Anda di halaman 1dari 5

BAB II

LANGKAH UTAMA DALAM ANALISA KEGAGALAN

Tujuan analisa kegagalan : menemukan / mengungkap penyebab utama


kegagalan, sehingga tindakan perbaikan dapat dilakukan untuk mencegah
terulangnya kegagalan.
Kegiatan analisa kegagalan seringkali harus dilakukan oleh berbagai ahli dari
berbagai disiplin ilmu.
Tahapan / langkah utama dalam melakukan analisa kegagalan seringkali adalah
dalam urutan berikut ini: (1)
1. Pengumpulan data lapangan dan pemilihan sample.
2. Pemeriksaan awal terhadap komponen yang gagal:
Pemeriksaan visual dan penyusunan catatannya.
3. Nondestructive testing.
4. Pengujian mekanik.
5. Pemilihan" pencatatan (identification)" "pengawetan" dan /
pembersihan sample.
6. Pemeriksaan makroskopis: permukaan patahan" retakan sekunder
dan cacat-cacat permukaan lainnya.
7. Pemeriksaan mikroskopis: micro-fractography.
8. Pemilihandan penyiapan sample metalografi.
9. Pemeri ksaan metalografi .
10. Penentuan mekanisme kegagalan.
11. Analisa kimia: material, permukaan, deposit, dst.
12. Analisa dengan mekanfka retakan (fracture mechanics)
13. Pengujian pada kondisi simulasi.
14. Penyusunan laporan: analisa terhadap seluruh fakta kesimpulan serta saran.

Pemula seringkali ingin segera memotong dan membuat sample: dari komponen
rusak yang diterimanya. Hal ini adalah salah dan harus dihindarkan.

5
6

Latar belakang terjadinya kegagalan harus dipelajari atau diteliti ataupun


direnungkan dengan saksama.

1. Pengumpulan data dan pemilihan sample :


- Data operasi termasuk data / gejala menjelang terjadinya kegagalan.
- Data peralatan / komponen: gambar spesifikasi : Material dan proses
pengerjaannya.
- Data seringkali tidak lengkap atau sukar diperoleh analis harus mampu
"merekonstruksi” kejadian atas dasar deduksi yang tepat.
- Pengamatan harus dilakukan secara visual (dengan mata) dan dibantu
dengan pemotretan.
- Pemilihan sample yang tepat bila perlu mengambil sample komponen yang
belum rusak untuk bahan perbandingan.
- Pengamatan terhadap kondisi tidak normal.
- Pengamatan terhadap "puing" peralatan yang gagal: Pencatatan &
pemotretan.

2. Pemeriksaan awal terhadap komponen yang gagal :


- Pemeriksaan visual: mata memiliki ketajaman pandang dan mampu
menangkap perbedaan warna ataupun tekstur meskipun sedikit.
- Hal tersebut di atas harus dibantu dengan pemotretan, khususnya untuk
merekam kaitan satu komponen dengan komponen lainnya.

3. Nondestructive Testing :
- Metoda NDT digunakan untuk mendeteksi retak permukaan
dan di dalam komponen: dye penetrant, magnetic particle, ultrasonic, dst.

4. Pengujian mekanik:
- Uji keras sangat praktis untuk secara cepat meperoleh
angka kekerasan sample:
 Kebenaran proses heat treatment ?
 Perkiraan kekuatan tarik (tensile strength):
7

 Adanya pengerasan / pelunakan ?


- Uji tarik & uji impact (bila perlu)

5. Pemilihan, pengawetan & pembersihan sample:


- Permukaan patahan harus "sesegar" mungkin; tidak rusak
terdeformasi ataupun terkorosi.
- Pembersihan hanya bila perlu sekali, misalnya akibat
terkena air laut yang korosif: cuci dengan air tawar, kemudian bilas dan
keringkan.
- Bila dilakukan pemotongan samplej sebelumnya harus
dicatat / disketsa / dipotret agar lokasi / posisi sample terekam dengan
cermat.

6. Pemeriksaan makroskopis:
- Permukaan patahan diperiksa secara. Visual.
- Alat bantu: kaca pembesar.
- Pengkajian permukaan patahan: ciri-ciri patahan.
- Kamera & lensa makro: teknik pencahayaan yang tepat
agar nampak ciri-ciri patahannya.
- Mikroskop stereo pada pembesaran yang rendah akan
menonjolkan relief permukaan patahan.

7. Pemeriksaan mikroskopis:
- Replika plastik yang dilunakkan dengan aseton dapat
memberikan gambar permukaan patahan plastik replika diperiksa pada
mikroskop optik ataupun TEM (Transmission Electron Microscope).
- Permukaan patahan langsung diamati pada SEM (Scanning
Electron Microscope).

8. Pemilihan dan penyiapan sample metalografi:


- Pemotongan sample tidak boleh merusak / mengubah
struktur mikronya.
8

- Penentuan lokasi sample metalografi: dari dekat patahan


dan dari yang jauh sebagai perbandingan.

9. Pemeriksaan metalografi:
- Metalografi seringkali diharapkan dapat mengungkap
adanya "keaneh” dalam struktur mikro.
- Hal ini adalah karena sifat mekanik sangat dipengaruhi oleh
struktur mikro material.
- Penyimpangan dari spesifikasi material dan proses
pengerjaan sering diketemukan lewat teknik metalografi.

10. Penentuan mekanisme kegagalan:


- Tahap ini memerlukan pemahaman yang mendalam
mengenai ciri-ciri patahan / kegagalan.
- Klasifikasi patahan:
1. Patah ulet (ductile fracture).
2. Patah getas (brittle fracture):
- Patah getas transganular
- Patah getas intergranular.
3. Patah lelah (fatigue fracture).
4. Retak korosi tegangan (stress corrosion cracking).
5. Penggetasan (embrittlekent).
6. Mulur (creep) & stress-rupture.
7. Retak dengan modus gabungan.

11. Analisa kimia:


- Analisa komposisi kimia dapat menunjang kegiatan
- Analisa kegagalan.
- Analisa kimia dipakai untuk memeriksa kesesuaian spesifikasi
material.
- Pemeriksaan komposisi kimia material:
 Analisa kimia basah
9

 Spectroscopy / Spectrophotometry
 X-ray fluorescence spectroscopy
- Analisa kimia terhadap lapisan permukaan / deposit :
 EDS (Energy Dispersive Spectroscopy) pada SEM.
 EPMA (Electron Probe Micro Analyser).
 Auger electron spectroscopy.

12. Analisa dengan mekanika retakan (fracture mechanics):


- Mekanika retakan dapat diterapkan pada perhitungan kekuatan dan umur
komponen yang cacat.

13. Pengujian pada kondisi simulasi:


- Pengujian ini sulit dan mahal.
- Bila dilakukan dengan baik dapat menghasilkan saran tindakan perbaikan
yang tepat.

14. Penyusunan laporan: analisa fakta, kesimpulan & saran :


- Laporan harus ringkas, jelas, lengkap dan logis.
- Laporan harus memuat:
 Perincian komponen yang gagal.
 Kondisi operasi menjelang/pada saat gagal.
 Kondisi operasi.
 Proses pengerjaan/pembuatan komponen.
 Penelitian kegagalan secara mekanis dan metalurgis.
 Evaluasi metalurgis.
 Mekanisme penyebab kegagalan.
 Saran tindak lanjut.

Anda mungkin juga menyukai