Anda di halaman 1dari 6

DAMPAK AIR LIMBAH INDUSTRI JOSROYO, KARANGANYAR TERHADAP KADAR TEMBAGA

DALAM AIR DAN PERMUKAAN TANAH SALURAN AIR PUNGKUK


(The Effect of Industry Waste in Josroyo, Karanganyar to Copper Concentration in Water and
Top Soil of Pungkuk Ditch)

Dwi Priyo Ariyantoi, Indrowuryatno, Hery Widijanto

Jurusan Ilmu Tanah Fakultas Pertanian UNS


Jl. Ir. Sutami 36a Surakarta 57126

ABSTRACT

The purpose of this research was to know the effect of industry waste water distance in
Jaten – Karanganyar on Cu concentration in the water and soils at Pungkuk Waterworks, also to
know Cu concentration on that waterworks. The kind of this research was explorative research.
The independent variable was treatment of take some water and soils sample at 0 km, 0.5 km
and 1 km distance from pollutant source at Pungkuk Waterworks and control.
The result showed that distance where farther can because concentration Cu concentration
change in the soils were heightening but can because Cu concentration change was descending.
The heightening of Cu concentration change in the soils was effect of Cu acumulation in the soils.
The descending of Cu in the water because precipitation of water Cu and. The value of water pH
was influenced by water EMC value.
From sample analysis result showed that there was not dirtied of heavy metal especially Cu
(between 0.094 – 0.122 ppm).

Keyword: Cuprum, Industry waste


i
korespondesi: dp_ariyanto@yahoo.com

PENDAHULUAN kimia tersebut dapat berupa berbagai macam


unsur. Dari sekian banyak unsur bahan kimia,
Lingkungan, jika dipandang sebagai
terdapat beberapa unsur yang cukup
medium fisik tempat tersebarnya bahan kimia
berbahaya, yaitu unsur yang dikenal dengan
dapat dibagi menjadi 3 macam, yaitu air,
logam berat.
tanah serta udara. Di dalam tanah yang
Pada umumnya, migrasi atau
merupakan bahan padat juga terdiri dari air,
perpindahan polutan terjadi melalui angin,
bahan organik, bahan mineral dan udara,
hujan, air permukaan, air tanah, air laut serta
sehingga perubahan sifat dari air serta udara
intervensi manusia yang bisa berupa pipa
di dalam tanah akan berpengaruh terhadap
limbah cair, drainase dan sebagainya (Hadi,
tanah tersebut. Apabila tanah dialiri oleh air,
2005). Pencemaran oleh logam berat juga
maka khususnya sifat kimia air akan
telah terjadi pada Sungai Bengawan Solo,
berpengaruh terhadap tanah (Pranoto, 2000).
khususnya mulai daerah Sukoharjo hingga
Efek samping yang sering kali dirasakan
Sragen yang menunjukkan kadar logam berat
oleh manusia, khususnya akibat dari
pada bulir padi yang ditanam di persawahan
timbulnya industri-industri, yaitu berupa
sepanjang aliran sungai Bengawan Solo telah
pencemaran lingkungan dari limbah yang
mengalami pencemaran yang melebihi
dihasilkan. Pencemaran atau polusi adalah
ambang batas yang telah ditentukan oleh
suatu kondisi yang telah berubah dari bentuk
organisasi internasional WHO/FAO (Afany et
asal pada keadaan yang lebih buruk (Palar,
al., 1998).
1994). Salah satu bentuk pencemaran yaitu
Pada Saluran Air Pungkuk di daerah
pencemaran yang ditimbulkan oleh bahan-
Jaten, Karanganyar terdapat beberapa jenis
bahan kimia yang beracun. Bahan-bahan
industri, antara lain industri tekstil, industri
31 Sains Tanah – Jurnal Ilmiah Ilmu Tanah dan Agroklimatologi 5(I)2008
Dampak Air Limbah Industri.... Ariyanto et al.
pelapisan kertas serta industri glasswood. terkadang digunakan oleh petani untuk
Namun untuk industri glasswood ini sudah mengairi lahan persawahannya, terutama
tidak beroperasi pada saat penelitian. Di pada musim kemarau yang sulit
pihak lain pada daerah hilirnya, air dari mendapatkan air untuk mengairi lahannya.
saluran tersebut terkadang masih digunakan Sebagai pembanding juga diambil sampel
untuk lahan persawahan, walaupun tingkat yang lokasinya berada di hulu dari
pencemaran yang dikandung, mungkin tidak pembuangan limbah industri tersebut untuk
begitu besar. kontrol. Kontrol tersebut dimaksudkan untuk
Bagaimanakah pengaruh air buangan melihat kondisi Cu pada kondisi belum atau
industri pada logam tembaga (Cu) dalam air minim dari pencemaran limbah industri
dan tanah di Saluran Air Pungkuk, terutama tersebut. Variabel terikat, dibagi menjadi
pengaruhnya pada jarak dari sumber polutan, terikat utama dan penunjang. Kadar Cu total
mengingat unsur logam Cu merupakan unsur tanah serta kadar Cu air merupakan variabel
logam yang biasanya digunakan dalam terikat utama, variabel terikat penunjang
industri, terutama industri tekstil yang yaitu pH H2O tanah, pH air, kadar bahan
membuang air buangannya ke Saluran organik tanah, KPK tanah, tekstur tanah, dan
Pungkuk. DHL air.
Penelitian ini bertujuan untuk Sampel air masing-masing perlakuan dan
mengetahui pengaruh jarak buangan limbah ulangan, diambil pada bagian aliran saluran
industri di daerah Jaten – Karanganyar air yang dianggap mewakili. Waktu
terhadap kadar Cu dalam air dan tanah pengambilan sampel dilakukan dalam satu
permukaan Saluran Air Pungkuk. bulan yang dibagi menjadi 3 kelompok hari
yaitu dalam 1 hari dari 10 hari tiap kelompok
sebagai masing-masing ulangan. Pemilihan
METODOLOGI PENELITIAN
waktu pengambilan sampel dimungkinkan
Penelitian ini dilaksanakan pada Saluran tidak pada waktu hari sedang hujan, karena
Air Pungkuk di Jaten – Karanganyar yang akan mempengaruhi kadar air tersebut.
dilanjutkan dengan analisis di laboratorium Pengambilan sampel air setiap ulangan
Ilmu Tanah Fakultas Pertanian dan dilakukan sebanyak 3 kali pada pukul 19.00,
Laboratorium Pusat MIPA Sub Laboratorium 00.00 dan 06.00 wib dalam hari yang sama
Kimia Universitas Sebelas Maret Surakarta. yang dicampur untuk mewakili ulangan
Penelitian ini merupakan penelitian tersebut. Hal ini dengan alasan pada jam-jam
eksploratif kausal hubungan fungsional tersebut, air limbah yang dibuang ke saluran
komparatif, yaitu pendekatan variabel air diduga mempunyai kadar yang lebih
dilakukan melalui survei di lapangan. tinggi. Pengambilan sampel air dilakukan
Sehingga untuk tahap persiapan penelitian dengan cara mulut tempat sampel
dilakukan antara lain dengan pustaka serta menghadap laju arus aliran air pada dasar
dengan cara survei di lapangan. Cara saluran air.
penentuan populasi tanah dan air dilakukan Sampel tanah yang digunakan diambil
secara sengaja (purposive). Sedangkan cara pada dasar saluran air yang merupakan tanah
pengambilan sampelnya adalah secara acak bagian atas (top soil) dengan sistem acak
sederhana (simple random sampling) dari (random) yang dianggap mewakili untuk
populasi, sehingga dapat mewakili populasi setiap ulangannya pada masing-masing
tanah dan air tersebut. perlakuan. Pada setiap titik sampel dicampur
Variabel pengamatan dalam penelitian untuk mewakili ulangan tersebut. Dalam
ini adalah variabel bebas dan terikat. Variabel pengambilan sampel tanah ini dihindari
bebas meliputi pengambilan sampel dari adanya sedimen limbah yang terambil, yaitu
sumber buangan limbah pada jarak 0 km, 0,5 dengan cara membuang/mengelupas lapisan
km dan 1 km. Pengambilan sampel pada jarak sedimen pada permukaan tanah.
tersebut dilandasi dari kondisi lapang yang Untuk membedakan masing-masing
pada jarak 0,5 km, air dari saluran tersebut kadar Cu dan Cr dalam air dan tanah pada
Sains Tanah – Jurnal Ilmiah Ilmu Tanah dan Agroklimatologi 5(I)2008 32
Dampak Air Limbah Industri.... Ariyanto et al.
jarak dari sumber buangan limbah yang 0,140

berbeda digunakan Uji Duncan Multi Range 0,120

Rata-rata Kadar Cu (ppm)


Test (DMRT). Untuk mengetahui hubungan 0,100

antar variabel terikat digunakan uji korelasi. 0,080

Untuk mengetahui hubungan fungsional 0,060

antara variabel bebas dengan variabel terikat 0,040

digunakan Analisis Regresi 0,020

0,000
1 2 3 4
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Jarak (km)

A. Kadar Cu dalam Air Gambar 2. Rata-rata kadar Cu dalam air


berdasarkan jarak
Tabel 1. Hasil DMRT kadar Cu dalam air
berdasarkan jarak relatif sama, kecuali untuk pengambilan
sampel pada jarak 1 km yang paling berbeda
Purata
Perlakuan kadarnya. Karena tembaga merupakan logam
(ppm)
berat yang mempunyai sifat relatif stabil
Kontrol 0,122 b d
sehingga sulit untuk bereaksi di dalam air
0 km 0,120 b c
(Echenfelder, 2000). Akibatnya logam sulit
0,5 km 0,122 b
mengalami pengenceran di dalam air. Karena
1 km 0,094 a
sulit terjadi pengenceran, maka kadar Cu di
Keterangan: Purata yang diikuti dengan huruf yang
sama berbeda tidak nyata pada taraf 5 % dalam air relatif sama pada kondisi yang
sama.
Hasil uji DMRT dengan beda taraf 5 % Gambar 2 menunjukkan bahwa pada
yang ditunjukkan pada Tabel 1, membuktikan jarak 0 km terjadi penurunan kadar Cu
bahwa perlakuan pada kontrol berbeda tidak dibandingkan dengan kontrol. Hal ini lebih
nyata terhadap perlakuan jarak 0 km dan 0,5 disebabkan oleh adanya peningkatan volume
km dari sumber polutan tetapi berbeda nyata air dari buangan air limbah, tetapi tidak ada
terhadap perlakuan jarak 1 km. Hal ini penambahan unsur Cu. Akibatnya terjadi
menjelaskan bahwa kadar logam Cu dalam air penurunan kadar Cu pada jarak 0 km. Adanya
Tabel 2. Korelasi antar variabel
pH Air DHL Cu Air pH Tnh BO KPK Cu Tnh Lempung
Pearson pH Air 1,000 0,836** 0,446 0,495 -0,075 -0,123 -0,045 -0,024
Correlation DHL 0,836** 1,000 0,448 0,567 -0,056 -0,074 0,044 -0,039
Cu Air 0,446 0,448 1,000 0,325 0,066 0,038 -0,380 0,143
pH Tanah 0,495 0,567 0,325 1,000 -0,043 -0,132 0,279 -0,031
BO -0,075 -0,056 0,066 -0,043 1,000 0,959** 0,306 0,907**
KPK -0,123 -0,074 0,038 -0,132 0,959** 1,000 0,249 0,843**
Cu Tanah -0,045 0,044 -0,380 0,279 0,306 0,249 1,000 -0,020
Lempung -0,024 -0,039 0,143 -0,031 0,907** 0,843** -0,020 1,000
Sig. pH Air 0,0 0,001 0,146 0,102 0,816 0,743 0,889 0,940
(2-tailed) DHL 0,001 0,0 0,144 0,054 0,862 0,818 0,891 0,904
Cu Air 0,146 0,144 0,0 0,302 0,839 0,906 0,223 0,657
pH Tanah 0,102 0,054 0,302 0,0 0,896 0,683 0,379 0,923
BO 0,816 0,862 0,839 0,896 0,0 0,000 0,333 0,000
KPK 0,743 0,818 0,906 0,813 0,000 0,0 0,435 0,001
Cu Tanah 0,889 0,891 0,223 0,379 0,333 0,435 0,0 0,951
Lempung 0,940 0,904 0,657 0,923 0,000 0,001 0,951 0,0
Sumber data: Kompiasi hasil analisis laboratorium dan Ariyanto et al. (2005)
** = berpengaruh sangat nyata pada taraf 0,01
* = berpengaruh nyata pada taraf 0,05

33 Sains Tanah – Jurnal Ilmiah Ilmu Tanah dan Agroklimatologi 5(I)2008


Dampak Air Limbah Industri.... Ariyanto et al.
peningkatan kadar pada jarak 0,5 km lebih tanah yang mengandung bahan organik tinggi
disebabkan oleh unsur lain yang mulai mempunyai kemampuan mengikat kation
berkurang pada jarak ini, sehingga kadar Cu cukup tinggi yang ditunjukkan dengan nilai
lebih tinggi dibandingkan kadar lainnya. KPK yang tinggi.
Demikian pula pada jarak 1 km, Cu telah Gambar 3 merupakan regresi dari
mulai mengalami pengendapan sehingga perubahan kadar logam berat pada masing-
kadar Cu dalam air menurun. masing jarak terhadap kadar logam berat
Dari Tabel 2 dapat diketahui bahwa pH pada kontrol. Dari Gambar 3 diperoleh
air mempunyai berkorelasi positip dengan beberapa persamaan untuk perubahan kadar
DHL air. Artinya dangan adanya peningkatan masing-masing kadar logam di air dan di
DHL air akan terjadi pula peningkatan pH tanah. Berikut ini adalah persamaan regresi
dalam air. Hal ini disebabkan oleh air yang Cu air terhadap jarak :
mempunyai nilai DHL tinggi didominasi oleh
garam-garam. Karena garam-garam yang
terkandung dalam air tersebut akan Persamaan di atas menunjukkan bahwa
berdampak terhadap peningkatan pH dalam pada jarak yang semakin jauh dari sumber
air. polutan, semakin menurun perubahan

0,080
Perubahan Kadar Logam Berat (ppm)

0,060 2
y Cu Tanah = 0,0102x + 0,0028x - 0,0283
2
R =1
0,040

0,020

0,000

-0,020 y Cu Air = -0,0153x2 + 0,0483x - 0,0353


R2 = 1
-0,040
0 0,5 1
Jarak (km)

Gambar 3. Perubahan kadar logam berat berdasarkan jarak

Tabel 2 menunjukkan bahwa kadar kadarnya. Penurunan ini disebabkan adanya


bahan organik, KPK serta tekstur tanah yang pengendapan Cu air pada jarak sebelumnya
dalam hal ini diwakili oleh fraksi lempung, sehingga semakin jauh kadar Cu dalam air
saling berkorelasi positip. Dengan semakin sedikit.
peningkatan kadar bahan organik akan diikuti Hasil analisis air Pungkuk menunjukkan
dengan peningkatan KPK dan fraksi lempung. kadar logam tembaga (Cu) yang belum
Hal ini disebabkan karena pada tanah yang melebihi ambang baku mutu air berdasar
mengandung bahan organik umumnya Keputusan Gubernur Propinsi Jawa Tengah
mengandung koloid lempung dan koloid Nomor 660.1/26/1990 tanggal 1 Juni 1990
lempung ini yang mampu mengikat kation- tentang Baku Mutu Air di Daerah Tingkat I
kation dalam tanah. Disamping itu bahan Propinsi Jawa Tengah untuk golongan D atau
organik mempunyai gugus karboksil yang pemanfaatan sebagai irigasi pertanian, yaitu
mampu mengikat kation-kation, sehingga belum melebihi 0,1 ppm (Anonim, 2000).

Sains Tanah – Jurnal Ilmiah Ilmu Tanah dan Agroklimatologi 5(I)2008 34


Dampak Air Limbah Industri.... Ariyanto et al.
Tabel 3. Hasil DMRT kadar Cu dalam tanah Kadar Cu di dalam tanah akan
berdasarkan jarak mengalami peningkatan perubahan kadar
Purata logam sesuai dengan persamaan regresi yang
Perlakuan diperoleh dari Gambar 3, seperti di bawah ini:
(ppm)
Kontrol 0,202 d
0 km 0,187 b c
0,5 km 0,220 b Peningkatan perubahan kadar tersebut
1 km 0,274 a disebabkan adanya pengendapan logam Cu di
Keterangan: dalam tanah yang kemudian terakumulasi
Purata yang diikuti dengan huruf yang sama dalam tanah. Akumulasi pada jarak terjauh
berbeda tidak nyata pada taraf 5 % dari penelitian ini yang lebih besar daripada
jarak sebelumnya disebabkan karena pada
B. Kadar Cu dalam Tanah jarak sebelumnya hasil pengendapan Cu
Tabel 3 yang menerangkan bahwa kadar dalam tanah masih dimungkinkan terangkut
Cu dalam tanah pada kontrol berbeda tidak kembali dan akhirnya terakumulasi pada jarak
nyata dengan kadar pada jarak 0 km dan 0,5 yang lebih jauh.
km, tetapi berbeda nyata dengan kadar Cu
pada jarak 1 km. Pada jarak 1 km terjadi KESIMPULAN
peningkatan yang cukup tinggi dibandingkan
dengan perlakuan jarak lainnya. Ini Jarak yang semakin jauh akan
membuktikan bahwa jarak terjauh yaitu 1 km mengakibatkan terjadinya peningkatan
terjadi akumulasi logam Cu di dalam tanah. perubahan kadar Cu, tetapi akan menurunkan
Sehingga semakin jauh jarak pengambilan perubahan kadar Cu dalam air. Peningkatan
sampel dalam penelitian ini akan semakin perubahan kadar Cu dalam tanah terjadi
tinggi kadar Cu dalam tanah. akibat dari akumulasi Cu dalam tanah.
Pada penurunan kadar dari kontrol Penurunan perubahan kadar Cu dalam air
sampai 0 km diduga karena air yang semakin terjadi karena adanya pengendapan Cu air.
bertambah akan membawa Cu dalam tanah Nilai pH air dipengaruhi oleh nilai DHL air.
dan kemudian mulai terendapkan kembali Peningkatan bahan organik tanah dapat
pada jarak 0,5 km serta pada 1 km. mempertinggi nilai KPK tanah serta fraksi
lempung dalam tanah. Kadar Cu di dalam air,
0,300
khususnya pada jarak 0 km; 0,5 km sampai 1
Rata-rata Kadar Cu (ppm)

0,250
km, belum melebihi ambang baku mutu air
0,200 untuk golongan pertanian (Golongan D)
0,150 sesuai Keputusan Gubernur Propinsi Jawa
0,100 Tengah Nomor 661.0/26/1990 tentang Baku
0,050 Mutu Air di Daerah Tingkat I Propinsi Jawa
0,000
Tengah.
1 2 3 4
Jarak (km)
DAFTAR PUSTAKA
Gambar 4. Rata-rata kadar Cu dalam tanah
berdasarkan jarak Afany, M.R., A.Z. Purwono, B. Santosa dan I.
Dari Gambar 5 dapat dilihat bahwa Novianto. 1998. “Pengaruh Asap
adanya peningkatan Kadar Cu dalam tanah Kendaraan Bermotor terhadap Kadar
yang makin tinggi. Penyebab jarak yang Timbal (Pb) dalam Tanah pada Sekitar
semakin jauh mempunyai kadar yang lebih Jalan Raya di Daerah Palimanan
tinggi dari jarak sebelumnya karena Cu dalam Cirebon”. Pedoman Kongres Nasional
tanah yang berada pada jarak lebih dekat (0 HITI VII Bandung 2 – 4 November 1999.
km atau 0,5 km) masih memungkinkan untuk HITI. Bandung. (Abstr). 279 hal.
terangkut kembali dan terendapkan pada
Anonim, 2000. “Peraturan Pemerintah”.
jarak yang lebih jauh (1 km).
Badan Pengendalian Dampak
35 Sains Tanah – Jurnal Ilmiah Ilmu Tanah dan Agroklimatologi 5(I)2008
Dampak Air Limbah Industri.... Ariyanto et al.
Lingkungan. dalam
http://www.bapedal.go.id/publik/peratu
ran/htm.
Ariyanto, DP., Indrowuryatno dan Hery W.
2005. Pengaruh Jarak Buangan Air
Limbah Industri di Daerah Jaten –
Karanganyar terhadap Kadar Chromium
dalam Air dan Tanah Permukaan Saluran
Air Pungkuk. Caraka Tani. XX(2): 68-73.
Hadi, A. 2005. Prinsip Pengelolaan
Pengambilan Sampel Lingkungan. PT
Gramedia Pustaka Umum. Jakarta.
Palar, H. 1994. Pencemaran dan Toksikologi
Logam Berat. PT Rineka Cipta. Jakarta.
152 hal.
Pranoto. 2000. “Pencemaran Lingkungan dan
Faktor Penyebabnya”. disampaikan pada
Seminar Lingkungan Hidup Pencemaran
Lingkungan di Wilayah Eks-Karesidenan
Surakarta tanggal 12 April 2000.
Surakarta.

Sains Tanah – Jurnal Ilmiah Ilmu Tanah dan Agroklimatologi 5(I)2008 36

Anda mungkin juga menyukai