Anda di halaman 1dari 13

CRITICAL BOOK REPORT

MICROTEACHING

Disusun oleh:

Khairun Nisa Harahap

0304182120

Dosen pengampu:

Dr. Sholihatul Hamidah Daulay, S.Ag., M.Hum.

TADRIS BAHASA INGGRIS

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA MEDAN

2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
dan Rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan salah satu tugas mata kuliah Micro
Teaching yang berjudul “Critical Book Report Micro Tecahing”.

Penulis berterima kasih kepada Dosen Pengampu mata kuliah ini Dr. Sholihatul
Hamidah Daulay, S.Ag., M.Hum yang sudah memberikan bimbingannya. Penulis juga
menyadari bahwa tugas ini masih banyak kekurangan oleh karena itu penulis meminta maaf
jika ada kesalahan dalam penulisan dan penulis juga mengharapkan kritik dan saran yang
membangun untuk kesempurnaan tugas ini. Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih
semoga dapat bermanfaat dan bisa menambah pengetahuan bagi pembaca.

Medan, 24 Juni 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................i

DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................1

A. Latar Belakang.......................................................................................................1
B. Tujuan....................................................................................................................1
C. Manfaat..................................................................................................................1

BAB II PENGANTAR......................................................................................................2

A. IDENTITAS BUKU..............................................................................................2

BAB III RINGKASAN ISI BUKU...................................................................................3

A. BAB 3 KOMPONEN-KOMPONEN KETERAMPILAN DASAR DALAM PROSES


PEMBELAJARAN Micro.....................................................................................3
B. BAB 4 BENTUK PENGAJARAN KLASIKAL DENGAN MURID BERSIKAP
MENDENGARKAN ATAU KULIAH MIMBAR...............................................6

BAB IV KEUNGGULAN BUKU....................................................................................8

A. Keterkaitan Antar Bab...........................................................................................8


B. Kemutakhiran Buku...............................................................................................8

BAB V KELEMAHAN BUKU........................................................................................9

A. Keterkaitan Antar Bab...........................................................................................9


B. Kemutakhiran Buku...............................................................................................9

BAB VI PENUTUP.........................................................................................................10

A. Simpulan..............................................................................................................10
B. Saran....................................................................................................................10

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Critical Book Report (CBR) secara singkat dapat diartikan sebagai evaluasi
terhadap suatu buku atau yang direview atau direport. Latar belakang saya membuat
critical book ini yaitu untuk mengevaluasi, seperti mengulas atau mereview,
menginterprestasi serta menganalisis isi sebuah buku, yang menitik beratkan pada
evaluasi (penjelasan, interprestasi dan analisis) mengenai keunggulan dan kelemahan
buku, apa yang menarik dari buku tersebut, bagaimana isi buku tersebut bisa
mempengaruhi cara berfikir pembaca dan menambah pemahaman pembaca terhadap
suatu bidang kajian tertentu. Dengan kata lain, melalui CBR ini pembaca (reviewer)
menguji pikiran pengarang atau penulis berdasarkan sudut pandang pembaca
berdasarkan pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki.

B. Tujuan
Untuk mengetahui kelemahan dan kelebihan dari buku yang dikritis serta
untuk mengetahui keunikan atau apa yang menarik dari buku ini.

C. Manfaat
1. Bagi reviewer : untuk menambah wawasan dan pengetahuan mengenai
sistematika penulisan pembuatan critical book report.
2. Bagi pembaca : untuk menambah pengetahuan dan pengalaman baru dalam hal
membuat critical book report serta pengetahuan seputar microteaching.

1
BAB II

PENGANTAR

A. Identitas Buku

Judul : Micro Teaching dalam pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan

Penulis : Dr. Zalfendi, M.Kes. dan Dr. Nurul Ihsan, M.Pd.

Penerbit : Raja Grafindo Persada

Tahun : 2018

Halaman : 151

ISBN : 978-602-425-808-5

2
BAB III

RINGKASAN ISI BUKU

BAB 3

KOMPONEN-KOMPONEN KETERAMPILAN DASAR DALAM PROSES


PEMBELAJARAN Micro

A. Pendahuluan

Keterampilan dasar menjadi guru sangat diperlukan. Guru tidak dilahirkan, tetapi
dibentuk terlebih dahulu. Pembentukan performance guru yang baik diperlukan keterampilan
dasar. Keterampilan dasar adalah keterampilan standar yang harus dimiliki setiap individu
yang berprofesi sebagai guru.

Menerut Allen and Ryan (1969) dalam bukunya Micro Teaching mengemukakan 14
komponen keterampilan mengajar antara lain:

1. Stimulus Variation (variasi stimulus)

2. Set Induction (siasat memulai pelajaran)

3. Clousure (menutup pelajaran)

4. Silent and Non Verbal Cues (isyarat)

5. Reinforcement of Student Partisipation (penguatan dalam pembelajaran)

6. Fluency in Asking (keaktifan bertanya)

7. Probing Questions (pertanyaan melacak)

8. Higher Order Questions (bertanya tingkat tinggi)

9. Divergent Quenstions (pertanyaan belum pasti)

10. Recognizing Attending Behavior (mengenal tingkah laku yang tampak)

11. Illustrating and Use os Example (pengilustrasian dan penggunaan contoh)

12. Lecturing (berceramah)

13. Planned Repetition (pengulangan yang direncanakan)

14. Copleteness of Comunication (kelengkapan berkumunikasi)

B. Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran (Set Induction and Closure)


Komponen pertama dalm mengajar adalah keterampilan membuka dan menutup
pelajaran. Keterampilan membuka dan menutup pelajaran dalam istilah lain dikenal dengan

3
set inductuion, yang artinya usaha atau kegiatan yang dilakukan oleh guru dalam kegiatan
pembelajaran untuk menciptkan prokondisi bagi peserta didik agar mental maupun perhatian
terpusat pada apa yang dipelajari, sehingga usaha tersebut akan memberikan efek positif
terhadap kegiatan belajar.

Keterampilan membuka pelajaran merupakan kunci dari seluruh proses pembelajaran


yang harus dilaluinya. Sebab jika seorang guru pada awal pembelajaran tidak mampu
menarik perhatian peserta didik, maka proses tujuan pembelajaran tidak akan tercapai dengan
baik. Wardani (1984) mengemukakan bahwa inti keterampilan menbuka adalah menyiapkan
mental murid agar mereka siap memasuki persoalan yang akan dibicarakan, membangkitkan
minat dan perhatian siswa apa yang akan dibicarakan dalam kegaiatan belajar mengajar.

Sedangkan keterampilan menutup pelajaran merupakan keterampilan merangkum inti


pelajaran pada akhir kegiatan belajar. Kegiatan ini cukup berarti bagi siswa, namun banyak
tidak sempat melakukan atau mungkin sengaja tidak dilakukan. Menutup pelajaran
(clousure) yaitu kegiatan yang dilakukan oleh guru dalam mengakhiri kegiatan pembelajaran
dengan mengemukakan kembali pokok-pokok pelajaran.

Contoh: Setelah melakukan tugas rutin seperti mengisi daftar hadir, menyruh peserta didik
menyiapkan alat-alat tulis, guru langsung menerangkan pokok bahasan. Setelah pelajaran
selesai, nah anakanak waktu sudah habis kita lanjutkan minggu depan, assalamualaikum
warahmatullahi wabarakatuh.

C. Keterampilan Mengelola Kelas (Class Room Management)

Tugas guru di dalam kelas sebagian besar adalah membelajarkan peserta didik dengan
menyelidiki kondisi belajar yang optimal. Suatu kondisi belajar yang optimal dapat tercapai
bila guru mampu mengatur siswa dan saran pembelajaran serta mengendalikannya dalm
suasana yang sangat menyenangkan untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Keterampilan mengelola kelas merupakan keterampilan guru untuk menciptakan dan


memelihara kondisi belajar yang optimal dan mengembalikan ke kondisi yang optimal jika
terjadi gangguan, baik dengan cara mendisiplinkan ataupun melakukan kegiatan remedial.

D. Keterampilan Memberikan Penguatan (Reinforcement)

Untuk kegiatan proses pembelajaran, penghargaan mempunyai arti tersendiri. Semua


penghargaan ini tidak berwujud materi, melainkan dalam bentuk kata-kata, senyuman,

4
anggukan, dan sentuhan. Pada dasarnya antara keterampilan memberi penguatan dengan
keterampilan bertanya saling terkait satu sama lainnya.

Inti sari dari penguatan itu adalah respons terhadap suatu tingkah laku positif yang
dapat meningkatkan kemungkinan berulangnya kembali tingkah laku tersebut. Penguatan
tidak boleh dianggap sepele dan sembarangan, tetapi harus mendapat perhatian serius. Hal-
hal yang harus diperhatikan dalam menggunakan keterampilan penguatan antara lain:

a. Hindari komentar negatif, jika peserta didik tidak mampu menjawab


pertanyaan jangan dibentak atau dihina.
b. Kehangatan, artinya perlihatkan dalam gerakan, mimik, suara serta anggukan
yang serius. 3. Kesungguhan, dilaksanakan dengan serius tidak basa-basi.
c. Bermakna, jika guru bertanya dan peserta didik menjawab, maka guru harus
seperti bagus, tepat.
d. Perlu ada variasi, seperti anggukan, senyum, sentuhan, bagus, gerakan tangan.

E. Keterampilan Membimbing Diskusi Kelompok Kecil (Guiding Small Discussion)

Membimbing diskusi kelompok berarti suatui proses yang teratur dengan melibatkan
kelompok peserta didik daalam interaksi tatap muka kooperatif yang optimal dengan tujuan
sebagai informasi atau pengalaman mengambil keputusan. Drs. Muhammad Uzair Usman
menyatakan bahwa diskusi kelompok kecil adalah peserta didik berdiskusi dalam kelompok-
kelompok kecil dibawah Pembinaan guru atau temannya untuk berbagai informasi,
pemecahan masalah atau pengambilan keputusan, dilaksanakan dalam suasana terbuka.
Diskusi ini harus ada dalm proses pembelajaran. Tidak semua guru yang mampu melakukan
diskusi dalam proses pembelajaran, justru itu perlu latihan.

F. Keterampilan Bertanya (Questioning)

Mengajukan pertanyaan dengan baik adalah mengajar yang baik. Hasil penelitian
menunjukan bahwa pada umumnya guru tidak berhasil menggunakan teknik bertanya yang
efektif. Keterampilan bertanya menjadi penting jika dihubungkan dengan pendapat yang
mengatakan berfikir itu sendiri adalah bertanya.

G. Keterampilan Menjelaskan Pelajaran (Explaining)

Keterampilan member penjelasan adalah penyajian informasi secara lisan yang


dikelola secara sistematis untuk menunjukan adanya hubungan antara satu dengan yang

5
lainnya. Ciri utama keterampilan penjelasan yaitu penyampaian ionformasi yang terencana
dengan baik, disajikan dengan benar, serta urutan yang cocok. Memberikan penjelasan
merupakan salah satu aspek yang penting dalam perbuatan guru.

H. Keterampilan Mengadakan Variasi (Variation Stimulus)

T. Gilarso, mengemukakan bahwa variasi dalam gaya guru mengajar dapat dilakukan
antara lain dalam bentuk: pertama verbal (dengan menggunakan suara dan kata-kata yang
diucapkan guru) seperti: (1) nada suara dan intonasi (voice variation); (2) mengarahkan
perhatian peseta didik (verbal focusing); (3) mengadakan pause/diam sebentar
(pausing/silent); (4) isyarat-isyarat lisan lain (extra verbal cues), kedua, nonverbal (dengan
isyarat/bahasa badan), mencakup: (1) kontak pandangan mata (aye contact); (2) ekpresi
roman muka (facial expressions); (3) gerak gerik tangan, kepala, badan (gestures); (4) posisi
(tempat berdiri di kelas).

BAB 4

BENTUK PENGAJARAN KLASIKAL DENGAN MURID BERSIKAP


MENDENGARKAN ATAU KULIAH MIMBAR

A. Pengertian pembelajaran klasikal

Sebagian besar pengajaran di sekolah-sekolah menengah dan di perguruan tinggi


diberikan secara klasikal. Artinya, pengajar memberi penjelasan kepada sejumlah murid atau
mahasiswa secara lisan. Banyak yang menganggap bentuk pengajaran klasikal tersebut
merupakan bentuk yang paling tepat. Selain karena dipandang efisien, mereka dahulupun di
ajar dengan bentuk pengajaran seperti itu.

Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Mclheis pada tahun 1968 ternyata
setelah mengikuti kuliah mahasiswa hanya dapat mengingat empat puluh persen dari
informasi terpenting yang disampaikan oleh pengajar. Dengan demikian dapat dikatakan
walaupun kuliah mimbar mungkin baik karena dengan itu pihak mahasiswa tidak banyak
menemui kesulitan dalam hal mendengarkan dan mencatat, tetapi hanya memberikan akibat
yang kurang menguntungkan pula.

B. Tujuan Pengajaran Klasikal

6
Pengajaran klasikal merupakan kemampuan belajar yang utama. Hal itu disebabkan
oleh pengajaran klasikal merupakan kegiatan mengajar yang tergolong efisien. Secara
ekonomis,pembiayaan kelas studi lebih murah, oleh karena itu ada jumlah minimum siswa
dalam kelas. Jumlah siswa dalam kelas pada umumnya berkisar anara 10 sampai 45 orang.

C. Teknik yang Biasa Digunakan Dalam Pembelajaran Klasikal

Teknik pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang dilakukan seseorang dalam
mengimplementasikan suatu metode secara spesifik. Pada umumnya siswa akan belajar
berpikir-bekerja secara individu, sehingga mereka dapat melatih diri untuk memupuk rasa
percaya diri. Urutan kegiatan dalam pembelajaran klasikal yaitu:

a. Guru menjelaskan definisi


b. Membuktikan rumus
c. Memberi contoh
d. Memberi soal latihan
D. Kelemahan Dan Kelebihan Model Pembelajaran Klasikal
 Kelemahan
1. Mudah menjadi verbalisme
2. Yang visual menjadi rugi, dan yang mendengarkan yang benar-benar meneerimanya.
3. Bila terlalu sering dugunakan akan membuat bosan.
4. Keberhasilan metode ini sangat bergantung pada siapa yang menggunakannya.
5. Cenderung membuat sisw pasif.
 Kelebihan
1. Guru mudah meguasi kelas.
2. Mudah mengorganisasikan kelas.
3. Dapat diikuti oleh jumlah siswa yang banyak.
4. Mudah mempersiapkan dan melaksanakannya.
5. Lebih ekonomis waktu.
6. Member kesempatan guru untukmenggunakan pengalaman, pengetahuan, dan
kearifan.
7. Membantu siswa untuk mendengar secara akurat, kritis, dan penuh perhatian.

7
BAB IV

KEUNGGULAN BUKU

A. Keterkaitan Antar Bab

Dalam buku yang berjudul Micro Teaching dalam pendidikan jasmani olahraga, keterkaitan
tiap bab nya saling berhubungan, penjelasan pada bab-bab nya menjelaskan tentang
bagaimana teori dalam mengajar serta bagaimana pelaksanaannya. Bahasa yang digunakan
dalam buku ini sangat mudah dipahami. Kemudian di buku ini terdapat penjelasan, dan teori
pada setiap sub bab-nya sangat detail. Memudahkan para pembaca agar memahami materi-
materi di dalam buku ini. Buku ini juga lengkap dengan pengarang dan penulisan daftar
pustakanya.

B. Kemutakhiran Buku
Dalam buku yang berjudul Micro Teaching dalam pendidikan jasmani
olahraga kemutakhiran buku antara lain:
1. Materi yang disampaikan atau dituliskan sangat jelas sehingga dapat dimengerti
dengan mudah.

2. Materi yang disajikan sesuai dengan konsep dalam pembelajaran.

8
BAB V

KELEMAHAN BUKU

A. Keterkaitan Antar Bab


Dalam buku karangan Dr. H. Zalfendi, M.Kes yang berjudul micro Teaching
dalam pendidikan jasmani olahraga , yang telah saya ringkas memiliki kekurangan
antar bab namun tidak banyak. Kekurangan atau kelemahan yang saya dapati dalam
buku ini terdapat kesalahan penulisan atau ejaan yang tidak sempurna. Selain itu saya
rasa penjelasan dari buku ini sangat banyak, mungkin bagi orang yang tidak suka
membaca akan malas membaca buku ini. Selebihnya buku ini sudah bagus untuk
dibaca.

B. Kemutakhiran Buku
Buku ini tidak memberikan dampak negative bagi para pembaca bahkan
memberikan pelajaran yang sangat bermakna mengenai micro teaching dan
menambah wawasan dan pengetahuan yang bagus dalam mempelajari bagaimana
caranya membuka dan menutup pembelajaran, mengelola kelas, memberikan
penguatan, membimbing diskusi kelompok kecil, bertanya, menjelaskan pelajaran,
mengadakan variasi serta bagaimana caranya membentuk pengajaran klasik.

9
BAB VI

PENUTUP

A. Simpulan

Keterampilan dasar menjadi guru sangat diperlukan. Guru tidak dilahirkan, tetapi
dibentuk terlebih dahulu. Pembentukan performance guru yang baik diperlukan keterampilan
dasar. Keterampilan dasar adalah keterampilan standar yang harus dimiliki setiap individu
yang berprofesi sebagai guru.

Pembelajaran klasikal mencerminkan kemampuan utama guru, karena pembelajaran


klasikal ini merupakan kegiatan belajar dan mengajar yang tergolong efisien. Pembelajaran
secara klasikal ini berarti bahwa seorang guru melakukan dua kegiatan sekaligus yaitu
mengelola kelas dan mengelola pembelajaran. Pengelolaan kelas adalah penciptaan kondisi
yang memungkinkan terselenggaranya kegiatan pembelajaran secara baik dan menyenangkan
yang dilakukan di dalam kelas.

B. Saran

Dengan adanya CBR ini diharapkan dapat membuka asumsi baru bagi pembacanya
serta bermanfaat sebagai penambahan wawasan juga pengetahuan.

10

Anda mungkin juga menyukai