Anda di halaman 1dari 3

PENGARUH COVID 19 TERHADAP KECEMASAN DI KALANGAN MAHASISWA DI

PERGURUAN TINGGI

Reza Fahmi nad Prima Aswirna


UIN Imam Bonjol Padang
rezafahmi@uinib.ac.id
Introduction

Kecemasan adalah hal yang normal di dalam kehidupan karena


kecemasan sangat dibutuhkan sebagai pertanda akan bahaya yang mengancam.
Namun ketika kecemasan terjadi secara terus menerus, tidak rasional dan
intensitasnya meningkat, maka kecemasan dapat ,engganggu aktivitas sehari hari
dan disebut sebagai gangguan kecemasan (ADAA, 2010). Bahkan pada beberapa
penelitian menunjukkan bahwa gangguan kecemasan juga merupakan suatu
komorbiditas (Luana, et al., 2012). Kecemasan dan kekhawatiran terhadap situasi
yang berkembang dalam pendemi Covid 19 bisa mengakibatkan turunnya tingkat
kesehatan seseorang, termasuk kalangan mahasiswa. Dalam situasi Covid 19 saat
ini, gejala yang muncul yaitu rasa cemas yang di alami masyarakat termasuk
mahasiswa. Rasa cemas yang dialami oleh seseorang merupakan respon normal
pada manusia saat mengalami kondisi krisis atau tertekan. Cemas itu tidak selalu
buruk karena cemas merupakan alarm dari tubuh manusia saat ada ancaman
bahaya. Sebenarnya kecemasan dalam level normal justru sehat, seperti dalam
kondisi Covid 19 ini intinya kita diingatkan adanya ancaman.
Jika kecemasan seseorang melebihi batas wajar, akan berdampak
terganggunya orang tersebut terhadap kecemasannya. Dampak itu pada gilirannya
bisa berakibat pada ketidakmampuan dirinya berpikir secara rasional. Gangguan
kecemasan bisa menyerang siapa saja, rasa khawatir ini bisa dengan mudah
dialami oleh banyak orang termasuk mahasiswa. Tidak sedikit mahasiswa yang
mengalami kecemasan sosial saat menjalani masa kuliah. Dampak ini muncul
akibat rasa cemas sangat berpengaruh terhadap kehidupan mahasiswa.

DISCUSSION

Pada dasarnya, kecemasan merupakan hal wajar yang pernah dialami


oleh setiap manusia. Kecemasan sudah dianggap sebagai bagian dari kehidupan
sehari- hari. Kecemasan adalah suatu perasaan yang sifatnya umum, dimana
seseorang merasa ketakutan atau kehilangan kepercayaan diri yang tidak jelas
asal maupun wujudnya (Sutardjo Wiramihardja, 2005:66). Pada saat pendemi
Covid 19 kecemasan dan kekhawatiran terhadap situasi yang berkembang dalam
pendemi Covid 19 bisa mengakibatkan turunnya tingkat kesehatan seseorang,
termasuk kalangan mahasiswa. Dalam situasi Covid 19 saat ini, gejala yang
muncul yaitu rasa cemas yang di alami masyarakat termasuk mahasiswa. Rasa
cemas yang dialami oleh seseorang merupakan respon normal pada manusia saat
mengalami kondisi krisis atau tertekan. Cemas itu tidak selalu buruk karena
cemas merupakan alarm dari tubuh manusia saat ada ancaman bahaya.
Sebenarnya kecemasan dalam level normal justru sehat, seperti dalam kondisi
Covid 19 ini intinya kita diingatkan adanya ancaman.
Jika kecemasan seseorang melebihi batas wajar, akan berdampak
terganggunya orang tersebut terhadap kecemasannya. Dampak itu pada
gilirannya bisa berakibat pada ketidakmampuan dirinya berpikir secara rasional.
Gangguan kecemasan bisa menyerang siapa saja, rasa khawatir ini bisa dengan
mudah dialami oleh banyak orang termasuk mahasiswa. Tidak sedikit
mahasiswa yang mengalami kecemasan sosial saat menjalani masa kuliah.
Dampak ini muncul akibat rasa cemas sangat berpengaruh terhadap kehidupan
mahasiswa.
Banyak dampak yang ditimbulkan ditengah kasus pandemic Covid 19
yang terus meningkat. Kerja hingga belajar saat ini dikerjakan dari rumah
karena adanya imbauan stay at home dari pemerintah. Salah satunya berdampak
pada kesehatan mental mahasiswa. Karena dapat berdampak pada gangguan
kecemasan yang timbul akibat Covid 19 yang tidak kunjung selesai.
Berikut ada 7 penyebab gangguan kecemasan mahasiswa di tengah
pandemic Covid 19:
1. Penyakit psikis sebelum masa pendemi COVID 19
Banyak mahasiswa yang memiliki penyakit psikis. Terlebih
dengan adanya Covid 19 semakin membuat hal ini bisa berdampak
pada gejala gangguan kecemasan. Sebenarnya cukup banyak mahasiswa
yang sebelumnya sudah memiliki depresi.
2. Penyakit fisik
Tidak hanya pada psikis, penyakit fisik juga menjadi salah satu
gejala yang dapat menimbulkan gangguan kecemasan pada mahasiswa.
Penyakit fisik dapat rentan terhadap Covid 19 karena bisa menimbulkan
kecemasan yang lebih.
3. Kondisi ekonomi
Salah satu factor yang menimbulkan gangguan kecemasan pada
mahasiswa yakni factor ekonomi. Karena ditengah pandemic ini, banyak
penghasilan dalam keluarga yang hilang, yang membuat berkurangnya
uang saku. Terpenuhinya kebutuhan pokok itu menjadi kebutuhan dasar
yang harus dipenuhi untuk manjamin mental health mereka (mahasiswa).
4. Kondisi fisik lingkungan
Banyak mahasiswa yang ngekost disaat melakukan kuliahnya.
Kondisi ini bisa memicu timbuknya gejala kecemasan. Misal kamar kos
yang sempit membuat mahasiswa bingung untuk melakukan kegiatan.
Terlebih pemberlakuan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di
sebagian wilayah yang mengharuskan untuk tetap tinggal di rumah.
5. Kondisi studi
Deadline, tugas kuliah yang menumpuk menjadi tekanan yang
lebih terhadap mahasiswa. Banyak dosen yang mengartikan kuliah
online untuk memberikan tugas yang menumpuk. Hal ini dapat
menimbulkan gejala kecemasan pada mahasiswa.
6. Fasilitas belajar tidak memadai
Salah satu hal yang membuat gejala kecemasan pada mahasiswa
karena tidak adanya fasilitas yang memadai. Pandemic Covid 19
membuat kegiatan kuliah beralih menjadi online. Tidak semua
mahasiswa memilki fasilitas yang memadai untuk melakukan
pembelajaran secara online. Fasilitas pembelajaran yang tidak memadai,
seperti laptop mati, gadget tidak standar.
7. Tekanan psikis akibat konflik
Terakhir tekanan psikis karena konflik juga dapat menimbulkan
kecemasan pada mahasiswa di tengah pandemic ini. Baik konflik
internal dalam keluarga maupun dengan didalam pertemanan. Konflik
dengan teman, dengan orang tua. Ada juga kasus karena tidak nyaman
harus dirumah karena terjadinya kekerasan.
Dalam situasi pendemi Covid 19 sangat berdampak pada dunia
pendidikan, sehingga pemerintah meliburkan seluruh lembaga pendidikan. Hal
ini dilakukan sebagai upaya mencegah penularan Covid 19. Akan tetapi
pendidikan tidak berhenti begitu saja contohnya, saat ini seluruh perguruan
tinggi menerapkan kuliah online. Hal ini sebenarnya tidak masalah bagi
perguruan tinggi yang memiliki sistem akademik berbasis daring. Namun akan
menjadi problem bagi perguruan tinggi yang belum memiliki akademik barbasis
daring ini, namun setiap kegiatan yang dilakukan pasti memiliki dampak positif
dan negative begitu juga dengan sistem pembelajaran online yang mulai
diterapkan dibeberapa negara pada saat ini termasuk indonesia sendiri.

CONCUSION

Jadi dapat disimpulkan bahwa pengaruh Covid 19 terhadap kecemasan


mahasiswa di kalangan perguruan tinggi yaitu seperti ada gangguan saat
melaksanakan proses perkuliahan, biasa perkuliahan tatap muka, sekarang karena
pandemic Covid 19 perkuliahan dilakukan secara daring. Kecemasan yang terjadi
yaitu seperti banyak nya habis kuota internet untuk perkuliahan daring dan juga
kendala pada signal. Pada saat pandemic Covid 19 kondisi perekonomian juga
menurun, karena banyak nya pekerja yang di phk dan juga diberhentikan
sementara waktu sampai waktu yang belum ditentukan atau stelah PSBB selesai.

DAFTAR PUSTAKA
John, W . Santrock.2011.Psikologi Pendidikan cetakan ke-4.
Jakarta:Kencana Andayani, B.2001.Gangguan Kecemasan.Jurnal
Psikologi.Vol 28 (2).77-96

Anda mungkin juga menyukai