Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PENDAHULUAN

DENGAN DIAGNOSA KEPERAWATAN


DEFISIT PERAWATAN DIRI

Kelompok I :

MUHAMAD VANNY ONTALU

NIM : 711490121034

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN MANADO

PROGRAM STUDI PROFESI NERS LANJUTAN

2021
LAPORAN PENDAHULUAN

1.1 Konsep Medis

1. Definisi

Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam


memenuhi kebutuhannya guna mempertahankan kehidupannya, kesehatan, dan
kesejahteraan sesuai dengan kondisi kesehatannya, klien dinyatakan terganggu
keeprawatan dirinya jika tidak dapat melakukan perawatan diri (Depkes, 2000
dalam Ade Herman, 2011).
Defisit perawatan diri adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami
kelaianan dalam kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas
kehidupan sehari-hari secara mendiri (Yusuf, 2015).

2. Etologi
Menurut Depkes (2000) dalam Deden dan Rusdi (2013) penyebab kurangnya
perawatan diri adalah :

1. Faktorpredisposisi :
1) Perkembangan
Keluarga terlalu melindungi dan memanjakan klien
sehingga perkembangan inisiatif terganggu.
2) Biologis
Penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu melakukan
perawatan diri.
3) Kemampuan realitasmenurun
Klien dengan gangguan jiwa dengan kemampuan realitas yang
kurang menyebabkan ketidakpedulian dirinya dan lingkungan termasuk
perawatan diri.
4) Sosial
Kurang dukungan dan latihan kemampuan perawatan diri
lingkungannya. Situasi lingkungan mempengaruhi latihan kemampuan
dalam perawatan diri.
2. Faktorpresipitasi
Manurut Depkes (2000) dalam Deden dan Rusdi (2013) faktor yang
mempengaruhi personal hygiene adalah :
1. BodyImage
Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi
kebersihan diri misalnya dengan adanya perubahan fisik sehingga
individu tidak peduli dengan kebersihan dirinya.
2. Praktiksocial
Pada anak-anak selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka
kemungkinan akan terjadi perubahan pola personal hygiene.
3. Status SosialEkonomi
Personal higiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun,
pasta gigi, sikat gigi, shampo, alat mandi yang semuanya
memerlukan uang untukmenyediakannya.
4. Pengetahuan
Pengetahuan persoanal higiene sangat penting karena
pengetahuan yang baik dapat meningkatkan kesehatan, misalnya pada
pasien penderita diabetes mellitus ia harus menjaga kebersihan
kakinya.
5. Budaya
Disebagian masyarakat jika individu sakit tertentu tidak
boleh dimandikan.
6. Kebiasaanseseorang
Ada kebiasaan orang yang menggunakan produk tertentu
dalam perawatan diri seperti penggunaan sabun, shampo dan lain-
lain.
7. Kondisi fisik ataupsikis
Pada keadaan tertentu/sakit kemampuan untuk merawat diri
berkurang dan perlu bantuan untuk melakukannya.

3. Patofisiologi

Mekanisme koping pada pasien dengan defisit perawatan diri adalah sebagai
berikut:
a. Regresi, menghindari stress, kecemasan dan menampilkan perilaku kembali,
seperti pada perilaku perkembangan anak atau berhubungan dengan masalah
proses informasi dan upaya untuk mengulangi ansietas (Dermawan,2013).

b. Penyangkalan ( Denial ), melindungi diri terhadap kenyataan yang tak


menyenangkan dengan menolak menghadapi hal itu, yang sering dilakukan
dengan cara melarikan diri seperti menjadi “sakit” atau kesibukan lain serta
tidak berani melihat dan mengakui kenyataan yang menakutkan (Yusuf
dkk,2015).
c. Menarik diri, reaksi yang ditampilkan dapat berupa reaksi fisik maupun
psikologis, reaksi fisk yaitu individu pergi atau lari menghindar sumber
stresor, misalnya: menjauhi, sumber infeksi, gas beracun dan lain-lain. Reaksi
psikologis individu menunjukkan perilaku apatis, mengisolasi diri, tidak
berminat, sering disertai rasa takut dan bermusuhan (Dermawan,2013).
d. Intelektualisasi, suatu bentuk penyekatan emosional karena beban emosi
dalam suatu keadaan yang menyakitkan, diputuskan, atau diubah (distorsi)
misalnya rasa sedih karena kematian orang dekat, maka mengatakan “sudah
nasibnya” atau “sekarang ia sudah tidak menderita lagi” (Yusuf dkk,2015)

4. Manifestasi klinis

Menurut Depkes (2000, dalam Dermawan, 2013) tanda dan gejala klien dengan
defisit perawatan diri adalah :

A. Fisik

1) Badan bau, pakaiankotor.

2) Rambut dan kulit kotor.

3) Kuku panjang dan kotor.

4) Gigi kotor disertai mulutbau.

5) Penampilan tidakrapi.

B. Psikologis

1) Malas, tidak adainisiatif.

2) Menarik diri, isolasidiri.

3) Merasa tak berdaya, rendah diri dan merasahina.

C. Sosial

1) Interaksi kurang.

2) Kegiataankurang.

3) Tidak mampu berperilaku sesuainorma.


4) Cara makan tidak teratur, BAK dan BAB di sembaraang tempat,
gosok gigi dan mandi tidak mampumandiri.

Data yang biasa ditemukan dalam defisit perawatan diri adalah :

a. Datasubyektif

1) Pasien merasa lemah.

2) Malas untukberaktivitas.

3) Merasa tidakberdaya.

b. Dataobyektif

1) Rambut kotor,acak-acakan.

2) Bdan dan pakaian kotor dan bau.

3) Mulut dan gigibau.

4) Kulit kusam dankotor.

5) Kuku panjang dan tidakterawat.


5. Komplikasi

Menurut Dermawan (2013) dampak yang sering timbul pada masalah personal
hygiene ialah :
a. Dampakfisik
Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena tidak
terpeliharanya kebersihan perorangan dengan baik, gangguan fisik yang sering
terjadi adalah gangguan integritas kulit, gangguan membran mukosa mulut, infeksi
pada mata dan telinga dan gangguan fisik pada kuku.
b. Dampakpsikososial
Masalah sosial yang berhubungan dengan personal hygiene adalah gangguan
kebutuhan rasa nyaman , kebutuhan dicintai dan mencinti, kebutuhan harga diri,
aktualisasi diri dan gangguan interaksi sosial.

6. Penatalakanaan

1. Farmakologi
a. Obat anti psikosis : Penotizin.
b. Obat anti depresi : Amitripilin.
c. Obat antu ansietas : Diasepam, bromozepam, clobozam.
d. Obat anti insomia : phnebarbital.
2. Terapi
a. Terapi Keluarga
Berfokus pada keluarga dimana keluarga membantu mengatasi masalah klien
dengan memberikan perhatian :
1) Jangan memancing emosi klien.
2) Libatkan klien dalam kegiatan yang berhubungan dengan keluarga.
3) Berikan kesempatan klien mengemukakan pendapat.
4) Dengarkan, bantu, dan anjurkan pasien untuk mengemukakan masalah yang
dialaminya.
b. Terapi Aktivitas Kelompok
Berfokus pada dukungan dan perkembangan, keterampilan sosial, atau aktivitas
lainnya, dengan berdiskusi serta bermain untuk mengembalikan keadaan klien
karena maslah sebagian orang merupakan perasaan dan tingkah laku pada orang
lain. Ada 5 sesi yang harus dilakukan :
1) Manfaat perawatan diri.
2) Menjaga kebersihan diri.
3) Tata cara makan dan minum.
4) Tata cara eliminasi.
5) Tata cara berhias.
c. Terapi Musik
Dengan musik klien bisa terhibur, rileks, dan bermain untuk mengembalikan
kesadaran pasien.
3.1 Konsep keperawatan

A. Pengkajian
1. Identitas
a. Perawat yang merawat klien melakukan perkenalan dan kontrak dengan
klien tentang nama perawat, nama klien, panggilan perawat, panggilan klien,
tujuan, waktu, tempat pertemuan dan topik yang akan dibicarakan.
Kemudian usia dan No RM.
b. Mahasiswa menuliskan sumber data yang didapat.
2. Alasan masuk
Tanyakan kepada klien dan keluarga
a. Apa yang menyebabkan klien/keluarga datang ke rumah sakit saat ini ?
b. Apa yang sudah dilakukan oleh keluarga untuk mengatasi masalah ?
c. Bagaimana hasilnya ?
3. Faktor predisposisi
a. Tanyakan kepada klien/keluarga apakah klien pernah mengalami gangguan
jiwa dimasa lalu.
b. Tanyakan pada klien apakah klien pernah melakukan dan atau mengalami
atau menyaksikan penganiayaan fisik, seksual, penolakan dari lingkungan,
kekerasan dalam keluarga dan tindakan kriminal.
c. Tanyakan kepada klien atau keluarga apakah ada anggota keluarga lainnya
yang mengalami gangguan jiwa.
d. Tanyakan kepada klien/keluarga tentang pengalaman yang tidak
menyenangkan (kegagalan, kehilangan, perpisahan, kematian, trauma
selama tumbuh kembang) yang pernah dialami klien pada masa lalu.
4. Fisik
Pengkajian fisik difokuskan pada sistem dan fungsi organ :
a. Ukur dan observasi TTV.
b. Ukur tinggi badan dan berat badan klien.
c. Tanyakan kepada klien/keluarga, apakah ada keluhan fisik yang dirasakn
oleh klien.
d. Kaji lebih lanjut sistem dn fungsi organ serta jelaskan dengan keluhan yang
ada.
e. Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data yang ada.

5. Psikososial
a. Genogram
b. Konsep diri
c. Hubungan sosial
d. spiritual
6. Status mental
a. Penampilan
b. Pembicaraan
c. Aktivitas motorik
d. Alam perasaan
e. Afek
f. Interaksi selama wawancara
g. Persepsi
h. Proses pikir
i. Isi pikir
j. Tingkat kesadaran
k. Memori
l. Tingkat konsentrasi dan berhitung
m. Kemampuan penilaian
n. Daya tilik diri
7. Kebutuhan persiapan pulang
a. Makan
b. BAB/BAK
c. Mandi
d. Berpakaian
e. Istirahat dan tidur
f. Penggunaan obat
g. Pemeliharaan kesehatan
h. Kegiatan didalam rumah
i. Kegiatan di luar rumah
8. Mekanisme koping
Data dapat melalui wawancara pada klien atau keluarganya.
9. Masalah psikososial dan lingkungan
Data dapat melalui wawancara pada klien atau keluarganya. Pada tiap masalah
yang dimilki klien, beri uraian spesifik, singkat dan jelas.

10. Pengetahuan
Data dapat melalui wawancara pada klien atau keluarganya. Pada tiap item
yang dimiliki oleh klien simpulkan dalam masalah.
11. Aspek medik
Tuliskan diagnisa medik klien yang telah dirumuskan oleh dokter yang merawat.
Tuliskan obat-obatan klien saat ini, baik obat fisik, psikofarmako, dan terapi
lainnya.
12. Daftar masalah
a. Tuliskan semua masalah disertai data pendukung, yaitu data subjektif dan
data objektif.
b. Buat pohon masalah dari data yang tekah dirumuskan.
13. Daftar diagnosis keperawatan
a. Rumuskan diagnosa dengan rumusan P (permasalahan) dan E (etiologi)
berdasarkan pohon masalah.
b. Urutkan diagnosis sesuai prioritas.

B. DIAGNOSA
1. Defisit Perawatan Diri : (spesifikkan) (D.0109)
Kategori : Perilaku
Subkategori : Kebersihan Diri

POHON MASALAH

Ganguan Pemeliharaan Effect


Kesehatan (BAB/BAK,

Defisit Perawatan Diri


Core Problem
Menurunnya motivasi
dalam perawatan diri

ISOS: Menarik Diri


Causa
Harga Diri Rendah
DIAGNOSA DAN INTERVENSI

NO SDKI SLKI SIKI RASIONAL


1 Defisit Perawatan Diri : Perawatan Diri (L.11103) Dukungan Perawatan Observasi
(spesifikkan) (D.0109) Setelah dilakukan tindakan Diri (I.09268) 1. Untuk dapat
Kategori : Perilaku keperawatan selama 3x24 Definisi : memfasilitasi mengidentifikasi
Subkategori : Kebersihan jam masalah defisit pemenuhan kebutuhan kebiasaan aktivitas
Diri perawatan diri dapat perawatan diri. perawatan diri sesuai
Definisi : Tidak mampu diatasi dengan kriteria hasil Tindakan usia klien
melakukan atau : Observasi 2. Untuk dapat mengetahui
menyelesaikan aktivitas 1. Kemampuan mandi 1. Identifikasi tingkat kemandirian
perawatan diri. pasien meningkat kebiasaan aktivitas klien
Penyebab 2. Kemampuan perawatan diri 3. Untuk dapat mengetahui
1. Gangguan mengeenakan sesuai usia kebutuhan alat bantu
Muskulokeletal pakaian meningkat 2. Monitor tingkat kebersihan diri,
2. Gangguan 3. Kemampuan ke kemandirian berpakaian, berhias, dan
neuromuskuler toilet (BAB/BAK) 3. Identifikasi makan dari klien
3. Kelemahan meningkat kebutuhan alat Terapeutik
4. Gangguan psikologis 4. Kemampuan bantu kebersihan 1. Untuk dapat
dan/atau psikotik mempertahankan diri, berpakaian, menyediakan
5. Penurunan kebersihan diri berhias, dan makan lingkungan yang
motivasi/minat meningkat terapeutik seperti
5. Minat melakukan suasana yang hangat,
Gejala dan Tanda Minor perawatan diri Terapeutik rileks dan privasi dari
Subjektif : meninkat 1. Sediakan klien
1. Menolak perawatan lingkungan yang 2. Untuk dapat mendukung
diri terapeutik (mis. menyediakan keperluan
Objektif : suasana hangat, klien seperti parfum,
1. Tidak mampu rileks, privasi) sikat gigi, dan sabun
mandi/mengenakan 2. Siapkan keperluan mandi
pakaian/makan/ke pribadi (mis. 3. Untuk mendapat
toilet/berhias secara parfum, sikat gigi, mendapingi melakukan
mandiri dan sabun mandi) perawatan diri sampai
2. Minat melakukan 3. Dampingi dalam mandi dari klien
perawatan diri melakukan 4. Untuk dapat
kurang perawatan diri memfasilitasi menerima
Gejala dan Tanda Minor sampai mandiri keadaan ketergantungan
Subjektif : 4. Fasilitasi untuk dari klien
(tidak tersedia) menerima keadaan 5. Untuk dapat
Objektif ketergantungan memfasilitasi
(tidak tersedia) 5. Fasilitsi kemandirian dari klien,
Kondisi Klinis Terkait kemandirian, bantu bantu klien jika klien
1. Stroke jika tidak mampu tidak dapat melakukan
2. Cedera medula melakukan perawatan diri
spinalis perawatan diri
3. Depresi Edukasi
4. Arthritis reumatoid 1. Untuk dapat
5. Retardasi mental menganjurkan klien
6. Delirium melakukan perawatan
7. Demensia diri sesuai kemampuan
8. Gangguan amnestik
9. Skizofrenia dan Edukasi
gangguan psikotik 1. Anjurkan
lain melakukan
10. Fungsi penilaian perawatan diri
tergantu secara konsisten
Keterangan sesuai kemampuan
Diagnosa ini dispesifikasi
menjaddi salah satu atau
lebih dari :
1. Mandi
2. Pakaian
3. Makan
4. Toileting
5. Berhias
Rencana Keperawatan Defisit Keperawatan Diri
dalam bentuk strategi pelaksanaan

NO. Klien Keluarga


SPIP SPIK
1. Menjelaskan pentingnya kebersihan diri Mendiskusikan masalah yang
dirasakan keluarga dalam merawat
pasien
2. Menjelaskan cara menjaga kebersihan Menjelaskan pengertian, tanda dan
diri gejala defisit perawatan diri, dan jenis
defisit perawatan diri yang di alami
pasien beserta terjadinya
3. Membantu pasien mempraktikan cara Menjelaskan cara cara merawat pasien
menjaga kebersihan diri defisit perawatan diri
4. Menganjurkan pasien memasukan
dalam jadwal kegiatan harian
SP2P SP2K
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian Melatih keluarga mempraktikan cara
pasien merawat pasien dengan defisit
perawatan diri
2. Menjelaskan cara makan yang baik Melatih keluarga mempraktikan cara
merawat langsung kepada pasien
defisit perwatan diri
3. Membantu pasien mempraktikan cara
makan yang baik
4. Menganjurkan pasien memasukan
jadwal kegiatan harian
SP3P SP3K
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian Membantu keluarga membuat jadwal
pasien aktivitas dirumah termasuk minum
obat (discharge planning)
2. Menjelaskan cara eliminasi yang baik Menjelaskan follow up pasien setelah
pulang
3. Membantu pasien mempraktikan cara
eliminasi yang baik
4. Menganjurkan pasien memasukan
dalam jadwal kegiatan harian
SP4K
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian
pasien
2. Menjelaskan cara berdandan
3. Membantu pasien mempraktikan cara
berdandan
4. Menganjurkan pasien memasukan
dalam jadwal kegiatan harian

DAFTAR PUSTAKA

Bradi, Pamela.,and Kangas, Maria. 2016. “Family Matters” : a Systematic Review of The
Avidence for family Psychoeducation for Major Depressive Disorder. Journal of
Marital and Family Therapy. 43(2): 245-263
Dermawan, Deden dan Rusdi. 2013. Konsep dan Kerangka Kerja Asuhan Kperawatan
Jiwa. Yogyakarta, Gosyan Publishing.
Direja, Ade Herman surya. 2011. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Jiwa, Yogyakarta :
Nuha Medika.

Kusuma, Putri Rahayu., Armiyadi,Muhammad. 2017. Dukungan Keluarga Pada Pasien


Gangguam Jiwa dengan Defisit Perawatan Diri di Puskesmas Kuta Alam Kota
Banda Aceh. Jurnal Ilmiah Fakultas Keperawatan
Sulastri. 2018. Kemampuan Keluarga dalam Merawat Orang dengan Gangguan Jiwa. Jurnal
Kesehatan. 8(1), 131
Tim Pokja. 2018. Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia Definisi dan Indikator
Diagnostik Keperawatan. Jakarta selatan : Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat
Indonesia
Tim Pokja. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia Definisi dan Tindakan
Keperawatan. Jakarta selatan : Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Indonesia
Tim Pokja. 2018. Standar Luaran Keperawatan Indonesia Definisi dan Kriteria Hasil
Keperawatan. Jakarta selatan : Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Indonesia
Yusuf, Ahmad Dkk. 2015. Buku Ajar Kesehatan Jiwa. Jakarta: Salemba Medika.

Anda mungkin juga menyukai