Muhammad Miftah Farid - 041811333161 - Audit Forensik - Resume & Case Week 6
Muhammad Miftah Farid - 041811333161 - Audit Forensik - Resume & Case Week 6
Management’s Responsibility
Tanggung jawab utama manajemen adalah memastikan bahwa organisasi memenuhi
sasaran strategis, operasional, dan kinerjanya. Untuk mencapai hal ini, kepemimpinan harus
mengembangkan dan menerapkan strategi dan prosedur untuk mengelola pengelolaan
ekonomi jangka panjang perusahaan. Karena manajemen bertanggung jawab atas penyajian
laporan keuangan secara adil dan untuk melindungi aset bisnis, mereka juga harus
mengurangi penipuan dalam organisasi dengan mencegah, menghalangi, dan mendeteksi
penyalahgunaan aset, korupsi, dan laporan keuangan yang mengandung kecurangan.
● The Risk of Management Override and Collusion
Tiga prosedur efektif dalam mengidentifikasi kerusakan dalam pengendalian internal
akibat pengabaian dan kolusi adalah sebagai berikut:
1. Memeriksa entri jurnal yang dicatat dalam pembukuan dan pencatatan, serta
penyesuaian lainnya terhadap informasi keuangan.
2. Mereview estimasi akuntansi sebab dapat menjadi sumber penyembunyian
kecurangan yang lebih efektif daripada entri jurnal.
3. Mencermati transaksi one-time untuk memastikan bahwa transaksi tersebut memiliki
dasar pemikiran bisnis yang sesuai.
Berdasarkan kumpulan kasus penipuan ACFE terdapat sejumlah perbedaan utama
antara penipuan kolusif dengan penipuan tunggal antara lain: 1) Pemimpin penipuan
kolusif cenderung lebih muda, laki-laki, dan cenderung tidak memiliki gelar sarjana
daripada pelaku kejahatan tunggal, 2) Pemimpin penipuan kolusif cenderung tidak
menunjukkan masalah perilaku pribadi, 3) Lebih cenderung menunjukkan hubungan
dekat yang tidak biasa dengan vendor atau pelanggan dan memiliki wheeler-dealer
attitude, 4) Penipuan kolusi lebih cenderung melibatkan penipuan laporan keuangan,
5) Penipuan kolusif lebih mungkin ditemukan melalui tip atau keluhan, audit internal,
penegakan hukum, atau secara tidak sengaja. Dalam laporan ACFE 2016 menemukan
bahwa pengabaian kontrol yang ada adalah kelemahan kontrol internal kedua paling
sering diamati yang berkontribusi pada kecurangan; kurangnya kontrol internal adalah
satu-satunya kelemahan yang lebih sering.
Fraud Detection
Social Media as a Tool for Fraud Detection
Kunci untuk mendeteksi penipuan adalah mengetahui ke mana mencarinya dan
bagaimana melanjutkannya. Pendekatan yang ditargetkan diperlukan untuk meningkatkan
kemungkinan ditemukannya kecurangan telah terjadi atau sedang terjadi sedini mungkin.
Memilah-milah kumpulan tanda bahaya secara efisien dan efektif adalah kunci deteksi
penipuan. Titik awal bagi profesional antifraud atau akuntan forensik adalah sikap
skeptisisme profesional. SAS No. 99 dan 113 menyarankan bahwa auditor mendekati
perikatan audit dengan rasa skeptisisme profesional yang ditingkatkan. Secara umum,
skeptisisme yang ditingkatkan memiliki tiga elemen penentu. Pertama, ini mencakup
pengakuan bahwa penipuan mungkin ada. Kedua, skeptisisme profesional dicontohkan oleh
sikap profesional, sikap yang mencakup pikiran yang mempertanyakan dan penilaian kritis
terhadap bukti. Ketiga, skeptisisme profesional meminta profesional untuk membuat
komitmen terhadap bukti persuasif untuk menentukan ada tidaknya kecurangan. Profesional
diharapkan untuk "bekerja ekstra" menggunakan pengambilan keputusan berbasis bukti.
Selain itu, teknik deteksi penipuan mensyaratkan kecurangan dan profesional akuntansi
forensik memberikan perhatian khusus pada kemungkinan penyembunyian karena
penyembunyian menunjukkan penipuan.
Analytical Anomalies
Anomali analitik adalah hubungan transaksi atau laporan keuangan yang tidak masuk akal.
Beberapa anomali analitik meliputi:
- Barang yang tidak biasa
- Item yang hilang
- Barang yang lebih besar atau lebih kecil dari biasanya
- Tidak ada pola saat Anda mengharapkannya
- Terobosan dalam pola yang tidak terduga
- dll.
Accounting Anomalies
Anomali akuntansi adalah aktivitas tidak biasa yang tampaknya melanggar ekspektasi normal
sistem akuntansi. Dalam beberapa kasus, transaksi dapat dicatat oleh orang yang tidak
diharapkan untuk mencatat transaksi tersebut.Dalam beberapa kasus, penyimpangan dalam
dokumentasi dapat diamati. Beberapa di antaranya adalah:
- Dokumen yang hilang
- Barang lama yang disimpan di bank dan rekonsiliasi akun lainnya dari satu periode ke
periode berikutnya.
- Kekosongan yang berlebihan atau nota kredit
- Nama umum, alamat, atau nomor telepon penerima pembayaran atau pelanggan
- Nama, alamat, atau nomor telepon yang sama dengan karyawan
- Meningkatnya piutang usaha yang telah jatuh tempo
- Penghapusan piutang usaha yang berlebihan
- Peningkatan jumlah dan jumlah item yang direkonsiliasi - Perubahan pada dokumen
- Pembayaran duplikat
- Dukungan kedua untuk cek
- Breaks in check, invoice, purchase order, dan urutan nomor dokumen lainnya
- Tulisan tangan yang dipertanyakan
- Dokumen yang difotokopi
Case 2
Step 1 - Operating Environment
Perekonomian secara keseluruhan sedang keluar dari resesi ringan, dan industri ini dianggap
oleh pers dan analis keuangan cukup sehat. Meskipun industry trade journals and financial
press mengisyaratkan bahwa terdapat masalah operasional di Leoanrd, LCC, namun disaat
yang bersamaan perusahaan diprediksi memiliki performa melebihi perusahaan lain di
industrinya dan kompetitor utamanya di tahun fiskal berikutnya. Lenoard LCC juga telah
memenuhi ekspektasi analis selama 1,5 tahun terakhir.
Step 2 - Proses Bisnis
Perusahaan memiliki tiga proses operasional yang berhubungan secara manual dengan
catatan akuntansi: Pendapatan dan piutang, biaya operasi dan hutang, personalia dan
penggajian.
pada tahun fiskal terakhir, Leonard membuka operasi asing di China, mendirikan lima anak
perusahaan dan menempatkan dua divisi di Alaska dan Hawaii.
Step 3 - Identifikasi “Process Owner”
CEO sangat terlibat dalam aktivitas pendapatan, akuntansi pendapatan, dan pelaporan
keuangan.
Petugas piutang usaha memiliki pengalaman satu tahun, dan bertanggung jawab atas
pengumpulan dan pelaporan keuangan pendapatan dan A / R.
Yurisdiksi dan Kontrol Level
Leonard, LLC membuka kantor operasional di China dan mendirikan 5 kantor cabang dan
terletak di dua divisi di Alaska dan Hawaii. Rekonsiliasi akuntansi dilakukan di akhir tahun
secara manual sebelum audit dan penerbitan laporan keuangan yang telah diaudit. Di masa
lalu, auditor mengalami kesulitan karena perusahaan sering mengalami catatan yang hilang,
kurangnya bukti untuk mendukung transaksi, dan keterlibatan CEO dalam penyesuaian
laporan keuangan
Step 4 - Past Fraud
Tidak ada
Step 5 - Identifikasi Kemungkinan Fraud yang terjadi
1. Pengaplikasian kredit secara fiktif dengan informasi palsu
2. Penjualan terhadap konsumen fiktif untuk meningkatkan penjualan
3. Pencatatan transaksi yang tidak terjadi dengan indikasi 2 dari 10 besar konsumen
teridentifikasi Pihak berhubungan
4. Adanya pemalsuan pencatatan pendapatan atau pembayaran AR dikarenakan tidak
ada pemisahan tugas antara penerima kas dan pencatatan pendapatan dan AR
5. Pemalsuan transaksi penjualan dengan piutang dikarenakan A/R adalah satu - satunya
sumber pendapatan dna tingginya angka pendapatan.
6. Pemalsuan penyesuian di akhir tahun karena penyesuaian dilakukan secara manual
dan CEO terlibat dalam penyesuaian laporan keuangan yang mungkin saja dilakukan
untuk meningkatkan penjualan sehingga performa perusahaan terlihat baik.
Step 6 - Mengidentifikasi Siapa Pelaku Fraud
1. CEO : karena terlibat dalam aktivitas pendapatan, akuntansi pendapatan, dan
pelaporan keuangan.
2. Petugas Piutang : bertanggung jawab atas pengumpulan dan pelaporan keuangan
pendapatan dan A / R.
Step 7 - Mengevaluasi kemungkinan bahwa setiap kecurangan yang teridentifikasi
dapat terjadi dan signifikan
Potensi kecurangan yang terjadi pada akun revenue dan account receivable karena semua
pendapatan berdasarkan piutang, dan pendapatan adalah item baris tunggal terbesar dalam
laporan keuangan.
Step 8 - Metode Untuk Mencegah Fraud
1. Melakukan pengecekan secara berkala atas seluruh kontrak penjualan dengan fokus
pada penjualan yang memiliki perjanjian yang tidak biasa mengenai return dan
dibandingkan dengan bukti yang ada.
2. Melakukan pengecekan untuk seluruh retur penjualan yang memiliki pola tidak biasa
3. Menetapkan standar peraturan dan kondisi penjualan
4. Melakukan review atas umur piutang usaha secara berkala
5. Pemisahan tugas antara penerima kas dan pencatat Pendapatan dan juga Piutang
6. Memperlakukan peraturan yang jelas mengenai pembatasan kuasa CEO.
7. Mengadakan personel khusus untuk melakukan konfirmasi dan verifikasi atas
kelengkapan dan keakuratan pencatatan aturan dan kondisi penjualan
8. Melakukan otorisasi secara terkomputerisasi untuk persetujuan transaksi penjualan,
retur penjualan, da penghapusan piutang.
Step 9 - Menentukan Respons Audit dan Karakteristik Fraud yang Mungkin terjadi
Menanggapi risiko penipuan residual yang tinggi, auditor perlu memeriksa:
Apakah seluruh saldo penjualan, piutang dagang, dan kas benar-benar ada pada dan
terjadi sesuai dengan tanggal neraca
Memastikan apakah perusahaan mempunyai hak kepemilikan yang sah atas saldo kas
dan piutang dagang
Apakah saldo penjualan, piutang dagang dan kas telah disajikan dalam laporan
keuangan pada jumlah yang tepat
Step 10 - Mendesain Aktivitas Kontrol
1. Melakukan pemisahan tugas yang memadai → CEO seharusnya tidak terlibat dalam
aktivitas pendapatan, akuntansi pendapatan, dan pelaporan keuangan
2. Melakukan otorisasi transaksi dan aktivitas yang tepat → Penjualan ke pelanggan
yang fiktif mengisyaratkan bahwa tidak adanya otorisasi dari pihak yang berwenang
3. Penyimpanan dokumen dan catatan yang memadai → agar auditor tidak bermasalah
dengan catatan yang hilang
4. Pengendalian fisik atas aset dan catatan
5. Pemeriksaan independen atas kinerja
Draw a conclusion about the risk of fictitious revenue.
Adanya skema pendapatan fiktif mengakibatkan Leonard diproyeksikan akan mengungguli
industri dan pesaing utama selama tahun fiskal mendatang. Namun, sebenarnya terdapat
skema fraud yang dapat menyebabkan pengguna laporan keuangan Leonard memutuskan
mengambil keputusan yang tidak tepat. Dengan menggunakan pendekatan penilaian risiko
fraud 10 langkah yang ditargetkan membantu mengidentifikasi hubungan langsung antara
tingkat risiko yang terkait dengan kelemahan material dalam pengendalian perusahaan dan
jumlah perhatian yang dicurahkan ke area tersebut selama proses audit. Selain itu, dapat
mengindikasikan suatu akun dapat menjadi signifikan berdasarkan penilaian risiko bahwa
akun tersebut dapat berisi salah saji yang secara individual, atau jika digabungkan dengan
akun lain dan dapat berdampak material terhadap laporan keuangan.