PHBS Kel
PHBS Kel
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat allah swt, yang telah memberikan
rahmat dan karunia nya serta kesempatan sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah Promosi Kesehatan ini tepat pada waktunya. Adapun judul yang di bahas
penulis pada laporan ini adalah mengenai ‘’Prilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di
Pemukiman khususnya di RW 23 Kelurahan Siantan Tengah.
Laporan ini merupakan tugas kelompok. Penulis mengucapkan terima kasih
kepada dosen pembimbing serta semua pihak yang ikut membantu dalam pembuatan
laporan ini, sehingga akhirnya laporan ini dapat terselesaikan. Penulis menyadari tidak
ada gading yang tak retak’’ penulis mohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam
pembuatan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan menambah ilmu
pengetahuan kita semua. Penulis juga mohon kritik dan saran dari pembaca demi
kesempurnaan laporan ini.
Kelompok 2
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...................................................................................................3
1.2 Tujuan................................................................................................................4
2.2 Pembahasan........................................................................................................15
3.2 Saran...................................................................................................................25
DAFTAR PUSTAKA
2
BAB I
PENDAHULUAN
3
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari diselesaikannya makalah ini adalah :
1. Mahasiswa dapat mengetahui tentang promosi kesehatan khususnya di Pemukiman
2. Mahasiswa dapat mengetahui tentang perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di
RW 23 Kelurahan Siantan Tengah, Kecamatan Pontianak Utara
3. Mahasiswa dapat mengetahui tujuan PHBS di RW 23 Kelurahan Siantan Tengah,
Kecamatan Pontianak Utara
4. Mahasiswa dapat mengetahui sasaran pembinaan PHBS di RW 23 Kelurahan
Siantan Tengah, Kecamatan Pontianak Utara
5. Mahasiswa dapat mengetahui Fasilitas fasilitas PHBS di RW 23 Kelurahan Siantan
Tengah, Kecamatan Pontianak Utara
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan sekaligus merupakan investasi
sumber daya manusia, serta memiliki kontribusi yang besar untuk meningkatkan Indeks
Pembangunan Manusia (IPM).
Perilaku kesehatan pada dasarnya adalah respon seseorang (organism) terhadap
stimulus yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan,
makanan, serta lingkungan (Simons-Morton et al.,1995). Perubahan-perubahan perilaku
kesehatan dalam diri seseorang dapat diketahui melalui persepsi. Persepsi adalah
pengalaman yang dihasilkan melalui panca indera. Dalam aspek biologis perilaku adalah
suatu kegiatan atau aktifitas organisme atau mahluk hidup yang bersangkutan.
(Notoatmodjo, 2005).
Dasar orang berperilaku dipengaruhi oleh :
a. Nilai
b. Sikap
c. Pendidikan/Pengetahuan
Kesehatan lingkungan adalah suatu kondisi atau keadaan lingkungan yang
optimum sehingga berpengaruh positif terhadap terwujudnya status kesehatan yang
optimum pula (Notoatmodjo S.,2003)
6
2. Manfaat PHBS bagi masyarakat :
a. Masyarakat mampu mengupayakan lingkungan yang sehat
b. Masyarakat mampu mencegah dan menanggulangi masalah-masalah kesehatan
c. Masyarakat memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada.
d. Masyarakat mampu mengembangkan Upaya Kesehatan Bersumber Masyarakat
(UKBM) seperti posyandu, jaminan pemeliharaan kesehatan, tabungan bersalin
(tabulin), arisan jamban, kelompok pemakai air, ambulans desa dan lain-lain.
2. Tatanan sekolah
Indikator PHBS di sekolah antara lain:
a. Mencuci tangan dengan air bersih mengalir dan sabun.
Sebab air yang tidak bersih banyak mengandung kuman dan bakteri penyebab
penyakit, bila digunakan maka kuman dan bakteri berpindah ke tangan. Pada saat
makan kuman dengan cepat masuk ke dalam tubuh yang bisa menimbulkan
penyakit antara lain diare, thypus, cacingan, flu burung dll.
7
b. Mengkonsumsi jajanan di warung /kantin sekolah.
Jajan sembarangan tidak aman karena kita tidak tahu apakah bahan tambahan
makanan (BTM) yang digunakan seperti zat pewarna, pengawet, pemanis dan
bumbu penyedapnya aman untuk kesehatan atau tidak.
c. Membuang sampah pada tempatnya
Sampah akan menjadi tempat berkembang biak serangga dan tikus, menjadi
sumber polusi dan pencemaran terhadap tanah, air dan udara.Sampah menjadi
media perkembangan kuman-kuman penyakit yang dapat membahayakan
kesehatan. Dan sampah juga bisa menimbulkan kecelakaan dan kebakaran.
d. Olah raga yang teratur dan terukur.
Manfaat olah raga yang teratur antara lain berat badan terkendali, otot lebih lentur
dan tulang lebih kuat, bentuk tubuh lebih ideal dan proporsional, daya tahan
tubuh terhadap penyakit lebih baik dan menghindarkan diri dari penyakit jantung,
osteoporosis, diabetes, stroke dan hipertensi.
e. memberantas jentik nyamuk.
Untuk memutuskan mata rantai siklus hidup nyamuk, sehingga nyamuk tidak
berkembang di lingkungan sekolah. Khususnya jentik nyamuk Aedes aeghypty
yang menyebabkan penyakit DBD, karena nyamuk ini menggigit pada siang hari
dimana siswa sedang belajar.
Perlu dilakukan kegiatan 3 m yaitu, menguras tempat-tempat penampungan air
seminggu sekali seperti vas bunga,bak mandi dll , menutup tempat-tempat
penampungan air dengan rapat dan mengubur barang bekas yang dapat
menampung air hujan.
f. Tidak merokok.
Karena banyak sekali efek negatif yang ditimbulkan oleh rokok, antara lain
terjangkit penyakit kanker paru-paru, kanker mulut, penyakit jantung, batuk
kronis, kelainan kehamilan, katarak, kerusakan gigi, dan efek ketagihan serta
ketergantungan terhadap rokok.
Di dalam sebatang rokok terkandung 4.000 bahan kimia dan 43 senyawa yang
terbukti menyebabkan kanker. Bahan utama rokok terdiri dari nikotin, tar dan
CO.
g. menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap bulan,
Untuk mengetahui pertumbuhan dan perkembangan badan serta status gizi. Agar
pertumbuhan anak dapat berkembang secara optimal.
8
h. Menggunakan jamban.
Untuk menjaga agar lingkungan selalu bersih, sehat dan tidak berbau. Supaya
tidak mencemari sumber air dilingkungan sekitar.
Dan juga agar tidak mengundang datangnya serangga kecoa/ lalat yang dapat
menjadi vektor penyakit seperti diare, cholera, disentri, thypus, cacingan dll.
9
Menggunakan air bersih, Membuang sampah pada tempatnya, Menggunakan
jamban, Tidak merokok di pasar, Tidak meludah Sembarangan, Memberantas
Jentik nyamuk
b. PHBS di tempat Ibadah
Menggunakan air bersih, Membuang sampah pada tempatnya, Menggunakan
jamban, Tidak merokok di tempat ibadah, Tidak meludah Sembarangan,
Memberantas Jentik nyamuk
c. PHBS di Rumah Makan
Menggunakan air bersih, Membuang sampah pada tempatnya, Menggunakan
jamban, Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun, Tidak merokok di rumah
makan, Menutup makanan dan minuman, Tidak meludah Sembarangan,
Memberantas Jentik nyamuk
d. PHBS di Angkutan Umum(Bus, Angkot, Kereta, Pesawat, Kapal Laut dll)
Menggunakan air bersih, Membuang sampah pada tempatnya, Menggunakan
jamban, Tidak merokok di angkutan umum, Tidak meludah Sembarangan
Manfaat:
a. Bagi masyarakat:
Masyarakat menjadi lebih sehat dan tidak mudah sakit. Masyarakat mampu
mengupayakan lingkungan sehat, serta mampu mencegah dan mengatasi masalah-
masalah kesehatan yang dihadapi
b. Bagi tempat umum
Lingkungan menjadi lebih bersih, indah dan sehat sehingga meningkatkan citra
tempat umum, Meningkatkan pendapatan bagi tempat-tempat umum sebagai akibat
dari meningkatnya kunjungan pengguna tempat-tempat umum
c. Bagi pemerintah Kabupaten/kota
Peningkatan presentase tempat umum sehat menunjukkan kinerja dan citra
pemerintah kabupaten/kota yang baik Kabupaten /kota dapat dijadikan pusat
pembelajaran bagi daerah lain dalam pembinaan PHBS di tempat-tempat umum
10
c. Membuang sampah pada tempatnya,
d. Tidak merokok,
e. Tidak meludah sembarangan,
f. Memberantas jentik nyamuk.
11
Adapun beberapa hal yang disarikan tentang pokok-pokok promosi kesehatan
(health promotion) untuk PHBS yang merupakan embrio promosi kesehatan di
Indonesia ini adalah bahwa:
1. Promosi Kesehatan (Health Promotion) yang diberi definisi Proses pemberdayaan
masyarakat untuk memelihara, meningkatkan dan melindungi kesehatannya (the
process of enabling people to control over and improve their health), lebih luas dari
Pendidikan atau Penyuluhan Kesehatan. Promosi Kesehatan meliputi Pendidikan
atau Penyuluhan Kesehatan, dan dipihak lain Penyuluh atau Pendidikan Kesehatan
merupakan bagian penting dari Promosi Kesehatan.
2. Pendidikan/Penyuluhan Kesehatan (dapat dikatakan) menekankan pada upaya
perubahan atau perbaikan perilaku kesehatan. Promosi Kesehatan adalah upaya
perubahan/perbaikan perilaku di bidang kesehatan disertai dengan upaya
mempengaruhi lingkungan atau hal-hal lain yang sangat berpengaruh terhadap
perbaikan perilaku dan kualitas kesehatan.
3. Promosi Kesehatan juga berarti upaya yang bersifat promotif (peningkatan) sebagai
perpaduan dari upaya preventif (pencegahan), kuratif (pengobatan) dan rehabilitatif
(pemulihan) dalam rangkaian upaya kesehatan yang komprehensif. Promosi
Kesehatan juga merupakan upaya untuk menjajakan, memasarkan atau menjual yang
bersifat persuasif, karena sesungguhnya “kesehatan” merupakan sesuatu yang sangat
layak jual, karena sangat perlu dan dibutuhkan setiap orang dan masyarakat.
4. Pendidikan atau Penyuluhan Kesehatan menekankan pada pendekatan edukatif,
sedangkan pada Promosi Kesehatan, selain tetap menekankan pentingnya
pendekatan edukatif yang banyak dilakukan pada tingkat masyarakat di strata primer
(di promosi kesehatan selanjutnya digunakan istilah gerakan pemberdayaan
masyarakat), perlu dibarengi atau didahului dengan upaya advokasi, terutama untuk
strata tertier (yaitu para pembuat keputusan atau kebijakan) dan bina suasana (social
support), khususnya untuk strata sekunder (yaitu mereka yang dikategorikan sebagai
para pembuat opini). Maka dikenalah strategi ABG, yaitu Advokasi, Bina Suasana
dan Gerakan atau pemberdayaan Masyarakat.
5. Pada pendidikan atau Penyuluhan Kesehatan, masalah diangkat dari apa yang
ditemui atau dikenali masyarakat (yaitu masalah kesehatan atau masalah apa saja
yang dirasa penting atau perlu diatasi oleh masyarakat). Pada PHBS, masyarakat
diharapkan dapat mengenali perilaku hidup sehat, yang ditandai dengan sekitar 10
perilaku sehat (health oriented). Masyarakat diajak untuk mengidentifikasi apa dan
12
bagaimana hidup bersih dan sehat, kemudian mengenali keadaan diri dan
lingkungannya serta mengukurnya seberapa sehatkah diri dan lingkungannya itu.
Pendekatan ini kemudian searah dengan paradigma sehat, yang salah satu dari tiga
pilar utamanya adalah perilaku hidup sehat.
6. Pada Pendidikan atau Penyuluhan Kesehatan yang menonjol adalah pendekatan di
masyarakat (melalui pendekatan edukatif), sedangkan pada PHBS promosi
kesehatan dikembangkan adanya 5 tatanan: yaitu di rumah atau tempat tinggal
(where we live), di sekolah (where we learn), di tempat kerja (where we work), di
tempat-tempat umum (where we play and do everything) dan di sarana kesehatan
(where we get health services). Dari sini dikembangkan kriteria rumah sehat,
sekolah sehat, tempat kerja sehat, tempat umum sehat, dan lain-lain yang mengarah
pada kawasan sehat seperti : desa sehat, kota sehat, kabupaten sehat, sampai ke
Indonesia Sehat.
7. Pada Promosi Kesehatan, peran kemitraan lebih ditekankan lagi, yang dilandasi oleh
kesamaan (equity), keterbukaan (transparancy) dan saling memberi manfaat (mutual
benefit). Kemitraan ini dikembangkan antara pemerintah dengan masyarakat
termasuk swasta dan Lembaga Swadaya Masyarakat, juga secara lintas program dan
lintas sektor.
8. Sebagaimana pada Pendidikan dan Penyuluhan, Promosi Kesehatan sebenarnya juga
lebih menekankan pada proses atau upaya, dengan tanpa mengecilkan arti hasil
apalagi dampak kegiatan. Jadi sebenarnya sangat susah untuk mengukur hasil
kegiatan, yaitu perubahan atau peningkatan perilaku individu dan masyarakat, yang
lebih sesuai untuk diukur adalah mutu dan frekuensi kegiatan seperti advokasi, bina
suasana, gerakan sehat masyarakat, dan lain-lain, karena dituntut untuk dapat
mengukur hasil kegiatannya, maka promosi kesehatan mengaitkan hasil kegiatan
tersebut pada jumlah tatanan sehat, seperti: rumah sehat, sekolah sehat, tempat kerja
sehat, dan seterusnya.
13
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
1. Persentase Rumah Tangga Yang Melaksanakan Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat (PHBS).
a. Jumlah persalinan ditolong tenaga kesehatan di RW 23 Kelurahan Siantan
Tengah 139 (84.13%) orang dan ditolong dukun sebanyak 22 orang itu
menandakan masih adanya ibu hamil yang bersalin dengan dukun.
b. Jumlah bayi yang mendapat ASI eksklusif RW 23 Kelurahan Siantan
Tengah ada 67 anak (38,70%).
c. Jumlah balita timbang teratur di posyandu 127 balita sedangkan jumlah
balita total 142 kurang lebih 90.16% mengalami peningkatan dibandingkan
tahun lalu.
d. Jumlah anggota keluarga mengkonsumsi lauk pauk aneka ragam gizi
seimbang dengan jumlah KK yang diperiksa 140 adalah 67 KK dan yang
masuk ke dalam kelompok KADARZI sebesar 31.90%. Hal ini
menunjukkan bahwa kesadaran masyarakat untuk mengkonsumsi lauk pauk
masih kurang.
e. Di RW 23 Kelurahan Siantan Tengah 140 KK menggunakan jamban, tetapi
ada sekitar 47 KK (67.14%) yang belum memenuhi kriteria jamban sehat
seperti konstruksi jamban yang kurang baik dan kebersihan yang belum
terjaga.
f. Dari 140 KK di RW 23 Kelurahan Siantan Tengah, 128 KK telah
menggunakan sarana air bersih untuk keperluan sehari-hari, ini menandakan
masyarakat di RW 23 Kelurahan Siantan Tengah baru 90.33% masyarakat
yang menggunakan sarana air bersih.
g. Dari 140 KK kurang lebih 79 KK (51.11%) sudah membuang sampah pada
tempatnya, yaitu lubang-lubang sampah yang akhirnya nanti dibakar,
dengan sisa anggota rumah tangga masih ada yang membuang sampah di
parit (sembarang tempat).
14
h. Persentase Rumah Diperiksa Jentik Nyamuknya.
Dimana jumlah rumah bangunan yang ada 120 dan rumah/ bangunan yang
diperiksa sebanyak 112 bangunan/rumah. Dari hasil pemeriksaan jumlah
rumah / bangunan yang bebas jentik adalah (76.31%).
i. Tidak merokok didalam rumah
Dari 140 KK, sebanyak 73 KK (52.38%) masih merokok didalam rumah.
Hal ini terlihat dari kebiasaan responden dan adanya asbak didalam
rumah.
j. Aktifitas fisik dan olahraga
Dari 140 KK, sebanyak 98 KK (79,05%) telah melakukan aktifitas fisik
seperti joging, futsal, badminton, vollydan lainnya. Hal ini terlihat dari
adanya fasilitas olahraga di RW 23 Kelurahan Siantan Tengah.
k. Cuci tangan pakai sabun
Dari 140 KK yang ada, sebanyak 102 KK (86,33%) telah mengerti dan
menerapkan cuci tangan pakai sabun sebelum makan atau aktivitas
lainnya.
B. Pembahasan
Indikator PHBS di Rumah Tangga
Pembinaan PHBS di rumah tangga dilakukan untuk mewujudkan Rumah
Tangga Sehat. Rumah Tangga Sehat adalah rumah tangga yang memenuhi 7
indikator PHBS dan 3 indikator Gaya Hidup Sehat sebagai berikut :
Tujuh Indikator PHBS di Rumah Tangga :
1. Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan
Adalah pertolongan persalinan dalam rumah tangga yang dilakukan oleh
tenaga kesehatan (bidan, dokter, dan tenaga para medis lainnya). Tenaga
kesehatan merupakan orang yang sudah ahli dalam membantu persalinan,
sehingga keselamatan Ibu dan bayi lebih terjamin. Apabila terdapat kelainan
dapat diketahui dan segera ditolong atau dirujuk ke Puskesmas atau rumah sakit.
Persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan menggunakan peralatan yang
aman, bersih, dan steril sehingga mencegah terjadinya infeksi dan bahaya
kesehata lainnya.
15
Apa tanda – tanda persalinan :
a. Ibu mengalami mulas-mulas yang timbulnya semakin sering dan semakin kuat
b. Rahim terasa kencang bila diraba terutama pada saat mulas
c. Keluar lendir bercampur darah dari jalan lahir
d. Keluar cairan ketuban yang berwarna jernih kekuningan dari jalan lahir
e. Merasa seperti mau buang air besar
Bila ada salah satu tanda persalinan tersebut, yang harus dilakukan adalah :
a. Segera hubungi tenaga kesehatan (bidan/dokter)
b. Tetap tenang dan tidak bingung
c. Ketika merasa mulas bernapas panjang, mengambil napas melalui hidung dan
mengeluarkan melalui mulut untuk mengurangi rasa sakit.
16
a. Mengandung zat gizi sesuai kebutuhan bayi untuk pertumbuhan dan
perkembangan fisik serta kecerdasan.
b. Mengandung zat kekebalan.
c. Melindungi bayi dari alergi.
d. Aman dan terjamin kebersihannya, karena langsung disusukan kepada bayi dalam
keadaan segar.
e. Tidak akan pemah basi, mempunyai suhu yang tepat dan dapat diberikan kapan
saja dan di mana saja.
f. Membantu memperbaiki refleks menghisap, menelan dan pernapasan bayi.
17
f. Tempelkan dagu bayi pada payudara ibu.
g. Jauhkan hidung bayi dari payudara ibu dengan cara menekan pantat bayi dengan
lengan ibu bagian dalam.
h. Bayi disusui secara bergantian dari susu sebelah kiri, lalu ke sebelah kanan
sampai bayi merasa kenyang.
i. Setelah selesai menyusui, mulut bayi dan kedua pipi bayi dibersihkan dengan
kapas yang telah direndam air hangat.
j. Sebelum ditidurkan, bayi harus disendawakan dulu supaya udara yang terhisap
bisa keluar dengan cara meletakkan bayi tegak lurus pada ibu dan perlahan-lahan
diusap belakangnya sampai bersendawa. Udara akan keluar dengan sendirinya.
18
c. Cukup istirahat dengan tidur siang/berbaring selama 1 -2 jam dan menjaga
ketenangan pikiran,
d. Susui bayi sesering mungkin dan kedua payudara kin dan kanan secara bergantian
hingga bayi tenang dan puas.
19
Manfaat mencuci tangan :
a. Membunuh kuman penyakit yang ada di tangan.
b. Mencegah penularan penyakit seperti Diare, Kolera Disentri, Typhus, kecacingan,
penyakit kulit, Infeksi Saluran Pemapasan Akut (ISPA), flu burung atau Severe
Acute Respiratory Syndrome (SARS)
c. Tangan menjadi bersih dan bebas dari kuman.
20
d. Tidak ada serangga, (kecoa, lalat) dan tikus yang berkeliaran,
e. Tersedia alat pembersih (sabun, sikat, dan air bersih).
f. Bila ada kerusakan, segera diperbaiki.
21
9. Melakukan aktivitas fisik setiap hari
Aktivitas fisik adalah melakukan pergerakan anggota tubuh yang
menyebabkan pengeluaran tenaga yang sangat penting bagi pemeliharaan
kesehatan fisik, mental, dan mempertahankan kualitas hidup agar tetap sehat dan
bugar sepanjang hari. Aktivitas fisik dilakukan secara teratur paling sedikit 30
menit dalam sehari, sehingga, dapat menyehatkan jantung, paru-paru serta alat
tubuh lainnya.
22
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Promosi Kesehatan adalah proses untuk meningkatkan kemampuan masyarakat
dalam memelihara dan meningkatkan kesehatannya. Selain itu untuk mencapai
derajat kesehatan yang sempurna, baik fisik, mental, dan sosial, maka masyarakat
harus mampu mengenal serta mewujudkan aspirasinya, kebutuhannya, dan mampu
mengubah atau mengatasi lingkungannya (lingkungan fisik, sosial budaya dan
sebagainya).
2. Prilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) merupakan prilaku yang dipraktekkan oleh
setiap individu dengan kesadaran sendiri untuk meningkatkan kesehatannya dan
berperan aktif dalam mewujudkan lingkungan yang sehat.
3. Tujuan PHBS adalah meningkatkan pengetahuan, kesadaran, kemauan dan
kemampuan masyarakat agar hidup bersih dan sehat serta masyarakat termasuk
swasta dan dunia usaha berperan serta aktif mewujudkan derajat kesehatan yang
optimal.
4. Tatanan PHBS ada lima yaitu :
a. Tatanan Rumah tangga
b. Tatanan sekolah
c. Tempat kerja
d. Tempat umum
e. Fasilitas kesehatan
5. Sasaran pembinaan PHBS
Sasaran primer berupa sasaran langsung, yaitu : individu anggota masyarakat,
kelompok dalam masyarakat, dan masyarakat secara keseluruhan, yang diharapkan
untuk mempraktekkan PHBS.
Sasaran sekunder adalah mereka yang memiliki pengaruh terhadap sasaran
primer dalam pengambilan keputusannya untuk memprktekkan PHBS. Termasuk
disini adalah para pemuka masyarakat atu tokoh masyarakat, yang umumnya
menjadi panutan sasaran primer. Terdapat berbagai jenis tokoh masyarakat, seperti
misalnya tokoh atau pemuka adat, tokoh atau pemuka agama, tokoh politik, tokoh
23
pertanian, tokoh pendidikan, tokoh bisnis, tokoh pemuda, tokoh remaja, tokoh
wanita, tokoh kesehatan dan lainnya.
Pemuka atau tokoh adalah seseorang yang memiliki kelebihan diantara orang lain
dalam suatu kelompok. Ia akan menjadi panutan bagi kelompoknya atau bagi
masyarakat karena ia merupakan figur yang menonjol. Disamping itu, ia dapat
mengubah sistem nilai dan norma masyarakat secara bertahap, dengan terlebih dulu
mengubah sistem nilai dan norma yang berlaku dalam kelompoknya.
Sasaran tersier adalah mereka yang berada dalam posisi pengambilan
keputusan formal, sehingga dapat memberikan dukungan, baik berupa kebijakkan /
pengaturan dan atau sumber daya dalam proses pembinaan PHBS terhadap sasaran
primer. Mereka sering juga disebut sebagai tokoh masyarakat formal, yakni orang
yang memiliki posisi menentukan dalam struktur formal di masyarakatnya (disebut
juga penentu kebijakkan). Dengan posisinya itu, mereka juga memiliki kemampuan
untuk mengubah sistem nilai dan norma masyarakat melalui pemberlakuan
kebijakkan / pengaturan, disamping menyediakan sarana yang diperlukan.
6. Pengertian fasilitas Pembinaan PHBS maksudnya adalah segala sarana dan
prasarana yang dapat menunjang pembinaan PHBS dimasyarakat. Kita akan semakin
bersemangat dalam menjaga kesehatan apabila banyak fasilitas penunjangnya.
Fasilitas tersebut tersedia dari yang termurah sampai yang termahal, dan dari yang
paling sederhana (mudah diperoleh) sampai yang sulit diperoleh.
7. Hasil Survey
Permasalahan yang muncul dari hasil pemantauan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
di RW 23 Kelurahan Siantan Tengah Kecamatan Pontianak Utara adalah :
a. Asi eksklusif : 38,70%
b. Tidak merokok : 52,38%
c. Jamban sehat : 67,14%
d. Menimbang bayi : 90,16%
e. Air bersih : 90,33%
f. Aktivitas fisik/olahraga : 79,05%
g. Makan buah dan sayur : 31,90%
h. Cuci tangan pakai sabun : 86,33%
i. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan : 84,13%
j. Rumah bebas jentik : 76,31%
24
3.2 Saran
1. Diharapkan pembaca dapat berperilaku hidup bersih dan sehat dimanapun.
2. Lebih perduli akan lingkungan yang bersih dan sehat.
3. Dapat mengajarkan pola hidup bersih dan sehat sejak dini.
4. Kebersihan adalah bagian dari iman
5. Khusus untuk warga RW 23 Kelurahan Siantan Tengah Kecamatan Pontianak Utara
Memaksimalkan sarana prasarana, tenaga kesehatan dan dana untuk
memberdayakan masyarakat dalam mengatasi masalah kesehatannya yang
diakibatkan oleh perilaku dan budaya yang tidak sehat, dan ekonomi yang rendah.
Meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang PHBS.
Meningkatkan pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan.
25
DAFTAR PUSTAKA
Notoatmodjo, S. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. PT. Rhineka Cipta :
Jakarta.
Promosi Kesehatan. 2008. (Online), (http://iqbal-iqi.blogspot.com/ ,diakses pada 19
September 2013)
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. 2011. (Online),
(http://www.perdhaki.org/content/perilaku-hidup-bersih-dan-sehat ,diakses pada 19
September 2013)
Pradana, A. 2012. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. (Online), (http://info-kesehatan-
kita.blogspot.com/2012/01/perilaku-hidup-bersih-dan-sehat-phbs.html ,diakses pada 19
September 2013)
Pusat Promosi Kesehatan. 2012. Promosi Kesehatan Dalam Pencapaian Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat (PHBS). (Online), (http://www.promosikesehatan.com/?
act=program&id=12 ,diakses pada 19 September 2013)
Promosi Kesehatan. (Online), (http://id.wikipedia.org/wiki/Promosi_kesehatan ,diakses
pada 19 September 2013)
Permenkes RI, No : 2269/MENKES/PER/XI/2011; tentang : Pedoman Pembinaan
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
Departemen Kesehatan Republik Indonesia Pusat Promosi Kesehatan Tahun 2008
26