Tugas Stroke Minggu Ini - Ok

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 13

ISKEMIK( STROKE ISKEMIK)

A. PENGERTIAN
Stroke adalah sindrom klinis yang awal timbulnya mendadak, progresi cepat, berupa
deficit neurologis fokal dan atau global, yang berlangsung 24 jam dan atau lebih atau langsung
menimbulkan kematian, dan semata- mata di sebabkan oleh gangguan peredaran darah otak non
traumatik( Mansjoer, et all, 2000).
Stroke dapat didefinisikan sebagai deficit neurology yang mempunyai awitan mendadak
dan berlangsung 24 jam sebagai akibat dari cerebrovaskuler disease. Secara umum gangguan
pembuluh darah otak atau stroke merupakan gangguan sirkulasi serebral. Merupakan suatu
gangguan neurologik fokal yang dapat timbul sekunder dari suatu proses patologis pada pembuluh
darah serebral, misalnya trombosis, embolus, ruptura dinding pembuluh atau penyakit vascular
dasar, misalnya aterosklerosis, arteritis, trauma, aneurisme dan kelainan perkembangan.
Stroke (Penyakit Serebrovaskuler) adalah kematian jaringan otak (infark serebral) yang
terjadi karena berkurangnya aliran darah dan oksigen ke otak. Stroke bisa berupa iskemik maupun
perdarahan(hemoragik). Pada stroke iskemik, aliran darah ke otak terhenti karena aterosklerosis atau
bekuan darah yang telah menyumbat suatu pembuluh darah.
Pada stroke hemoragik, pembuluh darah pecah sehingga menghambat aliran darah yang normal dan
darah merembes ke dalam suatu daerah di otak dan merusaknya.
Stroke dapat juga diartikan sebagai gangguan fungsional otak yang bersifat:
1. fokal dan atau global
2. akut
3. berlangsung antara 24 jam atau lebih
4. disebabkan gangguan aliran darah otak
5. ketidak disebabkan karena tumor/infeksi
Stroke dapat digolongkan sesuai dengan etiologi atau dasar perjalanan penyakit. Sesuai dengan
perjalanan penyakit ,stroke dapat dibagi menjadi tiga jenis, yaitu :
1.Serangan iskemik sepintas (TIA) : merupakan gangguan neurologis fokal yang timbul mendadak
dan menghilang dalam beberapa menit sampai beberapa jam.
2.Progresif/inevolution (stroke yang sedang berkembang) : perjalanan stroke berlangsung perlahan
meskipun akut. Stoke dimana deficit neurologisnya terus bertambah berat.
3.Stroke lengkap/completed : gangguan neurologis maksimal sejak awal serangan dengan sedikit
perbaikan. Stroke dimana deficit neurologisnya pada saat onset lebih berat, bias kemudian
membaik/menetap
Klasifikasi berdasarkan patologi:
1. Stroke hemoragi: stroke yang terjadi karena pembuluh darah di otak pecah sehingga timbul
iskhemik dan hipoksia di hilir. Penyebab stroke hemoragi antara lain: hipertensi, pecahnya
aneurisma, malformasi arteri venosa,
2. stroke non hemoragi: stroke yang disebabkan embolus dan thrombus.

B. ETIOLOGI
Penyebab utama dari stroke diurutkan dari yang paling penting adalah aterosklerosis
(trombosis), embolisme, hipertensi yang menimbulkan perdarahan intraserebral dan ruptur
aneurisme sakular. Stroke biasanya disertai satu atau beberapa penyakit lain seperti hipertensi,
penyakit jantung, peningkatan lemak dalam darah, diabetes mellitus atau penyakit vascular perifer.
Pada stroke iskemik penyumbatan bisa terjadi di sepanjang jalur arteri yang menuju ke
otak. Misalnya suatu ateroma (endapan lemak) bisa terbentuk di dalam arteri karotis sehingga
menyebabkan berkurangnya aliran darah, keadaan ini sangat serius karena setiap arteri karotis
dalam keadaan normal memberikan darah ke sebagian besar otak.
Menurut Mansjoer,et all (2000), etiologi stroke meliputi :
1. infark otak (80%)
a. emboli : emboli kardiogenik, emboli paradoksal, emboli arkus aorta
b. aterotrombotik( penyakit pembuluh darah sedang- besar) : penyakit ekstrakranial,
penyakit intrakranial.
2. perdarahan intra cerebral (15%)
3. perdarahan subarachnoid(5%)

C. PATOFISIOLOGI
1. Trombosis (penyakit trombo - oklusif) merupakan penyebab stroke yang paling sering.
Arteriosclerosis serebral dan perlambatan sirkulasi serebral adalah penyebab utama trombosis
serebral, yang merupakan penyebab umum dari stroke. Tanda-tanda trombosis serebral bervariasi.
Sakit kepala adalah awitan yang tidak umum. Beberapa pasien mengalami pusing, perubahan
kognitif atau kejang dan beberapa awitan umum lainnya. Secara umum trombosis selebral tidak
terjadi secara tiba-tiba, dan kehilangan bicara sementara, hemiplegia atau parestesia pada setengah
tubuh dapat mendahului awitan paralysis berat pada beberapa jam atau hari.
Trombosis terjadi biasanya ada kaitannya dengan kerusakan lokal dinding pembuluh darah akibat
aterosklerosis. Proses aterosklerosis ditandai oleh plak berlemak pada pada lapisan intima arteria
besar. Bagian intima arteria sereberi menjadi tipis dan berserabut , sedangkan sel – sel ototnya
menghilang. Lamina elastika interna robek dan berjumbai, sehingga lumen pembuluh sebagian
terisi oleh materi sklerotik tersebut. Plak cenderung terbentuk pada percabangan atau tempat –
tempat yang melengkung. Trombi juga dikaitkan dengan tempat – tempat khusus tersebut.
Pembuluh – pembuluh darah yang mempunyai resiko dalam urutan yang makin jarang adalah
sebagai berikut : arteria karotis interna, vertebralis bagian atas dan basilaris bawah. Hilangnya
intima akan membuat jaringan ikat terpapar. Trombosit menempel pada permukaan yang terbuka
sehingga permukaan dinding pembuluh darah menjadi kasar. Trombosit akan melepasakan enzim,
adenosin difosfat yang mengawali mekanisme koagulasi. Sumbat fibrinotrombosit dapat terlepas
dan membentuk emboli, atau dapat tetap tinggal di tempat dan akhirnya seluruh arteria itu akan
tersumbat dengan sempurna.
2. Embolisme : embolisme sereberi termasuk urutan kedua dari berbagai penyebab utama stroke.
Penderita embolisme biasanya lebih muda dibanding dengan penderita trombosis. Kebanyakan
emboli sereberi berasal dari suatu trombus dalam jantung, sehingga masalah yang dihadapi
sebenarnya adalah perwujudan dari penyakit jantung. Meskipun lebih jarang terjadi, embolus juga
mungkin berasal dari plak ateromatosa sinus karotikus atau arteria karotis interna. Setiap bagian
otak dapat mengalami embolisme, tetapi embolus biasanya embolus akan menyumbat bagian –
bagian yang sempit.. tempat yang paling sering terserang embolus sereberi adalah arteria sereberi
media, terutama bagian atas.
3. Perdarahan serebri : perdarahan serebri termasuk urutan ketiga dari semua penyebab utama kasus
GPDO (Gangguan Pembuluh Darah Otak) dan merupakan sepersepuluh dari semua kasus penyakit
ini. Perdarahan intrakranial biasanya disebabkan oleh ruptura arteri serebri. Ekstravasasi darah
terjadi di daerah otak dan /atau subaraknoid, sehingga jaringan yang terletakdi dekatnya akan
tergeser dan tertekan. Darah ini sangat mengiritasi jaringan otak, sehingga mengakibatkan
vasospasme pada arteria di sekitar perdarahan. Spasme ini dapat menyebar ke seluruh hemisper
otak dan sirkulus wilisi. Bekuan darah yang semula lunak menyerupai selai merah akhirnya akan
larut dan mengecil. Dipandang dari sudut histologis otak yang terletak di sekitar tempat bekuan
dapat membengkak dan mengalami nekrosis. Karena kerja enzim – enzim akan terjadi proses
pencairan, sehingga terbentuk suatu rongga. Sesudah beberapa bulan semua jaringan nekrotik akan
terganti oleh astrosit dan kapiler – kapiler baru sehingga terbentuk jalinan di sekitar rongga tadi.
Akhirnya rongga terisi oleh serabut – serabut astroglia yang mengalami proliferasi. Perdarahan
subaraknoid sering dikaitkan dengan pecahnya suatu aneurisme. Kebanyakan aneurisme mengenai
sirkulus wilisi. Hipertensi atau gangguan perdarahan mempermudah kemungkinan ruptur. Sering
terdapat lebih dari satu aneurisme.

D. TANDA DAN GEJALA


Sebagian besar kasus terjadi secara mendadak, sangat cepat dan menyebabkan
kerusakan otak dalam beberapa menit (completed stroke). Stroke bisa menjadi bertambah buruk
dalam beberapa jam sampai 1-2 hari akibat bertambah luasnya jaringan otak yang mati (stroke in
evolution). Perkembangan penyakit bisasanya (tetapi tidak selalu) diselingi dengan periode stabil,
dimana perluasan jaringan yang mati berhenti sementara atau tejadi beberapa perbaikan.
Gejala yang terjadi tergantung kepada daerah otak yang terkena:
- Hilangnya rasa atau adanya sensasi abnormal pada lengan atau tungkai atau salah satu sisi tubuh
- Kelemahan atau kelumpuhan lengan atau tungkai atau salah satu sisi tubuh
- Hilangnya sebagian penglihatan atau pendengaran
- Penglihatan ganda
- Pusing
- Bicara tidak jelas (rero)
- Sulit memikirkan atau mengucapkan kata-kata yang tepat
- Tidak mampu mengenali bagian dari tubuh
- Pergerakan yang tidak biasa
- Hilangnya pengendalian terhadap kandung kemih
- Ketidakseimbangan dan terjatuh
- Pingsan.
Kelainan neurologis yang terjadi lebih berat, lebih luas, berhubungan dengan koma atau
stupor dan sifatnya menetap. Selain itu, stroke bisa menyebabkan depresi atau ketidakmampuan
untuk mengendalikan emosi. Stroke bisa menyebabkan edema atau pembengkakan otak. Hal ini
berbahaya karena ruang dalam tengkorak sangat terbatas. Tekanan yang timbul bisa lebih jauh
merusak jaringan otak dan memperburuk kelainan neurologis, meskipun strokenya sendiri tidak
bertambah luas.
Stroke akan meninggalkan gejala sisa karena fungsi otak tidak akan membaik
sepenuhnya.
1. Kelumpuhan pada salah satu sisi tubuh (hemiparese atau hemiplegia)
2. Lumpuh pada salah satu sisi wajah “Bell’s Palsy”
3. Tonus otot lemah atau kaku
4. Menurun atau hilangnya rasa
5. Gangguan lapang pandang “Homonimus Hemianopsia”
6. Gangguan bahasa (Disatria: kesulitan dalam membentuk kata; afhasia atau disfasia: bicara
defeksif/kehilangan bicara)
7. Gangguan persepsi
8. Gangguan status mental

E. DIAGNOSIS
a. Klinis anamnesa dan pemeriksaan fisis- neurologis
b. Pada diagnosis penyakit serebrovaskular, maka tindakan arteriografi adalah esensial untuk
memperlihatkan penyebab dan letak gangguan.
c. CT Scan merupakan pemeriksaan baku emas untuk membedakan infark dengan perdarahan
d. Sken resonansi magnetik(MRI ) lebih sensitif dari CT scan dalam mendeteksi infark serebri dini dan
infark batang otak.
e. EEG dapat membantu dalam menentukan lokasi.

F. TERAPI MEDIS
Penatalaksanaan
Prinsip penatalaksanaan stroke iskemik
1. Membatasi atau memulihkan iskemia akut yang sedang berlangsung(3-6 jam pertama)
menggunakan trombolisis dengan rt-PA (recombianan t tissue- plasminogen
activator).
2. Mencegah perburukan neurologis yang berhubungan dengan stroke yang masih
berkembang( ’jendela terapi’/ therapeutic window sampai 72 jam).
Prinsip pengobatan pada therapeutic window:
1. Jaringan penubra ada aliran lagi sehingga jaringan penubra tidak menjadi iskhemik.
2. Meminimalisir jaringan iskhemik yang terjadi.
3. Mencegah stroke berulang dini

Protokol penatalaksanaan stroke iskemik akut


1. pertimbangan rt-PA intravena 0,9 mg/ kg BB intravena( 10% diberikan bolus
intravena, sisanya per drip dalam 1 jam).
2. pertimbangan pemantaun irama jantung untuk pasien dengan aritmia jantung atau
iskemia myokard.
3. tekanan darah yang tinggi pada strok iskemik tidak boleh cepat- cepat di turunkan.
Akibatnya penurunan tekanan darah yang agresif pada stroke iskemik akut dapat
memperluas infark dan perburukan neurologis.
G. BASIC PROMOTING PHYSIOLOGY OF HEALTH
1. AKTIFITAS
a. Definisi
kemampuan beraktivitas merupakan kebutuhan dasar yang mutlak di harapkan oleh setiap
manusia( Mubarak, W.I.& Chayatin, 2008). Kemampuan beraktivitas tidak lepas dari sistem
persyarafan dan muskuloskeletal yang adekuat( Lilis, Tailor, Lemonek, 1989 dalam Mubarak,
W. I & Chayatin, 2008).
b. Nilai- nilai Normal
mekanika tubuh adalah penggunaan organ tubuh secara efisien dan efektif sesuai dengan
fungsinya. Dengan melakukan aktivitas secara benar dan beristirahat dalam posisi yang benar
dapat meningkatkan kesehatan tubuh dan mencegah timbulnya penyakit. Mekanika tubuh
berfokus pada:
1). Kesejajaran tubuh
2). Keseimbangan
3). Gerakan tubuh yang terkoordinasi
c. Pengkajian
Pengkajian terkait aktivitas klien meliputi riwayat keperawatan dan pemeriksaan fisik tentang
kesejajaran tubuh, gaya berjalan, penampilan dan pergerakan sendi, kemampuan dan
keterbatasan gerak, kekuatan dan massa otot, toleransi aktivitas, masalah terkait mobilitas,
serta kebugaran fisik.
d. Pemenuhan Kebutuhan Dasar
Pasien dengan stroke harus dimobilisasi dan dilakukan fisioterapi sidini mungkin bila kodisi
klinis neurologis dan hemodinamik stabil. Perubahan posisi badan dan ekstremitas setiap 2
jam untuk mencegah dekubitus untuk fisioterapi pasif pada pasien yang belum boleh bergerak.
Bila kondisi memungkinkan, maka pasien harus segera di mobilisasi aktif ke posisi tegak,
duduk dan pindah ke kursi sesuai toleransi hemodinamik dan neurologis.
e. Intervensi Keperawatan
1). Pantau respons klien terhadap aktivitas
2). Tingkatkan aktivitas secara bertahap

2. NUTRISI
a. Definisi
Istilah gizi berasal dari bahasa arab gizawi yang berarti nutrisi. Gizi adalah
substansi organik dan non organik yang di temukan dalam makanan dan di butuhkan
oleh tubuh agar dapat berfungsi dengan baik (Kozier, 2004). Kebutuhan gizi seseorang
di tentukan oleh faktor usia, jenis kelamin, jenis kegiatan, dan sebagainya(BKKBN,
1988).
b. Nilai- Nilai Normal
Basal Metabolisme Rate (BMR) atau laju metabolisme basal adalah rata- rata
metabolisme makanan dalam tubuh untuk memenuhi kebutuhan energi individu pada
saat bangun dan istirahat (Guyton, 1986). BMR tiap orang berbeda dan di ukur pada
saat orang tersebut berbaring santai, dalam keadaan tenang serta hangat, dan dilakukan
sedikitnya 12jam setelah makan ( Sherington & Gaman, 1992).
Pengukuran BMR dilakukan dengan menentukan jumlah panas yang dikeluarkan
dari tubuh. BMR dapat diukur dengan cara sederhana, yakni dengan meniupkan napas
ke dalam alat khusus yang memantau penghirupan oksigen dan pengeluaran
karbondioksida secara cermat.
c. Pengkajian
Status nutrisi seseorang, dalam hal ini klien dengan gangguan status nutrisi, dapat
dikaji dengan menggunakan pedoman A-B-C-D.
A: pengukuran Antropometrik (antropometric measurements)
B: data Biomedis ( biomedical data)
C: tanda- tanda klinis status nutrisi( clinical signs)
D: diet ( dietary)
d. Pemenuhan Kebutuhan Dasar
pasien stroke memiliki risiko tinggi untuk aspirasi. Bila pasien sadar penuh, tes kemampuan
menelan dapat dilakukan dengan memberikan satu sendok teh air putih kepada pasien dengan
posisi badan setengah duduk dan kepala fleksi ke depan sampai dagu menyentuh dada,
perhatikan apakah pasien tersedak atau batuk dan apakah suaranya berubah (negatif). Bila tes
menelan negatif atau pasien dengan kesadaran menurun, berikan makanan enteral melalui pipa
nasoduodenal ukuran kecil dalam 24 jam pertama setelah onset stroke.
e. Intervensi Keperawatan
1). Intervensi Umum
Mandiri
a. jelaskan perlunya konsumsi karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral, dan
cairan yang adekuat
b. konsultasikan dengan ahli gizi untuk menetapkan kebutuhan kalori harian dan
jenis makanan yang sesuai bagi klien
c. diskusikan bersama klien kemungkinan penyebab hilangnya nafsu makan
d. anjurkan klien untuk istirahat sebelum makan
e. tawarkan makanan dalam jumlah sedikit tapi sering
f. pada kondisi menurunnya nafsu makan, batasi asupan cairan saat makan dan
hindari mengkonsumsi cairan satu jam sebelum dan sesudah makan
g. dorong dan bantu klien untuk menjaga kebersihan mulut yang baik
h. atur agar porsi makanan tinggi kalori dan tinggi protein disajikan saat klien
biasanya merasa paling lapar
i. lakukan langkah- langkah untuk meningkatkan nafsu makan
1). Tentukan makanan kesukaan klien dan atur agar makanan tersebut tersaji
apabila memungkinkan
2). hilangkan bau dan pemandangan yang tidak sedap dari area makan
3). Kontrol rasa nyeri sebelum makan
4). Anjurkan orang terdekat klien untuk membawa makanan yang
diperbolehkan dari rumah apabila memungkinkan
5). Ciptakan lingkungan yang santai saat makan
j. beri klien daftar materi nutrisi diet yang terdiri atas:
1). Asupan tinggi karbohidrat kompleks dan serat
2). Pengurangan asupan gula, garam, kolesterol, lemak total, dan lemak jenuh
3). Penggunaan alkohol hanya dalam jumlah sedang
4). Asupan kalori yang sesuai untuk mempertahankan berat badan ideal

Kolaborasi
Kolaborasikan dengan dokter untuk pemberian nutrisi secara enteral dan
parenteral
a. enteral
ketika pemberian makanan melalui oral tidak memungkinkan(misal pada penderita
kankerkepala dan leher, masalah usus, luka bakar berat, dsb) maka pemberian nutrisi
enteral merupakan suatu pilihan. Pada kondisi ini, makanan dapat diberikan secara
langsung ke dalam sistem pencernaan melalui selang(misal selang nasogastrik).
Masalah- masalah yang mungkin di temui pada terapi nutrisi enteral antara lain
masalah osmolalitas, ketidakseimbangan elektrolit, komplikasi gastrointestinal dan
sikap ketergantungan karena pemberian makanan melalui selang (Farley, 1988).
b. nutrisi parenteral total
TPN adalah suatu terapi kompleks yang di lakukan untuk memenuhi keperluan
nutrisi pasien melalui rute intravena. Larutan yang di gunakan dalam terapi ini
adalah larutan hiuper-osmolar (konsentrasi tinggi). Pemberian terapi nutrisi
perenteral total bertujuan untuk memberikan kalori dalam jumlah besar yang terdiri
dari protein, lemak, karbohidrat, vitamin dan mineral. Keberhasilan terapi ini
bergantung pada jenis makanan yang di resepkan, penanganan kateter intravena,
perawatan luka insisi, dan penanganan komplikasi akibat terapi (Grant, 1988).
Bahan makanan tersebut diberikan melalui pembuluh vena sentral yang memiliki
aliran darah yang cepat, seperti vena subklavia, vena jugularis atau pembuluh vena
besar lainnya. Terapi ini hanya digunakan apabila asupan makanan secara enteral
tidak memadai atau merupakan kontraindikasi. TPN tidak diberikan pada pasien
yang pencernaannya dapat berfungsi selama 7-10 hari, pasien yang masih dapat
mencerna makanan dengan baik, dan pada pasien yang mengalami stres atau trauma.
Terapi ini juga tidak dianjurkan untuk pasien dengan tumor yang telah
bermetastasis( Grant, 1988).

H. DIAGNOSA YANG MUNGKIN MUNCUL:


1. Kerusakan mobilitas fisik b.d penurunan kekuatan otot, kontrol
2. perfusi jaringan tidak efektif b.d perdarahan otak. Oedem otak
3. Kurang perawatan diri b.d kelemahan fisik
4. Kerusakan komunikasi verbal b.d kerusakan otak
5. Resiko kerusakan integritas kulit b.d faktor mekanik

I. RENCANA KEPERAWATAN
N Diagnosa Tujuan/KH Intervensi Rasional
o
1 Kerusakan ROM normal 1. Terapi latihan Pergerakan aktif/ pasif bertujuan
. mobilitas dipertahankan Mobilitas sendi untuk mempertahankan
fisik b.d KH: - Jelaskan pada klien& fleksibilitas sendi
penuruna - Sendi tidak kaku keluarga tujuan latihan
n - Tidak terjadi atropi pergerakan sendi.
kekuatan otot -Monitor lokasi
otot &ketidaknyamanan
selama latihan
- Gunakan pakaian yang
longgar
- Kaji kemampuan klien
terhadap pergerakan
- Encourage ROM aktif
- Ajarkan ROM aktif/pasif
pada klien/kelg.
- Ubah posisi klien tiap 2
jam.
- Kaji
perkembangan/kemajuan Ketidakmampuan fisik dan
latihan psikologis klien dapat menurunkan
2. Self care Assistance perawatan diri sehari-hari dan
- Monitor kemandirian dapat terpenuhi dengan bantuan
klien agar kebersihan diri klien dapat
- bantu perawatan diri klien terjaga
dalam hal: makan,mandi,
toileting.
- Ajarkan keluarga dalam
pemenuhan perawatan diri
klien.
2 Perfusi - NOC: perfusi Perawatan sirkulasi 1. mengetahui kecenderungan tk
. jaringan jaringan cerebral. Peningkatan perfusi jaringan kesadaran dan potensial
cerebral Setelah dilakukan otak peningkatan TIK dan
tidak tindakan keperawatan mengetahui lokasi. Luas dan
efektif b.d selama 5 x 24 jam Aktifitas : kemajuan kerusakan SSP
perdaraha perfusi jaringan 1. Monitor status 2. Ketidakteraturan pernapasan
n otak, adekuat dengan neurologik dapat memberikan gambaran
oedem indikator : 2. monitor status respitasi lokasi kerusakan/peningkatan
- Perfusi jaringan 3. monitor bunyi jantung TIK
yang adekuat 4. letakkan kepala dengan 3. Bradikardi dapat terjadi sebagai
didasarkan pada posisi agak ditinggikan akibat adanya kerusakan otak.
tekanan nadi perifer, dan dalam posisi netral 4. Menurunkan tekanan arteri
kehangatan kulit, 5. kelola obat sesuai order dengan meningkatkan drainase
urine output yang 6. berikan Oksigen sesuai & meningkatkan sirkulasi
adekuat dan tidak ada indikasi 5. Pencegahan/pengobatan
gangguan pada penurunan TIK
respirasi 6. Menurunkan hipoksia
3 Resiko Pasien tidak 1. Mengobservasi&melapor 1. Onset infeksi dengan system
. infeksi b.d mengalami infeksi kan tanda&gejal infeksi, imun diaktivasi&tanda infeksi
penurunan KH: spt kemerahan, hangat, muncul
pertahan - Klien bebas dari rabas dan peningkatan 2. Klien dengan netropeni tidak
primer tanda-tanda infeksi suhu badan memproduksi cukup respon
- Klien mampu 2. mengkaji suhu klien inflamasi karena itu panas
menjelaskan netropeni setiap 4 jam, biasanya tanda&sering
tanda&gejala infeksi melaporkan jika merupakan satu-satunya tanda
temperature lebih dari 3. Nilai suhu memiliki
380C konsekuensi yang penting
3. Menggunakan terhadap pengobatan yang tepat
thermometer elektronik 4. Nilai lab berkorelasi dgn
atau merkuri untuk riwayat klien&pemeriksaan
mengkaji suhu fisik utk memberikan
4. Catat7laporkan nilai pandangan menyeluruh
laboratorium 5. Dapat mencegah kerusakan
5. kaji warna kulit, kulit, kulit yang utuh
kelembaban kulit, tekstur merupakan pertahanan pertama
dan turgor lakukan terhadap mikroorganisme
dokumentasi yang tepat 6. Fungsi imun dipengaruhi oleh
pada setiap perubahan intake protein
6. Dukung untuk konsumsi
diet seimbang, penekanan
pada protein untuk
pembentukan system
imun
4 Defisit Klien dapat 1. Observasi kemampuan 1. Dengan menggunakan
. perawatan memenuhi kebutuhan klien untuk mandi, intervensi langsung dapat
diri b.d perawatan diri berpakaian dan makan. menentukan intervensi yang
kelemaha KH: 2. Bantu klien dalam posisi tepat untuk klien
n fisik -Klien terbebas dari duduk, yakinkan kepala 2. Posisi duduk membantu
bau, dapat makan dan bahu tegak selama proses menelan dan mencegah
sendiri, dan makan dan 1 jam setelah aspirasi
berpakaian sendiri makan 3. Konservasi energi
3. Hindari kelelahan sebelum meningkatkan toleransi
makan, mandi dan aktivitas dan peningkatan
berpakaian kemampuan perawatan diri
4. Dorong klien untuk tetap 4. Untuk meningkatkan nafsu
makan sedikit tapi sering makan
5 Resiko NOC: NIC: Berikan manajemen 1. Meningkatkan kenyamanan
. kerusakan mempertahankan tekanan dan mengurangi resiko gatal2.
intagritas integritas kulit 1. Lakukan penggantian alat 2. Menandakan gejala awal à
kulit b.d Setelah dilakukan tenun setiap hari dan lajutan kerusakan integritas
faktor perawatan 5 x 24 jam tempatkan kasur yang kulit
mekanik integritas kulit tetap sesuai 3. Area yang tertekan biasanya
adekuat dengan 2. Monitor kulit adanya area sirkulasinya kurang optimal
indikator : kemerahan/pecah2 shg menjadi pencetus lecet
Tidak terjadi 3. monitor area yang 4. Memperlancar sirkulasi
kerusakan kulit tertekan 5. Status nutrisi baik dapat
ditandai dengan tidak 4. berikan masage pada membantu mencegah keruakan
adanya kemerahan, punggung/daerah yang integritas kulit.
luka dekubitus tertekan serta berikan
pelembab pad area yang
pecah2
5. monitor status nutrisi

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN ISKEMIK (STROKE ISKEMIK)


DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN
AKTIFITAS DAN LATIHAN DAN
PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI

OLEH
DEWI SURYANDARI
J 210 040 058

PROGRAM STUDI NERS


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2009

Anda mungkin juga menyukai