Anda di halaman 1dari 35

PRINSIP PEMENUHAN

KEBUTUHAN ELIMINASI

 BY

 HJ. NURLAILA. SPd. M.Kes


PRINSIP PEMENUHAN
KEBUTUHAN ELIMINASI
 Kebutuhan eliminasi terdiri atas dua eliminasi urine
 ( kbuthn BAK) dan eliminasi Alvi (kbthn BAB).

 Sistem Tubuh yg Berperan dlm Eliminasi Urine.


Yaitu terdiri dari ginjal, ureter, kandung kemih.

 GINJAL
Ginjal merupakan organ retroperitoneal (di belakang
selaput perut) yang terdiri atas ginjal sebelah kanan dan kiri
tulang pungung. Ginjal berperan sebagai pengtur
komposisi dan volume cairan dalam tubuh.
Ginjal juga menyaring bagian dari darah dalam bentuk urine
sebagai zat sisa yang tidak lagi diperlukan oleh tubuh.
Bagian terdiri atas nefron, yang merupakan unit dari
struktur ginjal yang jumlahnya kurang lebih juta nefron.
Melalui nefron urine disalurkan kedalam bagian pelvis
ginjal kemudian disalurkan melalui kekandung kemih.
Kandung kemih (visika urinaria
bolder ).
Merupakan sebuah kantong yang terdiri atas otot
halus yang berfungsi sebagai penampung air seni
(urine )

Dalam kandung kemih terdapat lapisan jaringan


otot yang memanjang di tengah dan melingkar
disebut sebagai detrusor dan berfungsi untuk
mengeluarkan urine.

Pada dasar kndung kemih terdapat lapisan tengah


jaringan otot yang berbentuk lingkaran yang
erfungsi menjaga salurn antara kandung kemih
dan uretra. Sehingga uretera dapat menyalurkan
Gambar sistem perkemihan :
 Uretra

ureta merupakan organ yang berfungsi untuk


menyalurkan urine kebagian luar.

Fungsi uretra pada wanita berbeda dengan yang


terdapat pada pria.

Pada pria uretra digunakan tempat pengaliran urine


dan sebagai system reproduksi berukuran panjang
13,7-16,2 cm dan terdiri dari tiga bagian yaitu
prostate, selaput (membran) dan bagian, yang
berongga (ruang).

Pada wanita, uretra memiliki panjang 3,7 – 6,2 cm


dan hanya untuk berfungsi menyalurkan urine ke
bagian luar tubuh.
 PROSES BERKEMIH
Berkemih merupakan proses
pengosongan vesika urinaria (kandung
kemih).
Vesika urinaria dapat menimbulkan
rangsangan saraf bila urinaria berisi
kurang lebih 250-450 cc. pada orang
dewasa dan 200-250cc pada anak-
anak.
Mekanisme berkemih terjadi karena
vesika urinaria berisi urine yang dapat
menimbulkan rangsangan pada saraf-
saraf didinding vesika urinaria.
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ELIMINASI URINE

 1. Diet Dan Asupan (Intake)


jumlah dan tipe makanan merupakan factor utama yg
mempengaruhi output urine (jumlah urine). Protein dan
natrium dapat menentukan jumlah urine yang di bentuk.
Selain itu minum kopi juga dapat meningkatkan
pembentukan urine.
 2. Respon dorongan Untuk BAK
Kebiasaan mengabaikan keinginan awal untuk
berkemih dapat menyebabkan urine dapat
banyak bertahan di dalam vesika urinaria
sehingga mempengaruhi ukuran vesika
urinaria dan jumlah pengeluaran urine.
 3. Gaya Hidup
Perubahan gaya hidup dapat mempengaruhi
pemenuhan kebutuhan eliminasi dlam
kaitannya terhadap tersedianya fasilitas
toilet.

 4. Stress adaptasi
meningkatnya stress dapat mengakibatkan
meningkatnya frekuensi keinginan berkemih.
Hal ini karena meningkatnya sensitivitas
untuk keinginan berkemih dan jumlah urine
di produksi.
 5. Aktivitas
Eliminasi urine membutuhkan tonus otot vesika
urinaria yang baik untuk fungsi sfingter. Hilangnya
tonus otot vesika urinaria menyebabkan
kemampuan pengontrolan berkemih menurun dan
kemampuan otonus otot di dapatkan dengan
beraktivitas.

 6. Tingkat Perkembangan
tingkat pertumbuhan dan perkembangan juga
dapat mempengaruhi pola berkemih. Hal tersebut
dapat di temukan pada anak, yang lebih memiliki
mengalami kesulitan untuk mengontrol buang air
kecil. Namun dengan bertambahn ya usia
kemampuan dalam mengontrol buang air kecil
meningkat.
 7. Keadaan patologis
Dalam keadaan demam, pengeluaran keringat banyak dan
produksi urine sedikit

 8. Obat –obatan
Pemberian diuretika akan meningkatkan
produksi urine dan obat-obatan tertentu
dapat merubah warna urine
 9. Kehamilan
 Pertumbuhan janin dalam kandungan
mengakibatkan penekanan pada kandung
kemih dan mengurangi kapasitas kandung
kemih (vesika urinaria).
 PRODUKSI URINE RATA- RATA

 1. Usia lahir – 2 hari =15-60 ml


 2. Usia 3 hr – 10 hr = 100 – 300 ml
 3. Usia 10 hr – 2 bln = 250 – 450 ml
 4. Usia 2 bln – 1 th = 400 – 500 ml
 5. Usia 1th – 3 th = 500 – 600 ml
 6. Usia 3 th – 5 th = 600 – 700 ml
 7. Usia 5 th – 8 th = 700 – 1000 ml
 8. Usia 8 th – 14 th = 800 – 1.400 ml
 9. Usia 14 th – Dewasa = 1.500 ml
 10. Dewasa tua = 1.500 /kurang
 Karekteristik Urin Normal

 Normal urine berwarna kekuningan /jernih, berbau


amoniak
 Jumlah 1cc/jam/kg BB/hr
 Konsistensi : sangat cair, steril , bebas dari
mikroorganisme
 Mempunyai berat jenis : 1,010 – 1, 025
Anuria
Produksi urine tidak ada / kurang dari 100 ml/24 jam
/terdapat sumbatan disepanjang saluran kemih
indikasi adanya batu ginjal

Poliuri/ disurisis
Produksi urine yg melebihi batas normal, tanpa ada
peningkatan intake

Albuminurin
Adanya albumin dalam urine
 INKONTINENSIA URINE
Yaitu inkontinensia yg terjdi saat klien
terdesak ingin berkemih, akibat infeksi
saluran kemih bagian bawah (spasme
bladder).

 ENURESIS.
Merupakan ktidaksanggupan menahan
kemih(mengompol).
Oliguria
Produksi urine rendah,kurang dari 100 –
500ml/24
Hematuri
Adanya darah dalam urine

Urgensi.
Prasaan orang takut mengalami
inkontinensia jk tdk berkemih.
Disuria
Rasa sakit dan kesulitan dlm berkemih
MACAM-MACAM CATETER

 Menurut bahannya : Gelas, logam,


karet,polytheline, nilon dan silicon.
 Menurut bentuknya :
 Cliquet (ujungnya melingkar)
 Malecot (ujungnya bulat seperti bunga)
 Pazze (seprti malecot hanya lubang pdujug kecil-
kecil)
 Nelaton (kateter biasa)
 Foley (mempunyai balon pd ujungnya)
 Thiemann (sprit nelaton hanya ujungnya lebih kecil
dank eras).
bentuk kateter :
MELAKUKAN KATETERISASI.
 Kateterisasi merupakan cara memasukan kateter steril kedalam
kandung kemih melalui uretra yg bertujuan membantu memenuhi
kebutuhan eliminasi, sebagai pengambilan bahan pemeriksaan.

Indikasinya :

 Tidak mampu berkemih 8-12jam setelah oprasi


 Retensio urine
 Cedera tulang belakang
 Post op uretra
 Bila diperlukan air kemih steril utk pemeriksaan.
Pemasangan Kateter Wanita:
KONSEP ELIMINASI ALVI
 Eliminasi Alvi/defekasi
 Pengosongan usus/ BAB/ proses pembuangan
metabolisme berupa faeses dari saluran cerna
melalui anus.

 Proses defekasi terjadi krn adanya :


 Reflek defekasi instrinsik ( faeses dari sigmoid
menuju rectum) dibantu dg gerakan peristaltik
colon asenden
 Refek defikasi parasimpatik (faeses menuju
rectum)
FAKTOR YG MEMPENGARUHI
PROSES DEFEKASI:
 Usia
 Diet
 Asupan cairan
 Aktifitas
 Pengobatan
 Gaya hidup
 Paktor psikologi
 Prosedur diagnostik
 Anastesi dan pembedahan
 Kondosi patologis
GANGGUAN/ MASALAH ELIMINASI
ALVI
 Konstipasi.
Orang yg mengalami keluarnya tinja terlalu
kering dan keras
 Diare
 Inkontinensia usus
Pengeluaran faeces yg tidak dikehendaki
 Kembung
Pengumpulan gas secara berlebihan dlm
lambung/usus
 Hemoroit
 Fecal Imfaktion
Masa faeces keras dilipatan rectum.
TINDAKAN MENGATASI
MASALAH ELIMINASI ALVI.
Memberikan Huknah Rendah
merupakan tindakan keperawatan dengan cara
memasukan cairan hangat ke dalam kolon
deseden dengan menggunakan kanula rekti
melalui anus,

yang bertujuan untuk mengosongkan usus pada


proses prabedah agar dapat mencegah
terjadinya obtruksi makanan sebagai dampak
dari pascaoprasi dan merangsang buang air
besar bagi pasien yang mengalami kesulitan
dalam buang air besar.
 Memberikan Huknah Tinggi
memberikan huknah tinggi merupakan tindakan
keperawatan dengan cara memasukan cairan hangat ke
dalam asenden dengan menggunakan kanula usus, yang
bertujuan untuk mengosongkan usus pada pasien
prabedah atau untuk prosedur diagnostic.

 Memberikan Gliserin
memberikan gliserin merupakan tindakan keperawatan
dengan cara memasukan cairan gliserin ke dalam poros
usus dengan menggunakan spuit gliserin, bertujuan
merangsang peristaltic usus, sehingga pasien dapat buang
air besar (khususnya pada orang yang mengalami sembelit)
dan juga dapat di gunakan untuk persiapan oprasi.
pemberian gliserin per rectal :

Anda mungkin juga menyukai