Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Metformin hidroklorida adalah obat yang digunakan secara luas sebagai
antidiabetes golongan biguanid untuk pengelolaan diabetes mellitus tidak tergantung
insulin (IAI, 2012). Kekurangan terapi metformin HCl yakni waktu paruh pendek,
frekuensi penggunaan 3-4 kali sehari, bioavaibilitasnya rendah juga menimbulkan
beberapa efek samping, antara lain : mual, perut yang tidak nyaman dan diare yang
terjadi selama penggunaan obat. Hal ini memungkinkan pasien merasa tidak nyaman
serta lupa dalam mengonsumsi obat karena frekuensi obat yang dikonsumsi cukup
besar. Pada dosis tunggal 500 mg bioavaibilitas yang dilaporkan hanya 50-60%
dengan waktu paruh 3 sampai 4 jam pemberian metformin hidroklorida secara oral
diabsorpsi dari saluran pencernaan atau dengan kata lain metformin hidroklorida
mempunyai permeabilitas yang rendah karena spesifik lokasi penyerapannya di
dalam tubuh yakni di lambung (Jun et al., 2007). Dapat diambil kesimpulan bahwa
metformin hidroklorida tergolong dalam BCS kelas III yaitu obat dengan kelarutan
tinggi – permeabilitas rendah (Paravhati, 2012).
Metformin HCl umumnya tersedia dalam bentuk sediaan tablet konvensional
dan sustain release. Tablet konvensional memiliki waktu transit yang cepat di dalam
lambung yang menyebabkan pelepasan obat yang kurang sempurna dari bentuk
sediaan pada rentang penyerapan obat. Sediaan sustain release merupakan kegiatan
modifikasi obat atau sediaan yang bertujuan untuk memperpanjang aktivitas terapetik
dari obat, namun untuk zat aktif metformin HCl sendiri memiliki kelarutan yang
tinggi serta penyerapan absorpsi yang luas pada bagian lambung. Ditakutkan obat
akan lebih cepat dilepaskan sehingga terjadi kenaikan dosis yang terlalu tinggi. Obat
tersebut perlu dibuat suatu sistem agar obat dapat memberikan pelepasan yang baik
dan mengatasi permeabilitas yang rendah dari obat metformin. Sehingga dapat
meningkatkan bioavailabiltas dan tingkat penyerapannya dari obat metformin itu
sendiri serta mampu untuk memelihara tingkat pengaruhnya selama periode waktu
yang diperpanjang. Metformin hidroklorida dibuat tablet floating agar lebih lama

1
2

bertahan di dalam lambung tanpa adanya pengaruh pengosongan lambung dengan


cara mengapung di atas cairan lambung. Diharapkan durasi kerja metformin akan
lebih panjang serta kepatuhan pasien dalam melakukan terapi akan meningkat
(Paravhati, 2012).
Floating system merupakan sistem mengapung pada lambung berisi obat
yang pelepasannya perlahan-lahan dari sediaan yang memiliki densitas yang
rendah/Floating Drug Delivery System (FDDS). FDDS memiliki densitas bulk yang
lebih rendah dari pada cairan lambung. FDDS tetap mengapung di dalam lambung
tanpa mempengaruhi motilitas dan keadaan dari lambung, kemudian obat dapat
dilepaskan pada kecepatan yang diinginkan dari suatu sistem. Bentuk floating
system banyak diformulasi dengan menggunakan matriks-matriks hidrofilik dan
dikenal dengan sebutan hydrodynamically balanced system (HBS), karena saat
polimer berhidrasi intensitasnya menurun akibat matriknya mengembang dan
menjadi gel penghalang di permukaan luar. Bentuk-bentuk ini diharapkan tetap
dalam keadaan mengapung selama tiga atau empat jam dalam lambung tanpa
dipengaruhi oleh laju pengosongan lambung karena densitasnya lebih rendah dari
kandungan gastrik (Moes, 2003). Sistem ini diharapkan obat mampu mengatasi
permeabilitas yang rendah dari obat metformin kemudian dapat meningkatkan
bioavailabiltas dari obat metformin itu sendiri serta mampu untuk memelihara
tingkat pengaruhnya selama periode waktu yang diperpanjang.
Matriks atau hidrokoloid perlu ditambahkan pada formulasi suatu tablet
dengan floating system. Umumnya matriks yang dipakai dalam sistem ini yaitu
polimer HPMC, namun selain harganya sangat mahal HPMC jika dikonsumsi secara
oral dalam jumlah yang berlebih mungkin dapat memberikan efek laksatif (Harwood,
2006). Penelitian ini menggunakan kombinasi kitosan dan xantan gum sebagai
matriks dalam formulasi floating tablet metformin HCl karena kitosan merupakan
polisakarida hidrofilik yang memiliki sifat tidak beracun, biokompatibel dan
biodegradable. Kitosan sebagai polimer alam dapat membentuk lapisan gel dalam
proses pengapungan pada suasana asam sekaligus mampu mengontrol pelepasan zat
aktif dan memiliki ketahanan dalam penghambatan erosi berlebihan (Behera et al.,
2010). Xantan gum mampu membentuk lapisan gel kental yang membantu dalam
3

proses pengapungan sediaan serta mengontrol pelepasan obat dengan cara difusi
melalui gel dan erosi penghalang gel (Kumar & Dubey, 2012).
Sistem ini akan menggunakan effervescent yang formulasinya menggunakan
polimer yang dapat mengembang seperti polisakarida ataupun kitosan yang
ditambahkan dengan komponen effervescent, seperti natrium bikarbonat dan asam
sitrat. Matriks akan membentuk gel ketika kontak dengan cairan lambung, kemudian
terbentuklah gas karbondioksida (CO2) yang dihasilkan dari sistem effervescent. Gas
tersebut akan terperangkap dalam gel hidrokoloid yang mengakibatkan tablet akan
mengapung, meningkatkan pergerakan sediaan, sehingga akan mempertahankan daya
mengapungnya (Ichikawa et al., 1991).

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah yang ingin dijawab melalui pelaksanaan penelitian ini
yaitu :
(1) Bagaimanakah karakteristik fisik tablet metformin HCl dengan sistem floating
menggunakan kombinasi kitosan dan xantan gum ?
(2) Bagaimanakah persen terdisolusi obat tablet metformin HCl dengan sistem
floating menggunakan kombinasi kitosan dan xantan gum selama 300 menit ?

1.3 Tujuan Penelitian


Tujuan yang akan dicapai dengan adanya penelitian ini yaitu :
(1) Menentukan karakteristik fisik tablet metformin HCl dengan sistem floating
menggunakan kombinasi kitosan dan xantan gum.
(2) Menentukan persen terdisolusi obat tablet metformin HCl dengan sistem floating
menggunakan kombinasi kitosan dan xantan gum selama 300 menit.

1.4 Manfaat Penelitian


Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini yaitu dapat digunakan sebagai
informasi ilmiah untuk untuk pengembangan sediaan tablet metformin HCl dengan
sistemnfloatingnmenggunakanbpolimerbkitosanndannxantanngum.

Anda mungkin juga menyukai