Anda di halaman 1dari 4

Nama : Balinda Nariswati

Kelas/Absen : XII FKK 1/11


Mapel : Farmakologi
Tgl : Senin, 16 Agustus 2021

Question :
1) Jelaskan apa yg dimaksud dengan imunisasi, vaksinasi, herd imunity, homeostasis!
2) Sebut dan jelaskan fungsi imunisasi dasar pada balita!
3) Jelaskan jenis vaksin berdasarkan dari sumbernya!
4) Jelaskan yg dimaksud dengan booster ulang imunisasi!
Answer :
1.
- Imunisasi: proses untuk membuat seseorang imun atau kebal terhadap suatu
penyakit. Proses ini dilakukan dengan pemberian vaksin yang merangsang sistem
kekebalan tubuh agar kebal terhadap penyakit tersebut.
- Herd Imunity: kekebalan kelompok adalah kondisi ketika sebagian besar orang
dalam suatu kelompok telah memiliki kekebalan terhadap penyakit infeksi
tertentu. Semakin banyak orang yang kebal terhadap suatu penyakit, semakin
sulit bagi penyakit tersebut untuk menyebar karena tidak banyak orang yang
dapat terinfeksi.
- Homeostasis: proses dan mekanisme otomatis yang dilakukan makhluk
hidup untuk mempertahankan kondisi konstan agar tubuhnya dapat berfungsi
dengan normal, meskipun terjadi perubahan pada lingkungan di dalam atau di
luar tubuh.

2.
- Imunisasi Hepatitis B, berfungsi untuk melindungi hati. Jika anak terinfeksi
virus hepatitis B, maka dalam jangka panjang ia memiliki risiko terserang
penyakit liver ataupun kanker hati. Imunisasi ini harus diberikan kepada anak-
anak sebanyak tiga kali. Pertama kali diberikan segera setelah si kecil lahir. Yang
kedua kalinya saat ia berusia 1-2 bulan. Dan yang terakhir, saat berusia 6-18
bulan.
- Imunisasi Pneumococcal Conjugate Vaccine (PVC). Imunisasi ini berfungsi
melindungi anak dari risiko terkena pneumonia, infeksi dalam darah, dan
meningitis. Imunisasi PCV diberikan saat anak berusia di bawah dua atau lima
tahun.
- Imunisasi DTaP, yang fungsinya melindungi anak dari difteri, tetanus, dan
pertusis. Difteri merupakan infeksi pada tenggorokan yang dapat menyebabkan
gangguan pernapasan. Tetanus adalah penyakit yang menyebabkan kejang yang
sangat hebat pada otot. Pertusis merupakan penyakit pernapasan yang
berkembang menjadi batuk rejan. Imunisasi DTaP diberikan saat anak berusia 2
bulan, 4 bulan, 6 bulan, 15-18 bulan, dan 4-6 tahun.
- Imunisasi Haemophilus Influenzae tipe B (HIB), yaitu imunisasi yang
melindungi anak dari penyakit meningitis. Imunisasi diberikan melalui suntikan
pada usia 2 bulan, 4 bulan, dan 6 bulan.
- Imunisasi polio, bermanfaat untuk mencegah anak terinfeksi virus polio yang
berakibat pada kelumpuhan permanen. Imunisasi polio biasanya diberikan pada
saat anak berusia 2 bulan, 4 bulan, 6-18 bulan, dan 4-6 tahun.
- Imunisasi MMR (Measles Mumps Rubella), yang berfungsi anak dari campak,
gondok, dan rubella. Imunisasi MMR diberikan melalui dua kali suntikan, yaitu
saat usia 12-15 bulan dan usia 4-6 tahun.
- Imunisasi Varicella yang memiliki fungsi melindungi anak dari cacar air.
Imunisasi varicella diberikan melalui suntikan saat usia 12-15 bulan.
- Imunisasi terhadap virus Hepatitis A. Imunisasi ini dianjurkan untuk anak usia
12-23 bulan, dan diikuti dosis keduanya 6 bulan kemudian.
- Imunisasi Rotavirus. Imunisasi ini berfungsi mencegah diare hingga dehidrasi
pada anak terutama pada bayi. Imunisasi dianjurkan diberikan pada anak usia 2-
4 bulan.

3. Jenis-jenis vaksin berdasarkan kandungan yang terdapat di dalamnya:

 Vaksin mati

Vaksin mati atau disebut juga vaksin tidak aktif adalah jenis vaksin yang
mengandung virus atau bakteri yang sudah dimatikan dengan suhu panas, radiasi,
atau bahan kimia. Proses ini membuat virus atau kuman tetap utuh, namun tidak
dapat berkembang biak dan menyebabkan penyakit di dalam tubuh.

Oleh karena itu, Anda akan mendapatkan kekebalan terhadap penyakit ketika
mendapatkan vaksin jenis ini tanpa ada risiko untuk terinfeksi kuman atau virus
yang terkandung di dalam vaksin tersebut.

Namun, vaksin mati cenderung menghasilkan respon kekebalan tubuh yang lebih
lemah, jika dibandingkan vaksin hidup. Hal ini membuat pemberian vaksin mati
butuh diberikan secara berulang atau booster.
Beberapa contoh vaksin yang termasuk jenis vaksin mati adalah vaksin polio, vaksin
DPT, dan vaksin flu.

 Vaksin hidup
Berbeda dengan vaksin mati, virus atau bakteri yang terkandung di dalam vaksin
hidup tidak dibunuh, melainkan dilemahkan. Virus atau bakteri tersebut tidak akan
menyebabkan penyakit, namun dapat berkembang biak, sehingga merangsang tubuh
untuk bereaksi terhadap sistem imun.
Vaksin hidup ini dapat memberikan kekebalan yang lebih kuat dan perlindungan
seumur hidup meski hanya diberikan satu atau dua kali. Meski demikian, vaksin ini
tidak dapat diberikan pada orang yang daya tahan tubuhnya lemah, misalnya pada
penderita HIV/AIDS atau orang yang menjalani kemoterapi.
Sebelum diberikan, vaksin hidup perlu disimpan di dalam lemari pendingin khusus
agar virus atau bakteri tetap hidup. Suhu yang tidak sesuai akan memengaruhi
kualitas vaksin, sehingga imunitas yang terbentuk tidak optimal. Contoh dari vaksin
hidup adalah vaksin MMR, vaksin BCG, vaksin cacar air, dan vaksin rotavirus.

 Vaksin toksoid
Beberapa jenis bakteri dapat memproduksi racun yang bisa menimbulkan efek
berbahaya bagi tubuh. Vaksin toksoid berfungsi untuk menangkal efek racun dari
bakteri tersebut.
Vaksin ini terbuat dari racun bakteri yang diolah secara khusus agar tidak berbahaya
bagi tubuh, namun mampu merangsang tubuh untuk membentuk kekebalan
terhadap racun yang dihasilkan bakteri tersebut. Contoh jenis vaksin toksoid
adalah tetanus toxoid dan vaksin difteri.

 Vaksin biosintetik
Jenis vaksin ini mengandung antigen yang diproduksi secara khusus, sehingga
menyerupai struktur virus atau bakteri.
Vaksin biosintetik mampu memberikan kekebalan tubuh yang kuat terhadap virus
atau bakteri tertentu dan dapat digunakan oleh penderita gangguan sistem kekebalan
tubuh atau penyakit kronis. Contoh vaksin jenis ini adalah vaksin Hib dan vaksin
mRNA.
Agar dapat bekerja dengan efektif dan bisa bertahan lebih lama, sejumlah vaksin
mengandung bahan lain, seperti thiomersal atau merkuri sebagai bahan pengawet
vaksin, serum albumin, formalin, gelatin, dan antibiotik.

4. Imunisasi bertujuan memberikan antibodi bagi anak. Setelah imunisasi, antibodi


anak akan meningkat. Tetapi suatu saat antibodi tersebut akan turun lagi, sehingga
harus diberikan imunisasi ulangan (booster). Tujuannya agar antibodi akan
meningkat kembali sehingga anak tidak mudah terserang penyakit.

Anda mungkin juga menyukai