1, Juni 2015 35
ACCOUNTSPAYABLEINTRANSACTIONSTAWARRUQVIEWED FROM
THEPERSPECTIVEAL-QURAN VERSESSURAH AL-BAQARAH282
Taufik1a Sofian Muhlisin2
1Program Studi Ekonomi Islam Fakultas Ekonomi Islam Universitas Djuanda, Jl. Tol Ciawi
No. 1, Kotak Pos 35 Bogor 16770.
2Program Studi Ekonomi Islam Fakultas Ekonomi Islam Universitas Djuanda, Jl. Tol Ciawi
ABSTRACT
At-Tawarruq is a form of sale and purchase agreement involving three parties, when the
owner of the goods to sell goods to the first buyer at a price and payment delay, and then
the first buyer to sell the goods to the ultimate purchaser. Price delay higher than the cash
price, so the first buyer as borrowing money to delay payment.
The aim this study is to know how Tawarruq transaction law payable in terms of
interpretation Qur'an Surat al-Baqarah verse 282.
The method used in this study is diskriptifkualitatif and literature, the data used in this
study are primary data and secondary data. Primary data is data to be retrieved from the
Quran Surat al-Baqarah, verse 282. Secondary data is the data source of additional data,
consisting of al Hadith, documents, journals, magazines, books, internet and some other
literature that has to do with research which is conducted. The result from this research is
Legal payable in Tawarruq transaction of the first to the second party lawful for the
contract and the terms of sale and purchase of the loan is clear and is willingness, for the
sake of seeking the pleasure of Allah.
ABSTRAK
At-tawarruq adalah bentuk akad jual beli yang melibatkan tiga pihak, ketika pemilik barang
menjual barangnya kepada pembeli pertama dengan harga dan pembayaran tunda, dan
kemudian pembeli pertama menjual barang tersebut kepada pembeli akhir. Harga tunda
lebih tinggi dari harga tunai, sehingga pembeli pertama seperti mendapatkan pinjaman
uang dengan pembayaran tunda. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
bagaimana hukum hutang piutang dalam transaksi tawarruq ditinjau dari tafsir al Qur’an
surat al-Baqarah ayat 282.Metode yang di gunakan dalam penelitian ini adalah
diskriptifkualitatif dan studi pustaka, data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
primer dan data sekunder. Data primer ialah data yang akan diambil dari al Quran surat al-
Baqarah ayat 282. Data Sekunder ialah data sumber data tambahan, terdiri dari al Hadits,
dokumen-dokumen, jurnal, majalah, buku, internet dan beberapa literatur lainnya yang ada
hubungannya dengan penelitian yang dilakukan. Hasil penelitian menunjukkan hukum
hutang piutang dalam transaksi tawarruq dari pihak pertama kepada pihak kedua halal
selama akad dan syarat-syarat jual beli secara kredit tersebut jelas dan dilakukan secara
kerelaan, demi mencari keridhaan Allah.
Taufik. 2013. Hutang Piutang Dalam Transaksi Tawarruq Di Tinjau Dalam Perspektif Al-
Qur’an Surat Al-Baqarah ayat 282. Jurnal Syarikah1(1): 37 –47 .
36 Taufik, et.,al. Transaksi Tawarruq
mengucapkan kesaksiannya. Sementara itu Ibnu katsir berkata: Makna ayat ini
menurut Abu Hanifah, penerimaan menurut suatu pendapat yaitu apabila para
kesaksian seseorang tidak perlu disertai saksi itu dipanggil untuk mengemukakan
dengan sumpah (HR. Daeng Najah: 2011). kesaksiaannya, maka mereka harus
Rahasia Diisyaratkan Seorang Lelaki Dan mengemukakannya. Pendapat ini dikatakan
Dua Wanita Sebagai Saksi oleh Qatadah dan Ar-Rabi’ Ibnu Anas.
Artinya: Maka satu lelaki dan dua wanita. Berdasrkan pengertian ini ditarik
(QS. Al-Baqarah: 282) kesimpulan bahwa mengemukakan
Imam Al-Maragi berkata: Karena kesaksian itu hukumnya fardu kifayah, ini
dikhawatirkan salah satunya lupa atau juga menurut jumhur ulama(Ad-Dimasyqi :
salah, lantaran perhatiannya yang kurang 2011).
terhadap masalah yang dihadapi, maka Artinya: dan persaksikanlah apabila kamu
salah seorang dari mereka mengingatkan berjual beli (QS. Al-Baqarah: 282)
temannya. Dengan demikian kesaksian yang Ibnu katsir berkata: Buatlah persaksian
satu, melengkapi kesaksian lainnya.Di atas hak kalian jika memakai tempo waktu,
samping itu, bagi hakim, ketika atau tidak memakai tempo waktu. Dengan
menginterogasi salah seorang dari kata lain buatlah persaksian atas hak kalian
keduannya, mereka harus disaksikan oleh dalam keadaan apapun(Al-Imam Abu Fida
lainnya, dan dianggap cukup sebagian Isma’il Ibnu Kasir Ad-Dimasyqi : 2011).
kesaksiaannya, dan sebagian lagi oleh Hubungan Antara Tawarruq Dengan
sebagian lainnya, begitu seterusnya. Ayat 282
Namun, banyak sekali kalangan qadi yang Menurut Anas Al-Hifni Maksud dari
tidak mengetahui cara sebenarnya dalam ayat (maka tulislah transaksi hutang
melaksanakan yang seharusnya ia perbuat piutang itu) adalah orang yang melakukan
(Ahmad Musthafa Al-Maragi). transaksi hutang piutang atau tawarruq
harus mengadakan pencatatan sedangkan
Quraisy Shihab berkata: Persoalan ini kalimat (dan
harus dilihat pada pandangan dasar Islam persaksikanlah jika kamu berjual beli)
tentang tugas utama wanita dan fungsi perintah persaksian ini juga ditujukan ke
utama yang dibebankan atasnya. Ingatan dalam transaksi tawarruq, yaitu dari pihak
wanita dalam soal rumah tangga pastilah pertama ke pihak kedua dan ayat ini juga
kuat daripada pria yang perhatiaannya bisa masuk kepada pihak ketiga di dalam
lebih banyak tertuju pada kepada kerja, transaksi tawarruq.
perniagaan, termasuk hutang Sedangkan ayat
piutang.Ingatannya juga pasti lebih kuat (dan jangan kamu jemu menulis
daripada wanita yang perhatiaan utamanya hutang itu, baik kecil maupun besar sampai
bukan tertuju kesana.Atas dasar besar batas waktu membayarnya) ini merupakan
kecilnya perhatian itulah tuntunan di atas ayat kritikan terhadap orang yang
ditetapkan.Ayat ini tidak berbicara melakukan transaksi hutang piutang atau
kemampuan intelektual wanita, bukan tawarruq agar mereka mengadaan
berarti kemampuannya menghafal lebih pencatatan.
rendah daripada lelaki. Kenyataan dalam Adapun Kalimat
masyarakat ikut membuktikan kekeliruan (kecuali jika mu’amalah itu merupakan
persepsi sebagian orang, ulama dan perdagangan tunai)maksudnya adalah,
intelektual (Shihab :2009). orang yang melakukan transaksi jual beli
Adapun firman Allah yang berbunyi: atau tawarruq dari pihak kedua pada pihak
Artinya: Dan janganlah para saksi itu ketiga harus mencatatnya dan
menolak apabila diminta (QS. Al-Baqarah: mempersaksikannya, kecuali transaksi
282) tersebut tunai maka tidak harus mencatat
dan mempersaksikannya.
Jurnal Syarikah Vol 1 No.1, Juni 2015 41