Anda di halaman 1dari 8

Jurnal

Materi dan Pembelajaran Fisika 25


Volume 10 Nomor 1 2020 ISSN : 2089-6258

Analisa Profil Kesalahan Peserta Didik dalam Mengerjakan Soal


Soal Setara OSN di SMA Pradita Dirgantara
Aulia Octaviani1, Elvin Yusliana E2, Dwi Teguh R3
1,2,3
Program Studi Pendidikan Fisika
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret
Jl. Ir. Sutami 36 A, Surakarta, Telp/Fax (0271) 6648939
Jalan Ir. Sutami No. 36A, Jebres, Surakarta
E-mail : auliaoctaviani33@gmail.com 1, elvin.pfisika@gmail.com2, rateguh@gmail.com3

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan jenis kesalahan dan profil kesalahan peserta didik dalam
mengerjakan soal-soal fisika setara OSN tingkat kabupaten. Penelitian dilakukan di SMA Pradita Dirgantara Boyolali,
metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan pendekatan studi kasus data utama dalam penelitian adalah
jawaban tes tertulis peserta didik dan pendukung lainya yaitu data hasil kegiatan observasi dan hasil wawancara. Teknik
pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling. Teknik pengumpulan data penilitian ini antara lain teknik tes,
teknik observasi, teknik wawancara dan dokumentasi. Uji validitas data yang digunakan adalah triangulasi dengan teknik
analisis reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Jenis profil kesalahan yang dilakukan peserta didik dalam
mengerjakan soal soal setara OSN adalah kesalahan pada tahap pembacaan (reading reconition).komprehensi
(comprehension), transformasi (transformation), keterampilan proses (process skill) dan encoding (encoding ability). Dengan
kesalahan Kesalahan pembacaan disebabkan peserta didik yang tidak mengerjakan soal dan tidak membaca soal dengan baik
sebanyak 29,81%. Kesalahan komprehensi disebabkan peserta didik yang belum memahami konsep dengan matang sebanyak
29,81 %. Kesalahan transformasi disebabkan peserta didik keliru dalam penggunaan persamaan matematis sebanyak 67,63%.
Kesalahan keterampilan proses disebabkan peserta didik terburu-buru dan kesalahan pada tahap sebelumnya yaitu
transformasi sebanyak 90,54%. Kesalahan encoding disebabkan peserta didik salah pada tahap sebelumnya, yaitu pada
komprehensi, transformasi, maupun keterampilan proses sebanyak 92,36%.

Kata kunci : Profil Kesalahan, Soal OSN, Newman.

dimengerti agar bisa meningkatkan mutu peserta


1. Pendahuluan didik. Pemilihan peserta didik yang layak mengikuti
lomba Olimpiade Sains Nasional (OSN) adalah
Sebagai sebuah strategi untuk meningkatkan suatu hal yang perlu ditentukan secara cermat dan
mutu pendidikan, Olimpiade Sains telah memiliki tepat. Penentuan calon peserta didik yang akan
posisi khusus pada berbagai ajang bergengsi di dunia mengikuti lomba diperlukan beberapa pertimbangan
internasional dalam penguasaan sains oleh para yang cukup diantaranya adalah nilai ulangan harian
peserta didik. Sistem kompetisi yang sistematis dan dan seleksi yang dilaksanan oleh sekolah agar
berjenjang ini diharapkan terbangun ruang seluas- peserta didik yang di pilih benar-benar siap
luasnya bagi peserta didik untuk mengekplorasi berlomba dan sesuai harapan yang di inginkan.
kemampuan dalam bidang sains dan mencapai Pelaksanaan seleksi peserta untuk mengikuti
puncak potensi terbaiknya. Pencapaian prestasi yang Olimpiade Sains Nasional (OSN) terdapat beberapa
maksimal akan ditunjukan dengan lahirnya juara- masalah diantaranya yaitu ketika banyak peserta
juara Olimpiade Sains yang mumpuni dan berdaya didik yang memenuhi syarat kompetensi tetapi
saing tinggi yang siap berkompetisi pada tingkat sekolah kurang tepat dalam memilih dan
internasional (Tri Wiyoko, 2019). membandingkan peserta didik yang benar-benar
Sekolah dapat dikategorikan baik jika materi layak untuk mengikuti lomba. Pelaksanaan seleksi
suatu mata pelajaran dapat dipahami dan dimengerti untuk pemilihan peserta didik yang layak mengikuti
oleh peserta didik. Sekolah seharusnya merupakan lomba perlu dilakukan evaluasi yang berupa analisis
lembaga penyelenggara pendidikan akademik bagi dari jawaban peserta didik. Dalam OSN untuk
peserta didik yang ingin meningkatkan prestasinya. bidang fisika (Tri Wiyoko, 2019).
Proses pembelajaran di sekolah guru akan mendidik SMA Pradita Dirgantara merupakan salah
dengan metode pembelajaran yang mudah satu sekolah unggulan yang memiliki karakter
kedirgantaraan, kecendekiawanan, dan menjunjung

Analisis Profil Kesalahan… Aulia Octaviani, Elvin Yusliana E., Dwi Teguh R.
Jurnal Materi dan Pembelajaran Fisika 26
Volume 10 Nomor 1 2020 ISSN : 2089-6258

tinggi keimanan serta kompetitif ditingkat global ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Ornek al
dengan tetap menjaga nilai-nilai luhur budaya (2008) mengenai kesulitan pelajaran fisika. Dalam
nasional (AU, 2019). Seleksi peserta didik untuk penelitian tersebut dijelaskan bahwa dari 400 peserta
mengikuti Olimpiade Sains Nasional juga didik di turki yang mengikuti kursus fisika, terdapat
dilaksanakan di SMA Pradita Dirgantara dan dari 293 peserta didik yang sependapat tentang beberapa
syarat penerimaan calon peserta didik yang minimal faktor sifat fisika sulit. Menurut Andriani et al.
memiliki nilai 90 untuk mata pelajaran bahasa (2016) bahwa kesulitan peserta didik dalam
inggris, matematika, IPA dan juga penerimaan jalur mempelajari serta menylesaikan soal fisika
prestasi peraih medali di lomba olimpiade nasional disebabkan oleh peserta didik belum memahami soal
ataupun internasional maka dapat diperoleh bahwa yang dapat berakibat pada kemampuan dalam
peserta didik di SMA Pradita Dirgantara merupakan mengubah soal menjadi bentuk matematika serta
peserta didik yang berprestasi (AU, 2019). tidak dapat menuliskan data data yang diketahui
Pembimbingan olimpiade juga dilakukan di SMA maupun ditanyakan, tidak mengetahui rumus yang
Pradita Dirgantara untuk menyiapkan peserta didik diguanakan, tidak mampu menerapkan konsep
yang akan mengikuti olimpiade sains nasional disini konsep fisika yang telah dipelajari dalam
peneliti ingin membantu SMA Pradita Dirgantara menylesaikan soal.
untuk membimbing dan menyiapkan peserta didik Rata- rata kemampuan peserta didik dalam
yang akan mengikuti olimpiade sains nasional menyelesaikan soal tanpa pengebangan yaitu pada
dibidang fisika. level 3 kebawah dari 6 level soal yang tersedia
Sutrisno (2009: 14) menyatakan : “meskipun (OECD, 2012). Menurut survey Program for
kurikulum di Indonesia mengalami perubahan- International Student Assesment (PISA) tahun 2015
perubahan, tetapi esensi pelajaran fisika tetap menunjukkan hasil yang tidak jauh beda , Indonesia
bertahan. Pelajaran Fisika diperlukan bukan hanya berada pada urutan ke 34 dari 37 negara dalam hal
bagi peserta didik Indonesia, melainkan juga bagi menylesaiakan soal (OECD, 2015). Menurut
begitu banyak peserta didik di seluruh dunia baik di Riskowati (2013) Fisika memiliki kaitan erat dengan
negara maju maupun negara berkembang”. matematika. Hal ini karena matematika mampu
Kurikulum di Indonesia yang mengalami perubahan menyediakan kerangka logika dimana hukum-
tidak akan mengubah esensi pada pembelajaran hukum fisika dapat diformulasikan secara tepat.
fisika karena pelajaran Fisika diberlukan tidak hanya Definisi, teori dan model fisika selalu dinyatakan
untuk peserta didik di Indonesia saja namun di menggunakan hubungan matematis. “fisika tidak
seluruh dunia. berjalan tanpa matematika, karena konsep tentang
Fisika merupakan bidang ilmu yang perlu ala mini tidak bisa akan diutarakan dan
dikembangkan dalam penguasaannya. Martha dimanfaatkan dengan baik tanpa matematika,
(2010:2) menyatakan bahwa “fisika juga menjadi (Nathnael, 2011).
ilmu fundamental dalam perkembangan ilmu Ani Rusilowati (2002: 3-5) berpendapat
pengetahuan dan teknologi”, sehinggga pemahaman bahwa mata pelajaran Fisika mempunyai intelektual
mengenai ilmu fisika perlu dikembangkan. Menurut yang relative tinggi, keterampilan berfikir sangat
Sutrisno (2009:16-16): “melalui pembelajaran fisika diperlukan ketika mempelajari fisika, di samping
juga mampu menumbuhkan nilai-nilai positif, keterampilan berhitung, memanipulasi dan
diantaranya melatih berfikir logis dan analitis, observasi, serta keterampilan merespon sesuatu
melatih ketelitian dan berfikir kritis, melatih sikap masalah secara kritis. Kesulitan belajar yang terjadi
hati-hati, teratur dan jujur dan sebagainnya”. pada salah satu pokok bahasan fisika dapat
Pelajaran fisika merupakan bidang ilmu yang harus menyebabkan kesulitan belajar selanjutnya dan
dikembangkan berdasarkan dua pendapat diatas mengakibatkan kesalahan dalam menylesaikan suatu
fisika tidak hanya tentang kecerdasan tetapi juga permasalahan. Untuk mengetahui penyebab
menumbuhkan nilai-nilai positif dimana fisika juga kesalahan itu diperlukan analisa profil kesalahan.
menjadi ilmu yang fundamental dalam Penelitian mengenai profil kesalahan peserta
perkembangan teknologi. didik dalam mengerjakan soal-soal fiska telah
Fisika merupakan ilmu fundamental yang dilakukan oleh Novinda Dyah Kusuma Dewi (2011)
dapat dijadikan dasar dari perkembangan ilmu meneliti kesalahan peserta didik dalam mengerjakan
pengetahuan juga teknologi. Menurut Pujianto et al soal fisika pada materi pokok keseimbangan benda
(2013) bahwa pentingnya fisika karena dijadikan tegar. Pengumpulan data menggunakan Teknik
dasar dasar ilmu pengetahuan dan teknologi, maka observasi, tes, dan wawancara. Berdasarkan hasil
sudah semestinya fisika dipahami peserta didik penelitian, ditemukan jenis kesalahan yang
dengan baik. Namun fisika cendrung dianggap mata dilakukan peserta didik yaitu meliputi kesalahan
pelajaran yang sulit oleh beberapa peserta didik. Hal strategi, terjemahan, konsep, tanda, dan kesalahan

Analisis Profil Kesalahan… Aulia Octaviani, Elvin Yusliana E., Dwi Teguh R.
Jurnal Materi dan Pembelajaran Fisika 27
Volume 10 Nomor 1 2020 ISSN : 2089-6258

trigonometri. Sufi Ani Rufaida (2008) juga meneliti Penelitian ini dilaksanakan di SMA Pradita
tentang profil kesalahan peserta didik di tingkat Dirgantara dengan Teknik pengumpulan berupa
sekolah menengah atas dalam mengerjakan materi observasi (Tes) dan wawancara. Tes dalam
momentum implus. Pengumpulan data penelitian ini digunakan untuk mengetahui
menggunakan teknik observasi, tes dan wawancara. kesalahan peserta didik dalam menylesaikan soal.
Berdasarkan hasil penelitian ditemukan jenis Wawancara digunakan sebagai pendukung data yang
kesalahan peserta didik yang meliputi kesalahan telah dikumpulkan dengan tes. Tes dilaksanakan
hitung dan kesalahan penggunaan tanda. dengan subyek penelitian sebanyak 25 peserta didik
Muhammad Yogi Baituleu (2019) juga melakukan yaitu peserta didik kelas X A. sedangkan wawancara
penelitian tentang profil kesalahan peserta didik dilakukan dengan subyek penelitian sejumlah 5
pada tingkat sekolah menengah atas dalam peserta didik merupakan perwakilan dari subyek
mengerjakan materi hukum grafitasi Newton penelitian yang telah mengisi soal. Soal divalidasi
menggunakan teknik observasi, tes, dan wawancara. oleh 2 orang ahli dan di review oleh 2 orang ahli.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut peserta didik Soal tes yang digunakan berbentuk uraian
banyak melakukan kesalahan pada tahap berjumlah 6 , Teknik pengambilan sampel dalam
transformasi dan encoding. Kesalahan peserta didik penelitian ini menggunakan Teknik purposive
dalam mengerjakan soal juga dapat dijadikan sampling, teknik purposive sampling. Purposive
petunjuk sejauh mana peserta didik menguasai sampling adalah teknik pengambilan sampel dengan
materi dan pembinaan olimpiade. pertimbangan tertentu (Sugiyono,2011). Dengan
Pada pembinaan olimpiade peserta didik akan prosedur pemilihan subyek tersebut adalah sebagai
mengerjakan soal baik untuk latihan maupun seleksi. berikut (Newman, 1983):
Pengerjaan soal tersebut peserta didik akan 2.1 Semua peserta didik diberikan tes uraian materi
menemukan kesulitan yang akan memunculkan usaha energi,momentum dan implus berjumlah 6
kesalahan. Untuk mengatasi terulangnya kesalahan butir soal.
yang sama diperlukan analisis untuk menerjemahkan 2.2 Hasil tes dianalisis untuk diketahui jenis
kesalahan yang dilakukan peserta didik, kesalahan apa yang menyebabkan peserta didik
penerjemahan kesakahan ini dapat digunakan dalam salah dalam menjawab butir soal atau disebut
pembinaan sebagai evalusi atau untuk peningkatan Penyebab Kesalahan Pertama (Initial Cause
pembinaan. Olimpiade Sains Nasional merupakan Error).
ajang berkopetensi dalam bidang sains khususnya 2.3 Peserta didik pada tingkat rendah dan mewakili
fisika bagi peserta didik. kesalahan sebagai subyek wawancara
Teknik pengumpulan data yang digunakan
2. Metode Penelitian yaitu teknik tes, Tes merupakan bagian dari
penilaian diagnostik, yaitu penilaian yang bertujuan
Penelitian ini masuk kedalam penelitian untuk melihat kelemahan-kelemahan peserta didik
deskriptif dengan mendeskripsikan kesalahan serta faktor penyebabnya (Sudjana.2008:5). Teknik
peserta didik dalam menylesaikan soal soal setara observasi, observasi menjadi salah satu teknik
OSN dan profil kesalahan peserta didik dalam pengumpulan data apabila sesuai dengan tujuan
menylesaikan soal. Menurut Nyoman Dantes penelitian, direncanakan dan dicatat secara
(2012:51), “Penelitian deskriptif merupakan sebuah sistematis (Usman.2009:52). Teknik wawancara,
penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu Interview yang sering juga disebut dengan
fenomena atau peristiwa secara sistematis sesuai wawancara atau kuesioner lisan, adalah sebuah
dengan apa adanya”. Sedangkan penelitian kualitatif dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk
adalah penelitian yang dilakukan pada kondisi yang memperoleh informasi dari terwawancara
alamiah atau sering disebut dengan natural seting (Arikunto,2006:155). Teknik dokuentasi,
(Sugiyono, 2010:14) sehingga penelitian ini keuntungan menggunakan dokumentasi ialah
dilakukan tanpa adanya kontrol perlakuan pada biayanya relatif murah, waktu dan tenaga lebih
kondisi yang ada. Dengan pendekatan studi kasus efisien (Usman:69).
Susilo Rahardjo & Gudnanto (2011) menjelaskan Teknik uji validitas data yang digunakan
bahwa, “Studi kasus merupakan suatu metode untuk dalam penelitian ini adalah triangulasi, dengan
memahami individu yang dilakukan secara menggabungkan data observasi, dokumentasi atau
integrative dan komprehensif agar diperoleh lembar jawab, dan hasil wawancara. Sedangkan
pemahaman yang mendalam tentang individu untuk Teknik analisi data yang digunakan adalah
tersebut beserta masalah yang dihadapinya dengan reduksi data, penyajian data, dan penarikan
tujuan masalahnya dapat terselesaikan dan kesimpulan. Teknik analisis data menggunakan
memperoleh perkembangan diri yang baik” model Miles dan Huberman (Sugiono,2010: 337-

Analisis Profil Kesalahan… Aulia Octaviani, Elvin Yusliana E., Dwi Teguh R.
Jurnal Materi dan Pembelajaran Fisika 28
Volume 10 Nomor 1 2020 ISSN : 2089-6258

345) dengan tahap reduksi data, penyajian data, tidak memahami soal dengan benar hal ini berarti
penarikan kesimpulan. peserta didik melakukan kesalahan pembacaan.
3.2 Kesalahan Komprehensi
(Comprehension)
Kesalahan komprehensi terjadi apabila
3. Pembahasan peserta didik tidak dapat menjelaskan maksud dari
pertanyaan atau soal. Kesalahan ini merupakan jenis
Berdasarkan Newman (1983) dalam kesalahan yang dilakukan oleh peserta didik dalam
mengerjakan soal cerita peserta didik harusnya mengerjakan soal setara OSN. Bentuk-bentuk
melalui 5 tahap yaitu tahap pembacaan (reading kesalahan yang dilakukan peserta didik pada
reconition). komprehensi (comprehension), transformasi kesalahan komprehensi antara lain tidak lengkap
(transformation), keterampilan proses (process skill) dan dalam menjawab soal berbentuk konsep, salah dalam
encoding (encoding ability). agar bisa memperoleh menjawab soal berbentuk konsep, tidak lengkap
jawaban akhir yang benar. Apabila peserta didik dalam memberikan keterangan dari ilustrasi soal,
tidak mampu melalui tahap pembacaan dengan baik tidak menggambarkan ilustrasi soal, salah dalam
maka kemungkinan besar pada tahap selanjutnya menuliskan variabel yang diketahui, tidak lengkap
peserta didik melakukan kesalahan dan tidak menuliskan variabel yang diketahui, tidak
mendapatkan jawaban akhir yang benar. Peserta menuliskan variabel yang diketahui, salah dalam
didik yang sudah melalui tahap pembacaan dan menuliskan variabel yang ditanyakan, tidak lengkap
komprehensi dengan baik tetapi pada tahap menuliskan variabel yang ditanyakan, tidak
transformasi melakukan kesalahan maka pada tahap mengerjakan soal dan tidak menuliskan variabel
keterampilan proses dan encoding peserta didik yang ditanyakan.
berpeluang besar melakukan kesalahan. Sehingga Kesalahan komprehensi dapat terjadi apa bila
dapat disimpulkan jika tahap awal sangat peserta didik tidak mampu menjelaskan maksud dari
mempengaruhi hasil untuk tahap selanjutnya. soal yang diberikan. Secara umum yang
Berdasarkan hasil analisis data observasi, menyebabkan kesalahan pada tahap komprehensi
analisis data hasil tes, dan analisis wawancara, maka adalah peserta didik yang kurang memahami konsep,
diperoleh jenis-jenis kesalahan yang dilakukan keliru dalam menafsirkan konsep, tidak mengerjakan
peserta didik dan penyebabnya dalam mengerjakan soal dan peserta didik terburu-buru dalam
soal-soa setara OSN adalah sebagai berikut. mengerjakan soal.
3.1 Kesalahan Pembacaan (Reading 3.3 Kesalahan Transformasi
Recognition) (Transformation)
Kesalahan pembacaan dapat terjadi apabila Kesalahan transformasi terjadi apabila
peserta didik tidak mampu membaca dan memahami peserta didik tidak dapat memilih dengan tepat
soal dengan benar. Kesalahan ini bisa diketahui prosedur matematika, persamaan matematika yang
melalui metode wawancara dalam penelitian. digunakan sesuai dengan soal. Bentuk-bentuk
Berdasarkan hasil wawancara terhadap peserta didik kesalahan transformasi yang dilakukan peserta didik
yang menjadi sampel penelitian, tidak ditemukan dalam mengerjakan soal-soal setara OSN
adanya keslahan pembacaan. Peserta didik membaca diantaranya adalah salah memilih persamaan
dengan jelas soal-soal yang dibeikan. Berdasarkan matematis, salah menuliskan persamaan matematis,
hasil analisa peserta didik yang melakukan tidak menunjukkan proses penurunan persamaan
kesalahan reading adalah peserta didik yang tidak matematis yang digunakan, dan tidak dapat
mengerjakan soal. membuat modifikasi persamaan matematis yang
Berikut Analisa untuk subyek I sesuai dengan soal.
Sebagian besar subjek wawancara dapat
menjelaskan konsep yang digunakan saat
mengerjakan soal-soal berbentuk pengembangan
tetapi subyek keliru dalam memilih persamaan
matematis yang digunakan walaupun subjek
Gambar 2.1 hasil tes nomor 1 mengaku pernah membahas soal yang mirip bersama
Berdasarkan hasil tes pada gambar nomor 1, guru, tetapi subyek kebingungan memakai
diketahui bahwa subyek salah dalam menentukan persamaan yang digunakan.
persamaan yang dipakai dimana benda tersebut Secara umum penyebab kesalahan
melakuan translasi yang seharusnya memakai transformasi yang dilakukan peserta didik dalam
hukum kekekalan energi mekanik (dengan tinjauan menylesaikan soal-soal setara OSN adalah peserta
pusat massa bola) yang mengartikan bahwa subyek

Analisis Profil Kesalahan… Aulia Octaviani, Elvin Yusliana E., Dwi Teguh R.
Jurnal Materi dan Pembelajaran Fisika 29
Volume 10 Nomor 1 2020 ISSN : 2089-6258

didik belum memahami konsep dan keliru dalam


menggunakan persamaan matematis.

dengan nilai yang diperoleh dari


transformasi persamaan gaya sentripetal atau dapat
di tuliskan

. Hal ini berarti peserta didik melakukan kesalahan


Gambar 2.2 Hasil tes nomor 2 pada tahap Tranformation.
Pada hasil tes nomor 2 peserta didik
melakukan keslhan pada tahap transformasi bahwa
lalu mentranformasi
menjadi seharusnya

menggunakan dengan

dimana nilai dengan Gambar 4.5 hasil tes nomor 4 A, 4B dan 4C.
Berdasarkan hasil tes pada nomor 4 A,
menggunakan persamaan hokum kekekalan energi diketahui bahwa subyek salah dalam
mekanik mentranformasikan persamaan subyek menulis
diperoleh
dengan dimana yang
seharusnya dengan
. Hal ini berarti
Sehingga mengakibatkan kesalahan pada tahap
subyek melakukan kesalahan transformasi.
selanjutnya.
Berdasarkan hasil tes pada nomor 4B,
Berikut adalah gambar 4.3 merupakan hasil
diketahui bahwa subyek salah dalam mengubah
jawaban tes dari subyek I untuk nomor 3A
persamaan, subyek menulis
dengan dimana yang
seharusnya dengan

. Hal ini berarti subyek melakukan kesalahan


transformasi.
Subyek dalam proses operasi menjadi salah
Gambar 4.3 hasil tes nomor 3A karena pada tahap sebelumnya dalam subtitusi
Pada nomor ini subyek mengalami beberapa persamaan subyek menulis
tahap kesalahan yaitu dengan dimana yang
(1) Kesalahan Transformasi
Berdasarkan hasil tes pada nomor 3, seharusnya dengan
diketahui bahwa subyek salah dalam proses
transformasi rumus
dengan nilai yang
Hal ini juga menyebabkan kesalahan pada tahap
seharusnya
selanjutnya yaitu proses skill.

Analisis Profil Kesalahan… Aulia Octaviani, Elvin Yusliana E., Dwi Teguh R.
Jurnal Materi dan Pembelajaran Fisika 30
Volume 10 Nomor 1 2020 ISSN : 2089-6258

Subyek salah dalam menentukan jawaban kesimpulan yang dibuat juga menjadi salah.
akhir dengan menulis dimana Sedangkan peserta didik yang tidak membuat
kesimpulan dari jawaban yang telah dikerjakan
yang seharusnya . Hal ini berarti subyek disebabkan karena tidak memahami soal dengan
baik.
mengalami kesalahan encoding. Subyek salah dalam
Secara umum penyebab kesalahan encoding
menentukan hasil akhir karena kesalahan tahap
yang dilakukan peserta didik dalam mengerjakan
sebelumnya.
soal soal setara OSN adalah peserta didik tidak
3.4 Kesalahan Keterampilan Proses ( Process
memahami soal dengan baik, peserta tidak membuat
Skill)
kesimpulan jawaban dikarenakan peserta didik tidak
Kesalahan proses skill terjadi jika peserta
dapat melalui tahap komprehensi, transformasi, dan
didik tidak mampu melaakukan langkah-langkah
keterampilan proses sebelumnya dengan benar.
atau perhitungan matematika dengan benar dalam
Kesalahan terbesar yang dilakukan peserta
mengerjakan soal. Bentuk-bentuk kesalahan proses
didik dalam menylesaikan soal-soal OSN adalah
skill yang dilakukan peserta didik dalam
kesalahan pada tahap encoding yang diikuti
mengerjakan soal adalah peserta didik yang tidak
keterampilan proses dan transformasi. Hal ini sesuai
melanjutkan dalam menylesaikan soal.
dengan penelitian yang dilakukan oleh Prakitipong
Kesalahan akibat salah pada tahap
dan Nakamura (2006) yang menemukan kesalahan
sebelumnya terjadi ketika pada tahap komprehensi
terbesar terletak pada proses matematiknya yaitu
atau transformasi peserta didik sudah mengalami
kesalahan transformasi, keterampilan proses, dan
kesalahan maka hal ini bisa berpengaruh pada tahap
encoding, untuk kesalahan peling besar bagian
proses skill. Seperti misalnya persamaan matematis
liguistik adalah pada tahap comprehension.
yang dipilih peserta didik salah atau saat variabel
Setelah prosedur analisa data selesai maka
yang ditanyakan tidak lengkap maka proses
prosedur selanjutnya adalah menyusun profil
pengerjaan menjadi tidak lengkap pula.
kesalahan peserta didik untuk subyek I
Secara umum penyebab kesalahan proses
Tabel 2.1 Profil kesalahan subyek I
skill yang dilakukan peserta didik dalam
mengerjakan soal-soal setara OSN adalah peserta
didik tidak memahami konsep, peserta didik kurang
teliti dalam mengerjakan, peserta didik tidak
melanjutkan tahap proses skill dan dikarenakan tidak
dapat melalui tahap komprehension dan transformasi
sebelumnya dengan benar.
3.5 Kesalahan Encoding Ability Pada tabel 2.1 tersebut diketahui titik
Kesalahan encoding terjadi apabila peserta hitam pada posisi transformasi yang artinya subyek
didik tidak dapat memperoleh hasil akhir atau mengalami kesalahan pertama di tahap transformasi
jawaban yang benar. Jumlah peserta didik yang untuk nomor soal 1,2A,2B,3A,3B,4A,4B,4C,5,6A,
melakukan kesalahan ini adalah paling besar
dan 6B.
diantara tahap lainya karena kesalahan pada tahap
Berdasarkan analisa terhadap lembar
sebelumnya menjadikan tahap ini juga salah.
jawaban peserta didik dan juga wawancara,
Bentuk- bentuk kesalahan encoding diantaranya
meunjukkan bahwa setiap peserta didik melakukan
adalah peserta didik salah dalam menarik
berbagai kesalahan dalam mengerjakan soal setara
kesimpulan, peserta didik tidak membuat
OSN. Kesalahan kesalahan yang dikakukan perserta
kesimpulan dari jawaban, dan salah akibat kesalahan
didik kemudian dimasukkan ke tabel jenis kesalahan
pada tahap sebelumnya.
peserta didik kemudian dijaring ke kesalahan peserta
Kesalahan pada tahap encoding sebagian
didik tiap butir soal.
besarnya dikarenakan kesalahan pada tahap
Presentase jenis kesalahan peserta didik
sebelumnya. Apabila pada tahap komprehensi
dalam menylesaikan soal setara OSN dihitung
bagian variabel yang ditanyakan salah, maka
dengan menggunakan persamaan 4.1 :
jawaban akhir juga menjadi salah. Apabila
pemilihan persamaan matematis pada tahap
transformasi salah atau kurang lengkap maka bisa
dipastikan jawaban akhir juga salah. Ketika tahap
pembacaan, koprenhsension, dan transformasi telah Tabel 2.2 presentase jenis kesalahan
dapat dilalui dengan benar tetapi salah dalam
keterampilan proses maka jawaban akhir atau

Analisis Profil Kesalahan… Aulia Octaviani, Elvin Yusliana E., Dwi Teguh R.
Jurnal Materi dan Pembelajaran Fisika 31
Volume 10 Nomor 1 2020 ISSN : 2089-6258

yaitu guru sebaiknya memberi semangat agar peserta


didik lebih semangat lagi dalam menylesaikan soal,
peserta didik lebih semangat dan teliti dalam
menylesaikan soal, dan untuk penelitian selanjutnya
sebainnya dalam pengerjaan tes yang setara OSN
dilaksanakan dengan waktu yang lebih lama agar
peserta didik tidak terburu-buru menylesaikanya.
Kesalahan pembacaan disebabkan peserta
didik yang tidak mengerjakan soal dan tidak
membaca soal dengan baik sebanyak 29,81% dengan Daftar Pustaka
jumlah 82 kesalahan dari 25 peserta didik dengan 6
soal beranak. Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu
Kesalahan komprehensi disebabkan peserta Pendekatan Praktik, Cet. 13, Jakarta: PT.
didik yang belum memahami konsep dengan matang Asdi Mahasatya, 2006.
sebanyak 29,81 % dengan jumlah 82 kesalahan dari Andriani, Ni Luh Yesi. 2016. Analisis Kesulitan
25 peserta didik dengan 6 soal beranak. Siswa dalam Menyelesaikan Soal Gerak
Kesalahan transformasi disebabkan peserta Lurus. (Online).
didik keliru dalam penggunaan persamaan (jurnal.untad.ac.id/jurnal/index.php/EP
matematis sebanyak 67,63% dengan jumlah 186 FT/article/download/6221/4929).
kesalahan dari 25 peserta didik dengan 6 soal Arends, Richard I. (2008). Learning To Teach
beranak. Belajar untuk Mengajar. Yogyakarta:
Kesalahan keterampilan proses disebabkan Pustaka Pelajar.
peserta didik terburu-buru dan kesalahan pada tahap Dalyono, M. 2001. Psikologi Pendidikan. Jakarta:
sebelumnya yaitu transformasi sebanyak 90,54% Rineka Cipta.
dengan jumlah 249 kesalahan dari 25 peserta didik DepartemenPendidikan Nasional. 2002. Informasi
dengan 6 soal beranak. lomba prestasi bidang Uptek di Lingkungan
Kesalahan encoding disebabkan peserta didik Direktorat Pendidikan Menengah Umum.
salah pada tahap sebelumnya, yaitu pada Jakkarta: Drijen Pendiikan Dasar dan
komprehensi, transformasi, maupun keterampilan Menengah Umum.
proses sebanyak 92,36% dengan jumlah 254 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar
kesalahan dari 25 peserta didik dengan 6 soal Bahasa Indonesia Pusat Bahasa, Cet. 1, Edisi
beranak. ke 4, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama,
2008.
4. Kesimpulan dan Saran Maharta, N. 2010. Analisis Miskonsepsi Fisika SMA
di Bandar Lampung. Jurnal Analisis
Kesalahan yang dilakukan oleh peserta didik Miskonsepsi Fisika. Diperoleh 31 Juli 2011,
antara lain adalah kesalahan pembacaan (reading dari
reconition).komprehensi (comprehension), http://blog.unila.ac.id/maharta/files/2010/05/J
transformasi (transformation), keterampilan proses urnal-Analisis-Miskonsepsi-Fisika.doc
(process skill) dan encoding (encoding ability). Newman, A. (1983). Strategies for Diagnosis and
Dengan kesalahan pembacaan disebabkan peserta Remediation. Sydney: Harcourt Brace
didik yang tidak mengerjakan soal dan tidak Jovanovich Group.
membaca soal dengan baik sebanyak 29,81%, OECD. 2012. Pisa Result. (Online).
kesalahan komprehensi disebabkan peserta didik (http://www.oecd.org/pisa/pisaproducts /). Di
yang belum memahami konsep dengan matang akses tanggal 25 Oktober 2017. OECD. 2015.
sebanyak 29,81 %, kesalahan transformasi Overal Performance. (Online).
disebabkan peserta didik keliru dalam penggunaan (http://www.basised.com/sites/defult/B
persamaan matematis sebanyak 67,63%, kesalahan ASISed-2015-OECD).Di akses tanggal 25
keterampilan proses disebabkan peserta didik Oktober 2017.
terburu-buru dan kesalahan pada tahap sebelumnya Prakitipong, N. & Nakamura, S. (2006). Analysis of
yaitu transformasi sebanyak 90,54%, dan kesalahan Mathematics Performance of Grade Five
encoding disebabkan peserta didik salah pada tahap Students in Thailand Using Newman
sebelumnya, yaitu pada komprehensi, transformasi, Procedure. Journal of International
maupun keterampilan proses sebanyak 92,36%. Cooperation in Education. 9 (1) : 111-122.
Berdasarkan hasil analisa yang telah
dilakukan maka saran yang dapat diberikan penulis

Analisis Profil Kesalahan… Aulia Octaviani, Elvin Yusliana E., Dwi Teguh R.
Jurnal Materi dan Pembelajaran Fisika 32
Volume 10 Nomor 1 2020 ISSN : 2089-6258

Rahardjo, Susilo & Gudnanto. (2011). Pemahaman


Individu Teknik Non Tes. Kudus: Nora Media
Enterprise
Sardiman, A.M. 2003. Dasar-dasar Proses Belajar
Mengajar. Jakarta: Rajawali.
Sudjana. 2005. Metode Statistika. Bandung: Tarsito.
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan
Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, Cet. 10,
Bandung: Alfabeta, 2010.
Sutrisno, W. 2009. Penumbuhan Sikap-sikap Positif
melalui Pembelajaran Fisika. Jurnal
Pengajaran Fisika Sekolah Menengah. Vol. 1
No. 1 Februari 2009. Diperoleh 28 Juli 2011,
dari
http://ijp.fi.itb.ac.id/index.php/JPFSM/article/
viewFile/234/233
TECHSI Vol 4. Nomor 1 2014 : Jurnal Penelitian
Teknik Informatika. Seleksi Calon Peserta
Olimpiade Sains Menggunakan Fuzzy
Multiple Attribute Decision Making
(FMADM) Study Kasus Fatih Billigunal
School oleh Rizal
Usman, Husaini, Metodologi Penelitian Sosial, Cet.
2, Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2009.
White, A.L. (2010). Numeracy, Literacy and
Newman’s Error Analysis. Journal of Science
and Mathematics Education in Southeast
Asia. 33 (2) : 129-148.
Widoyoko, S. Eko Putro. (2013). Evaluasi Program
Pembelajaran. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Yohanes, S. 1998. Kumpulan Soal dan Penylesaian
Olipiade Fisika. Jakarta: Bina Sumber Daya.
Zain. A. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:
Rhineka Cipta.
Zainal Arifin. (2013). Evaluasi Pembelajaran:
Prinsip-Teknik-Prosedur, Bandung:PT.
Remaja Rosdakarya
AU, T. (2019, 12 minggu). Penerimaan Calon Siswa
SMA Pradita Dirgantara. 15, pp. https://tni-
au.mil.id/ini-dia-jadwal-syarat-dan-prosedur-
ppdb-sma-pradita-dirgantara/.
Tri Wiyoko, M. A. (2019). Peningkatan Kompetensi
Siswa Melalui Pembinaan Olimpiade Sains
Nasional (OSN). Jurnal Warta Lembaga
Pengabdian pada Masyarakat, 4-6.
Zhao, Z. (2013). An Overview of Studies on
Diagnostic Testing and its Implications for
the Development of Diagnostic Speaking
Test. International Journal of English
Linguistics, 3(1) : 41-45.

Analisis Profil Kesalahan… Aulia Octaviani, Elvin Yusliana E., Dwi Teguh R.

Anda mungkin juga menyukai