilihat pada
tabel berikut:
Tabel 2. Pengaturan peredaman shock absorber dan kelenturan pegas
Kontrol Kerja pengaturan
High speed control Merubah damping force ke medium dan kelenturan pegas
ke Firm pada kecepatan tinggi untuk meningkatkan
kestabilan pengemudian dan pengendalian.
Rough road control, Merubah damping force dan kelenturan pegas ke medium
pitching control dan atau firm untuk menahan terjadinya pitching dan
bounching control bounching saat melewati jalan yang tidak rata, sehingga
memperbaiki kenyamanan pengendaraan.
Kendaraan bergetar Ball joint aus atau suspension arm patah atau
strut bar lemah