Anda di halaman 1dari 8

DOI: https://doi.org/10.26593/jrsi.v8i2.3223.

113-120

Jurnal Rekayasa Sistem Industri Disampaikan : 08 April 2019


Volume 8 No 2 - Oktober 2019 Direview : 29 April 2019
http://journal.unpar.ac.id/index.php/jrsi/index Diterima : 31 Oktober 2019
ISSN 2339-1499 (online) – ISSN Print 0216-1036

Usulan Perbaikan Proses Pelayanan Loading dan Unloading Kapal di


Dermaga Curah Cair PT. X dengan Pendekatan Simulasi

Misra Hartati1, Irhamzah2, Fitra Lestari Norhiza3, Tengku Nurainun4


1,2,3,4) Fakultas Sains dan
Teknologi, Jurusan Teknik Industri, UIN Suska Riau
Jl. HR. Soebrantas No. 155, Simpang Baru, Panam, Pekanbaru, 28293.
Email: misrahartati@gmail.com1, irhamzah4@gmail.com2

Abstrack

Indonesia as one of the biggest archipelagic countries, sees the potential for the need for ports as an
inter-island logistics sector. Ports in Indonesia are managed by PT. Indonesian Port, one of the branches
of PT. Pelindo is PT. X which has liquid bulk stores specifically for CPO loading and unloading. The
problem that occurs is the increase in loading and unloading service time that has exceeded the set
resting time, which results in the length of the waiting time for the ship in the pool. So that it will have an
impact on the quality of CPO, which causes an increase in the levels of free fatty acids in CPO. Because
it is proposed to improve the process of loading and unloading CPO services to minimize queues and
reduce ship waiting times. Simulation is completed with ExtandSim software. As for the selected
scenario, namely the second alternative scenario showing an increase in service on each pier, the
average ship input is 64 ships and the average output is 62 ships, more optimal than conceptual
conditions, the proposed calculation of investment costs is the addition of a pipeline of 104,244.00 US
$.
Keywords: Extendsim, Port Of Liquid Bulk, CPO, Descrette Event Simulation

Abstrak

Indonesia sebagai salah satu negara kepulaun terbesar di dunia, melihat potensi tersebut diperlukannya
pelabuhan sebagai sektor logistik antar pulau. Pelabuhan di indonesia di kelola oleh PT. Pelabuhan
Indonesia, salah satu cabang PT. Pelindo adalah PT. X yang memiliki dernaga curah cair khusus
bongkar muat CPO. Permasalahan yang terjadi adalah meningkatnya waktu proses pelayanan bongkar
muat yang melebihi waktu sandar yang telah ditetapkan, yang berakibat lamanya waktu tunggu kapal di
kolam labuh. Sehingga akan berdampak pada kualitas CPO, yang menyebabkan naiknya kadar asam
lemak bebas pada CPO. Oleh karena dilakukan usulan perbaikan proses pelayanan bongkar dan muat
CPO untuk meminimasi antrian serta memperkecil waktu tunggu kapal. Simulasi diselesaikan dengan
software ExtandSim. Adapun skenario terpilih yaitu skenario alternatif kedua menperlihatkan
peningkatan pelayanan pada setiap dermaga, nilia rata-rata input kapal adalah 64 kapal dan rata-rata
output 62 kapal, lebih optimal dari kondisi konseptual, Usulan perhitungan biaya investasi penambahan
jalur pipa adalah 104.244,00 US$.
Kata Kunci: ExtendSim, Pelabuhan Curah Cair, CPO, Simulasi Distrik

Pendahuluan kegiatan pemerintahan dan kegiatan


Indonesia sebagai salah satu negara pengusahaan yang dipergunakan sebagai
kepulaun terbesar dengan luas perbandingan tempat kapal bersandar. Pelabuhan di
laut dan daratan kurang lebih dua pertiga dari indonesia di kelola oleh badan usaha milik
wilayah teritori indonesia. Melihat potensi negara, yaitu PT. Pelabuhan Indonesia
wilayah Indonesia yang sangat besar yang (Pelindo). Salah satu cabang PT. Pelindo
berbentuk kepulauan sehingga dibutuhkan adalah PT. X merupakan salah satu pelabuhan
peran sektor logistik. Sehingga diperlukannya utama di Propinsi X.
pelabuhan, pelabuhan merupakan suatu PT. X mempunyai dermaga B sebagai
tempat yang terdiri atas daratan atau perairan dermaga curah cair. pada dermaga B yang
dengan batas-batas tertentu sebagai tempat menjadi perhatian dalam proses pelayananan
dermaga, karena pada dermaga B memiliki

113
DOI: https://doi.org/10.26593/jrsi.v8i2.3223.113-120

tingkat kujungan kapal yang terus meningkat Tabel 1. Data Waktu Kedatangan Kapal
setiap tahunnya berikut merupakan data Prediksi
Interval
Waktu
kunjungan kapal di dermaga B. Jenis Kedatangan Loading
loading
Time to
Kapal Kapal Time berth
Kapal
(Jam)
(Jam)
800 1 10 72 54 119
731 2 8 76 54 118
700 692
3 8 74 54 120
Jumlah Kapal

4 9 75 54 115
600 552 5 11 78 54 123
492 6 8 71 54 120
500 7 8 81 54 110
448
409 8 9 70 54 125
400 9 7 76 54 128
10 8 73 54 125
300
2012 2013 2014 2015 2016 2017
Berdasarkan Tabel 1 dapat dilihat bahwa
Kujungan Kapal kapal yang melakukan proses bongkar muat
melebihi prediksi waktu yang telah ditetapkan.
Gambar 1 Kunjungan Kapal ke Dermaga B
lama waktu bongkar muat dan tingginya waiting
Dermaga B merupakan salah satu dermaga time yang terjadi di pelabuhan PT. X, akan
yang dimiliki oleh PT. X, yang melayani menyebabkan kerugian bagi perusahaan
kegiatan bongkar muat komuditas jenis curah pengguna jasa pelabuhan. Adapun kerugian
cair yang di dominasi oleh Crude Palm Oil yang dialami oleh perusahaan pengguna jasa
(CPO). Permintaan dan kebutuhan Crude Palm yaitu meningkatnya kadar Asam Lemak Bebas
Oil (CPO) saat ini mengalami peningkatan pada Crude Palm Oil (CPO), berikut ini
setiap tahunnya, dari data PT. X khususnya di merupakan kenaikan kadar Asam Lemak
dermaga B memperlihatkan kenaikan akan Bebas pada CPO yang pada setiap palka kapal
bongkar muat CPO, sebagai berikut: adalah:

4700000
4639650 5
4650000 4593501
Persen Asam

4600000
4546314 4.5
4550000
4500000
4421043 4
Ton

4450000
4400000
4350000 4305979 3.5
4293401
4300000 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
4250000
2012 2013 2014 2015 2016 2017
Tangki Kapal

CPO Awal Kenaikan Standar CPO

Gambar 2 Jumlah Bongkar Muat CPO Gambar 3 Kenaikan Kadar Asam Pada CPO

Berdasarkan Gambar 1 dan Gambar 2 dapat Berdasarkan Gambar 3 dapat dilihat bahwa
dilihat bahwa kunjungan kapal dan permintaan kadar Asam Lemak Bebas CPO pada setiap
akan kebutuhanCPO di dermaga B mengalami palka kapal mengalami kenaikan. Kenaikan
peningkatan setiap tahunnya. Berdasaarkan hal kadar Asam Lemak Bebas CPO dan turunan
tersebut tentunya harus didukung dengan disebabkan oleh lamanya proses bongkar muat
utilitas pelabuhan yang memadai. Kondisi saat CPO. Sehingga terjadinya kenaikan kadar
ini proses pelayanan di dermaga B masih Asam Lemak Bebas CPO pada tangki kapal.
tergolong lama, pada proses pelayanan Menurut Marunduri, 2009 yaitu selama proses
bongkar muat di pelabuhan sering kali melebihi penyimpanan CPO di dalam tangki maka terjadi
prediksi waktu pelayanan yang telah peningkatan kadar asam lemak bebas (ALB)
ditetapkan, sehingga menyebabkan antrian yang disebabkan terjadinya proses autokatalitik
kapal dan meningkatnya waiting time kapal saat yang dipercepat oleh suhu panas.
berlabuh. Berikut ini data waktu kedatangan Melihat permasalahan tersebut PT. X
kapal di dermaga B. sebaiknya harus meningkatkan proses
pelayanan bongkar muat pada dermaga curah

114
DOI: https://doi.org/10.26593/jrsi.v8i2.3223.113-120

cair. Upaya peningkatan proses bongkar muat kegiatan, melihat berapa banyak entity dalam
harus di dukung dengan fasilitas dan peralatan sistem yang kita amati
yang memadai. Oleh karena itu perlu
dilakukanya perbaikan pelayanan pelabuhan Menentukan Distribusi Data
adalah dengan menggunakan teori antrian. Dimulai dengan menentukan distribusi dari
Antrian adalah suatu garis tunggu (satuan) setiap input proses model sehingga dapat
yang memerlukan layanan dari satu atau lebih menggambarkan kejadian nyata.
pelayan (fasilitas layanan). Antrian terjadi
karena tingkat kedatangan lebih besar dari Perancangan Model Software
pada kemampuan untuk melayani pada suatu Perancangan model dan running model
waktu tertentu dan tidak terjadi sepanjang simulasi menggunakan software Extandsim,
waktu (Ahmad, 2016). Aturan dalam pelayanan seeai dengan model konseptual. Software
penyandaran kapal tetap berdasarkan pada Ekstandsim ini mampu membangun model
disiplin antrian yang umum yaitu first come first Discrete-Event Simulation.
served.
Penentuan Rpelikasi
Penyelesaian teori antrian diperlukan suatu
Menentukan jumlah replikasi yang
pemodelan dan simulasi untuk menganalisa
dijalankan pada model simulasi melalui
sistem sehingga dapat diketahui bagaimana
perhitungan rumus, penentuan jumlah replikasi
tingkah laku suatu model. Metode simulasi
(2-14) dengan kepercayaan sebesar 95%.
banyak digunakan untuk menyelesaikan segala
macam permasalahan proses perindustrian,
Verikasi
maupun pada proses pengiriman. Menurut
Verifikasi dilakukan untuk memastikan
Rizal, (2015), keuntungan dalam menggunakan
bahwa model simulasi memiliki logika proses
metode simulasi adalah percobaan dengan
yang sama dengan model konseptual yang
skenario yang berbeda dapat dilakukan tanpa
mewakili sistem nyata.
mempengaruhi kinerja operasional harian.
Discrete Event Simulation digunakan untuk Menjalankan Model Simulasi
memodelkan sistem bongkar muat komoditas Simulasi harus terlebih dahulu dijalankan
curah cair sehingga dapat melihat arus agar memperoleh output. Model ini dijalankan
pelayanan bongkar muat di dermaga curah cair sesuai dengan parameter pada sistem bongkar
PT. X tersebut. Simulasi ini kemudian di buat muat pada pelabuhan.
skenario-skenario perbaikan, serta di harapkan
mampu mambantu dalam pengambilan Validasi
keputusan dalam meningkatkan pelayanan Hasil uji coba program diteliti kembali untuk
bongkar muat di pelabuhan. mendeteksi apakah ada kesalahan dalam
model dan jika perlu ada modifikasi.

Metode Penelitian Melakukan Skenario Perbaikan


Dalam menyusun skenario perbaikan pasti
Adapun metode penelitian ini adalah ditemukannya kondisi dimana nilai utilitas atau
sebagai berikut: peralatan yang digunakan melebihi waktu
pelayanan yang telah ditetapkan.
Merancang Model Konseptual
Perancangan model dilakukan dengan Skenario Terpilih
menggunakan Activity Cycle Diagram (ACD) Setelah melakukan skenario perbaikan yang
sebagai upaya menerjemahkan kompleksitas akan dipilih akan diketahui kondisi sistem
sistem nyata ke dalam model yang di sesuaikan pengamatan pada saat ini. maka didapatkan
dengan rumusan masalah yang ingin jumlah in, out, waiting time dan utilization yang
diselesaikan dan tujuan dilakukan permodelan. lebih optimal dari proses pelayanan bongkar
Pengolahan data ACD adalah bahasa grafik muat pada kondisi eksisting.
atau gambar yang memodelkan sistem dengan
menunjukkan hubungan interaksi antar elemen
dengan perubahan secara distrik terhadap
waktu. Activity Cycle Diagram (ACD) berguna
untuk memperhatikan keterkaitan antar

115
DOI: https://doi.org/10.26593/jrsi.v8i2.3223.113-120

Hasil dan Pembahasan

Perancangan Model ACD


Pemodelan simulasi dengan strategi three- Perancangan Model Awal ExtendSim
phase ini dilakukan dengan Activity Cycle Model konseptual yang dirancang dengan
Diagram (ACD), yang terdiri dari kotak untuk menggunakan Sofware Extandsim berdasarkan
representasi kegiatan, bulatan untuk model konseptul yang telah dibuat dengan
representasi tempat menunggu, dan panah Activity Caycle Diagram. Berikut ini merupakan
sebagai aliran sumber daya (Ihsan, 2015). gambaran dari simulasi dengan menggunakan
Pembuatan model konseptual yang dilakukan sofware Extandsim yang ada pada sistem
sebelum merancang suatu model simulasi antrian yang pada dermaga Curah Cair PT. X
sebelum di masukkan kedalam sofware sebagai berikut:
Extandsim. Activity Cyle Diagram (ACD)
Pemuatan

Dermaga
Idle Idle B1

Dermaga
Ya
Apakah di B2
Menentukan
Kapal Datang Menentukan Dermaga
CPO Waktu dan Kondisi A
Dipelabuhan jenis muatan Terdapat yang
Penyandaran
Kosong? Dermaga
B3

Tidak
Idle Dermaga
Kapal B4
Menunggu
di Kolam
Labuh

Idle
Proses Persiapan sebelum pemuatan Proses Pemuatan Setelah Pemuatan

Pengukuran kuantitas
Penurunanan tangga akses, meeting
kargo tangki darat
Kapal surveyor, loading master dan chief Kapal dipandu
Pigging dan dan palka kapal
Sandar di officer kapal, pengecekan kebersihan keluar dari
Pemuatan Blowing Pemuatan setelah pemuatan,
A Dermaga B1, CPO palaka kapal, pengukuran kuantitas dermaga untuk
dimulai jalur pipa Selesai pelepasan hose,
B2, B3, dan kargo di tangki darat, pemasangan
B4 jalur pipa, sampling manifaid dan
analisa sampel
pemuatan sampling after
loading kapal dan
analisa sampel
kembali berlayar
Gambar 6 Model Awal

Penentuan Jumlah Replikasi


Gambar 4 Activity Cycle Diagram Proses Penentuan jumlah replikasi merupakan hal
Pemuatan yang sangat penting dalam menjalankan
simulasi. Dikarenakan jumlah replikasi atau
Idle Idle Dermaga
B2
perulangan dapat menentukan kualitas dari
Kapal Datang
Menentukan
Apakah di
Dermaga
Ya
Dermaga
B3 simulasi tersebut. Untuk mendapatkan jumlah
Jenis Muatan CPO Waktu dan Kondisi A
Dipelabuhan Terdapat yang
Penyandaran
Kosong? Dermaga
B4 replikasi yang di butuhkan, maka diperlukan run
Tidak
Idle
Kapal
Menunggu
di Kolam
Dermaga
B5
sejumlah 10 replikasi percobaan. Adapun
Labuh

perhitungan untuk mengetahui banyaknya


replikasi yang dibutuhkan adalah sebagai
Idle
Proses Persiapan sebelum Bongkar Proses Bongkar Setelah Bongkar

Pengukuran kuantitas
Penurunanan tangga akses, meeting
kargo tangki darat
Kapal surveyor, loading master dan chief Kapal dipandu

berikut:
Pigging dan dan palka kapal
Sandar di officer kapal, pengecekan kebersihan keluar dari
Bongkar Blowing Pemuatan setelah bongkar,
A Dermaga B1, CPO Tanki Darat, pengukuran kuantitas dermaga untuk
dimulai jalur pipa Selesai pelepasan hose,
B2, B3, B4 kargo di palka kapal, pemasangan kembali berlayar
pemuatan sampling after
dan B5 jalur pipa, sampling manifaid dan
loading kapal dan
analisa sampel
analisa sampel
Dengan interval kepercayaan sebesar 95%
maka perhitunganya adalah Walpole, (1992) :
n = 10
Gambar 5 Activity Cycle Diagram Proses n-1 =9
Bongkaran α = 0,05
(tn -1.α2 )x S
Penentuan Distribusi hw =
√n
Hasil pengujian distribusi dari data waktu 2,262 x 0,85
pemuatan ditampilkan pada Tabel 2 sebagai =
√10
berikut:
= 0,61
Tabel 2. Distribusi Data
No Jenis Kegiatan Distribusi 2
(zα2)S
1 Waktu antar Normal n’ =[ ]
hw
kedatangan kapal
2 Waktu persiapan Beta 1,96 ×0,85 2
pemuatan =[ ]
0,61
3 Waktu pemuatan Triangular
= 7,49 ≈ 8
4 Waktu tunggu kapal Triangular
Dari perhitungan yang telah dilakukan
sebelum berlayar
diperoleh jumlah replikasi yang dibutuhkan
sebanyak 8 kali.

116
DOI: https://doi.org/10.26593/jrsi.v8i2.3223.113-120

Validasi Model Simulasi Kondisi Awal


Validasi merupakan membandingkan model Setelah dilakukanya simulasi sebelumnya
simulasi dengan real system. Model valid maka akan dapat diketahui kondisi sistem
apabila hasil perbandingan menunjukkan pengamatan pada saat ini. Berikut verifikasi
bahwa (model dan real system) tidak berbeda hasil berdasarkan software extandsim:
secara signifikan (Banks, 2005).
Tabel 3. Validasi Model Tabel 4. Hasil Simulasi Kondisi Awal
Replikasi Output Output Troughtput Replikasi Jumlah Jumlah
Ke- Simulasi Nyata Difference Ke- Output Input
1 32 65
1 32 39 -3
2 34 35 -1 2 34 67
3 34 35 -1 3 34 64
4 33 31 3 4 33 65
5 32 32 3 5 32 65
6 34 38 -3 6 34 65
7 34 37 -3 7 34 64
8 34 40 -4 8 34 65
Rata- Total 267 519
33,37 35,13 -1,75 Rata-rata 33,37 64,87
Rata
Variansi 0,84 11,27 11,37
Standar Berdasarkan Tabel 4 Dapat dilihat bahwa
0,92 3,36 3,37 jumlah input yang dihasilkan sebesar 519 dan
Deviasi
output yang dihasilkan 267. Tentunya interval
Hipotesa: antara jumlah input dan jumlah output yang
Ho : µ1-µ2 = 0 atau tidak ada perbedaan masih besar, sehingga masih banyaknya kapal
yang signifikan antara output nyata yang mengantri di kolam labuh.
dengan output simulasi.
H1 : µ1-µ2 ≠ 0 atau terdapat perbedaan Merancang Model Simulasi Perbaikan
signifikan antara output nyata dengan output Membuat model simulasi usulan merupakan
simulasi. tahapan dalam menggambarkan suatu sistem
Dengan level signifikan α = 0,05. maka berdasarkan usulan yang dirancang untuk
didapatkan sebagai berikut: dapat menghasilkan suatu output atau keluaran
jumlah antrian kapal yang lebih banyak dan
(tn -1.α2 )x S
Hw = juga meminimumkan waktu antrian yang dapat
√n menyebabkan terjadinya antrian kapal di kolam
2,365 x 3,37
= labuh semakin tinggi.
√8 Simulasi kondisi usulan alternatif ini
= 2,81
dilakukan dengan cara penambahan aktivitas
Sehingga nilai perbandingan reratanya pada
loading point menjadi 2 kegiatan, dimana
interval adalah sebagai berikut:
penambahan aktivitas pada setiap dermaga
= [(𝑋̅1- 𝑋̅2) – Hw ≤ µ1-µ2 ≤ (𝑋̅1- 𝑋̅2) + Hw] dilakukan dengan cara penambahan jalur pipa.
= [-1,75-2,81 ≤ µ1-µ2 ≤ -1,75 + 2,81] Berikut ini merupakan model simulasi pada
= (-4,56 ≤ µ1-µ2 ≤ 1,06) software Extandsim adalah sebagai berikut:

Berdasarkan hasil yang didapatkan bahwa Usulan Alternatif Pertama


nilai 0 berada pada rentang dari hasil tersebut, Perencangan alternatif pertama merupakan
maka H0 dapat diterima. Dengan demikian alternatif perancangan model simulasi yang
dapat diambil kesimpulan tidak ada perbedaan pada model ini dilakukan penambahan 1 jalur
signifikan antara output sistem dengan kondisi pipa pada dermaga B3 dan B4, karena pada
nyata output saat simulasi. Sehingga dapat hasil simulasi konseptual di dermaga tersebut
dikatakan bahwa simulasi yang telah dirancang menunjukkan pelayanan yang lebih sedikit dari
valid. dari dermaga B1 dan B2. Berikut ini merupakan
hasil simulasi dari usulan alternatif pertama:

117
DOI: https://doi.org/10.26593/jrsi.v8i2.3223.113-120

kapal yang terlayani semakin banyak dan


jumlah kapal yang mengantri di kolam labuh
menjadi sedikit, sehingga tidak perlu
Tabel 5. Hasil Simulasi Alternatif Pertama
dilakukannya untuk alternative perbaikan
Replikasi Jumlah Jumlah
selanjutnya.
Ke- Input Output
1 64 33
Skenario Terpilih
2 64 32
Setelah dilakukan peracangan model
3 64 33
perbaikan maka dilakukan perbandingan antara
4 64 32
model simulasi awal dengan model simulasi
5 65 36
perbaikan. Adapaun skenario perbaikan yang
6 65 32 dapat dikategorikan sebagai skenario terbaik
7 64 33 ialah skenario yang menghasilkan output
8 65 32 optimum. Penentuan skenario terbaik nantinya
Total 515 263 dapat menjadi usulan ataupun saran bagi
Rata-rata 64,37 32,87 perusahaan untuk dapat diterapkan. Berikut ini
merupakan perbandingan hasil output simulasi
Dari Tabel 5 Dapat dilihat bahwa jumlah awal dengan output simulasi model perbaikan
output setelah dilakukannya perancangan adalah sebagai berikut:
model usulan alternatif pertama sebanyak 8
replikasi di peroleh nilai rata-rata output Tabel 7. Perbandingan Output
sebesar 32,87 kapal sedangkan input nya Jumlah
No Nama Skenario
dengan rata-rata sebesar 64,37 kapal. Output
1 Model Awal 278
Usulan Alternatif Kedua 2 Alternatif Pertama 263
Usulan alternatif kedua ini dilakukan 3 Alternatif Kedua 489
berdasarkan pada alternatif pertama masih
belum tercapainya alternatif perbaikan yang Berdasarkan Tabel 7 dapat dilihat bahwa
akan di rancang. Model simulasi pada model ini model awal menghasilkan output sebesar 278,
dilakukan penambahan 1 jalur pipa pada kemudian pada alternatif pertama dengan
dermaga B1 dan B2. Berikut ini merupakan penambahan jalur pipa pada dermaga B3 dan
hasil simulasi alternatif kedua: dermaga B4 menghasilkan jumlah output atau
jumlah kapal yang terlayani yaitu 263 kapal.
Tabel 6. Simulasi Usulan Alternatif Kedua Sedangkan pada skenario kedua dilakukan
Replikasi Jumlah Jumlah penambahan jalur pipa lagi di dermaga B1 dan
Ke- Input Output B2 menghasilkan jumlah output atau jumlah
1 64 61 kapal yang terlayani yaitu 489 kapal,
2 62 60 berdasarkan hal tersebut menunjukkan bahwa
3 64 60 pada model simulasi alternatif kedua telah
4 66 62 memiliki tingkat pelayanan yang telah optimal,
5 64 62 yang menghasilkan output atau kapal yang
6 64 62 telah dilayani lebih banyak dari model awal dan
7 64 62 model alternatif pertama. Sehingga pada model
8 64 60 alternatif kedua dapat digunakan sebagai
Total 512 489 usulan perbaikan untuk meningkatkan
Rata-rata 64 61,12 pelayanan di dermaga, serta meminimasi
antrian kapal dan menurunkan waktu tunggu
Dari Tabel 6 Dapat dilihat bahwa jumlah kapal di kolam labuh PT. X.
output setelah dilakukannya perancangan
model usulan alternatif kedua sebanyak 8 Perhitungan Biaya Investasi
replikasi di peroleh nilai rata-rata output Perhitungan biaya investasi merupakan
sebesar 61,12 kapal sedangkan input nya aktivitas yang dilakukan untuk menempatkan
dengan rata-rata sebesar 64 kapal. dana pada suatu periode tertentu dengan
Berdasarkan hasil yang didapatkan pada harapan penggunaan dana tersebut bisa
alternatif kedua ini menunjukkan output atau menghasilkan keuntungan dan peningkatan

118
DOI: https://doi.org/10.26593/jrsi.v8i2.3223.113-120

nilai investasi bagi pihak perusahan. Adapun memperkecil waktu tunggu kapal di kolam
investasi yang dilakukan pihak PT. X adalah labuh.
penambahan jalur pipa, penambahan jalur pipa
yang dilakukan dari tangki darat sampai Daftar Pustaka
dermaga dengan jarak 1.248 m sampai 1.790 Ahmad, Aulia & Muhammad Mashuri. Analisis
meter, dengan diameter ukuran pipa 10 inchi. Sistem Antrian Kapal Pengangkut Barang di
Berikut ini merupakan perhitungan biaya Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya. Jurnal
investasi yang dilakukan oleh pihak PT. X Sains Dan Seni ITS Vol. 5, No.1, (2016)
sebagai berikut: 2337-3520 (2301-928X Print).
Banks, J., Carson, J. S., Nelson, B. L. & Nicol,
Tabel 8. Perhitungan Biaya D. M. (2005). Discrete-Event System
Ukuran Nama Simulation Fourth Edition. New Jersey:
Material Panjang Biaya
No Pipa Jalur
Pipa (m) (US$) Pearson.
(inchi) Pipa
Carbon ExtandSim. (2017). ExtandSim User’s Guide.
1 10” B1 1.790 30.430,00
Steel San Jose, USA. Imagine That Inc.
Carbon Halim, Gharta Hadisa.Teori Antrian (Queueing
2 10” B2 1.646 27.982,00
Steel Theory). Makalah II 2092 Probabilitas dan
Carbon Statistik – Sem. I Tahun 2010/2011.
3 10” B3 1.448 24.616,00
Steel Manik, Bramson P. Analisis Kelayakan Panjang
Carbon Dermaga Curah Cair Berdasarkan Data
4 10” B4 1.248 21.216,00 Kunjungan Kapal Di Pelabuhan Dumai. Jom
Steel
Total Biaya 104.244,00
Fteknik Volume 3 No.2 Oktober 2016.
Menteri Perhubungan Republik Indonesia.
(2017). Peraturan Menteri Perhubungan
Berdasarkan Tabel 8 menunjukkan bahwa
Republik Indonesia Nomor Pm 72 Tahun
total biaya investasi yang dikeluarkan pihak PT.
2017 Tentang Jenis, Struktur, Golongan
X sebesar 104.244,00 US$. Dari perhitungan
Dan Mekanisme Penetapan Tarif Jasa
yang dilakukan untuk investasi pembangunan
Kepelabuhanan. Jakarta.
jalur pipa tersebut, dapat dilakukan evaluasi
Montgomery, C. D. & Runger, C. G. (2003).
kembali kepada pihak PT. X. untuk menghindar
Applied Statistics and Probability for
terjadinya kesalahan melakukan investasi,
Engineers Third Edition. New York: John
serta mengalami kerugian bagi PT. X.
Wiley & sons, Inc.
Simpulan Pratama, Yoga. Aplikasi Statistical Process
Control DalamPengendalian Kadar Asam
Berdasarkan hasil simulasi yang telah Lemak Bebas (ALB) Dan Bilangan
dilakukan dengan menggunakan software Peroksida Produk RBDPO Di Pt Asianagro.
Extandsim bahwa model perbaikan yang telah Skripsi Fakultas Teknologi Pertanian, Institut
dirancang menghasilkan dua alternatif. Pertanian Bogor. Bogor. 2007.
Kemudian dilakukan running model simulasi Sentia, Prima Denny. Pendekatan Simulasi
sebanyak 8 kali replikasi, sehingga pada Untuk Analisis Antrian Pada Bengkel Servis
alternatif pertama menghasilkan jumlah output PT. X. ISSN 2088-4842 / 2442-8795
atau jumlah kapal terlayani yaitu 263 kapal, Optimasi Sistem Industri. 2016.
sedangkan pada alternatif kedua menghasilkan Soepeno, B. (1997). Statistik Terapan. Jakarta:
jumlah output atau jumlah kapal terlayani yaitu Rineka Cipta.
489 kapal, dan pada output model awal sebesar Sutini, dkk. Analisis Biaya Bongkar Muat Saat
278 kapal. Melihat perbandingan antara output Kapal Memasuki Alur Masuk Pelabuhan
awal, output alternatif pertama dan output Tanjung Emas Semarang Jurnal Saintek
alternatif kedua, maka output alternatif kedua Maritim, Volume XVII Nomer 1, September
memiliki tingkat kapal yang terlayani terbanyak 2017, ISSN: 1412-6826.
dari output awal amaupun output alternatif Walpole, R. E. (1992). Pengantar Statistik Edisi
pertama. Sehingga dapat simpulkan bahwa Ketiga. Jakarta: PT. Gramedeia Pustaka
pada alternatif kedua sudah memiliki tingkat Utama.
pelayanan yang optimal, serta telah Wibowo, Harmaini. Analisis Faktor - Faktor
meminimasi antrian kapal di kolam labuh dan Yang Mempengaruhi Waktu Tunggu Kapal
Di Pelabuhan Tanjung Emas Semarang.

119
DOI: https://doi.org/10.26593/jrsi.v8i2.3223.113-120

Tesis, Universitas Diponegoro Program


Pascasarjana Magister Teknik Sipil. 2010.
Wiley, John & Sons Ltd. System Modelling
Theory and Practice British Library
Cataloguing in Publication Data. England.
2004.

120

Anda mungkin juga menyukai