Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Syarikah Vol 1 No.

1, Juni 2015 35

HUTANG PIUTANG DALAM TRANSAKSI TAWARRUQ DITINJAU DARI PERSPEKTIF


AL-QUR’AN SURAT AL-BAQARAH AYAT 282

ACCOUNTSPAYABLEINTRANSACTIONSTAWARRUQVIEWED FROM
THEPERSPECTIVEAL-QURAN VERSESSURAH AL-BAQARAH282
Taufik1a Sofian Muhlisin2
1Program Studi Ekonomi Islam Fakultas Ekonomi Islam Universitas Djuanda, Jl. Tol Ciawi
No. 1, Kotak Pos 35 Bogor 16770.
2Program Studi Ekonomi Islam Fakultas Ekonomi Islam Universitas Djuanda, Jl. Tol Ciawi

No. 1, Kotak Pos 35 Bogor 16770.

ABSTRACT

At-Tawarruq is a form of sale and purchase agreement involving three parties, when the
owner of the goods to sell goods to the first buyer at a price and payment delay, and then
the first buyer to sell the goods to the ultimate purchaser. Price delay higher than the cash
price, so the first buyer as borrowing money to delay payment.
The aim this study is to know how Tawarruq transaction law payable in terms of
interpretation Qur'an Surat al-Baqarah verse 282.
The method used in this study is diskriptifkualitatif and literature, the data used in this
study are primary data and secondary data. Primary data is data to be retrieved from the
Quran Surat al-Baqarah, verse 282. Secondary data is the data source of additional data,
consisting of al Hadith, documents, journals, magazines, books, internet and some other
literature that has to do with research which is conducted. The result from this research is
Legal payable in Tawarruq transaction of the first to the second party lawful for the
contract and the terms of sale and purchase of the loan is clear and is willingness, for the
sake of seeking the pleasure of Allah.

ABSTRAK

At-tawarruq adalah bentuk akad jual beli yang melibatkan tiga pihak, ketika pemilik barang
menjual barangnya kepada pembeli pertama dengan harga dan pembayaran tunda, dan
kemudian pembeli pertama menjual barang tersebut kepada pembeli akhir. Harga tunda
lebih tinggi dari harga tunai, sehingga pembeli pertama seperti mendapatkan pinjaman
uang dengan pembayaran tunda. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
bagaimana hukum hutang piutang dalam transaksi tawarruq ditinjau dari tafsir al Qur’an
surat al-Baqarah ayat 282.Metode yang di gunakan dalam penelitian ini adalah
diskriptifkualitatif dan studi pustaka, data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
primer dan data sekunder. Data primer ialah data yang akan diambil dari al Quran surat al-
Baqarah ayat 282. Data Sekunder ialah data sumber data tambahan, terdiri dari al Hadits,
dokumen-dokumen, jurnal, majalah, buku, internet dan beberapa literatur lainnya yang ada
hubungannya dengan penelitian yang dilakukan. Hasil penelitian menunjukkan hukum
hutang piutang dalam transaksi tawarruq dari pihak pertama kepada pihak kedua halal
selama akad dan syarat-syarat jual beli secara kredit tersebut jelas dan dilakukan secara
kerelaan, demi mencari keridhaan Allah.

Taufik. 2013. Hutang Piutang Dalam Transaksi Tawarruq Di Tinjau Dalam Perspektif Al-
Qur’an Surat Al-Baqarah ayat 282. Jurnal Syarikah1(1): 37 –47 .
36 Taufik, et.,al. Transaksi Tawarruq

dengan maksud merusaknya


PENDAHULUAN (merugikannya) maka Allah akan merusak
Qardh merupakan utang orang itu". (Hadist Riwayat Bukhari).
kebajikan/lunak tanpa imbalan, biasanya Meskipun kita mengetahui hutang
untuk pembelian barang-barang yang dapat piutang diperbolehkan tapi Islam menyuruh
diperkirakan dan diganti sesuai berat, umatnya agar menghindari hutang
ukuran dan jumlahnya.Satu-satunya akad semaksimal mungkin, jika ia mampu
berbentuk pinjaman yang diterapkan dalam membeli dengan tunai atau tidak dalam
perbankan syariah adalah Qardh dan kesempitan ekonomi. Karena hutang akan
Qardhul Hasan.Karena bunga dilarang selalu menjadi beban berat dan
dalam Islam, maka pinjaman Qardh atau membahayakan akhlaq. Rasulullah saw.
Qardhul Hasan merupakan pinjaman tanpa Pernah menolak menshalati jenazah
bunga. Lebih khusus lagi, pinjaman Qardhul seseorang yang diketahui masih
Hasan merupakan pinjaman kebijakan yang meninggalkan beban hutang bagi
tidak bersifat komersial, tetapi bersifat keluarganya dan tidak ada harta untuk
social (Ascarya : 2008). membayar hutang-hutang tersebut. Namun
Pinjaman qardh biasanya diberikan demikian, kebutuhan ekonomi manusia
oleh Bank kepada nasabahnya sebagai kadangkala tidak dapat terpenuhi dengan
fasilitas pinjaman talangan pada saat kegiatan hutang piutang mengingat
nasabah mengalami over draft.Fasilitas ini terkadang manusia kesulitan untuk
dapat merupakan bagian dari satu paket mendapatkan pinjaman demi memenuhi
pembayaran lain untuk memudahkan berbagai macam kebutuhan hidup. Memang
nasabah bertransaksi (Ascarya : Islam telah memberi jalan kepada manusia
2008).Pihak yang berpiutang hendaknya untuk memenuhi kebutuhan uang tunai
berniat memberikan pertolongan kepada dengan meminjam kepada orang berpunya
pihak yang berhutang, bila yang meminjam dengan prinsip qardh (tanpa
belum mampu mengembalikan, maka pihak tambahan/bunga).Namun demikian.
yang memberikan hutang hendaknya Masalah akan timbul ketika tidak ada orang
memberikan waktu penundaan untuk yang bersedia memberikan pinjaman qardh,
membayarnya, Dan apabila yang meminjam disatu pihak seseorang sangat
betul-betul tidak mampu mengembalikan membutuhkan uang tunai untuk
maka hendaknya orang yang memberi menjalankan kegiatan ekonomi mereka baik
hutang membebaskannya (Abdul Rahman untuk konsumsi maupun produksi.
Ghazaly dkk).Sebagaimana Allah SWT Untuk mendapatkan uang tunai tanpa
berfirman dalam al Qur’an Surat An Nisa’ melakukan cara ribawi, beberapa pihak
ayat 58. melakukan transaksi tawarruq. Namun
Adapun hadist yang meriwayatkan demikian, transaksi tawarruq menjadi
tentang disunahkannya memberikan hutang perdebatan oleh beberapa pihak mengenai
yaitu (Muhammad bin Isma’il Abu ‘Abdillah kehalalannya.Sejumlah pihak berpandangan
al-Bukhari al-Ja’fi) yaitu “Telah bahwa tawarruq sebagai sebuah kegiatan
menceritakan kepada kami 'Abdul 'Aziz bin yang dibuat-buat sehingga unsur ribanya
'Abdullah Al Uwaisiy telah menceritakan tidak tampak padahal esensinya adalah
kepada kami Sulaiman bin Bilal dari Tsaur kegiatan ribawi. Dilain pihak tawarruq
bin Zaid dari Abu Al Goits dari Abu Hurairah dianggap hal yang diperkenankan dalam
radliallahu 'anhu dari Nabi shallallahu Islam sebagai solusi untuk memenuhi
'alaihi wasallam bersabda: "Siapa yang kebutuhan uang tunai (Hendry Herijanto,
mengambil harta manusia (berhutang) Huscikceolah :2013).
disertai maksud akan membayarnya maka Di dalam transaksi tawarruq terdapat
Allah akan membayarkannya untuknya, hutang piutang didalamnya, sehingga
sebaliknya siapa yang mengambilnya transaksi ini memunculkan perdebatan
Jurnal Syarikah Vol 1 No.1, Juni 2015 37

yang sangat hebat di kalangan para hendaklah kamu menuliskannya. dan


ulamatentang halal atau haramkah hendaklah seorang penulis di antara kamu
transaksi tawarruq. menuliskannya dengan benar. dan janganlah
penulis enggan menuliskannya sebagaimana
MATERI DAN METODE Allah mengajarkannya, maka hendaklah ia
menulis, dan hendaklah orang yang
Penelitian deskriptif kualitatif yaitu berhutang itu mengimlakkan (apa yang
sebuah penelitian yang di maksudkan untuk akan ditulis itu), dan hendaklah ia bertakwa
mengungkap sebuah fakta empiris secara kepada Allah Tuhannya, dan janganlah ia
objektif ilmiah dengan berdasarkan pada mengurangi sedikitpun daripada hutangnya.
logika keilmuan(Muhtar, 2013).Jenis jika yang berhutang itu orang yang lemah
penelitian yang di gunakan dalam penelitia akalnya atau lemah (keadaannya) atau Dia
ini adalah penelitian diskriptif kualitatif dan sendiri tidak mampu mengimlakkan, Maka
juga penulis menggunakan penelitian hendaklah walinya mengimlakkan dengan
library research (studi pustaka). jujur. dan persaksikanlah dengan dua orang
Sumber data yang di gunakan penulis saksi dari orang-orang lelaki (di antaramu).
data yang bersifat kualitatif yaitu data jika tidak ada saksi dari dua orang laki-laki
Primer adalah data yang akan diambil maka boleh satu laki-laki dan dua orang
langsung dari Al Qur’an. Dan data sekunder permpuan dari saksi-saksi yang kamu ridhai,
adalah data sumber data tambahan, terdiri supaya jika seorang lupa Maka yang seorang
dari al Hadits, dokumen-dokumen, jurnal, mengingatkannya. janganlah saksi-saksi itu
majalah, buku, internet dan beberapa enggan (memberi keterangan) apabila
literatur lainnya yang ada hubungannya mereka dipanggil; dan janganlah kamu jemu
dengan penelitian yang dilakukan. menulis hutang itu, baik kecil maupun besar
Tehnik pengumpulan data dalam sampai batas waktu membayarnya. yang
penelitian ini dilakukan dengan: demikian itu, lebih adil di sisi Allah dan lebih
1. Kepustakaan. menguatkan persaksian dan lebih dekat
2. Interview ( wawancara ). kepada tidak (menimbulkan) keraguanmu.
Metode analisis untuk penelitian ini (Tulislah mu'amalahmu itu), kecuali jika
akan dianalisis dengan menggunakan mu'amalah itu perdagangan tunai yang
Metode Content Analysis. Content Analysis kamu jalankan di antara kamu, Maka tidak
merupakan analisis ilmiah tentang isi pesan ada dosa bagi kamu, (jika) kamu tidak
suatu komunikasi. Secara teknis Content menulisnya.dan persaksikanlah apabila
Analisis mencangkup upaya: kamu berjual beli; dan janganlah penulis dan
1. Klasifikasi tanda-tanda yang dipakai saksi saling sulit menyulitkan. jika kamu
dalam komunikasi. lakukan (yang demikian), Maka
2. Menggunakan Kriteria sebagai dasar Sesungguhnya hal itu adalah suatu kefasikan
Klasifikasi. pada dirimu. dan bertakwalah kepada Allah;
3. Menggunakan teknik analisis Allah mengajarmu; dan Allah Maha
tertentu sebagai pembuat prediksi. mengetahui segala sesuatu”. (QS. Al-
Content Analysis menampilkan tiga Baqarah: 282)
syarat: Obyektivitas, pendekatan sistematis Asbab An-Nuzul
dan Generalisasi (Zaelani, 2007) Yang dimaksud dengan Asbab an-Nuzul
adalah:
HASIL DAN PEMBAHASAN
Sesuatu yang (karenanya) satu atau
Teks Dan Terjemah Ayat beberapa ayat turun membicarakannya atau
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, menjelaskan hukumnya pada harihari
apabila kamu bermu'amalah tidak secara terjadinya.
tunai untuk waktu yang ditentukan,
38 Taufik, et.,al. Transaksi Tawarruq

Maksudnya, ia merupakan peristiwa sedekah, menafkahkan harta di jalan Allah


yang terjadi pada masa Nabi saw atau yang timbul dari hati sanubari, semata-mata
pertanyaan yang diajukan kepada beliau, karena Allah, dan dilandasi dengan rasa
lalu turun satu atau beberapa ayat dari kasih sayang terhadap sesama manusia
Allah SWT. Untuk menjelaskan sesuatu yang (Sayis,2011).
berkaitan dengan peristiwa itu, atau Selanjutnya, Allah melarang melakukan
menjawab pertanyaan tersebut, baik riba dan menerangkan keburukannya,
peristiwa itu merupakan pertikaian yang karena riba itu semata-mata dilakukan
berkembang (Al Zarqani, 2002). untuk mencari keuntungan, tanpa
Salah satu upaya untuk memahami al mengindahkan kesulitan dan kesukaran
Qur`an dengan meninjau serta mempelajari orang lain. Pada ayat ini Allah menerangkan
asbab an-Nuzul (latar belakang) suatu ayat ketentuanketentuan dalam muamalah, yang
al Qur`an. Dengan pemahaman asbab an- didasarkan pada keadilan dan kerelaan
Nuzul ini, maka seorang penafsir atau masing-masing pihak, sehingga
peneliti al Qur`an akan kebih professional menghilangkan keraguraguan, buruk
dan konstektual dalam analisisnya. sangka dan sebagainya(Kementrian Agama
Asbab an-Nuzul yang dapat penulis RI : 2012).
gambarkan mengenai surah al-Baqarah ayat Tafsir Ayat
282 berdasarkan riwayat Dai Rabi’ bahwa Menurut Quraish Shihab dalam
ayat ini diturunkan ketika seorang lelaki tafsirnya: Perintah ayat ini secara
mencari saksi di kalangan orang banyak, redaksional ditujukan kepada orang-orang
untuk meminta persaksian mereka, tetapi beriman, tetapi yang dimaksud adalah
tidak seorangpun yang bersedia.Maka mereka yang melakukan transaksi hutang
diturunkanlah ayat ini (Sayis). piutang, bahkan secara lebih khusus adalah
Ibnu Abbas berkata: Turunnya ayat ini yang berhutang, ini agar yang memberi
berkenaan dengan transaksi bai’ salamyang piutang merasa lebih tenang dengan adanya
dilakukan oleh salah satu penduduk dua bukti,yaitu (1) Dari penulisan dan (2)
Madinah, kemudian ayat ini turun dari Persaksian. Penulisan dan
menjelaskan semua hal yang berkenaan persaksiannya adalah perintah atau
dengan hutang piutang sekaligus (Wahbah tuntutan yang sangat dianjurkan, walau
Zuhaily). Maka dapat kita lihat bahwa ayat kreditor tidak memintanya (Shihab:2009).
ini merupakan ayat terpanjang di dalam al Perintah Penulisan Transaksi Hutang
Qur’an. Piutang/ Jual Beli
Munasabah Ayat Ibnu Katsir berkata: Allah SWT
AlBaqarah ayat 282 ini adalah ayat berfirman:
terpanjang di dalam al Qur`an, dan yang Artinya: Hendaklah kamu menulisnya. (QS.
dikenal oleh para ulama dengan ayat Al-Baqarah: 282)
alMudayanah (ayat hutang piutang). Ayat
ini ditempatkan setelah uraian tentang Melalui ayat ini Allah memerintahkan
anjuraan bersedekah dan berinfak (ayat adanya catatan untuk memperkuat dan
271-274), kemudian disusul dengan memelihara.Perintah ini berobjek pada
larangan melakukan transaksi riba (ayat masalah-masalah rinci yang biasa terjadi di
275-279), serta anjuran memberi antara manusia. Maka orang-orang mukmin
tangguhan kepada yang tidak mampu diperintahkan untuk mencatatnya, dengan
membayar hutangnya sampai mereka perintah yang mengandung arti petunjuk,
mampu atau bahkan menyedekahkan bukan perintah yang berarti wajib seperti
sebagian atau semua hutang itu (ayat 280) yang dikatakan oleh sebagian ulama (Ad-
(HR. Daeng Najah). Dimasyqi : 2011).
Ayat ini merupakan lanjutan dari ayat- Artinya: Penulis yang adil (QS. Al-Baqarah:
ayat yang menerangkan tentang keutamaan 282)
Jurnal Syarikah Vol 1 No.1, Juni 2015 39

Menurut Wahbah Zuhaily, apabila yang merupakan pengukuhan bagi ayat


orang-orang mukmin melakukan transaksi sebelumnya.
qard seperti jual beli barang dengan Artinya: Jika yang berhutang itu orang yang
pembayaran kredit, atau jual beli salam, kurang akalnya atau lemah (keadaannya)
seperti jual beli barang dagangan yang (QS. Al-Baqarah: 282).
ditangguhkan penyerahannya pada pembeli Imam Al-Maragi berkata: Apabila orang
terhadap batas waktu tertentu, dengan yang memberi hutang itu akalnya lemah,
menyebutkan jenis, ciri-ciri dan ukurannya, atau belumdewasa, pikun, bodoh, bisu atau
maka Allah memerintahkan agar gagu, maka orang yang menjadi walinya
menulisnya dengan menyebutkan hari, berhak menggantikan kedudukannya
bulan, tahun pembayaran yang dijanjikan sebagai wakil. Jika ia seorang gagu, maka
dengan sejelas jelasnya. perlu diadakan seorang penerjemah yang
Menururt Imam Al-Maragi, setelah bisa mengutarakan maksud sebenarnya
Allah mensyaratkan sifat adil untuk sang tanpa mengurangi atau menambahi apa
penulis, kemudian Allah mensyaratkan pula yang diinginkannya(Al-Maragi : 1993).
agar juru tulis mengetahui hukum-hukum Artinya: dan janganlah kamu jemu menulis
fiqih dalam masalah penulisan hutang hutang itu, baik kecil maupun besar sampai
piutang. Sebab tulisan itu tidak bisa dijamin batas waktu membayarnya. (QS. Al-Baqarah:
sempurna kecuali jika pelaksanaannya 282)
berdasarkan pengetahuan syariat dan Ibnu Katsir berkata: hal ini merupakan
syarat-syarat yang harus dipenuhi olehnya kesempunaan dari petunjuk, yaitu perintah
bedasarkan kebiasaan perundung untuk mencatat hak, baik yang kecil
undangan. maupun yang besar. Karena disebutkan
Artinya: Janganlah penulis menolak untuk pada permulaannya la tas-amu, artinya
menuliskannya sebagaimana Allah telah janganlah kalian merasa enggan mencatat
mngajarkan kepadanya. (QS. Al-Baqarah: hak dalam jumlah seberapa pun, baik
282) sedikit atupun banyak, sampai batas waktu
Menurut Quraisy Shihab Penggalan ayat pembayarannya (Al-Imam Abu Fida Isma’il
wala ya’ba ini, meletakkan tanggung jawab Ibnu Kasir Ad-Dimasyqi).
di atas pundak penulis yang mampu, Perintah diadakannya persaksian
bahkan setiap orang yang memiliki terhadap transaksi hutang piutang/jual
kemampuan untuk melaksanakan sesuatu beli.
sesuai dengan kemampuannya. Walaupun Artinya: dan persasikanlah dengan dua
pesan ayat ini dinilai banyak ulama sebagai orang saksi dari orang-orang lelaki ( di
anjuran, ia menjadi wajib jika tidak ada antaramu), jika tidak ada saksi dari dua
selainnya yang mampu, dan pada saat yang oramg laki-laki maka boleh satu orang lelaki
sama, jika hak dikhawatirkan akan dan dua orang perempuan dari saksi saksi
terabaikan. yang kamu ridhai. (QS. Al-Baqarah: 282)
Artinya: Hendaklah orang yang berhutang Artinya: dan persaksikanlah jika kamu
itu mendiktekan. (QS. Al-Baqarah: 282) melakukan jual beli. (QS. Al-Baqarah: 282)
Menurut Wahbah Zuhaily, hendaknya MenurutWahbah Zuhaily (2011), Allah
orang yang berhutang mengimlakan yang juga menganjurkan agar diadakannya saksi
sebenarnya pada penulis, tidak menambah dalam transaksi hutang piutang, dengan
dan tidak mengurangi tanggungan hutang jumlah dua orang laki-laki, atau satu laki-
yang sudah disepakati (Zuhaily:2001) laki dan dua orang wanita.
Artinya: Janganlah dia mengurangi Menurut Imam As-Syafi’i, penerimaan
sedikitpun daripadanya. (QS. Al-Baqarah: kesaksian seorang saksi hendaklah dengan
282) bersumpah. Beliau beralasan dengan
Imam Al-Maragi berkata: Mengenai sunnah Rasulullah Saw. Yang menyuruh
larangan mengurangi hak, meskipun kecil, saksi mengucapkan sumpah sebelum
40 Taufik, et.,al. Transaksi Tawarruq

mengucapkan kesaksiannya. Sementara itu Ibnu katsir berkata: Makna ayat ini
menurut Abu Hanifah, penerimaan menurut suatu pendapat yaitu apabila para
kesaksian seseorang tidak perlu disertai saksi itu dipanggil untuk mengemukakan
dengan sumpah (HR. Daeng Najah: 2011). kesaksiaannya, maka mereka harus
Rahasia Diisyaratkan Seorang Lelaki Dan mengemukakannya. Pendapat ini dikatakan
Dua Wanita Sebagai Saksi oleh Qatadah dan Ar-Rabi’ Ibnu Anas.
Artinya: Maka satu lelaki dan dua wanita. Berdasrkan pengertian ini ditarik
(QS. Al-Baqarah: 282) kesimpulan bahwa mengemukakan
Imam Al-Maragi berkata: Karena kesaksian itu hukumnya fardu kifayah, ini
dikhawatirkan salah satunya lupa atau juga menurut jumhur ulama(Ad-Dimasyqi :
salah, lantaran perhatiannya yang kurang 2011).
terhadap masalah yang dihadapi, maka Artinya: dan persaksikanlah apabila kamu
salah seorang dari mereka mengingatkan berjual beli (QS. Al-Baqarah: 282)
temannya. Dengan demikian kesaksian yang Ibnu katsir berkata: Buatlah persaksian
satu, melengkapi kesaksian lainnya.Di atas hak kalian jika memakai tempo waktu,
samping itu, bagi hakim, ketika atau tidak memakai tempo waktu. Dengan
menginterogasi salah seorang dari kata lain buatlah persaksian atas hak kalian
keduannya, mereka harus disaksikan oleh dalam keadaan apapun(Al-Imam Abu Fida
lainnya, dan dianggap cukup sebagian Isma’il Ibnu Kasir Ad-Dimasyqi : 2011).
kesaksiaannya, dan sebagian lagi oleh Hubungan Antara Tawarruq Dengan
sebagian lainnya, begitu seterusnya. Ayat 282
Namun, banyak sekali kalangan qadi yang Menurut Anas Al-Hifni Maksud dari
tidak mengetahui cara sebenarnya dalam ayat (maka tulislah transaksi hutang
melaksanakan yang seharusnya ia perbuat piutang itu) adalah orang yang melakukan
(Ahmad Musthafa Al-Maragi). transaksi hutang piutang atau tawarruq
harus mengadakan pencatatan sedangkan
Quraisy Shihab berkata: Persoalan ini kalimat (dan
harus dilihat pada pandangan dasar Islam persaksikanlah jika kamu berjual beli)
tentang tugas utama wanita dan fungsi perintah persaksian ini juga ditujukan ke
utama yang dibebankan atasnya. Ingatan dalam transaksi tawarruq, yaitu dari pihak
wanita dalam soal rumah tangga pastilah pertama ke pihak kedua dan ayat ini juga
kuat daripada pria yang perhatiaannya bisa masuk kepada pihak ketiga di dalam
lebih banyak tertuju pada kepada kerja, transaksi tawarruq.
perniagaan, termasuk hutang Sedangkan ayat
piutang.Ingatannya juga pasti lebih kuat (dan jangan kamu jemu menulis
daripada wanita yang perhatiaan utamanya hutang itu, baik kecil maupun besar sampai
bukan tertuju kesana.Atas dasar besar batas waktu membayarnya) ini merupakan
kecilnya perhatian itulah tuntunan di atas ayat kritikan terhadap orang yang
ditetapkan.Ayat ini tidak berbicara melakukan transaksi hutang piutang atau
kemampuan intelektual wanita, bukan tawarruq agar mereka mengadaan
berarti kemampuannya menghafal lebih pencatatan.
rendah daripada lelaki. Kenyataan dalam Adapun Kalimat
masyarakat ikut membuktikan kekeliruan (kecuali jika mu’amalah itu merupakan
persepsi sebagian orang, ulama dan perdagangan tunai)maksudnya adalah,
intelektual (Shihab :2009). orang yang melakukan transaksi jual beli
Adapun firman Allah yang berbunyi: atau tawarruq dari pihak kedua pada pihak
Artinya: Dan janganlah para saksi itu ketiga harus mencatatnya dan
menolak apabila diminta (QS. Al-Baqarah: mempersaksikannya, kecuali transaksi
282) tersebut tunai maka tidak harus mencatat
dan mempersaksikannya.
Jurnal Syarikah Vol 1 No.1, Juni 2015 41

Adapun ayat terhadap suatu barang dalam transaksi


(maka tidak ada dosa bagimu, jika kamu jual beli dari pihak pertama (penjual)
tidak menulisnya) menurut beliau ayat ini kepada pihak kedua (pembeli), kemudian
erat kaitannya dengan transaksi pihak
tawarruq.Yaitu dari pihak pertama kepada 2. kedua menjual barang tersebut kepada
pihak ke dua harus di catat dan di pihak ketiga selain pemberi
persaksikan, dari pihak kedua kepada pihak hutang/penjual.
ketiga tidak harus dicatat karena 3. Hukumtawarruq berdasarkan kajian
merupakan penjualan secara tunai(Anas Islam terbagi menjadi dua pendapat:
Alhifni : 2014). a. Hukumnya Bolehjika pihak ketiga
Hukum Hutang Piutang Dalam Transaksi tidak ditentukan oleh pihak
Tawarruq Ditinjau Dari Tafsir Al Quran pertama.Ini adalah pendapat
Surat Al-Baqarah Ayat 282 kebanyakan ulama hanafiyah dan
Menurut Quraish Shihab: Adapun hanabilah, imam syafi’i, Iyas bin
menjual barang dengan mencicil tidak Mu’awiyah, dan kebanyakan ulama
terlarang, selama waktu dan jumlah cicilan di zaman ini.
jelas bagi penjual dan pembeli, walupun b. Hukumnya haram karena
harganya lebih tinggi daripada harga jual menyerupai transaksi al-‘Inah.ini
kontan (M. Quraisy Shihab). adalah pendapat Ibnu Taimiyah, Ibnu
Seorang pembeli adakalanya membeli Qayyim karena perdagangan
barang dagangan untuk dimanfaatkan tersebut merupakan bai’ mudhtharri.
sendiri dan adakalanya untuk dijual ini juga merupakan pendapat ‘Umar
kembali.Kedua jenis jual beli seperti ini bin ‘Abdul ‘Aziz serta dikuatkan oleh
boleh menurut kesepakatan para ulama. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah, Ibnul
Tetapi adakalanya juga seseorang Qoyyim dan fatwa Al-Lajnah Ad-
melakukan jual beli hanya untuk Da`imah Saudi Arabia.
mendapatkan keuntungan berupa dirham, Adapun hukum menjual barang secara
maka perlu dilihat apakah harganya sama kredit, kemudian barang tersebut dijual lagi
secara tunai. Seseorang yang membeli oleh konsumen kepada pihak lain dengan
barang secara berjangka kemudian menjual kontan dengan harga yang lebih tinggi, atau
kembali barang itu di pasar secara kontan kita sebut tawarruq, setelah penulis teliti,
dengan tujuan untuk mendapatkan dari beberapa tafsir yang telah
tambahan pembayaran, jual beli seperti ini dikemukakan sebelumnya, maka hukum
makruh menurut pendapat para ulama (As- hutang piutang dalam transaksi tawarruq
Sa’di :2008).Maka penulis menyimpulkan dihalalkan selama memenuhi syarat-syarat
bahwa hutang piutang dalam transaksi yang sudah ditentukan.
tawarruq dari pihak pertama kepada pihak
kedua, halal selama akad dan syarat-syarat
jual beli secara kredit tersebut jelas dan DAFTAR PUSTAKA
dilakukan secara kerelaan, demi mencari Penulis Ascarya. 2011. Akad dan Produk
keridhaan Allah. Waallahu A’lam Bank Syariah. Jakarta: PT. Grafindo
Bisshawab. Persada.
Al-Fauzan, Syekh Shalih, Al-Ustsaimen
KESIMPULAN DANIMPLIKASI Shalih Syekh, Bazz Bin Aziz Abdul,
Syekh, As-Sa’di Abdurrrahman. 2008.
Dari pembahasan pada bab-bab yang Fikih Jual Beli. Jakarta: senayan
lalu, dapat ditarik kesimpulan sebagai publishing.
berikut: Ad-Dimasyqi, Kasir, Ibnu Isa’il Fida Abu Al-
1. Hutang Piutang Dalam Transaksi Imam. 2011. Tafsir Ibnu Kasir. Juz
Tawarruq adalah hutang piutang
42 Taufik, et.,al. Transaksi Tawarruq

3.terjemah. Bandung: Sinar Baru Wasitho, Muhammad. Bahaya Hutang


Algensindo. Piutang Menurut Pandangan Islam.
Al-Maragi, Musthafa Ahmad. 1993. Tafsir Al- Abu fawaz.wordpress.com
Maragi, juz 3. terjemah. Semarang:
PT. Karya Toha Putra.
Al-Ja’fi, Al-Bukhari ‘Abdillah Abu Isma’il Bin
Muhammad. 2008. Shahih Al-
Bukhari. Dimaskus: Dar Thuwaqun
Nahjah.
Al-Zarqani, Adzim Abdul Muhammad
Syaekh, 2002.Manahil Al-‘Urfan Fi
‘Ulumul Quran, Jakarta: Gaya Media
Pratama
Ghazaly, Rahman Abd dkk. 2010. Fiqih
Muamalat. Jakarta: Kenacana Kenada
Media Group.
Kementrian Agama RI. 2012. Al Quran dan
Tafsirnya.jilid 1. Indonesia: PT.
Sinerga Pustaka Indonesia.
Muhtar 2013. Metode Praktis Penelitian
Deskriptif Kualitatif. Jakarta:
Referensi Gp Press Grup.
Najah,Daeng Hr. 2011. Akad Bank Syariah.
Yogyakarta: Pustaka Yestisia.
Shihab, Quraisy M. 2009. Tafsir al-
Mishbah.Tangerang: Lentera Hati.
Sabiq, Sayyid Muhammad. 2009. Fiqih
Sunnah. Jakarta Pusat: PT Pena Pundi
Aksara. cet.1.
Sayis, Ali M, Tafsir Ayat Ahkam. Kairo:
Universitas Syariah Islam.
Zuhaily, Wahbah. 2009. al-Tafsir al-Munir fi
al-‘Qidah wa as-Syari’ah wa al-
Manhaj.jilid 3. Dimaskus: Darul Fikri
Sumber Internet
Herijanto,Hendry.Huscikceolah.Hukum
Tawarruq Berdasarkan Kajian Fiqih
Terpadu
duscikceolah.wordpress.com.

Anda mungkin juga menyukai