Anda di halaman 1dari 16

KONSEP SAKINAH, MAWADDAH DAN RAHMAH DALAM PERNIKAHAN

Henderi Kusmidi*

Abstrak

Perkawinan merupakan bagian dari ajaran Islam. Siapa yang menghindari perkawinan
berarti ia telah meninggalkan sebagian dari ajaran agamanya. Disamping itu perkawinan dapat
menghindarkan diri dari perbuatan zina. Islam melarang ummatnya melepaskan naluri seksual secara
bebas tidak terkendali. Karena itulah Islam mengharamkan perbuatan zina dengan segala hal yang
mengantarkannya dan segala sesuatu yang berhubungan dengannya. Pada saat yang sama Islam
memerangi kecenderungan sebaliknya yaitu kecenderungan yang melawan naluri dan mengekangnya.
Karena itulah ia menyerukan kepada perkawinan, melarang kecenderungan melajang terus dan
mengebiri diri. Tidak halal bagi seorang muslim berpaling dari perkawinan, pada hal ia mampu
melakukannya dengan alasan konsentrasi untuk beribadah, menjauhi dari dunia dan mengabdi secara
penuh kepada Allah SWT.

Kata Kunci : Perkawinan, Sakinah, Mawaddah, Rahmah dan Hukum Islam

Pendahuluan berbagai tugas yang harus dipenuhi baik


dari segi kejiwaan, ruhaniyah,
Islam mendorong untuk membentuk
kemasyarakatan harus menjadi
keluarga, Islam mengajak manusia untuk
tanggungjawabnya. Kepuasan insting
hidup dalam naungan keluarga karena
sungguh bisa tercukupi dengan
keluarga seperti gambaran kecil dalam
kecantikan dan keindahan, namun tidak
kehidupan stabil yang menjadi
dapat mencukupi dalam pemuasan
pemenuhan keinginan manusia tanpa
kerinduan ruh dan keinginan jiwa seperti
menghilangkan kebutuhannya. Keluarga
ketenangan, cinta dan keamanan.2
merupakan tempat fitrah yang sesuai
Dalam pandangan Islam
dengan keinginan Allah SWT bagi
perkawinan bukanlah urusan perdata
kehidupan manusia sejak keberadaan
semata, bukan pula urusan keluarga dan
khalifah.1 Sesungguhnya pernikahan
masalah budaya, tetapi juga terkait
tidak hanya bertujuan untuk memenuhi
dengan masalah agama karena
insting dan berbagai keinginan yang
perkawinan itu dilakukan untuk
bersifat materi. Lebih dari itu terdapat
memenuhi dan menaati aturan Allah SWT

Penulis adalah Dosen FUAD IAIN Bengkulu


El-Afkar Vol. 7 Nomor 2, Juli-Desember 2018

dan sunnah nabi Muhammad SAW serta kenyataannya untuk membentuk sebuah
dilaksanakan sesuai dengan petunjuk keluarga yang sakinah, mawaddah,
Allah dan Rasul Nya. Pekawinan warahmah, memang tidak semudah
dilakukan oleh dua insan yang berbeda membalikkan telapak tangan.
jenis kelamin, kultur dan watak yang Membutuhkan sinkronisasi antara niat,
berjanji dan bersedia mematuhi janji yang pemahaman dan perbuatan. Dalam upaya
telah diucapkan sebagai makhluk sosial. memahami konsep sakinah, mawaddah,
Secara otomatis juga mempunyai nilai warahmah dalam perkawinan, maka
kontrak sosial antara laki-laki dan penulis mencoba memaparkan beberapa
perempuan yang sifatnya manusiawi. definisi tentang sakinah, mawaddah,
Kecenderungan manusia untuk warahmah dan aplikasinya dalam
berkeluarga merupakan naluri yang kehidupan berumah tangga.
diwariskan secara genitika agar
kelangsungan generasi spesies manusia A. Dasar Hukum Perkawinan
tetap terjaga. Syari'at Islam telah mengatur Penghargaan Islam terhadap ikatan
kecenderungan naluri itu agar tidak liar, pernikahan besar sekali, Allah
brutal dan tak bermatabat melalui menyebutkan sebagai ikatan yang kuat,
lembaga pernikahan. Pernikahan yang sah sebagaimana Allah SWT berfirman :
menurut Syari'at Islam merupakan awal
dari pembentukan keluarga sakinah
sepanjang suami isteri menjalankan hak
dan kewajibannya masing-masing.
“Dan mereka (isteri-isterimu) telah
Kita sering mendengar
mengambil dari kamu perjanjian yang
istilah sakinah, mawaddah, warahmah.
kuat”.(An Nisaa: 21).3
Kata-kata ini begitu populer terlebih lagi
Sampai-sampai ikatan perkawinan
ketika kerabat ataupun kenalan kita
itu ditetapkan sebanding dengan separuh
hendak melaksanakan
agama. Rasulullah Shallallahu „alaihi wa
sebuah hajat pernikahan. Siapapun
sallam telah bersabda:
orangnya ketika menginjak dunia rumah
tangga pasti menginginkan kehidupan “Barangsiapa menikah, maka ia telah
yang sakinah, mawaddah, melengkapi separuh dari agamanya. Dan
warahmah. Kata-kata ini begitu mudah
untuk diucapkan, namun dalam

64
Henderi Kusmidi
Konsep Sakinah, Mawaddah dan Rahmah dalam Pernikahan

hendaklah ia bertaqwa kepada Allah dalam “Benarkah kalian telah berkata begini
memelihara yang separuhnya lagi”.4 dan begitu? Sungguh demi Allah,
Islam Tidak Menyukai Membujang, sesungguhnya akulah yang paling takut dan
Rasulullah Shallallahu „alaihi wa sallam taqwa kepada Allah diantara kalian, akan

memerintahkan untuk menikah dan tetapi aku berpuasa dan aku berbuka, aku

melarang keras kepada orang yang tidak shalat dan aku juga tidur dan aku juga

mau menikah. Anas bin Malik menikahi wanita. Maka barangsiapa yang

rahimahullah berkata : “Rasulullah tidak menyukai sunnahku, maka ia tidak

Shallallahu „alaihi wa sallam termasuk golonganku”.

memerintahkan kami untuk menikah dan Allah memerintahkan untuk

melarang kami membujang dengan menikah. Dan seandainya mereka fakir,

larangan yang keras.” Beliau Shallallahu niscaya Allah SWT akan membantu

„alaihi wa sallam bersabda : dengan memberikan rezeki kepada


mereka. Allah SWT menjanjikan suatu
pertolongan kepada orang yang menikah
“Nikahilah wanita yang subur dan dalam firman-Nya QS. An Nur 32-34 :
penyayang. Karena aku akan berbanggga
dengan banyaknya umatku di hadapan umat- Dan nikahkanlah orang-orang yang
masih membujang di antara kamu, dan juga
umat”5 orang-orang yang layak (menikah) dari
Pernah suatu ketika, tiga orang hamba-hamba sahayamu yang laki-laki dan
perempuan. Jika mereka miskin, Allah akan
sahabat datang bertanya kepada isteri- memberikan kemampuan kepada mereka
isteri Nabi Shallallahu „alaihi wa sallam dengan karunia-Nya. Dan Allah Mahaluas
(pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui. Dan
tentang peribadahan Beliau Shallallahu orang-orang yang tidak mampu menikah
hendaklah menjaga kesucian (diri)nya, sampai
„alaihi wa sallam. Kemudian setelah
Allah memberi kemampuan kepada mereka
diterangkan, masing-masing ingin dengan karunia-Nya. Dan jika hamba sahaya
yang kamu miliki menginginkan perjanjian
meningkatkan ibadah mereka. Salah
(kebebasan), hendaklah kamu buat perjanjian
seorang dari mereka berkata: “Adapun kepada mereka, jika kamu mengetahui ada
kebaikan pada mereka, dan berikanlah kepada
saya, akan puasa sepanjang masa tanpa mereka sebagian dari harta Allah yang
putus”. Sahabat yang lain berkata: dikaruniakan-Nya kepadamu. Dan janganlah
kamu paksa hamba sahaya perempuanmu
“Adapun saya akan menjauhi wanita, saya untuk melakukan pelacuran, sedang mereka
tidak akan nikah selamanya ”. Ketika hal sendiri menginginkan kesucian, karena kamu
hendak mencari keuntungan kehidupan
itu didengar oleh Nabi SAW, Beliau keluar duniawi. Barang siapa memaksa mereka, maka
seraya bersabda : sungguh, Allah Maha Pengampun lagi Maha

65
El-Afkar Vol. 7 Nomor 2, Juli-Desember 2018

Penyayang (kepada mereka) setelah mereka “Allah menjadikan bagi kamu isteri-
dipaksa. Dan sungguh, Kami telah isteri dari jenis kamu sendiri dan menjadikan
menurunkan kepada kamu ayat-ayat yang bagimu dari isteri-isteri kamu itu, anak-anak
memberi penjelasan, dan contoh-contoh dari
dan cucu-cucu, dan memberimu rezeki dari
orang-orang yang terdahulu sebelum kamu
dan sebagai nasehat bagi orang-orang yang yang baik-baik. Maka mengapakah mereka
bertakwa. “Dan nikahkanlah orang-orang beriman kepada yang bathil dan mengingkari
yang sendirian diantara kamu dan orang- nikmat Allah?"8
orang yang layak (bernikah) dari hamba-
hamba sahayamu yang laki-laki dan wanita. B. Hukum Perkawinan
Jika mereka miskin, Allah akan memampukan
mereka dengan karuniaNya. Dan Allah Maha Dasar hukum perkawinan yaitu
Luas (pemberianNya) lagi Maha hukum yang mengatur hubungan antara
Mengetahui”. (An Nur : 32-34)
manusia dengan sesamnya yang
Dalam pandangan Al-Qur'an salah menyangkut penyaluran kebutuhan
satu tujuan pernikahan adalah untuk biologis antar jenis, hak dan kewajiban
menciptakan sakinah, mawaddah dan yang berhubungan dengan akibat
rahmah antara suami, isteri dan anak- perkawinan.9 Perkawinan merupakan
anaknya.6 Hal ini ditegaskan oleh Allah sunatullah pada dasarnya adalh mubah
SWT dalam surat Ar-Rum ayat 21 : tergantung kepada tingkat maslahatnya.
Imam Izzudin Abdussalam membagi
ۚ maslahat menjadi tiga bagian yaitu :
1. Maslahat yang diwajibkan Allah bagi
hamba-Nya. Maslahat wajib bertingkat-
Artinya : diantara tanda-tanda
kekuasaan Nya adalah dia menciptakan tingkat terbagi kepada faadhil (utama),
untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri,
afdhal (paling utama) dan mutawassith
supaya kamu cenderung dan merasa tenteram
kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu (tengah-tengah). Maslahat yang paling
rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada
yang demikian itu benar-benar terdapat tanda- utama adalah maslahat yang pada
tanda bagi kaum yang berpikir.7 dirinya terkandung kemuliaan, dapat
menghilangkan mafsadah paling buruk
Adapun dasar hukum nikah dari al-
dan dapat mendatangkan
Qur'an dalam surat An-Nahl Ayat 72 :
kemaslahatan yang paling besar,
kemaslahatan jenis ini wajib dikerjakan.
2. Maslahat yang disunnahkan oleh syari‟
ۚ kepada hamba-Nya demi untuk
kebaikannya, tingkat maslahat paling
tinggi berada sedikit dibawah tingkat

66
Henderi Kusmidi
Konsep Sakinah, Mawaddah dan Rahmah dalam Pernikahan

maslahat wajib paling rendah. Dalam riwayat Ahmad dan disahkan oleh Ibnu
tingkatan ke bawah maslahat sunnah Hibban sebagai berikut :
akan sampai pada tingkat maslahat "Artinya : kawinilah perempuan-
yang ringan yang mendekatkan perempuan yang dicintai yang subur karena

maslahat mubah. sesungguhnya aku akan bangga karena banyak

3. Maslahat mubah, bahwa dalam perkara kaum di hari kiamat".

mubah tidak terlepas dari kandungan Atas dasar ini hukum perkawinan

nilai maslahat atau penolakan terhadap menurut asalnya adalah sunnah menurut

mafsadah. Imam izzudin berkata : pandangan jumhur ulama', hal ini berlaku

sebagian diantaranya lebih bermanfaat secara umum. Namun karena ada tujuan

dan lebih besar kemaslahatannya dari mulia yang hendak dicapai dari

sebagian yang lain. Maslahat mubah ini perkawinan itu dan yang melakukan

tidak berpahala. perkawinan itu berbeda pula kodisinya

Perkawinan adalah suatu perbuatan serta situasi yang melingkupi suasana

yang disuruh oleh Allah dan Rasul-Nya. perkawinan itu berbeda pula. Maka

Banyak suruhan-suruhan Allah dalam Al- secara rinci jumhur ulama' menyatakan

Qur'an untuk melaksanakan hukum perkawinan dengan melihat

perkawinan.10 Diantaranya firman Allah keadaan orang-orang tertentu sebagai

SWT dalam surat An-Nuur ayat 32 : berikut :

1. Sunnah, bagi orang-orang yang telah


berkeinginan untuk kawin, telah pantas
untuk kawin dan dia telah mempunyai
"Artinya : dan kawinkanlah orang- perlengkapan untuk melangsungkan
orang yang sendirian diantara kamu dan
orang-orang yang layak untuk kawin di antara perkawinan.
hamba-hamba sahayamu yang laki-laki dan 2. Makruh bagi orang-orang yang belum
hamba-hamba sahayamu yang perempuan. Jika
pantas untuk kawin, belum
mereka miskin Allah akan memberikan
kemampuan kepada mereka dengan kurnia- berkeinginan untuk kawin, sedangkan
Nya".11 perbekalan untuk perkawinan juga

Begitu pula banyak suruhan Nabi belum ada. Begitu pula ia telah

kepada ummatnya untuk melakukan mempunyai perlengkapan untuk

perkawinan. Diantarnya tersebut dalam perkawinan, namun fisiknya

hadits nabi dari anas bin Malik menurut mengalami cacat seperti impoten,

67
El-Afkar Vol. 7 Nomor 2, Juli-Desember 2018

berpenyakitan tetap, tua dan menikmati manisnya sebuah


kekurangan fisik lainnya. perkawinan. Mereka sangat romantis,
3. Wajib, bagi orang-orang yang telah penuh cinta dan senda gurau. Pada
pantas untuk kawin, berkeinginan tahap ini biasanya digambarkan
untuk kawin dan memiliki bahwa masing-masing bersedia melalui
perlengkapan untuk kawin, ia khawatir kehidupan ini walaupun dalam
akan terjerumus ke tempat maksiat kemisknan dan kekurangan.
kalau ia tidak kawin. 2. Tahap Gejolak. Pada tahap ini mulai
4. Haram, bagi orang yang tidak akan timbul gejolak setelah berlalu masa
memenuhi ketentuan syara' untuk bulan madu. Kejengkelan sudah mulai
melakukan perkawinan atau ia yakin tumbuh dihati apalagi sudah mulai
perkawinan itu tidak akan mencapai terlihat sifat-sifat aslinya yang bahwa
tujuan syara', sedangkan dia meyakini selama ini disengaja ditutup-tutupi
perkawinan itu akan merusak untuk menyenangkan pasangannya.
kehidupan pasangannya. Mereka mulai menyadari bahwa
5. Mubah bagi orang-orang yang pada perkawinan ternyata bukan sekedar
dasarnya belum ada dorongan untuk romantisme, tetapi ada kenyataan-
kawin dan perkawinan itu tidak akan kenyataan baru yang boleh jadi tidak
mendatangkan kemudaratan apa-apa pernah terpikirkan sebelumnya. Pada
kepada siapapun.12 tahap ini sebuah perkawinan akan
terancam gagal dan masing-masing
C. Pengertian Keluarga Sakinah, pihak biasanya merasa menyesal
Mawaddah dan Rahmah dalam Al- karena ia memilih ia sebagai pasangan
Qur'an hidupnya . namun dengan kesabaran
Menurut sejumlah pakar, dan tolerensi akan menghantarkan
sebagaimana dikutip oleh M. Quraish pada tahap ketiga.
Shihab bahwa ada beberapa tahapan yang 3. Tahap Perundingan dan Negosiasi.
biasanya dilalui oleh pasangan suami Tahap ini lahir jika masing-masing
isteri sebelum mencapai kehidupan pihak masih merasa saling
keluarga sakinah yang dihiasi dengan membutuhkan. Pada tahap ini mereka
mawaddah dan rahmah antara lain : sudah mulai mengakui kelebihan dan
1. Tahap Bulan Madu. Pada tahap ini kekurangan masing-masing. Jika
kedua pasangan benar-benar mereka berhasil melewati tahap ini,

68
Henderi Kusmidi
Konsep Sakinah, Mawaddah dan Rahmah dalam Pernikahan

maka akan membawa tahap mereka tidak akan menggoyahkan


berikutnya. rumah tangganya. Memang riak-riak
4. Tahap penyesuaian. Tahapa ini masing- kecil masih akan tetap ada namun itu
masing pasangan sudah mulai akan menghanyutkan. Pada tahap ini
menunjukkan sifat aslinya, sekaligus mereka benar-benar merasakan cinta
kebutuhan yang disertai perhatian sejati.
kepada pasangannya. Dalam tahap ini Tahap-tahapan diatas merupakan
masing-masing akan saling gambaran umum yang biasa dialami
menunjukkan sikap penghargaan. dalam hubungan suami isteri. Hal ini juga
Mereka juga merasakan kembali bersifat relatif sehingga tidak bisa
nikmatnya menyatu bersama kekasih dikalkulasi secara matematis, misalnya
serta berkorban dan mengalah demi pada tahun pertama, kedua dan
cinta. seterusnya. Begitu pula urutan ini tidaklah
5. Tahap Peningkatan Kualitas Kasih berisifat permanen, tetapi merupakan
Sayang. Pada tahap ini masing-masing hasil sebuah penelitian atau ijtihad. Oleh
pasangan sudah menyadari karenanya tidak menutup kemungkinan
sepenuhnya yang didasarkan pada adanya tahap-tahap lain selain diuraikan
pengalaman bukan teori bahwa diatas.
hubungan suami isteri memang sangat Dalam rangka upaya memahami
berbeda dengan segala bentuk konsep sakinah, mawaddah, warahmah,
hubungan social lainnya. Pada tahap maka dalam kesempatan ini penulis akan
ini masing-masing pihak menjadi mencoba sedikit memaparkan beberapa
teman terbaik dalam bercengkrama, definisi tentang sakinah, mawaddah,
berdiskusi serta berbagai pengalaman. warahmah. Namun sebelum membahas
Masing-masing pihak juga berusaha mengenai pengertian keluarga
untuk melakukan yang terbaik demi sakinah, mawaddah dan rahmah, maka
menyenangkan pasangannya. dijelaskan terlebih dahulu yang dimaksud
6. Tahap Kemantapan. Pada tahap ini dengan keluarga. Keluarga adalah unit
masing-masing pasangan merasakan terkecil dalam masyarakat yang terdiri
dan menghayati cinta kasih sebagai dari suami, isteri dan anaknya, atau ayah
realitas yang menetap sehingga sehebat dan anaknya atau ibu dan anaknya.13
apapun guncangan yang mendera

69
El-Afkar Vol. 7 Nomor 2, Juli-Desember 2018

Definisi lainnya tentang keluarga selangkah, ada sama dimakan dan kalau
yaitu “Sekumpulan orang yang diikat oleh tidak ada sama dicari.
tali perkawinan, hubungan darah dan Kata sakinah ditemukan dalam Al-
pengangkatan anak dalam satu rumah Qur'an sebanyak enam kali disamping
tangga, yang berinteraksi dan bentuk lain yang seakar dengannya dan
berkomunikasi satu sama lain sesuai secara keseluruhannya berjumlah 69. Kata
dengan peran masing-masing, seperti sakinah yang berasal dari kata sakana-
suami, isteri, ayah dan ibu, saudara atau yaskunu pada mulanya berarti sesuatu
anak laki-laki dan perempuan yang saling yang tenang atau tetap setelah bergerak
memelihara hubungan budaya yang (Subutusy-Syai' ba'dat Taharruk).20 Kata
sama”.14 Berdasarkan definisi diatas, ini merupakan antonim dari idtiraab
jelaslah bahwa keluarga adalah suatu unit (kegoncangan) dan tidak digunakan
atau sekumpulan orang yang terdiri ayah, kecuali untuk menggambarkan
ibu dan anak yang diikat dalam ketenangan dan ketentraman setelah
perkawinan, hubungan darah atau sebelumnya terjadi gejolak apapun latar
pengangkatan anak. belakangnya., rumah dikatakan maskan
a. Pengertian Sakinah karena ia merupakan tempat untuk

Kata Sakinah berasal dari Bahasa istirahat setelah berkativitas. Sebagaimana

Arab yang berarti “Ketenangan dijelaskan dalam surat saba' surat ke-34

hati”.15 Sedangkan dalam Kamus Umum ayat 15 dan surat at taubah surat ke-9 ayat

Bahasa Indonesia, Sakinah berarti : 2.

“Damai, tempat yang aman dan damai”.16 b. Pengertian Mawaddah

Sedangkan Mawaddah juga berasal dari Keluarga mawaddah itu adalah


Bahasa Arab dari kata wadda- yawaddu- keluarga yang hidup dalam suasana kasih
mawaddatan yang berarti “Kasih mengasihi, saling membutuhkan, hormat
Sayang”17 dan Rahmah juga berasal dari menghormati antara satu dengan yang
Bahasa Arab dari kata rahima-yarhamu- lain. Kata mawaddah ditemukan sebanyak
rahmah yang berarti “Mengasihi atau 8 kali dalam Al-Qur'an . secara
menaruh kasihan”18 “Belas kasihan atau keseluruhan dengan kata-kata yang seakar
mengasihi”19 Keluarga sakinah adalah dengannya, semua berjumlah 25.
keluarga yang hidup dalam keadaan
Kata mawaddah berasal dari
tenang, tentram, seia sekata, seayun
wadda-yawadda yang berarti mencintai

70
Henderi Kusmidi
Konsep Sakinah, Mawaddah dan Rahmah dalam Pernikahan

sesuatu dan berharap untuk bisa terwujud maka ia sangat menginginkan terwujud
(mahabbatusy-syai'n watamanni cintanya itu dengan menjadi isterinya.
kaunihi).21 Menurut Al-Asfahani kata Dari sinilah sementara ulama' ada yang
mawaddah bisa dipahami dalam beberapa mengartikan mawaddah dengan
pengertian berikut ini : 22 mujaama'ah (bersenggama).23
2. Berarti kasih sayang. Hal ini bisa
1. Berarti cinta (mawaddah) sekaligus
dipahami dari fiman Allah SWT dalam
keinginan untuk memiliki (tamanni
Surat Asy-Syuura Surat ke-42 ayat 23 :
kaunihi). Antara kedua kata ini saling
berkaitan yakni disebabkan adanya
keinginan yang kuat akhirnya
melahirkan cinta atau karena didorong
rasa cinta yang kuat akhirnya
meelahirkan keinginan untuk
mewujudkan sesuatu yang dicintainya. Artinya : Itulah (karunia) yang (dengan
itu) Allah menggembirakan hamba-hamba-
Hal ini bisa dilihat pada firman Allah
Nya yang beriman dan mengerjakan amal
SWT dalam surat Ar-Rum surat ke 30 yang saleh. Katakanlah: "Aku tidak
ayat 21. Mawaddah sebagai salah satu meminta kepadamu sesuatu upahpun atas
seruanku kecuali kasih sayang dalam
yang menghiasi perkawinan bukan kekeluargaan". Dan siapa yang
sekedar cinta sebagaimana kecintaan mengerjakan kebaikan akan Kami
orang tua kepada anak-anaknya. Sebab tambahkan baginya kebaikan pada
kebaikannya itu. Sesungguhnya Allah
rasa cinta disini akan mendorong Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri.
pemiliknya untuk mewujudkan
cintanya sehingga menyatu. Inilah Kata mawaddah disini hanya semata-

yang tergambar dalam hubungan laki- mata mencintai dan menyayangi

laki dan perempuan yang terjalin layaknya dalam hubungan

dalam sebuah perkawinan. Ketika kekerabatan, berbeda dengan cintanya

seseorang laki-laki mencintai seorang suami dan isteri. Dalam hal ini bentuk

perempuan, maka ia ingin sekali untuk cinta dan kasih sayang dengan

mewujudkan cintanya dengan senantiasa menjaga hubungan

memiliki atau menikahinya. Begitu kekerabatan agar tidak terputus.24

pula sebaliknya ketika seorang Sebagaimana dalam riwayat At-Tabrani

perempuan mencintai seorang laki-laki,

71
El-Afkar Vol. 7 Nomor 2, Juli-Desember 2018

dari Ibnu Abbas yang dikutip oleh Ibnu


Katsir :
"Orang kafir itu kadang-kadang (nanti di
akhirat) menginginkan, sekiranya mereka
dahulu di dunia menjadi orang muslim.27

c. Pengertian Rahmah
Kata rahmah baik sendiri maupun
) dirangkai dengan kata ganti (dhamir)
Artinya : Rasulullah SAW bersabda kepada seperti rahmati dan rahmatuka,
mereka : aku tidak meminta upah kepada
kalian kecuali agar kalian tetap ditemukan di dalam Al-Qur'an sebanyak
menyayangiku karena adanya hubungan 114 kali. Secara keseluruhan dengan kata-
kekerabatandan agar kalian senantiasa
memelihara hubungan kekerabatan antara kata lain yang seakar dengannya
aku dan kalian. (HR. Tabrani)
semuanya 339.28
Sebagaimana Allah juga disifati dengan Kata rahmah berasal dari rahima-
al-waduud yakni maha mencintai
yarhamu yang berarti kasih sayang
hamba yang mencintai-Nya. Dalam
istilah lain cinta Allah diberikan (riqqah) yakni sifat yang mendorong
kepada hamba-hamba-Nya yang untuk berbuat kebajikan kepada siapa
beriman dan beramal shalih sebagai
yang dikasihi. Menurut Al-Asfahaani, kata
bukti kecintaan kepada-Nya. Allah
berfirman dalam surat Maryam Surat rahmah mengandung dua arti kasih
ke-19 Ayat 96 : sayang (riqqah) dan budi baik/murah hati
(ihsan).29 Kata rahmah yang berarti kaih

‫ا‬ sayang adalah dianugerahkan oleh Allah

"Artinya : sungguh orang-orang yang SWT kepada setiap manusia. Artinya


beriman dan mengerjakan kebajikan, kelak dengan rahmat Allah tersebut manusia
Allah yang maha pengasih akan
akan mudah tersentuh hatinya jika
menanamkan rasa kasih sayang dalam hati
mereka".25 melihat pihak lain yang lemah atau
3. Berarti ingin, sebagaimana dalam merasa iba atas penderitaan orang lain.
beberapa firman Allah berikut ini :
Bahkan sebagai wujud kasih sayangnya
seseorang berani berkorban dan bersabar
untuk menanggung rasa sakit. Hal ini
"Artinya : segolongan ahli kitab ingin
menyesatkan kamu"26 dapat dilihat pada kasus seorang ibu yang

Dalam Firman yang lain Allah baru saja melahirkan, dimana secara
menyampaikan : demonstratif ia akan mencium bayinya
pada hal sebelumnya ia berada dalam

72
Henderi Kusmidi
Konsep Sakinah, Mawaddah dan Rahmah dalam Pernikahan

kondisi yang penuh kepayahan dan sakit yang boleh menyatakan atau mengklaim
yang teramat sangat. sebagai yang memiliki budi baik atau
Disamping pernyataan sifat kasih dengan kata lain kebaikan, perhatian,
sayang yang teah ditancapkan pada diri kasih sayang apapun bentuknya yang
manusia seharusnya menumbuhkan
diberikan kepada seluruh makhluknya
kesadaran bahwa segala bentuk kebaikan,
kasih sayang, perhatian, juga budi baik adalah karena kemurahan Allah, sehingga
bukanlah terlahir dari sifatnya sendiri, ia disifati sebagai Sang Maha Pemurah
juga bukan karena kemurahan hatinya.
atau Ar-Rahman. Oleh karenanya sifat ar-
Namun sebagai realisasi dari sebagian
kecil rahmat Allah yang ditancapkan ke rahman hanya boleh disandang oleh Allah
dalam lubuk hatinya. Sebagaimana yang semata, karena kata tersebut
bisa kita pahami pada hadits berikut :
mengisyaratkan kesempurnaan.30
Dengan sifat ini pula Allah tidak
pernah mempetimbangkan ketaatan atau
ketidaktaatan seseorang dalam memberi
"Artinya : barangsiapa yang tidak mengasihi
tidak akan dikasihi (HR. Bukhari dan Muslim rezeki. Rahmat Allah juga ada yang
dari Abu Hurairah"
terlahir sifat ar-rahim-Nya. Dalam hal ini
Dalam hadts lain dijelaskan : al-Qur'an menyatakan bahwa curahan
rahim-Nya hanya diberikan kepada
hamba-Nya yang memenuhi kreteria,
"Artinya : siapa yang tidak menyayangi orang yang disitilahkan oleh Al-Qur'an dengan
lain, ia tidak akan disayangi Allah (HR. Al-
Bukhari dan Muslim dari Jarir bin Abdullah). "Mukmin" (Al-Ahzab : 33 : 43), sehingga
ada yang mengatkan bahwa Allah adalah
Dari kedua hadits diatas dapat
"Ar-Rahman" di dunia dan "Ar-Rahim"
dipahami bahwa rasa belas kasih sayang
ketika di akhirat. Dengan demikian karena
yang ditancapkan dalam diri seseorang
kemurahan Allah dapat dinikmati oleh
akan hilang jika ia tidak menyayangi
siapa saja baik mukmin maupun kafir,
kepada sesamanya secara tulus.
sedangkan di akhirat rahmat Allah hanya
Rasulullah SAW juga tidak mengakui
khusus bagi orang beriman.31
orang yang tidak menyayangi kepada
Penjelasan ini diperkuat oleh firman
yang kecil sebagai bagian dari ummatnya.
Allah SWT dalam surat Al-A'raf surat ke-7
Sementara kata rahmah yang berarti ihsan
ayat 156 berikut :
(budi baik/murah hati) adalah khusus
milik Allah SWT. Artinya hanyalah Allah

73
El-Afkar Vol. 7 Nomor 2, Juli-Desember 2018

sakinah, mawaddah dan rahmah.


Gabungan ketiga suku kata tersebut akan
ۚ
saling melengkapi dan memberikan

ۚ ۖ kesempurnaan. Sehingga dapat diambil


pemahaman bahwa yang dimaksud
dengan
keluarga sakinah, mawaddah dan rahmah
adalah : “Keluarga yang dibina atas
Artinya : Dan tetapkanlah untuk kami perkawinan yang sah, mampu memenuhi
kebajikan di dunia ini dan di akhirat,
hajat spiritual dan material secara layak
sesungguhnya kembali (bertaubat) kepada
Engkau. Allah berfirman : "siksaan-Ku akan dan seimbang, diliputi suasana kasih
Kutimpakan kepada siapa yang Aku kehendaki sayang antara anggota keluarga dan
dan RahmatKu meliputi segala sesuatu. Maka
akan Aku tetapkan Rahmat-Ku untuk orang- lingkungannya secara selaras, serasi serta
orang yang bertaqwa, yang menunaikan zakat mampu mengamalkan dan memperdalam
dan orang-orang beriman kepada ayat-ayat nilai-nilai keimanan, ketakwaan dan
Kami".32
akhlak mulia”33
Keluarga rahmah adalah keluarga
yang hubungan antar sesama anggota Pengertian lain tentang keluarga

keluarga tersebut saling menyayangi, sakinah, mawaddah dan rahmah itu

mencintai sehingga kehidupan keluarga adalah : “Keluarga yang telah dapat

tersebut diliputi oleh rasa kasih sayang. memenuhi seluruh kebutuhan keimanan,

Walaupan ada 3 suku kata yang berbeda ketakwaan dan akhlakul karimah secara

yaitu sakinah, mawaddah dan rahmah, sempurna, kebutuhan sosial psikologis

namun ketiga kata tersebut bukan berarti dan perkembangannya serta dapat

harus diartikan secara terpisah dan menjadi suri tauladan bagi

sendiri-sendiri, akan tetapi justru ketiga lingkungannya”34 Untuk mencapai

suku kata tersebut menjadi satu yang keluarga sakinah, mawaddah dan rahmah

dihubungkan dengan kata keluarga. Oleh ini tidaklah terbentuk dengan otomatis

karena itu, tidak perlu dibedakan mana apabila telah menikah saja, tetapi harus

keluarga sakinah, mana keluarga ada upaya yang serius dari kedua suami

yang mawaddah dan mana isteri, terutama harus dapat menempatkan

keluarga rahmah, tapi yang lebih tepat posisi di situasi keluarga dan

adalah sebuah keluarga

74
Henderi Kusmidi
Konsep Sakinah, Mawaddah dan Rahmah dalam Pernikahan

melaksanakan tugas dan kewajiban secara pengobatan dan lain-lain. Kalau suami
berimbang pula. tidak memberikan nafkah boleh isteri
mengambil harta suami tanpa
D. Hak dan Kewajiban Suami Isteri
sepengetahuannya yang mencukupi
Dalam Perkawinan
baginya dan anaknya dengan cara
Berdasarkan kesimpulan hak-hak
yang baik.
yang diwajibkan dalam Islam, bagi
2. Mendapat perlakuan yang baik dari
masing-masing suami isteri memiliki hak-
suami (Surat An-Nisa' : 19)
hak dan kewajiban antara satu dengan
3. Suami menjaga dan memelihara
lainnya yang diklasifikasikan sebagai
isterinya yaitu menjaga kehormatan
berikut : hak-hak suami dan kewajiban-
isteri, tidak menyia-nyiakannya dan
kewajiban isteri, hak-hak isteri dan
menjaga agar selalu melaksanakan
kewajiban-kewajiban suami serta hak-hak
perintah Allah.
yang berhubungan antara suami isteri.35
c. Hak Bersama Suami Isteri antara lain :
1.Hak-Hak Suami Isteri
1. Halalnya pergaulan suami isteri dan
a. Hak Suami Atas Isteri antara lain :
kesempatan saling menikmati atas
1. Isteri hendaklah taat kepada suami
dasar kerjasama dan saling
dalam melaksanakan urusan rumah
memerlukan.
tangga selama suami menjalankan
2. Perlakuan dan pergaulan yang baik.
ketentuan-ketentuan Islam yang
3. Haram mushoharoh yaitu isteri haram
berhubungan dengan kehidupan suami
dinikahi oleh ayah suaminya, dengan
isteri (lihat Al-Qur'an Surat An-Nisaa'
kata, anaknya dan cucunya juga ibu
ayat 34)
isteri, anak perempuannya dan seluruh
2. Isteri mengurus dan menjaga rumah
cucunya haram dinikahi oleh suaminya
tangga termasuk mengasuh dan
4. Saling mewarisi.
memelihara anak dan harta rumah
5. Sahnya menasabkan anak pada
tangga (lihat Al-Qur'an Surat An-Nisaa'
suami.36
ayat 34)
2. Kewajiban Suami Isteri Dalam
b. Hak Isteri atas Suami antara lain :
Perkawinan
1. Memperoleh mahar dan nafkah dari
a. Kewajiban Suami
suami, yang dimaksud dengan nafkah
1. Suami berkewajiban memberikan
disini adalah meliputi makanan dan
nafkah kepada isteri dan anak-
minuman, pakaian, tempat tinggal,
anaknya, tetapi Islam tidak melarang
75
El-Afkar Vol. 7 Nomor 2, Juli-Desember 2018

isteri membantu suaminya dalam 1. Saling menghormati keluarga dan


mencari nafkah dengan izin suaminya, orang tua serta keluarga kedua belah
sepanjang tidak mengganggu tugasnya pihak.
sebagai isteri dan ibu rumah tangga. 2. Memupuk rasa cinta dan kasih sayang.
2. Menuntun dan membimbing isteri serta Masing-masing harus menyesuaikan
anak-anaknya agar taat dan patuh diri seia sekata, saling mempercayai
menjalankan ajaran agamanya. serta bermusyawarah untuk
3. Bergaul dengan cara yang baik kepada kepentingan bersama.
isterinya yaitu menghormati dan 3. Hormat menghormati, sopan santun,
memperlakukannya secara wajar, penuh pengertian serta bergaul dengan
memperhatikan kebutuhannya, baik
menahan diri dari sikap yang tidak 4. Matang dalam berbuat serta berpikir
menyenangkan dan tidak boleh berlaku serta tidak bersikap emosional dalam
kasar terhadap isterinya. memecahkan persoalan yang dihadapi.
4. Menciptakan suasana kehidupan 5. Memelihara kepercayaan dan tidak
rumah tangga yang aman dan saling membuka rahasia pribadi.
tenteram, rukun dan damai yang dijalin
dengan kemesraan dan kasih sayang. E. Urgensi dan Konsekuensi Pernikahan
5. Membantu tugas-tugas isteri terutama Perkawinan merupakan ikatan lahir
dalam memelihara dan mendidik anak- batin dan persatuan antara dua pribadi
anaknya. yang berasal dari keluarga, sifat,
6. Memberikan kebebesan berpikir dan kebiasaan dan budaya yang berbeda.
bertindak kepada isteri sesuai dengan Perkawinan juga memerlukan
ajaan agama, tidak mempersulit, penyesuaian secara terus menerus. Setiap
apalagi sampai membuat isteri perkawinan memerlukan cinta dan saling
menderita lahir dan batin yang dapat menerima pasangan masing-masing
mendorong isteri berbuat salah. dengan latar belakang yang merupakan
7. Dapat mengatasikeadaan dan bagian dari kepribadiannya. Hal ini
kesulitan, mencari penyelesaian secara berarti mereka juga harus bersedia
bijaksana dan tidak berbuat sewenang- menerima dan memasuki lingkungan
wenang. sosial budaya pasangannya dan
b. Kewajiban Bersama Suami Isteri karenanya diperlukan keterbukaan dan

76
Henderi Kusmidi
Konsep Sakinah, Mawaddah dan Rahmah dalam Pernikahan

toleransi yang sangat tinggi serta saling aturan yang harus dipenuhi sebelumnya
penyesuaian diri yang harmonis.37 yakni melalui sebuah jenjang perkawinan
Ketika suami dan isteri berikrar yang sah menurut agama.
untuk menikah berarti masing-masing Melalui perkawinan yang sah itulah
mengikatkan diri pada pasangan hidup. manusia akan memperoleh ketenangan
Kebebasan sebagai individu dikorbankan, dan ketenteraman, miskipun sebelumnya
perkawinan bukan sebuah titik akhir, keduanya tidak saling mengenal pribadi
tetapi sebuah perjalanan panjang untuk masing-masing secara mendalam. Dari
mencapai tujuan yang disepakati berdua. sinilah kemudian muncul saling
Setiap pasangan harus terus belajar menyayangi dan mengasihi,sehingga
mengenai kehidupan bersama. Setiap keduanya bisa memiliki keturunan.
pasangan juga harus kian menyiapkan Sakinah sebagai tujuan perkawinan
mental untuk menerima kelebihan tidak diungkapkan dengan kata benda
sekaligus kekurangan pasangannya (isim) akan tetapi dengan kata kerja
dengan kontrol diri yang baik.38 (taskunu/yaskunu) yang menunjukkan
arti huduus (kejadian baru) dan tajaddud
F. Kesimpulan (memperbaharui). Sakinah bukan sesuatu
Dari beberapa paparan diatas yang sudah jadi atau sekali jadi, namun
penulis simpulkan bahwa perkawinan itu harus diupayakan secara sungguh-sunguh
bukan sekedar pertemuan dua jenis (mujaahadah) dan terus menerus
kelamin untuk memperoleh keturunan, diperbaharui sebab ia bersifat dinamis
apalagi hanya sekedar untuk yang senantiasa timbul tenggelam. Atau
menyalurkan hasrat biologisnya. Namun dengan kata lain sebuah perkawinan yang
harus ada tujuan yang lebih substantif dan sakinah bukan berarti sebuah itu tidak
bermakna yakni terciptanya keluarga pernah ada masalah karena perkawinan
sakinah yang diliputi oleh rasa kasih bagaikan bahtera yang mengarungi lautan
(mawaddah) dan sayang (rahmah). dan setenang-tenangnya lautan pasti ada
Manusia adalah makhluk yang memiliki ombak. Gambaran sederhana dari
kemampuan untuk berketurun keluarga sakinah adalah jika masing-
sebagaimana makhluk hidup lainnya. masing pihak penuh dengan kesungguhan
Hanya saja dalam tataran prosesnya untuk mengatasi masalah yang timbul,
manusia berbeda dengan binatang. Ada dengan didasarkan pada keinginan yang

77
El-Afkar Vol. 7 Nomor 2, Juli-Desember 2018

kuat untuk menuju terpenuhinya


19WJS. Poerwadarminta, 1985, Kamus Umum
ketenangan dan ketenteraman jiwa Bahasa Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka, hlm. 791
20Al asfahani, al-mufradaat fi gharibil-Qur'an
manusia.
ditahqiq oleh Muhammad Sayyid al-Kailani, Daarul
Ma'arifah, Beirut, tanpa tahun, pada term Sakana,
Referensi hal. 236
21Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur'an
1
Ali Yusuf As Subki, Fiqh Keluarga (Pedoman Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI,
berkeluarga Dalam Islam), Penerbit AMZAH, Cetakan Tafsir Al-Qur'an Tematik Jilid 2, Penerbit Kamil
Pertama Tahun 2010 Jakarta, hal. 23 Pustaka, Cetakan Pertama, Jakarta, 2014, hal. 39
2Ali Yusuf As Subki, Fiqh Keluarga (Pedoman 22Al-Asfahani, Al-Mufradat pada term
berkeluarga Dalam Islam), hal. 37 wadada, hal. 516
3QS. An-Nisa‟ Ayat : 21 23Ar-Razi, Mafaatih al-Ghaib Jilid XXV, ( t.t :
4HR Ath-Thabrani di kitab Mu‟jamul Ausath
t.p.t.th) , hal. 97
dan Syaikh Al Albani rahimahullah 24Muhammad Ali Ash-Shabuni, Mukhtasar

menghasankannya. Lihat Silsilah Al Ahadits Ash Tafsir Ibnu Katsir, Penerbit Daarur Rasyad, Mesir
Shahihah, no. 625. Tanpa Tahun Jilid III, hal. 275
5HR Abu Dawud, No. 2.050, An Nasa-i 25QS. Maryam Surat ke-19 Ayat : 96

(VI/65-66), Al Hakim (II/162), Al Baihaqi (VII/81) 26QS. Ali Imran Surat ke-3 Ayat : 69

dari Ma‟qil bin Yasar dan dishahihkan oleh Syaikh 27QS. Al-Hijr Surat ke-15 Ayat : 2

Al Albani rahimahullah di dalam Irwaa-ul Ghaliil, 28Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur'an


No. 1.784 Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI,
6Quraish Shihab, Keluarga Sakinah, Dalam
Tafsir Al-Qur'an Tematik Jilid 2, hal. 41
Jurnal Bimas Islam, Volume 4 No. 1 Tahun 2011, 29Al-Asfahani, Al-Mufradat pada term
hal. 4 rahima, hal. 191
7QS. Ar-Rum Surat ke-30 : 21 30Penambahan alif dan nun menunjukkan
8QS. An-Nahl Ayat ke-72
kesempurnaan (Lihat Az-Zarkasyi, Al-Burhan fi
9H.M.A. Tihami dan Sohari Sahrani, Fiqh
'uluumil Qur'an)
Munakahat (Kajian Fiqh Nikah Lengkap), Penerbit PT. 31Al-Asfahani, al-mufradat, hal. 192

Raja Grafindo Persada Jakarta, 2009, hal. 8-10 32Departemen Agama RI, Al-Qur'an dan
10Amir Syarifuddin, Garis-Garis Besar Fiqh
Terjemahannya, Penerbit Jumaanatul Ali Art, 2004,
Edisi Pertama Cetakan Ke-3, Penerbit Prenada Media hal. 170
Group, Jakarta Tahun 2003, hal. 78-79 33Anonim, 2006, Modul Pelatihan Motivator
11QS. An-Nuur Ayat : 32
Keluarga Sakinah, Jakarta : Dirjen Bimas Islam
12Amir Syarifuddin, Garis-Garis Besar Fiqh
Direktorat Urusan Agama Islam dan Pembinaan
Edisi Pertama Cetakan Ke-3, hal. 80 Syariah Depag RI, hal. 31-32
13Rizki Takriyanti, Konseling Keluarga 34Rizki Takriyanti, Konseling Keluarga
Sakinah, IAIN STS Jambi, 2009 hal. 3 Sakinah, IAIN STS Jambi, 2009, hal. 7
14Rizki Takriyanti, Konseling Keluarga 35Ali Yusuf As-Subki, Fiqh Keluarga (Pedoman

Sakinah, IAIN STS Jambi, 2009 hal. 3 Bekeluarga Dalam Islam), hal. 143
15Mahmud Yunus, 1972, Kamus Arab 36Huzaimah Tahido Yanggo, Masail Fiqhiyah

Indonesia, Jakarta : Mahmud Yunus Wadzurryah, (Kajian Hukum Islam Kotemporer) Cetakan Pertama,
hal. 174 Penerbit Angkasa Bandung, 2005, hal. 136
16WJS. Poerwadarminta, 1985, Kamus Umum 37Sirajudin M, Zubaedi, Zulkarnain, Peranan

Bahasa Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka, hal. 851 BP.4 Dalam Memberikan Kesehatan Perkawinan Pada
17Mahmud Yunus 1972, Kamus Arab Masyarakat Modern Cetakan 1, Penerbit Teras
Indonesia, Jakarta : Mahmud Yunus Yogyakarta, 2010, hal. 15
Wadzurryah,., hal. 495 38Sirajudin M, Zubaedi, Zulkarnain, Peranan
18Mahmud Yunus, 1972, Kamus Arab BP.4 Dalam Memberikan Kesehatan Perkawinan Pada
Indonesia, Jakarta : Mahmud Yunus Wadzurryah Masyarakat Modern Cetakan 1, hal. 16
hal. 139

78

Anda mungkin juga menyukai