PENDAHULUAN
Akses penduduk kepada prasarana dan sarana air limbah permukiman, persampahan
dan drainase pada dasarnya erat kaitannya dengan aspek kesehatan, lingkungan
hidup, pendidikan, sosial budaya serta kemiskinan. Hasil berbagai pengamatan dan
penelitian telah membuktikan bahwa semakin besar akses penduduk kepada fasilitas
prasarana dan sarana air limbah permukiman, persampahan dan drainase (serta
pemahaman tentang hygiene) semakin kecil kemungkinan terjadinya kasus
penyebaran penyakit yang ditularkan melalui media air (waterborne diseases).
2.1 Pendekatan
DAK Sanitasi Lingkungan Berbasis Masyarakat (SLBM) merupakan salah satu
kegiatan pembangunan prasarana air limbah, persampahan dan drainase yang
menggunakan pendekatan pemberdayaan masyarakat melalui :
1. Keberpihakan pada warga yang berpenghasilan rendah, dimana orientasi kegiatan
baik dalam proses maupun pemanfaatan hasil ditujukan kepada penduduk miskin
yang bermukim di permukiman padat perkotaan berdasarkan kebutuhan;
2. Otonomi dan desentralisasi, dimana masyarakat memperoleh kepercayaan dan
kesempatan yang luas dalam proses perencanaan, pelaksanaan, pengawasan,
pemanfaatan dan pengelolaan hasilnya;
3. Mendorong prakarsa lokal dengan iklim keterbukaan, dimana masyarakat
menyampaikan permasalahan dan merumuskan kebutuhannya secara demokratis
dan transparan;
4. Partisipatif, dimana masyarakat terlibat secara aktif dalam proses perencanaan,
pelaksanaan, pengawasan, pemanfaatan dan pengelolaan;
5. Keswadayaan, dimana kemampuan masyarakat menjadi faktor pendorong utama
dalam keberhasilan kegiatan, baik proses perencanaan, pelaksanaan, pengawasan,
maupun pemanfaatan hasil kegiatan.
2.2 Prinsip-Prinsip Penyelenggaraan
Prinsip Dasar DAK Sanitasi Lingkungan Berbasis Masyarakat (SLBM) adalah :
Program ini bersifat tanggap kebutuhan, masyarakat yang layak mengikuti DAK
1. Sanitasi Lingkungan
Berbasis Masyarakat (SLBM) akan bersaing mendapatkan kegiatan ini dengan
cara menunjukkan komitmen
serta kesiapan untuk melaksanakan sistem sesuai pilihan mereka.
Pengambilan keputusan berada sepenuhnya di tangan masyarakat, sedangkan
2. peran pemerintah atau
Swasta, hanya sebatas sebagai fasilitator.
Masyarakat menentukan, merencanakan, membangun dan mengelola sistem yang
3. mereka pilih sendiri,
dengan difasilitasi oleh TFL atau konsultan pendamping yang bergerak secara
profesional dalam bidang
teknologi pengolahan limbah, persampahan, drainase maupun bidang sosial.
Pemerintah daerah tidak sebagai pengelola sarana, hanya memfasilitasi inisiatif
4. kelompok masyarakat.
Prinsip Penyelenggaraan Sanitasi Lingkungan Berbasis Masyarakat (SLBM) adalah :
1. Dapat diterima, pilihan kegiatan berdasarkan musyawarah sehingga memperoleh
dukungan dan diterima masyarakat.
2. Transparan, pengelolaan kegiatan dilakukan secara terbuka dan diketahui oleh
seluruh lapisan masyarakat dan aparatur sehingga dapat diawasi dan dievaluasi
oleh semua pihak.
3. Dapat dipertanggungjawabkan, pengelolaan kegiatan harus dapat dipertanggung
jawabkan kepada seluruh lapisan masyarakat.
4. Berkelanjutan, pengelolaan kegiatan dapat memberikan manfaat kepada
masyarakat secara berkelanjutan, yaitu ditandai dengan adanya manfaat bagi
pengguna serta pemeliharaan dan pengelolaan sarana dilakukan secara mandiri
oleh masyarakat pengguna.
2.3 Pola Penyelenggaraan
Pola penyelenggaraan kegiatan DAK Sanitasi Lingkungan Berbasis Masyarakat
(SLBM) dilakukan oleh masyarakat dengan difasilitasi Tenaga Fasilitator Lapangan
(TFL) atau Konsultan Pendamping yang memiliki kemampuan teknis dan sosial
kemasyarakatan, mulai dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, monitoring
dan evaluasi. Namun jika dalam tahap pelaksanaan konstruksi terdapat kegiatan yang
secara teknis tidak mampu dilaksanakan oleh masyarakat sendiri, maka dapat
ditunjuk pihak ketiga dengan melalui Kerja Sama Operasional (KSO) sehingga
terjadi kerja sama kelompok masyarakat setempat.
2.4 Prasarana Sanitasi Lingkungan Berbasis Masyarakat
Sanitasi Lingkungan Berbasis Masyarakat (SLBM), adalah kegiatan yang
dilaksanakan untuk menyediakan prasarana penyehatan lingkungan permukiman
berbasis masyarakat, terdiri dari: Pembangunan Tangki Septik Skala Individu
Perkotaan dengan Kepadatan Penduduk ≤ 150 Jiwa/Ha, Satu titik / Satu KSM/
Minimal 50 Unit.
BAB III
PENGELOLAAN SANITASI LINGKUNGAN BERBASIS MASYARAKAT
Kelurahan
Flamboyan Baru
KSM Flamboyan
Baru
4.1 Umum
Topografi di wilayah penelitian yaitu Kecamatan Padang Barat dan Kecamatan Padang Utara
merupakan wilayah dataran rendah memiliki tingkat kemiringan lereng 0-2%. Potensi
pengembangan dengan kemiringan 0-15% dapat dikembangkan sebagai lahan perkotaan
seperti permukiman, perdagangan dan jasa, industri dan pemerintahan.
BAB V
ASPEK KELEMBAGAAN
1. Ketua : HEFRIZON
2. Sekretaris : ISHAK AFRIANALDI SINAGA
3. Bendahara : VINNA NOVITA SARI
4. Koordinator : Drs. BAKHRUM MANURUNG
Tim Perencana : TRI NURMIANTI
Tim Pelaksana : MUSLIBAR
Tim Pengawas : DJASWIR LOUIS
Tim Pengadaan : SYAHRUL
Ketua :
a. Mengkoordinasi perencanaan kegiatan pembangunan
b. Memimpin pelaksanaan tugas tim yang telah dibentuk dan kegiatan rapat
Sekretaris :
a. Menyusun rencana kebutukan dan melaksanakan kegiatan tata usaha
dokumentasi
b. Melaksanakan surat menyurat
c. Melaksanakanpelaporan kegiatan pembangunan secara bertahap
d. Mendokumentasikan seluruh laporan kegiatan
e. Membantu dalam penyuluhan kesehatan masyarakat
Bendahara :
a. Menerima dan menyimpan uang
b. Mengeluarkan / membayar sesuai dengan realisasi, sesuai nota/kwitansi
c. Melakukan pengelolaan administrasi keuangan
d. Melakukan penarikan kontribusi dari masyarakat berupa uang
e. Menyusun realisasi pembukuan serta laporan pertanggungjawaban pada
tahapan konstruksi yaitu :
BAB VI
ASPEK KEUANGAN
2. Pelatihan
Jenis pelatihan yang diberikan kepada masyarakat yaitu (1) pelatihan teknis untuk
tukang, tenaga kerja kontruksi, dan operator; (2) pelatihan pengelolaan dan pembukuan
keuangan KSM; (3) kampanye kesehatan masyarakat
Untuk mencairkan dana dari rekening bank tersebut harus ditandatangani oleh 3 pihak
tersebut.
2. Administrasi Pembukuan
Pengelolaan keuangan, pelaksanaan pembangunan tengki septik skala individual
perkotaan akan menggunakan pembukuan dengan sistem pembukuan standar agar bisa
diaudit dan dilakukan secara transparan/terbuka. Adapun contoh pembukuan yang
disiapkan adalah sebagaimana pada lampiran berikut
3. Mekanisme Pembelajaran
Mandor mengajukan permintaan pengadaan kepada bagian logistik atas persetujuan
supervisor. Bagian logistik melakukan pemesanan material ke toko yang sudah ditunjuk
(buku order). Toko mengirim material sesuai pesanan, kualitas barang disetujui oleh
mandor (buku logistik). Pembayaran material kepada toko dilakukan sesuai perjanjian
(kontrak dengan toko) oleh bendahara KSM berdasarkan jumlah tagihan yang disetujui
oleh mandor.
5. Laporan Keuangan
Untuk tetap mengawasi pengelolaan keuangan maka akan dilakukan pelaporan
keuangan secara berkala oleh Bendahara, yakni setiap akhir minggu. Laporan
Keuangan akan dibuat rekap Pengeluaran, Pemasukan, Saldo kas, bank dan absen
tenaga kerja. Laporan Keuangan akan menggunakan papan yang besar agar bisa
dibaca oleh semua pihak yang berkepentingan.