a. Menurut Ansel’s Pharmaceutical Dosage Forms and Drug Delivery Systems Tenth Edition (Allen dkk., 2011 : 276-281) b. Menurut Teknologi Sediaan Farmasi (Fatmawaty dkk., 2015: 178-188) c. Menurut Teknologi Sediaan Solid (Murtini dan Yetri, 2018 : 216-221) Kesimpulan: a. Metode Granulasi Basah
1. Penimbangan dan pencampuran bahan hingga seragam.
2. Larutan pengikat ditambahkan kedalam campuran serbuk sehingga proses pelekatan partikel menjadi lebih baik dan membentuk suatu massa yang lembab. 3. Serbuk yang telah dibasahi, di ayak dengan ayakan (biasanya nomor mesh 6 atau 8) hingga terbentuk granul. 4. Granul dikeringkan dalam oven yang secara konstan dicatat waktu, suhu, dan kelembabannya. 5. Setelah dikeringkan, granul diayak kembali menggunakan ayakan yang nomor meshnya lebih besar sehingga diperoleh granul yang kering dan ukurannya yang seragam. 6. Setelah kering, lubrikan ditambakan pada granul dan dicampur kembali. 7. Kompresi tablet
b. Metode Granulasi Kering
1. Campur semua bahan aktif dan bahan tambahan (pengisi, pengikat, dan disintegran) 2. Dikompress atau dislugging menjadi tablet keras yang disebut slug 3. Slug diayak menjadi butiran-butiran granul 4. Dicampur dengan bahan pelincir dan bahan penghancur 5. Kompresi tablet
c. Metode Kempa langsung
Pada pembuatan tablet dengan metode cetak langsung, campuran obat dan semua bahan obat tambahan (pengisi, penghancur, pelincir) dicampur kemudian dicetak