Anda di halaman 1dari 14

Upacara pernikahan 

adalah upacara adat yang diselenggarakan dalam rangka menyambut


peristiwapernikahan. Pernikahan sebagai peristiwa penting bagi manusia, dirasa perlu
disakralkan dan dikenang sehingga perlu ada upacaranya.

Daftar isi

 1 Upacara
o 1.1 Upacara tradisional
o 1.2 Upacara modern

 2 Mas kawin
 3 Catatan Sipil
 4 Upacara pernikahan adat di Indonesia
o 4.1 Adat Jawa - Surakarta
o 4.2 Adat pernikahan Yogyakarta

 4.2.1 Nontoni
 4.2.2 Upacara Lamaran
 4.2.3 Upacara Tarub
 4.2.4 Nyantri
 4.2.5 Siraman
 4.2.6 Midodareni
 4.2.7 Langkahan
 4.2.8 Ijab
 4.2.9 Panggih
o 4.3 Adat Sunda
o 4.4 Adat Batak
o 4.5 Adat Betawi

 4.5.1 Prosesi Akad Nikah


o 4.6 Lihat pula
o 4.7 Referensi dan pranala luar

Upacara[sunting | sunting sumber]
Di Indonesia upacara pernikahan dilakukan dengan dua cara, tradisional dan modern. Ada
kalanya pengantin menggunakan kedua cara tersebut, biasanya dalam dua upacara terpisah.

Upacara tradisional[sunting | sunting sumber]


Upacara pernikahan secara tradisional dilakukan menurut aturan-aturan adat setempat.
Indonesia memiliki banyak sekali suku yang masing-masing memiliki tradisi upacara pernikahan
sendiri. Dalam suatu pernikahan campuran, pengantin biasanya memilih salah satu adat, atau
ada kalanya pula kedua adat itu dipergunakan dalam acara yang terpisah.

Upacara modern[sunting | sunting sumber]


Upacara pernikahan modern dilakukan dengan mengikuti aturan-aturan dari luar negeri.
Biasanya gaya yang dipakai adalah gaya Eropa. Pernikahan yang dilakukan dengan aturan
Islam mungkin dapat juga dimasukkan ke dalam kategori upacara pernikahan modern.

Mas kawin[sunting | sunting sumber]


Sebelum acara pernikahan dilangsungkan pihak yang melamar biasanya menyerahkan
sejumlah mas kawinyang bentuk dan besarnya sudah disetujui terlebih dahulu. Mas kawin dapat
berbentuk uang dalam jumlah tertentu, perhiasan, perlengkapan sembahyang (biasanya dalam
pernikahan Islam), atau gabungan dari semuanya.

Catatan Sipil[sunting | sunting sumber]


Untuk kepentingan pendataan dan perlindungan hukum bagi pihak-pihak yang diikat dalam
hubungan perkawinan serta keturunan yang mungkin dihasilkannya, pemerintah Indonesia
sekarang mengharuskan suatu pernikahan dicatat di Kantor Catatan Sipil.

Upacara pernikahan adat di


Indonesia[sunting | sunting sumber]
Adat Jawa - Surakarta[sunting | sunting sumber]
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Pernikahan Adat Surakarta

Adat pernikahan Yogyakarta[sunting | sunting sumber]


Nontoni[sunting | sunting sumber]
Nontoni adalah upacara untuk melihat calon pasangan yang akan dikawininya. Dimasa lalu
orang yang akan nikah belum tentu kenal terhadap orang yang akan dinikahinya, bahkan
kadang-kadang belum pernah melihatnya, meskipun ada kemungkinan juga mereka sudah tahu
dan mengenal atau pernah melihatnya.

Agar ada gambaran siapa jodohnya nanti maka diadakan tata cara nontoni. Biasanya tata cara
ini diprakarsai pihak pria. Setelah orang tua si perjaka yang akan diperjodohkan telah
mengirimkan penyelidikannya tentang keadaan si gadis yang akan diambil menantu.
Penyelidikan itu dinamakan dom sumuruping banyu atau penyelidikan secara rahasia.

Setelah hasil nontoni ini memuaskan, dan siperjaka sanggup menerima pilihan orang tuanya,
maka diadakan musyawarah di antara orang tua / pinisepuh si perjaka untuk menentukan tata
cara lamaran.

Upacara Lamaran[sunting | sunting sumber]


Melamar artinya meminang, karena pada zaman dulu di antara pria dan wanita yang akan
menikah kadang-kadang masih belum saling mengenal, jadi hal ini orang tualah yang
mencarikan jodoh dengan cara menanyakan kepada seseorang apakah puterinya sudah atau
belum mempunyai calon suami. Dari sini bisa dirembug hari baik untuk menerima lamaran atas
persetujuan bersama.

 Pada hari yang telah ditetapkan, datanglah utusan dari calon besan yaitu orang tua calon
pengantin pria dengan membawa oleh-oleh. Pada zaman dulu yang lazim disebut Jodang
( tempat makanan dan lain sebagainya ) yang dipikul oleh empat orang pria.
 Makanan tersebut biasanya terbuat dari beras ketan antara lain : Jadah, wajik, rengginan
dan sebagainya.
 Menurut naluri makanan tersebut mengandung makna sebagaimana sifat dari bahan
baku ketan yang banyak glutennya sehingga lengket dan diharapkan kelak kedua pengantin
dan antar besan tetap lengket (pliket,Jawa).
 Setelah lamaran diterima kemudian kedua belah pihak merundingkan hari baik untuk
melaksanakan upacara peningsetan. Banyak keluarga Jawa masih melestarikan sistem
pemilihan hari pasaran pancawara dalam menentukan hari baik untuk upacara peningsetan
dan hari ijab pernikahan.

Peningsetan Kata peningsetan adalah dari kata dasar singset (Jawa) yang berarti ikat,
peningsetan jadi berarti pengikat.

Peningsetan adalah suatu upacara penyerahan sesuatu sebagai pengikat dari orang tua pihak
pengantin pria kepada pihak calon pengantin putri.

Menurut tradisi peningset terdiri dari : Kain batik, bahan kebaya, semekan, perhiasan emas,
uang yang lazim disebut tukon (imbalan) disesuaikan kemampuan ekonominya, jodang yang
berisi: jadah, wajik, rengginan, gula, teh, pisang raja satu tangkep, lauk pauk dan satu jenjang
kelapa yang dipikul tersendiri, satu jodoh ayam hidup. Untuk menyambut kedatangan ini diiringi
dengan gending Nala Ganjur .

Biasanya penentuan hari baik pernikahan ditentukan bersama antara kedua pihak setelah
upacara peningsetan.

Upacara Tarub[sunting | sunting sumber]


Tarub adalah hiasan janur kuning (daun kelapa yang masih muda) yang dipasang tepi tratag
yang terbuat dari bleketepe (anyaman daun kelapa yang hijau).

Pemasangan tarub biasanya dipasang saat bersamaan dengan memandikan calon pengantin
(siraman, Jawa) yaitu satu hari sebelum pernikahan itu dilaksanakan.

Untuk perlengkapan tarub selain janur kuning masih ada lagi antara lain yang disebut dengan
tuwuhan. Adapun macamnya :
 Dua batang pohon pisang raja yang buahnya tua/matang.
 Dua janjang kelapa gading ( cengkir gading, Jawa )
 Dua untai padi yang sudah tua.
 Dua batang pohon tebu wulung (tebu hitam) yang lurus.
 Daun beringin secukupnya.
 Daun dadap srep.

Tuwuhan dan gegodongan ini dipasang di kiri pintu gerbang satu unit dan dikanan pintu gerbang
satu unit (bila selesai pisang dan kelapa bisa diperebutkan pada anak-anak.)

Selain pemasangan tarub di atas masih delengkapi dengan perlengkapan-perlengkapan sbb. (Ini
merupakan petuah dan nasihat yang adi luhung, harapan serta do'a kepada Tuhan Yang Maha
Kuasa) yang dilambangkan melalui:

1. Pisang raja dan pisang pulut yang berjumlah genap.


2. Jajan pasar
3. Nasi liwet yang dileri lauk serundeng.
4. Kopi pahit, teh pahit, dan sebatang rokok.
5. Roti tawar.
6. Jadah bakar.
7. Tempe keripik.
8. Ketan, kolak, apem.
9. Tumpeng gundul
10. Nasi golong sejodo yang diberi lauk.
11. Jeroan sapi, ento-ento, peyek gereh, gebing
12. Golong lulut.
13. Nasi gebuli
14. Nasi punar
15. Ayam 1 ekor
16. Pisang pulut 1 lirang
17. Pisang raja 1 lirang
18. Buah-buahan + jajan pasar ditaruh yang tengah-tengahnya diberi tumpeng kecil.
19. Daun sirih, kapur dan gambir
20. Kembang telon (melati, kenanga dan kantil)
21. Jenang merah, jenang putih, jenang baro-baro.
22. Empon-empon, temulawak, temu giring, dlingo, bengle, kunir, kencur.
23. Tampah(niru) kecil yang berisi beras 1 takir yang di atasnya 1 butir telor ayam mentah,
uang logam, gula merah 1 tangkep, 1 butir kelapa.
24. Empluk-empluk tanah liat berisi beras, kemiri gepak jendul, kluwak, pengilon, jungkat,
suri, lenga sundul langit
25. Ayam jantan hidup
26. Tikar
27. Kendi, damar jlupak (lampu dari tanah liat) dinyalakan
28. Kepala/daging kerbau dan jeroan komplit
29. Tempe mentah terbungkus daun dengan tali dari tangkai padi (merang)
30. Sayur pada mara
31. Kolak kencana
32. Nasi gebuli
33. Pisang emas 1 lirang

Masih ada lagi petuah-petuah dan nasihat-nasihat yang dilambangkan melalui : Tumpeng kecil-
kecil merah, putih,kuning, hitam, hijau, yang dilengkapi dengan buah-buahan, bunga telon,
gocok mentah dan uang logam yang diwadahi di atas ancak yang ditaruh di:

1. Area sumur
2. Area memasak nasi
3. Tempat membuat minum
4. Tarub
5. Untuk menebus kembarmayang (kaum)
6. Tempat penyiapan makanan yanh akan dihidangkan.
7. Jembatan
8. Prapatan.
Nyantri[sunting | sunting sumber]
Upacara nyantri adalah menitipkan calon pengantin pria kepada keluarga pengantin putri 1
sampai 2 hari sebelum pernikahan. Calon pengantin pria ini akan ditempat kan dirumsh saudara
atau tetangga dekat.

Upacara nyantri ini dimaksudkan untuk melancarkan jalannya upacara pernikahan, sehingga
saat-saat upacara pernikahan dilangsungkan maka calon pengantin pria sudah siap dit3empat
sehingga tidak merepotkan pihak keluarga pengantin putri.

Siraman[sunting | sunting sumber]
Upacara Siraman Siraman dari kata dasar siram (Jawa) yang berarti mandi. Yang dimaksud
dengan siraman adalah memandikan calon pengantin yang mengandung arti membershkan diri
agar menjadi suci dan murni. Bahan-bahan untuk upacara siraman :

 Kembang setaman secukupnya


 Lima macam konyoh panca warna (penggosok badan yang terbuat dari beras kencur
yang dikasih pewarna)
 Dua butir kelapa hijau yang tua yang masih ada sabutnya.
 Kendi atai klenting
 Tikar ukuran ½ meter persegi
 Mori putih ½ meter persegi
 Daun-daun : kluwih, koro, awar-awar, turi, dadap srep, alang-alang
 Dlingo bengle
 Lima macam bangun tulak (kain putih yang ditepinnya diwarnai biru)
 Satu macam yuyu sekandang ( kain lurik tenun berwarna coklat ada garis-garis benang
kuning)
 Satu macam pulo watu (kain lurik berwarna putih lorek hitam), 1 helai letrek (kain
kuning), 1 helai jinggo (kain merah).
 Sampo dari londo merang (air dari merang yang dibakar di dalam jembangan dari tanah
liat kemudian saat merangnya habis terbakar segera apinya disiram air, air ini dinamakan air
londo)
 Asem, santan kanil, 2meter persegi mori, 1 helai kain nogosari, 1 helai kain grompol, 1
helai kain semen, 1 helai kain sidomukti atau kain sidoasih
 Sabun dan handuk.

Saat akan melaksanakan siraman ada petuah-petuah dan nasihat serta doa-doa dan harapan
yang di simbulkan dalam:

 Tumpeng robyong
 Tumpeng gundul
 Nasi asrep-asrepan
 Jajan pasar, pisang raja 1 sisir, pisang pulut 1 sisir, 7 macam jenang
 Empluk kecil (wadah dari tanah liat) yang diisi bumbu dapur dan sedikit beras
 1 butir telor ayam mentah
 Juplak diisi minyak kelapa
 1 butir kelapa hijau tanpa sabut
 Gula jawa 1 tangkep
 1 ekor ayam jantan

Untuk menjaga kesehatan calon pengantin supaya tidak kedinginan maka ditetapkan tujuh orang
yang memandikan, tujuh sama dengan pitu ( Jawa ) yang berarti pitulung (Jawa) yang berarti
pertolongan. Upacara siraman ini diakhiri oleh juru rias (pemaes) dengan memecah kendi dari
tanah liat.
Midodareni[sunting | sunting sumber] Midodareni berasal dari kata dasar widodari
(Jawa) yang berarti bidadari yaitu putri dari sorga yang sangat cantik dan sangat harum baunya.

Midodareni biasanya dilaksanakan antara jam 18.00 sampai dengan jam 24.00 ini disebut juga
sebagai malam midodareni, calon penganten tidak boleh tidur.

Saat akan melaksanakan midodaren ada petuah-petuah dan nasihat serta doa-doa dan harapan
yang di simbulkan dalam:

 Sepasang kembar mayang (dipasang di kamar pengantin)


 Sepasang klemuk ( periuk ) yang diisi dengan bumbu pawon, biji-bijian, empon-empon
dan dua helai bangun tulak untuk menutup klemuk tadi
 Sepasang kendi yang diisi air suci yang cucuknya ditutup dengan daun dadap srep
( tulang daun/ tangkai daun ), Mayang jambe (buah pinang), daun sirih yang dihias dengan
kapur.
 Baki yang berisi potongan daun pandan, parutan kencur, laos, jeruk purut, minyak wangi,
baki ini ditaruh dibawah tepat tidur supaya ruangan berbau wangi.

Adapun dengan selesainya midodareni saat jam 24.00 calon pengantin dan keluarganya bisa
makan hidangan yang terdiri dari :

 Nasi gurih
 Sepasang ayam yang dimasak lembaran ( ingkung, Jawa )
 Sambel pecel, sambel pencok, lalapan
 Krecek
 Roti tawar, gula jawa
 Kopi pahit dan teh pahit
 Rujak degan
 Dengan lampu juplak minyak kelapa untuk penerangan (zaman dulu)
Langkahan[sunting | sunting sumber]
Langkahan berasal dari kata dasar langkah (Jawa) yang berarti lompat, upacara langkahan disini
dimaksudkan apabila pengantin menikah mendahului kakaknya yang belum nikah , maka
sebelum akad nikah dimulai maka calon pengantin diwajibkan minta izin kepada kakak yang
dilangkahi.

Ijab[sunting | sunting sumber]
Ijab atau ijab kabul adalah pengesahan pernihakan sesuai agama pasangan pengantin. Secara
tradisi dalam upacara ini keluarga pengantin perempuan menyerahkan / menikahkan anaknya
kepada pengantin pria, dan keluarga pengantin pria menerima pengantin wanita dan disertai
dengan penyerahan emas kawin bagi pengantin perempuan. Upacara ijab qobul biasanya
dipimpin oleh petugas dari kantor urusan agama sehingga syarat dan rukunnya ijab qobul akan
syah menurut syariat agama dan disaksikan oleh pejabat pemerintah atau petugas catatan sipil
yang akan mencatat pernikahan mereka di catatan pemerintah.

Panggih[sunting | sunting sumber]
Panggih (Jawa) berarti bertemu, setelah upacara akad nikah selesai baru upacara panggih bisa
dilaksanaakan,. Pengantin pria kembali ketempat penantiannya, sedang pengantin putri kembali
ke kamar pengantin. Setelah semuanya siap maka upacara panggih dapat segera dimulai.

Untuk melengkapi upacara panggih tersebut sesuai dengan busana gaya Yogyakarta dengan
iringan gending Jawa:

1. Gending Bindri untuk mengiringi kedatangan penantin pria


2. Gending Ladrang Pengantin untuk mengiringi upacara panggih mulai dari balangan
( saling melempar ) sirih, wijik ( pengantin putri mencuci kaki pengantin pria ), pecah
telor oleh pemaes.
3. Gending Boyong/Gending Puspowarno untuk mengiringi tampa kaya (kacar-kucur),
lambang penyerahan nafkah dahar walimah. Setelah dahar walimah selesai, gending itu
bunyinya dilemahkan untuk mengiringi datangnya sang besan dan dilanjutkan upacara
sungkeman

Setelah upacara panggih selesai dapat diiringi dengan gending Sriwidodo atau gending
Sriwilujeng. Pada waktu kirab diiringi gending : Gatibrongta, atau Gari padasih.

 [1]
 [2]

Adat Sunda[sunting | sunting sumber]


Pernikahan adat Sunda saat ini lebih disederhanakan, sebagai akibat percampuran dengan
ketentuan syariat Islam dan nilai-nilai "keparaktisan" dimana "sang penganten" ingin lebih
sederhana dan tidak bertele-tele.

Adat yang biasanya dilakukan meliputi : acara pengajian, siraman (sehari sebelumnya, acara
"seren sumeren" calon pengantin. Kemudian acara sungkeman, "nincak endog (nginjak telor),
"meuleum harupat"( membakar lidi tujuh buah), "meupeuskeun kendi" (memecahkan kendi,
sawer dan "ngaleupaskeun "kanjut kunang (melepaskan pundi-pundi yang berisi uang logam).

Acara "pengajian" yang dikaitkan dan menjelang pernikahan tidak dicontohkan oleh Nabi Saw.


namun ada beberapa kalangan yang menyatakan bahwa hal itu suatu kebaikan dengan tujuan
mendapatkan keberkahan dan ridho Allah Swt yaitu melalui penyampaian "do'a".

Siraman, merupakan simbol kesangan orang tua terhadap anaknya sebagaimana dulu


"anaknya ketika kecil" dimandikan kedua orang tuanya. Pada siraman itu, kedua orang tua
menyiramkan air "berbau tujuh macam kembang" kepada tubuh anaknya. Konon acara siraman
itu dilakukan pula terhadap calon penganten lelaki di rumahnya masing-masing.
Syaerat islam tidak mengajarkan seperti itu tapi juga tidak ada larangannya. Asalkan pada acara
siraman itu, si calong penganten perempuan tidak menampakan aurat (sesuai ketentuan agama
Islam).

Untuk acara sungkeman yang dilakukan setelah "acara akad nikah" dilakukan oleh kedua
mempelai kepada kedua orang tuanya masing-masing dengan tujuan mohon do'a restu atas
akan memulainya kehidupan "bahtera rumah tangga". Sungkeman juga dilakukan kepada nenek
dan kake atau saudaranya masing-masing.

Acara adat saweran yaitu, dua penganten diberi lantunan wejangan yang isinya menyangkut
bagaimana hidup yang baik dan kewajiban masing-masing dalam rumah tangga. Setelah diberi
lantunan wejangan, kemudian di "sawer" dengan uang logam, beras kuning, oleh
kedua orang tuanya.

Nincak endog yaitu memecahkan telor oleh kaki pengantin priya dengan maksud, bahwa "pada
malam" pertamanya itu, ia bersama isterinya akan "memecahkan" yang pertamakali dalam
hubungan suami isteri. Kemudian acara lainnya yaitu membakar tujung batang lidi (masing-
masing panjangnnya 20 cm) dan setelah dibakar, dimasukan ke air yang terdapat dalam sebuah
kendi. Setelah padam kemudian di potong bagi dua dan lalu dibuang jauh-jauh. Sedangkan
kendinya dipecahkan oleh kedua mempelai secara bersama-sama.

Acara terakhir adat Sunda , yaitu, "Huap Lingklung dan huap deudeuh ("kasih sayang). Artinya,
kedua pengantin disuapi oleh kedua orang tuanya smasing-masing sebagai tandakasih
sayang orang tua yang terakhir kali. Kemudian masing-masing mempelai saling "menyuapi"
sebagai tanda kasih sayang. Acara haup lingkun diakhir dengan saling menarik "bakakak" (ayam
seutuhnya yang telah dibakar. yang mendapatkamn bagian terbanyak "konon akan"
mendapatkan rezeki banyak.

Setelah acara adat berakhir maka kedua mempelai beserta keluarganya beristirahat untuk


menanti acara resepsi atau walimahan.

Adat Batak[sunting | sunting sumber]


Pada dasarnya, Adat Perkawinan Batak, mengandung nilai sakral. Dikatakan sakral karena
dalam pemahaman perkawinan adat Batak, bermakna pengorbanan bagi parboru (pihak
penganten perempuan) karena ia “berkorban” memberikan satu nyawa manusia yang hidup
yaitu anak perempuannya kepada orang lain pihak paranak (pihak penganten pria) yang menjadi
besarnya nanti, sehingga pihak pria juga harus menghargainya dengan mengorbankan/
mempersembahkan satu nyawa juga yaitu menyembelih seekor hewan (sapi atau kerbau), yang
kemudian menjadi santapan (makanan adat) dalam ulaon unjuk/ adat perkawinan itu.

Adat Betawi[sunting | sunting sumber]


Perkawinan Adat Pengantin Betawi ditandai deng
Midodareni berasal dari kata dasar widodari (Jawa) yang berarti bidadari yaitu putri dari sorga
yang sangat cantik dan sangat harum baunya.

Midodareni biasanya dilaksanakan antara jam 18.00 sampai dengan jam 24.00 ini disebut juga
sebagai malam midodareni, calon penganten tidak boleh tidur.

Saat akan melaksanakan midodaren ada petuah-petuah dan nasihat serta doa-doa dan harapan
yang di simbulkan dalam:

 Sepasang kembar mayang (dipasang di kamar pengantin)


 Sepasang klemuk ( periuk ) yang diisi dengan bumbu pawon, biji-bijian, empon-empon
dan dua helai bangun tulak untuk menutup klemuk tadi
 Sepasang kendi yang diisi air suci yang cucuknya ditutup dengan daun dadap srep
( tulang daun/ tangkai daun ), Mayang jambe (buah pinang), daun sirih yang dihias dengan
kapur.
 Baki yang berisi potongan daun pandan, parutan kencur, laos, jeruk purut, minyak wangi,
baki ini ditaruh dibawah tepat tidur supaya ruangan berbau wangi.

Adapun dengan selesainya midodareni saat jam 24.00 calon pengantin dan keluarganya bisa
makan hidangan yang terdiri dari :

 Nasi gurih
 Sepasang ayam yang dimasak lembaran ( ingkung, Jawa )
 Sambel pecel, sambel pencok, lalapan
 Krecek
 Roti tawar, gula jawa
 Kopi pahit dan teh pahit
 Rujak degan
 Dengan lampu juplak minyak kelapa untuk penerangan (zaman dulu)
Langkahan[sunting | sunting sumber]
Langkahan berasal dari kata dasar langkah (Jawa) yang berarti lompat, upacara langkahan disini
dimaksudkan apabila pengantin menikah mendahului kakaknya yang belum nikah , maka
sebelum akad nikah dimulai maka calon pengantin diwajibkan minta izin kepada kakak yang
dilangkahi.

Ijab[sunting | sunting sumber]
Ijab atau ijab kabul adalah pengesahan pernihakan sesuai agama pasangan pengantin. Secara
tradisi dalam upacara ini keluarga pengantin perempuan menyerahkan / menikahkan anaknya
kepada pengantin pria, dan keluarga pengantin pria menerima pengantin wanita dan disertai
dengan penyerahan emas kawin bagi pengantin perempuan. Upacara ijab qobul biasanya
dipimpin oleh petugas dari kantor urusan agama sehingga syarat dan rukunnya ijab qobul akan
syah menurut syariat agama dan disaksikan oleh pejabat pemerintah atau petugas catatan sipil
yang akan mencatat pernikahan mereka di catatan pemerintah.

Panggih[sunting | sunting sumber]
Panggih (Jawa) berarti bertemu, setelah upacara akad nikah selesai baru upacara panggih bisa
dilaksanaakan,. Pengantin pria kembali ketempat penantiannya, sedang pengantin putri kembali
ke kamar pengantin. Setelah semuanya siap maka upacara panggih dapat segera dimulai.

Untuk melengkapi upacara panggih tersebut sesuai dengan busana gaya Yogyakarta dengan
iringan gending Jawa:

1. Gending Bindri untuk mengiringi kedatangan penantin pria


2. Gending Ladrang Pengantin untuk mengiringi upacara panggih mulai dari balangan
( saling melempar ) sirih, wijik ( pengantin putri mencuci kaki pengantin pria ), pecah
telor oleh pemaes.
3. Gending Boyong/Gending Puspowarno untuk mengiringi tampa kaya (kacar-kucur),
lambang penyerahan nafkah dahar walimah. Setelah dahar walimah selesai, gending itu
bunyinya dilemahkan untuk mengiringi datangnya sang besan dan dilanjutkan upacara
sungkeman

Setelah upacara panggih selesai dapat diiringi dengan gending Sriwidodo atau gending
Sriwilujeng. Pada waktu kirab diiringi gending : Gatibrongta, atau Gari padasih.

 [1]
 [2]

Adat Sunda[sunting | sunting sumber]


Pernikahan adat Sunda saat ini lebih disederhanakan, sebagai akibat percampuran dengan
ketentuan syariat Islam dan nilai-nilai "keparaktisan" dimana "sang penganten" ingin lebih
sederhana dan tidak bertele-tele.

Adat yang biasanya dilakukan meliputi : acara pengajian, siraman (sehari sebelumnya, acara
"seren sumeren" calon pengantin. Kemudian acara sungkeman, "nincak endog (nginjak telor),
"meuleum harupat"( membakar lidi tujuh buah), "meupeuskeun kendi" (memecahkan kendi,
sawer dan "ngaleupaskeun "kanjut kunang (melepaskan pundi-pundi yang berisi uang logam).

Acara "pengajian" yang dikaitkan dan menjelang pernikahan tidak dicontohkan oleh Nabi Saw.


namun ada beberapa kalangan yang menyatakan bahwa hal itu suatu kebaikan dengan tujuan
mendapatkan keberkahan dan ridho Allah Swt yaitu melalui penyampaian "do'a".

Siraman, merupakan simbol kesangan orang tua terhadap anaknya sebagaimana dulu


"anaknya ketika kecil" dimandikan kedua orang tuanya. Pada siraman itu, kedua orang tua
menyiramkan air "berbau tujuh macam kembang" kepada tubuh anaknya. Konon acara siraman
itu dilakukan pula terhadap calon penganten lelaki di rumahnya masing-masing.
Syaerat islam tidak mengajarkan seperti itu tapi juga tidak ada larangannya. Asalkan pada acara
siraman itu, si calong penganten perempuan tidak menampakan aurat (sesuai ketentuan agama
Islam).

Untuk acara sungkeman yang dilakukan setelah "acara akad nikah" dilakukan oleh kedua
mempelai kepada kedua orang tuanya masing-masing dengan tujuan mohon do'a restu atas
akan memulainya kehidupan "bahtera rumah tangga". Sungkeman juga dilakukan kepada nenek
dan kake atau saudaranya masing-masing.

Acara adat saweran yaitu, dua penganten diberi lantunan wejangan yang isinya menyangkut
bagaimana hidup yang baik dan kewajiban masing-masing dalam rumah tangga. Setelah diberi
lantunan wejangan, kemudian di "sawer" dengan uang logam, beras kuning, oleh
kedua orang tuanya.

Nincak endog yaitu memecahkan telor oleh kaki pengantin priya dengan maksud, bahwa "pada
malam" pertamanya itu, ia bersama isterinya akan "memecahkan" yang pertamakali dalam
hubungan suami isteri. Kemudian acara lainnya yaitu membakar tujung batang lidi (masing-
masing panjangnnya 20 cm) dan setelah dibakar, dimasukan ke air yang terdapat dalam sebuah
kendi. Setelah padam kemudian di potong bagi dua dan lalu dibuang jauh-jauh. Sedangkan
kendinya dipecahkan oleh kedua mempelai secara bersama-sama.

Acara terakhir adat Sunda , yaitu, "Huap Lingklung dan huap deudeuh ("kasih sayang). Artinya,
kedua pengantin disuapi oleh kedua orang tuanya smasing-masing sebagai tandakasih
sayang orang tua yang terakhir kali. Kemudian masing-masing mempelai saling "menyuapi"
sebagai tanda kasih sayang. Acara haup lingkun diakhir dengan saling menarik "bakakak" (ayam
seutuhnya yang telah dibakar. yang mendapatkamn bagian terbanyak "konon akan"
mendapatkan rezeki banyak.

Setelah acara adat berakhir maka kedua mempelai beserta keluarganya beristirahat untuk


menanti acara resepsi atau walimahan.

Adat Batak[sunting | sunting sumber]


Pada dasarnya, Adat Perkawinan Batak, mengandung nilai sakral. Dikatakan sakral karena
dalam pemahaman perkawinan adat Batak, bermakna pengorbanan bagi parboru (pihak
penganten perempuan) karena ia “berkorban” memberikan satu nyawa manusia yang hidup
yaitu anak perempuannya kepada orang lain pihak paranak (pihak penganten pria) yang menjadi
besarnya nanti, sehingga pihak pria juga harus menghargainya dengan mengorbankan/
mempersembahkan satu nyawa juga yaitu menyembelih seekor hewan (sapi atau kerbau), yang
kemudian menjadi santapan (makanan adat) dalam ulaon unjuk/ adat perkawinan itu.

Adat Betawi[sunting | sunting sumber]


Perkawinan Adat Pengantin Betawi ditandai deng
 ditandai dengan serangkaian prosesi. Didahului masa perkenalan melalui Mak Comblang.
Dilanjutkan lamaran. Pingitan. Upacara siraman. Prosesi potong cantung atau ngerik bulu kalong
dengan uang logam yang diapit lalu digunting. Malam pacar, mempelai memerahkan kuku kaki
dan kuku tangannya dengan pacar.

Puncak adat Betawi adalah Akad Nikah. Mempelai wanita memakai baju kurung dengan teratai
dan selendang sarung songket. Kepala mempelai wanita dihias sanggul sawi asing serta
kembang goyang sebanyak 5 buah, serta hiasan sepasang burung Hong. Dahi mempelai wanita
diberi tanda merah berupa bulan sabit menandakan masih gadis saat menikah.

Mempelai pria memakai jas Rebet, kain sarung plakat, Hem, Jas, serta kopiah. Ditambah baju
Gamis berupa Jubah Arab yang dipakai saat resepsi dimulai. Jubah, Baju Gamis, Selendang
yang memanjang dari kiri ke kanan serta topi model Alpie menandai agar rumah tangga selalu
rukun dan damai.

Prosesi Akad Nikah[sunting | sunting sumber]

Mempelai pria dan keluarganya datang naik andong atau delman hias. Disambut Petasan.
Syarat mempelai pria diperbolehkan masuk menemui orang tua mempelai wanita adalah prosesi
‘Buka Palang Pintu’. Yakni, dialog antara jagoan pria dan jagoan wanita, kemudian ditandai
pertandingan silat serta dilantunkan tembang Zike atau lantunan ayat-ayat Al Quran. Pada akad
nikah, rombongan mempelai pria membawa hantaran berupa:

1. Sirih, gambir, pala, kapur dan pinang. Artinya segala pahit, getir, manisnya kehidupan
rumah tangga harus dijalani bersama antara suami istri.
2. Maket Masjid, agar tidak lupa pada agama dan harus menjalani ibadah salat serta
mengaji.
3. Kekudang, berupa barang kesukaan mempelai wanita misalnya salak condet, jamblang,
dan sebagainya.
4. Mahar atau mas kawin.
5. Pesalinan berupa pakaian wanita seperti kebaya encim, kain batik, lasem, kosmetik,
sepasang roti buaya. Buaya merupakan pasangan yang abadi dan tidak berpoligami
serta selalu mencari makan bersama-sama.
6. Petisie yang berisi sayur mayur atau bahan mentah untuk pesta, misalnya wortel,
kentang, telur asin, bihun, buncis dan sebagainya.

Akad nikah dilakukan di depan penghulu. Setelah itu ada beberapa rangkaian acara:

1. Mempelai pria membuka cadar pengantin wanita untuk memastikan pengantin tersebut
adalah dambaan hatinya.
2. Mempelai wanita mencium tangan mempelai pria.
3. Kedua mempelai duduk bersanding di pelaminan.
4. Kedua mempelai duduk bersanding di pelaminan.
5. Dihibur Tarian kembang Jakarta

Anda mungkin juga menyukai