Anda di halaman 1dari 5

PENGORGANISASIAN WARGA KOMUNITAS

Pola pengorganisasian warga komunitas dalam kerangka pengembangan masyarakat ada tiga, yaitu
pengembangan komunitas lokal yang memberikan penekanan pada proses, dengan memandang
komunitas sebagai ikatan tradisional yang dipimpin oleh kelompok kecil pemimpin-pemimpin
konvensional dengan ciri ungkapan berupa ”Marilah kita bersama-sama membahas masalah ini”. Yang
kedua adalah perencanaan social yang berorientasi kepada kategori tujuan dengan memberi penekanan
pada tujuan yang berorientasi pada penyelesaian tugas dan denga ciri ungkapan berupa “Marilah kita
kumpulkan fakta dan lakukan langkah-langkah logis berikutnya”. Dan pola yang ketiga adalah aksi social,
yaitu pendekatan yang mengarah pada task goal dan process goal yang menunjukkan komunitas sebagai
hirarki dari privilege dan kekuasaan dengan ciri ungkapan berupa “Mari kita mengorganisir diri agar
dapat melawan para penekan kita”. Komunitas memiliki peran penting dalam pengembangan
masyarakat. Berikut ini adalah pola-pola dalam pengorganisasian warga komunitas.

Pengembangan masyarakat (community development) dipandang sebagai strategi yang tepat untuk
memberdayakan dan menigkatkan taraf hidup masyarakat luas. Namun perlu diingat bahwa setiap
masyarakat mempunyai tradisi dan adat-istiadat yang berbeda, yang dapat menjadi potensi yang dapat
dikembangkan sebagai modal sosial. Untuk itu dalam upaya pengembangan masyarakat, dibutuhkan
strategi dan pendekatan yang tepat. Selain itu, perlu juga dilakukan pembahasan pengembangan
masyarakat dalam konteks beragam pendekatan yang dapat dipandang sebagai cara-cara alternatif
dalam melaksanakan pengembangan masyarakat..

Pengembangan masyarakat memiliki sejarah panjang dalam praktek pekerjaan sosial. Sebagai sebuah
metode pekerjaan sosial, Pengembangan masyarakat memungkinkan pemberi dan penerima pelayanan
terlibat dalam proses perencanaan, pengawasan, dan evaluasi. Meskipun pengembangan masyarakat
memiliki peran penting dalam pekerjaan sosial, Pengembangan masyarakat belum sepenuhnya menjadi
ciri khas praktek pekerjaan sosial. Pengembangan masyarakat masih menjadi bagian dari kegiatan
profesi lain, seperti perencanaan kota dan pengembang perumahan.

Pengembangan masyarakat memiliki fokus terhadap upaya menolong anggota masyarakat yang
memiliki kesamaan minat untuk bekerja sama, mengidentifikasi kebutuhan bersama dan kemudian
melakukan kegiatan bersama untuk memenuhi kebutuhan tersebut.

Dengan demikian, Pengembangan masyarakat dapat didefenisikan sebagai metode yang memungkinkan
orang dapat meningkatkan kualitas hidupnya serta mampu memperbesar pengaruhnya terhadap
proses-proses yang mempengaruhi kehidupannya. Berikut adalah pola-pola dalam pengorganisasian
warga komunitas.
1.1 Pola Pengembangan Komunitas

Pola pengembangan komunitas memberikan penekanan pada proses, dimana masyarakat berusaha
untuk diintegrasikan dan dikembangkan kapasitasnya. Masyarakat dibuat sadar berdasarkan kemauan
dan kemampuan menolong diri sendiri (self-help). Pendekatan ini sebagai upaya untuk mengembangkan
keterlibatan warga komunitas sebanyak komunitas dalam upaya menentukan kebutuhan yang mereka
rasakan dan memecahkan masalah mereka.

Pengembangan Komunitas adalah cara lain untuk mendapatkan orang untuk bekerja sama. Ini adalah
proses mencapai konsensus kelompok tentang keprihatinan umum dan berkolaborasi dalam pemecahan
masalah. Misalnya, penduduk lokal di lingkungan perkotaan atau masyarakat pedesaan dapat bekerja
sama dalam mendefinisikan isu-isu lokal, seperti akses ke kesempatan kerja atau pendidikan yang lebih
baik, dan dalam mengambil tindakan untuk mengatasi masalah.

1.2 Pola Perencanaan Sosial

Pola perencanaan sosial lebih menekankan pada tugas (task goal). Seorang perencana biasanya
berusaha untuk mengumpulkan fakta-fakta mengenai masalah yang dihadapi sebelum warga komunitas
memilih tindakan yang rasional dan tepat dilakukan. Fungsi pembuatan kebijakan dibuat oleh perencana
sementara masyarakat sebagai konsumen yang menerima dan memanfaatkan program dan pelayanan
sebagai hasil dari proses perencanaan.

Perencanaan sosial menggunakan informasi dan analisis untuk mengatasi masalah masyarakat
substantif seperti pendidikan, perkembangan anak, atau kesehatan lingkungan. Misalnya, dewan
perencanaan atau gugus tugas terlibat (biasanya ) profesional dalam menetapkan tujuan dan sasaran,
mengkoordinasikan upaya, dan mengkaji pencapaian tujuan.

Perencanaan sosial mungkin terjadi dalam konteks baik konsensus atau konflik tentang tujuan dan
sarana. Sebagai contoh, informasi mengenai tingginya tingkat kehamilan remaja, dan faktor-faktor yang
berkontribusi untuk itu, dapat membantu masyarakat berfokus pada tujuan mencegah kehamilan
remaja, dan bahkan keputusan tentang menggunakan cara kontroversial seperti pendidikan seksualitas
dan meningkatkan akses terhadap kontrasepsi. Penggunaan perencanaan sosial membantu membangun
kesepakatan tentang hasil umum.

Pola ini sengaja direncanakan, proses teknis rasional pemecahan masalah yang berkaitan dengan
masalah sosial substantif, adalah ciri dari model ini . Tingkat partisipasi masyarakat dapat bervariasi.
Namun, membangun kapasitas masyarakat atau membina perubahan sosial yang radikal atau
fundamental bukanlah tujuan utama dari model ini dari praktek masyarakat .

1.3 Pola Aksi Sosial

Pola Aksi Sosial menakankan pada proses dan tugas. Masyarakat dilihat sebagai hirarki dari provillage
kekuasaan. Para praktisi sosial menekankan pada taktik konflik sesuai dengan peran mereka sebagai
aktivis. Pada pendekatan ini, terkadang cara-cara koersif harus dilaksanakan seperti melakukan
pemboikotan.

Aksi sosial melibatkan upaya untuk meningkatkan kekuatan dan sumber daya dari masyarakat
berpenghasilan rendah atau relatif tidak berdaya atau terpinggirkan. Sebagai contoh, organisasi
advokasi, seperti untuk hak penyandang cacat atau pengendalian tembakau, sering menggunakan
pendekatan aksi sosial. Mereka mungkin mengatur acara mengganggu- termasuk tuntutan hukum, sit-
in, atau boiko - untuk menarik perhatian dan fokus untuk keprihatinan mereka oleh penguasa.

Penyelenggara membuat acara, seperti protes atau mogok, bahwa mereka dalam posisi kekuasaan
(seperti pengusaha ) dapat menghindari atau mampir datang ke kesepakatan. Misalnya, orang dengan
cacat mungkin berhenti tindak pencegahan bisnis ketika memodifikasi kebijakan yang mendiskriminasi
orang-orang cacat. Atau sebuah perusahaan rokok bisa menghindari gugatan oleh para pendukung
pengendalian tembakau dengan menghilangkan iklan ditujukan pada anak-anak. Taktik aksi sosial
digunakan dalam banyak situasi yang melibatkan konflik kepentingan dan ketidakseimbangan dalam
kekuasaan, mereka biasanya terjadi ketika negosiasi konvensional tidak bekerja. Tema kunci dalam
model ini adalah keadilan sosial, demokrasi, redistribusi kekuasaan, sumber daya, dan pengambilan
keputusan.

II. KESIMPULAN
Adapun kesimpulan dari makalah ini adalah sebagai berikut :

1. Pengorganisasian warga komunitas memiliki pola yang berbeda-beda karakteristiknya antara


yang satu dengan yang lain.

2. Perbedaan pola pengorganisasian warga komunitas akan menimbulkan dampak yang berbeda
pula kepada para pelaku dan anggotanya.

3. Penerapan pola pengorganisasian warga komunitas harus disesuaikan dengan kondisi serta
kebutuhan dari warga komunitas tersebut.

DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2013. Community Development. http://ctb.ku.edu/en/table-of-contents/overview/model-for-
community-change-and-improvement/lessons-learned/main#.Ul4PLlOITK4.html. (Diakses 11 Oktober
2013).

Anonim, 2013. Three Models Of Community Organizing. http://www.calgary.ca/


CSPS/CNS/Pages/Publications-guides-and-directories/Community-Assessment-Handbook/Rothman
%27s-Three-Models-of-Community-Organizing.aspx.html. (Diakses 11 Oktober 2013).

Anonim, 2013. Pola Pengorganisasian Warga Komunitas Dalam Rangka Pengembagan Masyarakat.
http://elhachan.wordpress.com/2013/05/11/ pengorganisasian-komunitas-dan-peranan-pekerja-
komunitas.html. (Diakses 11 Oktober 2013).

Anonim, 2013. Analisis Dan Strategi Pendekatan Pengembangan Masyarakat.


http://tiarapridatika.wordpress.com/2011/05/22/analisis-strategi-dan-pendekatan-pengembangan-
masyarakat.html. (Diakses 11 Oktober 2013)

Anda mungkin juga menyukai