Anda di halaman 1dari 8

ISSN : 2407 – 1846

ARS - 007 e-ISSN : 2460 – 8416


Website : jurnal.ftumj.ac.id/index.php/semnastek

DIAGRAM SIMULASI KINERJA BANGUNAN DAN POTENSI


APLIKASINYA
Andi Harapan
Dosen pada Program Studi ArsitekturUniversitas Komputer Indonesia, Bandung
Arsitek pada PT. Bamko Karsa Mandiri (A BITA Company), Bandung
andiharapan@yahoo.com

ABSTRAK
Dalam makalah ini akan dilakukan perbandingan antara 5 program simulasi kinerja
bangunan yang dinilai paling aplikatif dan paling banyak digunakan di seluruh dunia, yaitu BREEM
(Building Research Establishment’s Environmental Assessment Method), CASBEE (Comprehensive
Assessment System for Building Environmental Efficiency), GB Tool (Green Building Tool), Green
GlobeTM U.S., dan LEED (Leadership in Energy and Environmental Design). Lebih lanjut akan
dibahas pula kemungkinan penerapan kombinasi beberapa program simulasi kinerja bangunan
secara komplementer.

Kata Kunci: Simulasi Kinerja Bangunan, Sistem Asesmen Bangunan

ABSTRACT
This paper is comparing 5 programs of building performance simulation which most
applicative and useful in the world, there are BREEM (Building Research Establishment’s
Environmental Assessment Method), CASBEE (Comprehensive Assessment System for Building
Environmental Efficiency), GB Tool (Green Building Tool), Green GlobeTM U.S., and LEED
(Leadership in Energy and Environmental Design). This paper also discusses the probability of
applied of programs combination with complementary.

Keywords: Building performance simulation, building assessment systems

1. PENDAHULUAN Establishment’s Environmental Assessment


Perkembangan teknologi yang cepat Method), CASBEE (Comprehensive Assessment
membawa pengaruh terhadap pendekatan dan System for Building Environmental Efficiency),
metode asesmen kinerja suatu bangunan. GB Tool (Green Building Tool), Green GlobeTM
Sebelum teknologi berkembang, asesmen U.S., dan LEED (Leadership in Energy and
kinerja suatu bangunan biasanya dinilai Environmental Design).
berdasarkan standar yang ada atau dinilai apa Berdasarkan hasil penelitian dari Fowler
adanya pada tahap pemakaian (occupancy), dan Rauch (2006) tentang program simulasi
seperti yang dilakukan oleh Preiser pada tahun kinerja bangunan yang ada di pasaran, ke-5
1980-an melalui Post Occupancy Evaluation. program simulasi tersebut merupakan yang
Pada masa kini telah berkembang berbagai paling potensial berdasarkan penilaian atas
pendekatan yang mencoba melihat kinerja kriteria relevansi, measurable, applicability, dan
bangunan dalam kerangka siklus hidup availability. Hal yang sama juga diungkapkan
bangunan. Pendekatan tersebut umumnya oleh Cole (2001), bahwa ke-5 program simulasi
bersifat kuantitatif dan menggunakan sistem kinerja bangunan ini adalah instrumen aplikasi
rating yang melibatkan para stakeholder yang paling efektif untuk mengukur kinerja
sebagai pengambil keputusan tentang kinerja bangunan, namun sayangnya aplikasi beberapa
bangunan yang ditargetkan. program simulasi masih terbatas pada tipologi
Dalam makalah ini akan di bahas 5 bangunan tertentu.
program simulasi kinerja bangunan yang
banyak digunakan dan diakui di seluruh dunia,
yaitu BREEM (Building Research

Seminar Nasional Sains dan Teknologi 2015 1


Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta , 17 November 2015
ISSN : 2407 – 1846
ARS - 007 e-ISSN : 2460 – 8416
Website : jurnal.ftumj.ac.id/index.php/semnastek

2. BUILDING PERFORMANCE
ASSESSMENT
Building performance assessment
merujuk pada penilaian kinerja bangunan
berdasarkan tahapan dari daur hidup bangunan
tersebut. Preiser (2005) menggunakan istilah
building performance evaluation yang
didefinisikan sebagai sebuah pendekatan
terhadap kinerja keseluruhan tahapan dari daur
hidup bangunan, di mana feedback dan
evaluasi dari setiap tahapan di dalam daur
hidup menjadi masukan bagi tahap selanjutnya
(gambar 1).

Gambar 2: Performance-based Process


Sumber: Deru dan Torcellini (2004)

Model ini menjelaskan bahwa setiap


proyek bangunan harus memiliki vision
statement yang sering diistilah sebagai kriteria
kinerja bangunan. Kriteria kinerja bangunan
yang semula bersifat kualitatif, dengan metode
performance metrics kemudian dikuantitatifkan,
dengan menguraikan vision statement tersebut
ke dalam berbagai topic areas 1, secara hierarkis.
Gambar 1: Kerangka konseptual untuk
building performance evaluation 3. BUILDING PERFORMANCE
Sumber: Preiser (2005), p.17 SIMULATION
Building performance simulation
Berbagai cara telah dilakukan untuk menurut Fowler dan Rauch (2006) adalah alat
menilai (assessing) kinerja suatu bangunan, untuk menilai kinerja suatu bangunan
mulai dari yang kualitatif sampai yang berdasarkan kriteria yang ditentukan pada setiap
kuantitatif. Dengan berkembangnya teknologi tahapan daur hidup. Dalam makalah ini akan
informasi, telah banyak dikembangkan dibahas 5 program building performance
pendekatan terhadap penilaian yang sifatnya simulation yang bertujuan untuk menilai kinerja
kuantitatif berdasarkan suatu instrumen berupa bangunan dengan penerapan sistem performance
program simulasi. rating, yang oleh Fowler dan Rauch (2006)
Menurut pendapat Deru dan Torcellini disebut sustainable building rating system, yang
(2004), simulasi kinerja bangunan yang didefinisikan sebagai “tools that examine the
berkembang sekarang telah menggunakan performance or expected performance of a
konsep yang sama, yaitu proses berbasis ‘whole building’ and translate that examination
kinerja bangunan (performance-based process) into an overall assessment that allows for
dengan menggunakan metode performance comparison against other buildings”.
metrics. Dengan proses dan metode ini semua
variabel di dalam suatu tahapan dapat
dikuantifikasi walaupun pada awalnya bersifat
kualitatif.
Performance-based process yang
dimaksud oleh Deru dan Torcellini dapat
dijelaskan melalui gambar 2: 1
Hitchock (2003) mengistilahkan topic areas sebagai
performance objectives, dan Preiser (2005)
mengistilahkan topic areas sebagai performance
indicators.

Seminar Nasional Sains dan Teknologi 2015 2


Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta , 17 November 2015
ISSN : 2407 – 1846
ARS - 007 e-ISSN : 2460 – 8416
Website : jurnal.ftumj.ac.id/index.php/semnastek

3.1 BREEM (Building Research


Establishment’s Environmental Assessment
Method)
BREEM dikembangkan pada tahun
1990 oleh BRE (Building Research
Establishment), suatu lembaga penelitian
nasional di Inggris. BREEM juga digunakan di
Kanada, Eropa dan beberapa Negara di Asia
(Kibert, 2003). BREEM banyak digunakan
untuk menilai kinerja berbagai tipologi
bangunan, yaitu: perkantoran, rumah tinggal,
bangunan industri, bangunan retail, dan
sekolah. BREEM bisa digunakan untuk semua Gambar 3: Contoh Aplikasi BREEM
tipe bangunan, namun kriterianya perlu Sumber: BREEM Tools (2006)
disesuaikan dengan masing-masing tipe
bangunan tersebut. BREEM menilai kinerja 3.2 CASBEE (Comprehensive Assessment
bangunan dengan rating system, yang terdiri System for Building Environmental Efficiency)
atas 4 gradasi penilaian, yaitu: pass, good, very CASBEE (Comprehensive Assessment
good dan excellent. System for Building Environmental Efficiency)
BREEM menilai kinerja bangunan berdasarkan dikembangkan di Jepang pada awal tahun 2001.
9 kriteria, yaitu: Simulasi kinerja ini diperuntukkan untuk
• Management: commissioning, monitoring, tahapan predesain, konstruksi, operasional dan
materials minimization renovasi. Hasil penilaian dari simulasi ini
• Energy use: operational energy and carbon berdasarkan rating system, dengan mengurutkan
dioxide (CO2) issues level rating dari setiap kriteria yang dinilai,
• health and well-being: indoor and external mulai dari level 1 sampai level 5, di mana level 1
issues affecting health and well-being merupakan level terendah yang didefinisikan
• pollution: air and water pollution issues sebagai minimum requirement, level 3
• transport: transport-related CO2 and didefinisikan sebagai typical and social, dan
location-related factors level 5 sebagai level yang paling tinggi.
• land use: greenfield and brownfield sites CASBEE menilai kinerja bangunan berdasarkan
• ecology: ecological value, conservation and 7 kriteria yang dibagi ke dalam 2 kategori, yaitu:
enhancement of the site 1. Kategori 1: Building Environmental Quality
• materials: environmental implication of and Performance
building materials, including life-cycle • Indoor environment (noise and
impacts acoustics, thermal comfort, lighting and
• water: consumption and water efficiency illumination, and air quality).
• Quality of services (functionality and
Ke-9 kriteria di atas berlaku untuk usability, amenities, durability and
tahapan predesain, desain, dan operasional di reliability, flexibility and adaptability).
dalam daur hidup bangunan. Simulasi ini • Outdoor environment on site
terutama diperuntukkan untuk menilai tahap (preservation and creation of biotope,
predesain, desain dan operasional dari suatu townscape and landscape, and outdoor
bangunan, karena menurut BRE (2006), amenities).
kinerja suatu bangunan umumnya ditentukan 2. Kategori 2: Building Environmental
oleh ke-3 tahapan tersebut. Loadings
• Energy (thermal load, use of natural
energy, efficiency of systems, and
efficient operations)
• Resources and materials (water
conservation, recycled materials,
sustainable harvested timber, materials
with low health risks,

Seminar Nasional Sains dan Teknologi 2015 3


Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta , 17 November 2015
ISSN : 2407 – 1846
ARS - 007 e-ISSN : 2460 – 8416
Website : jurnal.ftumj.ac.id/index.php/semnastek

• Reuse and reusability, and avoidance relative humidity, daylight and illumination,
of CFCs and halons and noise and acoustics.
• Off-site environment (air pollution, • Other criteria include selection of
noise and vibration, odor, sunlight appropriate site (in terms of land use,
obstruction, light pollution, heat island brownfields, access to transportation and
effect, and local on local amenities), project planning, urban design
infrastructure). (density, mixed uses, compatibility, native
plantings, and wildlife corridors), building
controls, flexibility and adaptability,
maintenance of operating performance, and
a few social and economic measures.

Gambar 4: Contoh Aplikasi CASBEE


Sumber: CASBEE (2007)

3.3 GB Tool (Green Building Challenge


Assessment Framework)
GB Tool dikembangkan oleh Gambar 5: Contoh Aplikasi GB Tool
International Framework Committee untuk the Sumber: GB Tool (2007)
Green Building Challenge, sebuah proyek
internasional yang melibatkan 25 negara pada 3.4 Green GlobesTM US
tahun 1998. Simulasi ini dimaksudkan untuk Green GlobesTM US merupakan simulasi
menilai tahapan predesain, desain, konstruksi, kinerja bangunan yang dikembangkan pada
dan operasi dalam daur hidup bangunan tahun 2004. Simulasi digunakan untuk menilai
berdasarkan kriteria yang ditentukan. Rating kinerja bangunan pada tahap desain dan tahap
yang dihasilkan dimulai dari 1 sampai 5, di konstruksi. Penilaian berdasarkan rating system
mana 5 adalah rating paling tinggi. dimulai dari 1 sampai 4, di mana 4 merupakan
GB Tool menilai kinerja bangunan nilai paling tinggi. Penggunaan Green Globe
berdasarkan 5 kriteria, yaitu: masih terbatas pada tipologi bangunan komersial
• Energy consumption: total use of non- dan industri.
renewable energy (embodied and Green Globes menilai kinerja bangunan
operational), electrical peak demand for berdasarkan 6 kriteria penilaian, yaitu:
operations, use of renewable energy, and • Project Management (integrated design,
commissioning. environmental purchasing, commissioning,
• Resource consumption: materials use emergency response plan).
(salvaged, recycled, bio-based and • Site (site development area, reduce
sustainable harvested, locally produced, ecological impacts, enhancement of
designed for disassembly, re-use, or watershed features, site ecology
recycling) and water use for irrigation, improvement).
building systems, and occupant use. • Energy (energy consumption, energy
• Environmental loadings: greenhouse gas demand minimization, “right sized” energy-
emissions, other atmospheric emissions, efficient systems, renewable sources of
solid wastes, storm-water, wastewater, site energy, energy-efficient transportation).
impacts, and other local and regional • Water (flow and flush fixtures, water-
impacts. conserving features, reduce off-site
• Indoor environmental quality: indoor air treatment of water).
quality, ventilation, temperature and • Indoor Environment (effective ventilation
systems, source control of indoor pollutants,

Seminar Nasional Sains dan Teknologi 2015 4


Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta , 17 November 2015
ISSN : 2407 – 1846
ARS - 007 e-ISSN : 2460 – 8416
Website : jurnal.ftumj.ac.id/index.php/semnastek

lighting design and integration of lighting materials, and sustainable forested wood
systems, thermal comfort, acoustic products)
comfort). • Indoor Environmental Quality
• Resource, Building Materials and Solid (environmental tobacco smoke control,
Waste (materials with low environmental outdoor air delivery monitoring, increased
impact, minimized consumption and ventilation, construction indoor air quality,
depletion of material resources, re-use of use low emitting materials, source control,
existing structures; building durability, and controllability of thermal and lighting
adaptability and disassembly; and systems)
reduction, re-use and recycling of waste). • Innovation and Design Process (LEED®
accredited professional, and innovative
strategies for sustainable design)

Gambar 6: Contoh Aplikasi Green Globes


Sumber: Green Globes Tool (2007)

3.5 LEED (Leadership in Energy and


Environmental Design)
LEED dikembangkan di Amerika pada
tahun 1998. Simulasi ini bisa digunakan untuk
berbagai tipe bangunan sesuai dengan kriteria
kinerja yang ditentukan. Simulasi ini
digunakan untuk menilai kinerja bangunan Gambar 7: Contoh Aplikasi LEED
pada tahap akhir pre-desain, konstruksi, Sumber: LEED Tool (2007)
operasi, dan rehabilitasi.
LEED menilai kinerja bangunan dalam daur 4. POTENSI APLIKASI PROGRAM
hidup bangunan berdasarkan 6 kriteria, yaitu: SIMULASI KINERJA BANGUNAN
• Sustainable Sites (construction related Potensi aplikasi ke-5 program simulasi
pollution prevention, site development kinerja ini akan dinilai berdasarkan 4 kriteria,
impacts, transportation alternatives, yaitu:
stormwater management, heat island 1. Relevansi (Relevance): apakah simulasi
effect, and light pollution) kinerja bangunan tersebut bisa diterapkan
• Water Efficiency (landscaping water use pada setiap tahapan daur hidup bangunan?
reduction, indoor water use reduction, and 2. Keterukuran (Measurable): Bagaimana
wastewater strategies) sistem pengukuran kinerja yang digunakan
• Energy and Atmosphere (commissioning, oleh setiap simulasi kinerja bangunan dan
whole building energy performance apa dasar dari pengukuran tersebut?
optimization, refrigerant management, 3. Pemakaian (Applicability): Dapatkah
renewable energy use, and measurement simulasi kinerja bangunan tersebut
and verification) digunakan untuk semua tipe bangunan?
• Materials and Resources (recycling 4. Communicability: Apakah simulasi
collection locations, building reuse, bangunan tersebut sudah diterapkan dan
construction waste management, and the dikomunikasikan?
purchase of regionally manufactured Selain 4 kriteria di atas, akan dilihat
materials, materials with recycled content, kemungkinan bagi penerapan secara tunggal
rapidly renewable materials, salvaged ataupun secara komplementer antara 2 atau lebih
jenis simulasi kinerja bangunan.

Seminar Nasional Sains dan Teknologi 2015 5


Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta , 17 November 2015
ISSN : 2407 – 1846
ARS - 007 e-ISSN : 2460 – 8416
Website : jurnal.ftumj.ac.id/index.php/semnastek

merupakan simulasi kinerja yang masih terbatas


4.1 Relevansi penggunaannya, karena bahasa yang digunakan
Penilaian terhadap ke 5 program masih dalam bahasa Jepang. Sistem ini paling
simulasi kinerja bangunan berdasarkan optimal untuk digunakan pada tahap desain,
relevansinya, menghasilkan gambaran sebagai sayangnya belum ada yang menerapkan
berikut: CASBEE secara komplementer dengan program
simulasi lainnya.
Tabel 1: Penilaian berdasarkan relevansi
Building Process
Pre- Design Construc Operationa Renovatio
Tabel 2: Optimasi pengukuran simulasi kinerja
desig
n
tion l n
Demolitio
bangunan
n Measurement Optimation
BREEAM Design & - Manageme Renovatio Predesai Desai
Konstruk Operasional Renovasi
Procurement nt and n n n
si Demolishment
Assessment operation Assessme
nt BREEAM 30% 25% - 150% 40%
CASBEE Pre- - Construc Operation Renovatio
desig tion Assessment n CASBEE 20% 30% 25% 25% 30%
n Assessme Assessme GBTool 10% 25% 20% 35% -
Asses nt nt
sment Green
20% 10% 35% - -
GB Tool Design Construc Operation - Globes US
assessme tion Assessment LEED 30% 10% 20% 25% 30%
nt assessme
nt Sumber: Disarikan dari setiap website simulasi
Green Pre- Design Construc - -
Globes US desig assessme tion
n nt assessme
asses nt 4.2 Measurability
sment
LEED Pre- - Digunakan di Akhir tahap konstruksi
Berdasarkan data yang didapatkan dari
desig
n
sampai kepada tahap renovasi dan
demolisi
masing-masing website simulasi kinerja
asses bangunan, tingkat measurability dapat dipetakan
sment
sebagai berikut:
LEED merupakan simulasi yang paling
unggul, karena dapat digunakan hampir di Tabel 3: Measurability
Measurability
setiap tahapan daur hidup. Menurut Hitchock Measurement comparison Standardization Quantification

(2003), melalui metode performance metrics Benchmark Checklist Established Numeric


collection Measurements
pengungkapan indikator kinerja dari setiap procedures
BREEAM - √ - √
kriteria dapat dilakukan dengan lengkap dan CASBEE √ - √ √
rinci. GBTool √ - √ √/-
Green √ √ √/- √
Namun menurut Donald (2000), Globes
US
BREEM merupakan simulasi kinerja bangunan LEED √ √ √ √
yang paling banyak digunakan di seluruh
dunia, memungkinkan untuk digabungkan Indikator GB Tool bisa bersifat kualitatif
dengan sistem simulasi lainnya, sangat berbeda maupun kuantitatif , sedangkan simulasi lainnya
dengan LEED yang secara eksklusif bersifat kuantitatif. Sistem standarisasi data
mengandalkan pada metode performance Green Globes US masih belum jelas (belum
metrics dan kriterianya yang sangat berbeda dikembangkan secara spesifik), karena
dengan program simulasi lainnya. umumnya digabung dengan standarisasi data
Fowler dan Rauch (2006) berpendapat dari BREEM.
bahwa BREEM, Green Globe US, dan GB Hasil ukuran yang didapatkan dari setiap
Tool merupakan sistem simulasi yang banyak simulasi kinerja bangunan adalah sebagai
dipakai secara komplementer, karena berikut:
ketiganya saling mendukung; BREEM dipakai
untuk menilai pada tahap pre-design, Green Clarity

Globe US pada tahap desain dan konstruksi, Well- Results easily Process & Rating
sementara pada tahap operasional digunakan defined communicated System
Information
GB Tool, dan pada tahap renovasi/demolisi clearly understood
BREEAM √ √ -
digunakan BREEM. Keputusan pada tahap CASBEE √ √ √
mana suatu simulasi kinerja bangunan harus GBTool √ - -
diterapkan, didasarkan pada hasil terbaik yang Green Globes √ √ -
US
dicapai oleh setiap simulasi (tabel 2). CASBEE LEED √ √ √

Seminar Nasional Sains dan Teknologi 2015 6


Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta , 17 November 2015
ISSN : 2407 – 1846
ARS - 007 e-ISSN : 2460 – 8416
Website : jurnal.ftumj.ac.id/index.php/semnastek

4.3 Applicability dikembangkan) untuk setiap tahapan dari daur


Dalam hal penerapan program simulasi kinerja hidup bangunan. Terdapat beberapa aplikasi
bangunan tersebut pada berbagai tipe proyek yang bisa diterapkan secara komplementer untuk
(tabel 4), LEED dapat diterapkan terhadap mencapai hasil yang optimum pada setiap
berbagai tipologi proyek, sedangkan Green tahapan siklus hidup bangunan. Yang paling
Globe US belum jelas karena masih dalam memungkinkan dan sudah diujikan aplikasinya
tahap pengembangan. Pada umumnya semua hingga saat ini adalah BREEM, GB Tool dan
program simulasi dapat diterapkan pada Green Globe US. Ke-5 program simulasi kinerja
berbagai tipologi bangunan, tergantung kepada bangunan tersebut masih terus dikembangkan
kriteria yang dibuat, juga dapat diterapkan untuk dapat menilai kinerja bangunan secara
untuk menilai bangunan yang sudah berdiri optimum. Tidaklah mustahil akan muncul pula
ataupun yang akan didirikan. simulasi kinerja bangunan yang baru dan lebih
optimum dalam aplikasinya.
Tabel 4: Applicability Di Indonesia penggunaan simulasi
Applicability
Type of Projects Types of Building
kinerja bangunan masih jarang, bahkan bisa
New
Cons
Major
Renov
Tenan
t
Opera
tion &
Office
Buildi
Court
house
Border
Stations
dikatakan belum dikenal dengan baik, terbatas
truct ations Build- Maint ng s kepada beberapa penelitian awal saja. Hal ini
ion Out enanc
e sebagian dipersulit oleh data tahapan daur hidup
BREEAM √ √ - √ √ √ √
CASBEE √ √ - √ √ √ √ bangunan yang tidak terdokumentasikan secara
GB Tool √ √ - 0 √ √ √ baik. Menurut Hitchock (2003), hal yang sama
Green √ 0 0 0 √ √ √
Globe US juga terjadi di Amerika.
LEED √ √ √ √ √ √ √
Salah satu strategi untuk
mempopulerkan penggunaan aplikasi simulasi
Keterangan:
kinerja bangunan adalah dengan
√ = sesuai dengan kriteria
mengembangkannya menjadi tools yang mudah
- = tidak sesuai dengan kriteria
digunakan, untuk mendukung kegiatan
0 = under development
pengajaran dan penelitian di perguruan tinggi
dan institusi atau lembaga pemerintah maupun
4.4 Communicability
swasta yang terkait dengan penjaminan kinerja
Ke-5 program simulasi kinerja
bangunan. Karena investasi untuk program
bangunan terdefinisikan secara jelas, dan
aplikasi simulasi kinerja ini tidak murah dan
mudah digunakan. Di dalam pelaporan hasil,
harus selalu di-update secara periodik. Promosi
CASBEE masih terbatas karena
tentang pemanfaatan program aplikasi simulasi
dikomunikasikan hanya dalam bahasa Jepang.
kinerja perlu dilakukan secara intensif kepada
LEED dan CASBEE jelas di dalam
lembaga atau instansi terkait.
menyampaikan proses dan rating system-nya
(tabel 5).
DAFTAR PUSTAKA
BREEAM Offices, 2007, Waste & Resources
Tabel 5: Communicability
Communicability Action Programme (WRAP), Step 3:
Clarity
Well-defined Results easily Process & rating system
Credit Calculations, Step 4: BREEAM
communicated information clearly understood Ratings,
BREEAM √ √ -
CASBEE √ √ √ http://www.aggregain.org.uk/sustainabilit
GB Tool √ - -
Green √ √ - y/examples_of_tools_and_approaches/bre
Globe US
LEED √ √ √
eam /index.html, diakses 26 Maret 2007
Building Research Establishment Ltd. (BRE
5. KESIMPULAN Ltd.), 2006, Search for BREEAM Offices,
Program aplikasi simulasi kinerja http://www.brebookshop.com/search.jsp, diakses
bangunan merupakan instrumen yang efektif April 2007
untuk menilai kinerja suatu bangunan. Ke-5 CASBEE Web Site (in English), 2006,
program simulasi kinerja bangunan yang telah http://www.ibec.or.jp/CASBEE/english/
dibahas dapat mengukur kinerja suatu diakses Maret 2007
bangunan dengan cara yang berbeda-beda Cole, Raymond J., 2001, “A Building
(tergantung kepada kriteria yang Environmental Assessment Method for
British Columbia”, Environmental

Seminar Nasional Sains dan Teknologi 2015 7


Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta , 17 November 2015
ISSN : 2407 – 1846
ARS - 007 e-ISSN : 2460 – 8416
Website : jurnal.ftumj.ac.id/index.php/semnastek

Research Group, School of Architecture Hitchcock, R.J., 2003 Standardized Building


University of British Columbia Performance Metrics – Final Report,
Deru, M. and Torcellini, P., 2004, Improving Ernest Orlando Lawrence Berkeley
Sustainability of Buildings through a National Laboratory, USA.
Performance-Based Design Approach. Kibert C. J., 2003, High Performance Green
A.A.M. Sayigh, ed. Proceedings of the Building, unpublished book draft,
World Renewable Energy Congress VIII available from
(WREC 2004), 29 August-3 September http://web.dcp.ufl.edu/ckibert/ASCEBook
2004, Denver, Colorado. NREL Report /index.htm, diakses pada Maret 2007
No. CP-550-36276. Kusuda, T., 2001, “Early history and future
www.nrel.gov/docs/fy04osti/36276.pdf, prospects of building system simulation”,
diakses Maret 2007 in Proc. Building Simulation ’99 in
GBTool 1998, 2000, 2002, 2005 and Kyoto, pp. 3-15, International Building
applicable Manuals available at Performance Simulation Association –
www.iisbe.org diakses Maret 2007 IBPSA
Fowler, K. M and Rauch, E.M., 2006, MacDonald M., 2000, “Defining and Rating
“Sustainable Building Rating Systems Commercial Building Performance”, Oak
Summary”, Pacific Northwest National Ridge National Laboratory (ORNL)
Laboratory, US Department of Energy Energy Division white paper, October,
Gibberd, Jeremy, et al., 2005, Assessing available from
Sustainable Buildings in Developing http://eber.ed.ornl.gov/commercialproduct
Countries s/CWB.htm, diakses pada Maret 2007
– The Sustainable Building Assessment Tool Preiser, Wolfgang, 2005, Assessing Building
(SBAT) and the Sustainable Building Performance, Jordan Hill, Oxford:
Life Elsevier Butterworth-Heinemann
Cycle. SB05, Tokyo, Japan Scheuer, Chris W., and G.A. Keoleian, 2007,
Gibberd, Jeremy, 2003, “Developing a Evaluation of LEED® Using Life Cycle
Sustainable Development Approach for Assessment Methods, Center for
Buildings and Construction Processes”, Sustainable Systems, University of
CIB International Conference on Smart Michigan.
and Sustainable Built Environment http://www.bfrl.nist.gov/oae/publications/
Green Globes, 2007, Green Globes USA, gcrs/02836.pdf diakses pada Maret 2007
Green Globes Canada, GEM UK.
http://www.greenglobes.com/ diakses pada
Maret 2007

Seminar Nasional Sains dan Teknologi 2015 8


Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta , 17 November 2015

Anda mungkin juga menyukai