Anda di halaman 1dari 27

Bab/Pertemuan ke : III/9, 10, 11 dan 12

Pokok Bahasan : EKUITAS PEMEGANG SAHAM, MODAL


KONTRIBUSI
Kode Mata Kuliah :
Waktu : 2 x 50 Menit

A. PENGERTIAN MODAL SAHAM


Perseroan terbatas (PT) merupakan suatu kesatuan usaha yang dari segi hukum
dipisahkan dari pemiliknya. Karena terpisah dari pemiliknya maka kewajiban pemilik
terhadap perusahaannya terbatas sampai jumlah modal yang disetornya. Selain itu, bentuk
perseroan memungkinkan untuk mendapatkan modal dari banyak orang, setiap orang yang
menyetor menjadi pemilik dari perseroan tadi. Karena pemilliknya terdiri dari jumlah yang
cukup banyak, maka pengelola perseroan akan diserahkan kepada pihak-pihak lain yang
diangkat menjadi pimpinan PT terebut. Dengan kata lain, yang menjalankan PT adalah orqag-
orang yang diangkat oleh pemilik.
Untuk mendapatkan modal, Pt menerima setoran dari pemilik. Sebagai bukyi setoran
dikeluarkan tana bukti pemilikan yang berbentuk saham yang diseahkan kepada pihak-pihak
yang menyetorkan modal. Pemilik PT merupakan kumpulan pihak-pihak yang mempunyai
saham sehingga disebut pemegang saham. Saham yang dikeluarkan oleh PT dapat
dicantumkan nama pemiliknya, disebut saham ataz nama, dapat juga tidak dicantumkan
nama pemiliknya.
Saham yang merupakan bukti pemilikan PT mempunyai beberapa hak sebagai berikut:
(1) Hak untuk berpartisipasi dalam menentukan arah dan tujuan perusahaan, yaitu melalui
hak suara dalam rapat pemegang saham
(2) Hak untuk memperoleh laba dari perusahaan dalam bentuk deviden yang dibagi oleh
perusahaan
(3) Hak untuk membeli saham baru yang dikeluarkan perusahaan agar proporsi pemilikan
saham masing-masing pemegang saham dapat tidak berubah
(4) Hak untuk menrima pembagian aktiva perusahaan dalam hal perusahaan dilikuidasi
Apabila perusahaan itu mengeluarkan satu jenis saham maka seluruh pemegang saham
mempunyai hak yang sama, tetapi bila saham yang dikeluarkan itu lebih dari atu jenis maka
yang diberikan kepada masing-masing jenis berbeda, tergantung pada kontrak pengeluaran
saham yang disetujui.

1
Dalam akte pendirian perusahaan disebutkan jumlah lembar saham yang akan
dikeluarkan, jumlah yang sudah disetor dan nilai nominalnya. Nilai nominal saham adalah
nilai yang tercantum dalam tiap-yiap lembar saham, yaitu nilai yang ditetapkan untuk
masing-masing lembar.
B. JENIS-JENIS SAHAM
Apabila perusahaan mengeluarkan satu macam saham maka saham-saham itu disebut
saham biasa (common stock). Apabila saham dikeluarkan itu 2 macam, yang satu adalah
saham biasa dan yang lain dalah saham prioritas (preferred stock). Berikut ini diuraikan
mengenai masing-masing jenis saham,
1. Saham Biasa (common Stock)
Saham biasa adalah saham yang pelunasannya dilakukan dalam urutan yang paling akhir
dalam hal perusahaan dilikuidasi, sehingga resikonmya adalah paling besar. Karena resikonya
besar, biasanya jika usaha perusahaan berjalan dengan baik maa deviden saham biasa akan
lebih besar dari saham perioritas. Hak yang diberikan kepada pemegang saham biasa adalah
seperti dimuka. Kadang-kadang hak suara dalam rapat pemeganng saham hanya diberikan
pada saham biasa, tetapi sering juga saham perioritas mempunyai hak suara. Jika saham
perusahaan yang dikeluarkan cuma satu saham maka saham itu selalu saham biasa
2. Sertifikat Saham
Sertifikat saham ini dikeluarkan oleh PT Danareksa yaitu suatu Pt yang dikeluarkan oleh
pemerintah Republik Indonesia untuk membeli saham perusahaan-perusahaan yang “go
public” melalui pasar modal dan menjualnya kembali kepadamasyarakat umum dalam bentuk
sertifikat saham. Karena sahamnya dimiliki oleh PT Danareksa, maka hak suara atas saham
tersebut juga berada pada PT Danareksa. Pemilik saham tidak memiliki suara dalam PT

3. Saham Perioritas
Saham perioritas merupakan saham yang mempunyai bebarapa kelebihan, biasanya
kelebihan ini dihubungkan dengan pembagian deviden atau pembagian aktiva pada saat
likuidasi. Kelebihan dalam hal pembagian deviden adalah bahwa deviden yang dibagi pertam
kali harus dibagikan kepada pemegang saham perioritas dan kalau ada kelebihan baru
dibagikan kepada pemegang saham biasa. Deviden saham perioritas tidak terutang atas dasar
waktu, tetapi baru baru terutang jika diumuman oleh perusahaan. Dalam hal pimpinan
perusahaan tidak mengumumkan pembagian dividen dalam satu periode maka dividen tadi
hilang. Biasanya saham perioritas mempunyai nilai nominal dan dividennya dinyatakan
dalam persentase dari nilai nominal. Apabila saham perioritas itu tidak mempunyai nilai

2
nominal maka dividennya dinatakan dalam bentuk rupiah dan bukan dalam bentuk
presentase. Suatu perusahaan dapat mengeluarkan lebih dari satu macam saham perioritas
yang disebut saham perioritas kesatu, saham perioritas kedua, dan seterusnya, diman saham
perioritas kesatu mempunyai klaim yang pertama terhadap laba dan saham perioritas kedua
mempunyai klaim kedua dan seterusnya. Ada beberapa kelebihan yang dimiliki saham
perioritas yaitu :
(1) Saham Perioritas Kumlatif dan Tidak Kumulatif
Saham perioritas kumulatif adalah saham yang dividennya setiap tahun harus dibayarkan
kepada pemegang saham. Apabila dalam satu tahun dividen tidak dapat dibayarkan, maka
pada tahun-tahun berikutnya dividen yang belum dibayar tadi harus dilunasi dulu sehingga
dapat mengadakan pembagian dividen untuk saham biasa. Kumulatif ini tidak berlaku pada
saat perusahaan dilikuidasi jika tidak terdapat saldo laba tidak dibagi. Jika saham prioritas itu
tidak kumulatif, dividen tahun-tahun sebelumnya yang belum dibayar tidak perlu dilunasi
pada tahun-tahunberikutnya. Jadi dika akan membagi dividen untuk saham biasa, kewajiban
yang ada hanyalah membayar dividen saham perioritas untuk tahun tersebut
(2) Saham Perioritas dan Tidak berpartisipasi
Saham prioritas mungkin berpartisipasi penuh atau sebagian. Yang dimaksud dengan
partisipasi penuh adalah jika saham perioritas berhak atas dividen dengan jumlah yang sama
besar dengan saham biasa sesudah aham biasa mendapatkan dividenn sebesar persentase
dividen saham perioritas. Partisipasi sebagian berarti saham perioritas akan mendapatkan
dividen sampai jumlah tertentu yang ditetapkan sesudah saham biasa mendapat dividen
dengan tarif yang sama dengan saham perioritas biasanya dinyatakan dalam persentase.
Misalnya PT Risa Fadila mempunyai saham yang beredar sebagai berikut : saham
prioritas, nominal Rp 1.000.000,00, 10% berpartisipasi penuh, saham biasa, nominal Rp
2.000.000,00. Pada akhir tahun 1991, dibagi deviden sebesar Rp 540.000,00. Deviden ini
dibagikan kepada saham prioritas dan biasa dengan perhitungan sebagai berikut :
Prioritas Biasa
Untuk saham prioritas =
10% x Rp 1.000.000,00 Rp 100.000,00
Untuk saham biasa =
10% x Rp 2.000.000,00 Rp 200.000,00
Untuk saham prioritas dan biasa =
Rp 240.000,00 = 8% 80.000,00 160.000,00
Rp 3.000.000,00 Rp 180.000,00 Rp 360.000,00

3
Dengan cara perhitungan diatas, masing-masing saham memperoleh deviden dengan
tarif yang sama besar 18% yaitu :
Saham prioritas = Rp 180.000,00 x 100% = 18%
Rp 1.000.000,00
Sahan biasa = Rp 360.000,00 x 100% = 18%
Rp 2.000.000,00
Perhitungan diatas dapat juga dilakuan sekaligus, yaitu sebagai berikut :
Persentase deviden untuk kedua jenis saham = Rp 540.000,00 x 100% = 18%
Rp 3.000.000,00
Pembagian deviden untuk :
Saham prioritas = 18% x Rp 1.000.000,00 = Rp 180.000,00
Saham biasa = 18% x Rp 2.000.000,00 = 360.000,00
Jumlah deviden Rp 540.000,00
Apabila saham prioritas tidak berpartipasi penuh,. Tetapi hanya sampai 15%,
maka perhitungannya sebagai berikut :
Perioritas Biasa
Untuk saham perioritas =
10 % x Rp. 1.000.000,00 Rp. 100.000,00
Umtuk saham biasa =
10 % x Rp. 2.000.000,00 Rp.200.000,00
Untuk saham perioritas
5 % x Rp. 1.000.000,00 Rp. 50.000,00
Untuk saham Biasa = Rp.190.000,00
Rp. 150.000,00 Rp 390.000,00

Persentase penerimaan dividen ebagai berikut :


Saham prioritas = Rp. 150.000,00 x 100 % = 15 %
Rp. 1.000.000,00
Saham biasa = Rp. 390.000,00 x 100% = 19,5%
Rp.2.000.000,00

4
(3) Saham Perioritas atas aktiva dan deviden pada saat likuidasi
Saham dengan prefensi seperti ini pada saat likuidasi akan tetap menerima dividen yang
belum dibayar, walaupun saldo laba tidak dibagi tidak mencukupi maka pelunasan dividen
dan nominal saham perioritas dilakukan dari modal yang disetor dari saham biasa. Saham
biasa yang pelunasannya jatuh pada urutan terakhir akan menerima jumlah pengembalian
sebesar sisa modal disetor yang masih ada. Dapat terjadi sisanya nol sehingga saham biasa
tidak memperoleh pengembalian.

(4) Saham Prioritas yang Ditukar dengan Saham Biasa


Kadang-kadang saham prioritas memmpunyai prefensi dapat ditukar dengan saham
biasa. Pemegang saham prioritas jenis ini akan menukarkan sahamnya dengan saham biasa
dalam keadaan dividen yang dibagi untuk saham biasa tiap tahunnya lebih besar daripada
deviden untuk saham prioritas. Apablia keadaan seperi yang disebutkan di atas diperkirakan
akan berlangsung terus maka lebih menguntungkan memiliki saham biasa daripada saham
prioritas karena saham biasa mempunyai klaim yang tidak terbatas laba.

C. PENCATATAN MODAL SAHAM


Untuk dapat melakukan pencatatan modal saham dengan baik, perlu diketahui istilah-
istilah sebagai berikut ini :
(a) Modal saham statuter atau modal saham yang diotorisasi. Adalah jumlah saham yang dapt
dikeluarkan sesuai dengan akte pendirian perusahaan
(b) Modal saham beredar. Adalah jumlah saham yang sudah dijual
(c) Modal saham yang belum beredar. Adalah jumlah saham yamg sudah diotorisasi tetapi
belum dijual.
(d) Treasury stock. Adalah modal saham yang sudah dijual dan sekarang dibeli kembali oleh
perusahaan.
(e) Modal saham dipesan. Adalah modal saham yang disisihkan karena sudah dipesan untuk
dibeli. Modal saham yang dipesan ini baru dikeluarkan bila harga jualnya sudah dilunasi.

Modal saham yang dijual dicatat dalam rekening modal saham sebesar nilai nominalnya.
Jika harga jualnya tidak sesuai nominalnya, selisihnya dicatat dalam rekening agio saham
atau disagio saham. Rekening agio saham menunjukkan selisih di atas elisih nilai nominal.
Kadang-kadang penjualannya dilakukan dengan cara dibayar sebagian dan sisanya diliunasi
kemudian. Jumlah harga yang belum dilunasi dicatat sebagai piutang pesanan saham, dan

5
jumlah nominal saham yang dipesan dikreditkan ke rekening modal saham dipesan.apablia
harga jual saham tidak sam dengan nilai nominalna, selisihnya dicatat dalam rekeninng agio
saham atau disagio saham pada waktu pesanan itu diterima. Untuk pemesan yang sudah
melunasi harga saham maka sahmnya dikeluarkan. Pengeluaran saham ini dicatat dengan
mendebit rekening moda saham dipesan dan mengkredit modal saham.
Rekening piutang pesanan saham dapat dibuat sebagai rekening kontrol dan dibuatkan
buku pembantunya dalam pemesan saham ini jumlahnya banyak. Biasanya piutang pesanan
saham akan segera dilunasi oleh pemegang saham sehinga dimsukkan dalam kelompok
aktiva lancar. Sebagai penjelasann keterangan di atas, berikut ini diberikan contoh membuat
jurnal untuk mencatat penjualan saham.
Misalnya PT Fadila mempunyai modal statuter sebanyak 1.000 lembar nominal @ Rp.
1.000,00 dan akan dijual semuanya (ditempatkan). Transaksi-transaksi dan cara pencatatan
saham tersebut sebagai berikut :
Transaksi Jurnal
Penjualan saham 400 lembar, tunai Kas Rp. 100.000,00
Rp. 100.000,00 dan mesin seharga Mesin Rp. 300.000,00
Rp. 300.000,00 Modal saham Rp. 400.000,00
Diterima pesanan 500 lembar saham Piutang pesanan saham Rp. 550.000,00
dengan kurs 110, dibayar tunai 70 % Modal saham dipesan Rp. 500.000,00
sisanya 30 hari Agio saham Rp. 50.000,00
Kas Rp. 385.000,00
Piutang pesanans saham Rp. 385.000,00
Diterima pelunasan sisa pesanan Kas Rp. 165.000,00
untuk 500 lembar saham. Saham 500 Piutang pesanan saham Rp. 165.000,00
lembar diserahkan
Modal saham dipesan Rp. 500.000,00
Modal saham 500.000,00

Dalam contoh jurnal di atas, rekening modal saham dikredit dengan jumlah sebesar
saham yang dijual. Pencatatan jumlah saham statuter (saham yang diotorisasi) dilakukan
dengan catatan memo. Ada metode lain untuk mencatat modal saham satuter yaitu dibuat
jurnal untuk mencatat modal statuter, dimana debitnya adalah rekening modal saham belum
beredar. Setiap kali terjadi penjualan saham maka rekening modal saham belum beredar
dikredit sebesar saham yang dijual. Apabila digunakan metode seperti ini, untuk mengetahui

6
berapa jumlah saham yang sudah beredar adalah dengan cara mengurangkan saldo rekening
modal saham belum beredar ke rekening modal saham statuter.

D. PEMBATALAN PESANAN SAHAM


Saham yang sudah dipesan, jumlah lembarnya disisikan tersendiri dan akan diserahkan
kepada pemesan bila harga jual saham sudah dilunasi. Apabila terjadi pemesan tidak dapat
melunasi kekurangan pembayarannya sebagai berikut :
(a) Uang yang sudah diterima dikembalikan kepada pemesan
(b) Uang yang sudah diterima dikembalikan kepada pemesan sesudah dikurangi biaya atau
kerugian penjualan kembali saham-saham tersebut
(c) Uang yang sudah diterima dianggap hilang (tidak dikembalikan).
(d) Mengeluarkan saham yang nilainya sama dengan jumlah uang yang sudah diterima.
Pencatatan yang dilakukan perusahaan jika terjadinya pemesanan yang tidak dapat
melunasi kekurangannya tergantung dari tindakan yang diambil perusahaan. Contoh
pencatatan pembatalan pesanan saham diambilkan dari contoh di muka yaitu pesanan
sebanyak 500 lembar dengan kurs 110 dan sudah dibayar sebanyak 70%. Dari pesanan
tersebut seorang pemesan yang memesan saham sebanyak 100 lembar tidak dapat melunasi
kekurangannya. Modal saham dipesan yang dibatalkan perusahaan dapat dijual kembali
dengan kurs 105.
Jurnal yang dibuat oleh PT Risa Fadila dalam masing-masing keadaan aaalah sebagai
berikut :
a) Uang yang sudah diterima dikembalikan kepada pemesan.
Modal saham dipesan Rp 100.000,00
Agio saham 10.000,00
Piutang pesanan saham Rp 33.000,00
Kas 77.000,00

Kas Rp 105.000,00
Modal saham Rp 100.000,00
Agio saham 5.000,00
b) Uang yang sudah diterima dikembalikan kepada pemesan sesudah dikurangi biaya atau
kerugian penjualan kembali saham-saham tersebut.

7
Modal saham dipesan Rp 100.000,00
Agio saham 10.000,00
Piutang pesanan saham Rp 33.000,00
Utang kepada pemesan 77.000,00

Kas Rp 105.000,00
Utang kepada pemesan 5.000,00
Modal saham Rp 100.000,00
Agio saham 10.000,00

Utang pada pemesan Rp 72.000,00


Kas Rp 72.000,00

c) Uang yang sudah diterima dianggap hilang (tidak dikembalikan)

Modal saham dipesan Rp 100.000,00


Agio saham Rp 10.000,00
Piutang pesanan saham Rp 33.000,00
Modal dari pembatalan pesanan saham 77.000,00

Kas Rp 105.000,00
Modal saham Rp 100.000,00
Agio saham Rp 5.000,00

d) Mengeluarkan saham yang nilainya sama dengan jumlah yamg sudah diterima.

Modal saham dipesan Rp 100.000,00


Agio saham Rp 3.000,00
Modal saham Rp 70.000,00
Piutang pesanan saham 33.000,00

Kas Rp 31.500,00
Modal saham Rp 30.000,00
Agio saham Rp 1.500,00

8
E. PENJUALAN SAHAM SECARA LUMP-SUM
Penjualan saham bisa dilakukan dengan cara penjuialan per unit saham. Unit
saham ini terdiri atas beberapa jenis saham. Apabila penjualan dilakukan dengan cara seperti
ini maka penerimaan dari penjualan akan dibagikan untuk setiap jenis saham. Dalam
penjualan cara ini dasar pembagiannya adalah harga saham dari pasar tersebut.

Misalnya : 1 unit saham terdiri dari : 1 lembar saham proiritas nominal Rp 10.000,00
1 lembar saham biasa nominal Rp 1.000,00
Harga jual perunit Rp 10.500,00
Pada sat penjualan diketahui harga pasar saham biasa = Rp 1.250,00
Pembagian hasil penjualan 1 unit saham dilakukan sebagai berikut :

Harga 1 unit saham Rp 10.500,00


Harga pasar saham biasa Rp 1.250,00
Nilai saham prioritas Rp 9.250,00

Dari perbandingan nilai nominal dan harga pasar masing-masing jenis saham
dapat diketahui bahwa dari penjualan di atas, saham bisa mendapat agio sebesar Rp 250,00
dan saham prioritas mendapat disagio Rp750,00. Penjualan 1 unit saham dengan harga seperti
diatas dicatat dengan jurnal sebagai berikut :

Kas Rp 10.500,00
Disagio saham prioritas 750,00
Modal saham prioritas Rp 10 .000,00
Modal saham biasa 1.000,00
Agio saham biasa 250,00

F. BONUS YANG BERUPA SAHAM


Agar penjualan obligasi atau saham prioritas bisa menarik pembeli, kadang-
kadang diberian saham biasa sebagai bonus. Misalnya dalam penjualan 10 lembar saham
prioritas nominal @ Rp 1.000,00 diberi bonus 1 lembar saham biasa, nominal Rp 1.000,00.

9
Harga pasar saham prioritas tanpa bonus = Rp 950,00 per lembar saham. Jurnal untuk
mencatat transaksi diatas sebagai berikut :

Kas Rp 10.000,00
Disagio saham prioritas 500,00
Disagio saham biasa 500,00
Modal saham prioritas Rp 10.000,00
Modal saham biasa 1.000,00

Disagio saham prioritas dan saham biasa dihitung sabagai berikut :


Nilai nominal saham prioritas (10 lembar) Rp 10.000,00
Harga pasar saham prioritas (10 lembar) 9.500,00
Disagio saham prioritas Rp 500,00
Harga jual prioritas plus bonus Rp 10.000,00
Harga pasar saham prioritas tanpa bonus 9.500,00
Nilai saham biasa Rp 500,00
Nilai nominal saham biasa Rp 1.000,00
Disagio saham biasa Rp 500,00

G. PERTUKARAN SAHAM DENGAN AKTIVA


Kadang-kadang modal saham dikeluarkan dengan menerima aktiva (selain dari kas).
Dalam keadaan seperti ini besarnya jumlah yang akan dicatat dalam rekening modal dan
rekening aktiva didasarkan pada :
a) Harga pasar saham yang dikeluarkan, atau
b) Nilai aktiva yang diterima.
Apabila kedua dasar penilaian diatas tidak dapat ditentukan, biasanya dilakukan penilaian
terhadap aktiva yang diterima. Penilaian ini bisa juga dilakukan oleh pimpinan prusahaan.
Kecenderungan yang sering terjadi jika penilaian dilakukan oleh pimpinan perusahaan adalah
menghindari adanya disagio saham, sehingga aktiva dan modal saham akan dicatat terlalu
besar.
Apabila modal saham dengan harga diatas atau dibawah nilai nominal, maka selisih itu
akan dicatat didalam agio atau disagio saham. Rekening agio saham dipakai untuk mencatat
kelebihan harga di atas nominalnya sedang rekening disagio saham dipakai untuk mencatat
kekurangan harga dari nilai nominal saham. Rekening-rekening agio atau disagio saham

10
adalah rekening yang menunjukan modal yang disetor dari pemegang saham, oleh karena itu
selama saham-saham tersebut masih beredar maka rekening itu juga akan nampak dalam
neraca. Di dalam neraca rekening agio saham merupakan tambahan terhadap rekening modal
saham, dan rekening disagio saham merupakan pengurangan terhadap rekening modal
saham.apabila saham yang beredar ditarik, maka rekening agio dan disagio saham yang
berhubungan dengan saham tersebut dibatalkan.

H. PUNGUTAN TAMBAHAN ATAS SAHAM (ASSESSMENT)


Dalam suatu keadaan tertentu perusahaan bisa mengadakan pungutan tambahan kepada
para pemegang saham. Pencatatan terhadap pungutan tambahan ini tergantung pada harga
jual saham-saham tersebut. Apabila saham-saham itu dijual di bawah nominal (dengan
disagio) maka pungutan tambahan yang dikenakan kepda para pemegang saham dicatat
sebagai berikut :
Kas Rp xx
Disagio saham Rp xx
Rekening disagio saham akan dikredit maksimum sebesar disagio yang timbul dari
penjualan saham. Jika pungutan lebih besar daripada disagio maka selisihnya akan
dikreditkan ke rekening modal pungutan tambahan. Tetapi apabila penjualan saham dulunya
tidak dibawah nominal maka pungutan tadi semuanya akan dikreditkan ke rekening modal
pungutan tambahan

I. PENGELUARAN SAHAM UNTUK MEMBELI PERUSAHAAN


Sebuah perusahaan bisa membeli perusahaan lain dan digabungkan menjadi satu.
Pembelian ini dapat dibayar dengan saham dari PT tersebut. Jumlah saham akan dipakai
untuk pembayaran tergantung pada harga pasar saham tersebut dan juga harga pasar dari
aktiva perusahaan yang dibeli.
Kadang-kadang perusahaan yang dibeli dinilai lebiih tinggi dariada harga pasar
aktivanya, hal ini disebabkan oleh beberapa hal, antara lain kemampuan perusahaan ini dalam
memperoleh laba. Selisih harga pasar aktiva yang dibeli dengan jumlah harga pembelian
yang disetujui dicatat sebagai goodwill.
Kadang-kadang perusahaan-perusahaan perseorangan bergabung untuk membentuk suatu
PT. Masing-masing perusahaan akan menerima saham dari PT tersebut sebagai ganti aktiva
yang diserahkan kepada PT baru. Bisa juga sebuah perusahaan perseorangan berganti bentuk
menjadi PT. Apabila perusahaan yang lama ini bebentuk firma maka para amnggota firma

11
tersebut akan menerima saham dari PT yang baru sebanding dengan modal masing-masing
anggota. Dalam keadaan ini ada 2 cara pencatan yang dapat dilakukan :
1. Buku-buku perusahaan lama dilanjutkan sebagai buk perusahaan baru
2. Buku-buku perusahaan lama ditutup dan dibuat buku baru untuk perusahaam baru
Berikut ini diberikan contoh untuk menjelaskan penggunaan cara-cara tersebut. Misalnya
: Firma A dan Z yang beranggotakan Adan Z, membagi laba dengan perbandingan 2 : 3. Pada
tangal 5 Oktober 2001, mereka berubah bentuk perusahaan menjadi PT. Neraca Firma A dan
Z pada tangga 5 Oktober 2001 sebagai berikut :
Firma A & Z
Neraca
Per 5 Oktober 2001
Kas Rp. 95.000,00 Utang lancar Rp. 150.000,00
Piutang Rp. 180.000,00
Cadangan kerugian piutang ( Rp. 15.000,00)
Rp. 165.000,00
Persediaan barang Rp. 200.000,00 Modal A Rp. 310.000,00
Aktiva tetap Rp. 800.000,00 Modal Z Rp. 600.000,00
Akumulasi depresiasi (Rp. 200.000,00)
Rp. 600.000,00
Total Aktiva Rp 1.060.000,00 Total Pasiva Rp1.060.000,00

Pt yang baru diberi nama PT Risa Fadila dengan modal saham biasa sebanyak 3.000
lembar dengan nilai nominal @ Rp. 1.000,00. Semua aktiva Firma A dan Z (Kecuali kas)
diserahkan kepada Pt Risa Fadila dan semua utang Firma A dan Z akan dilunasi oleh PT.
Risa Fadila. Firma A dann Z menerima 1.500 lembar saham dari PT Risa Fadila untu
penukaran perusahaannya. Sisa saham yang ada dijual dengan harga Rp. 1.000,00 per lembar.
Dalam perubahan bentuk perusahaan ini, oleh PT Risa Fadila diadakan beberapa
penyesuaian terhadap catatan Firma A dan Z sebagai berikut :
a. Cadangan kerugian piutang dinaikkan menjadi Rp. 20.000,00
b. Barang dagangan dinilai sebesar Rp. 255.000,00 (berdsasarkan harga beli pada tanggal 5
Oktober 2001).
c. Aktiva tetap dinilai kembali menjadi Rp. 1.500.000,00 dan akumulasi depresiasi sebesar
Rp. 400.000,00

12
Saham yang diterima oleh Firma A dan Z dibagikan untuk A sebesar 500 lembar dan Z
1.000 lembar. Sisa uang dari firma dibagikan kepada A dan Z sesai dengan sisa modal
masing-masing.
(1) Jika buku perusahaan lama dilanjtkan sebagai buku perusahaan baru
Perubahan terhadap nilai aktiva dicatat langsung ke rekening modal anggota, kemudaian
rekening modal anggota ditutup dan rekening modal saham kredit. Sesudah itu transaksi-
transaksi yang berhubungan dengan PT Risa Fadila akan dicatat dalam buku-buku tersebut.
Jurnal-jurnal yang dibuat adalah sebagai berikt :
Transaksi Jurnal
Mencatat perubahan-perubahan terhadap Persediaan barang Rp. 55.000,00
aktiva,selisihnya sebesar Rp. 550.000,00 Aktiva tetap Rp. 700.000,00
dikreditkan ke rekening modal A dan Z dengan Cadangan kerugian piutang Rp. 5.000,00
perbandingan 2 : 3 Akumulasi depresiasi Rp.200.000,00
Modal A Rp. 220.000,00
Modal Z Rp.330.000,00
Mencatat goodwill yang dihitung sebagai berikut :
harga pasar saham yang diterima firma A dan Z =
1.500 x Rp.1.000,00 = Rp.1.500.000,00 Goodwill Rp135.000,00
Nilai aktiva yang ditransfer ke PT Modal A Rp. 54.000,00
Aktiva : Modal Z Rp. 81.000,00
Piutang Rp. 160.000,00
Persediaan barang Rp. 255.000,00
Aktiva tetap Rp.1.100.000,00
Rp.1.515.000,00
Utang Rp. 150.000,00 -
Rp.1.365.000,00
Goodwill Rp. 135.000,00
Mencatat pembagian saham Modal A Rp. 500.000,00
A = 500 x Rp.1.000,00 = Rp. 500.000,00 Modal Z Rp.1.000.000,00
Z = 1.000 x Rp.1.000,00 = Rp.1.000.000,00 Modal saham biasa Rp1.500.000,00
Rp.1.500.000,00
Mencatat pembagian uang kas kepada anggota
Firma :
A
Modal Rp .310.000,00 Modal A Rp.84.000,00
Penyesuaian : Modal Z Rp.11.000,00
Penilaian aktiva = Rp.220.000,00 Kas Rp. 95.000,00
Goodwill Rp. 54.000,000 +
Rp. 274.000,00
Rp. 584.000,00
Saham diterima Rp. 500.000,00
Sisa Rp. 84.000,00
Z
Modal Rp. 600.000,00
Penyesuaian
Penilaian aktiva Rp.330.000,00
Goodwill Rp .81.000,00
Rp. 411.000,00

Rp.1.011.000,00
Saham yang diterima Rp.1.000.000,00
Sisa Rp. 11.000,00

13
Mencatat penjualan saham 1.500 lembar @ Kas Rp.1.500.000,00
Rp.1.000,00 Modal saham Rp.1.5000.000,00

Sesudah jurnal-jurrnal diatas diposting, dapat disusun neraca untuk PT Risa Fadila per 5
Oktober sebagai berikut :
PT Risa Fadila
Neraca
Per 5 Oktober 2001
Kas Rp. 1.500.000,00 Utang Rp. 150.000,00
Piutang Rp.180.000,00
Cadangan kerugian piutang (Rp. 20.000,00)
Rp 160.000,00
Persediaan barang Rp 255.000,00 Modal saham Rp.3.000.000,00
Aktiva tetap Rp.1.500.000,00
Akumulasi dpresiasi ( Rp. 400.000,00)
Rp.1.100.000,00
Goodwill Rp. 135.000,00
Rp. 3.150.000,00 Rp.3.150.000,00

(2) Jika buku-buku perusahaan lama ditutup dan dibuat buku baru untuk perusahaan baru
Jika dibuat buku-buku baru untuk PT, maka semua rekening dalam buku firma ditutup
dan aktiva serta utang firma dicatat dalam buku PT. Pada waktu mengadakan penutupan
buku-buku firma dibuat jurnal untuk mencatat perpindahan aktiva dan utang-utang firma ke
PT, penerimaan saham dan pmbagian saham serta uang kepada anggota Firma. Jurnal untuk
menutup buku-buku firma adalah sebagai berikut :
Transaksi Jurnal
Perpindahan aktiva ke PT Selisih antara Piutang PT Risa Fadila Rp. 1.500.000,00
tagihan kepada pembeli (1.500 lembar @ Utang lancar RP. 150.00,00
Rp.1.000,00) dengan nilai buku aktiva yang Cadangan kerugian piutang Rp. 15.000,00
dipindahkan (Rp. 685.000,00) merupakan Akumulasi depresiasi Rp. 200.000,00
laba penjualan perusahaan dan dibagi A dan Piutang Rp. 180.000,00
Z bebanding 2 : 3 sebagai berikut : Persediaan barang Rp. 200.000,00
A = 2/ 5 x Rp. 685.000,00 = Rp.274.000,00 Aktiva tetap Rp. 800.000,00
Z = 3/5 x Rp.685.000,00 = Rp.411.000,00 Modal A Rp. 274.000,00
Modal Z Rp. 411.000,00
Mencatat penerimaan dari PT Risa Fadila Saham dari PT Risa Fadila Rp.1.5000.000,00
Piutang PT Risa Fadila Rp.1.500.000,00

14
Mencatat pembagian saham untuk A dan Z Modal A Rp . 500.000,00
Modal Z Rp.1.000.000,00
Saham Pt Risa Fadila Rp.1.500.000,00
Mencatat pembagian kas untuk A dan Z Modal A Rp.84.000,00
Modal Z Rp.11.000,00
Kas Rp. 95.000,00

Dalam jurnal-jurnal diatas, penilaian kembali aktiva dan pengakuan goodwill tidak dicatat
dalam buu firma, tetapi jika diinginkan maka penilaian kembali dan goodwil dapat dicatat
dalm buku-buku firma, kemudian baru dipindahkan ke PT.
Ada cara lain yang dapat digunakan dalam menutup buku-buku firma yaitu dengan
menutup langsung semua rekening-rekening aktiva utang dan modal. Dalam cara ini laba
penjualan perusahaan dan pembagian saham serta kas, untuk anggota firma tidak dicatat
dalam pembukuan. Jurnal untuk menutp langsung rekening-rekening aktiva, utang dan modal
firma A dan Z sebagai berikut :
Utang lancar Rp. 150.000,00
Cadangan kerugian piutang Rp. 15.000,00
Akumulasi depresiasi Rp.200.000,00
Modal A Rp.310.000,00
Modal Z Rp.600.000,00
Kas Rp. 95.000,00
Piutang Rp.180.000,00
Persediaan barang Rp.200.000,00
Aktiva tetap Rp.800.000,00

Sedangkan jurnal yang dibuat PT Risa Fadila adalah sebagai berikut :


Transaksi Jurnal
Mencatat aktiva dan utang yang Piutang Rp. 180.000,00
diterima dari Firma A dan Z Persediaan barang Rp. 255.000,00
Aktiva tetap Rp.1.500.000,00
Goodwill Rp. 135.000,00
Cadangan kerugian piutang Rp. 20.000,00
Akumulasi depresiasi Rp.400.000,00
Utang lancar Rp.150.000,00
Utang A dan Z Rp.1.500.000,00

15
Mencatat pengeluaran saham Utang A dan Z Rp.1.500.000,00
1.500 lembar untuk Firma A dan Z Modal saham Rp.1.500.000,00
Mencatat penjualan saham 1.500 Kas Rp.1.500.000,00
lembar @ Rp.1.000,00 Modal saham Rp.1.500.000,0

Dalam jurnal di atas aktiva yang diterima oleh PT Risa Fadila dicatat dengan jumlah
penilaian kembali dan cadangan kerugian piutang serta akumulasi depresiasi di kredit.
Alternatif lain yang dapat dilakukan ialah aktiva dicatat dengan jumlah nilai sehat sesudah
penilaian kembali. Sehingga dalam cara ini tidak ada pencatatan untuk cadangan kerugian
piutang dan akumulasi depresiasi

J. PERUBAHAN MODAL SAHAM


Pada waktu berdirinya PT, modalnya diperoleh dari penjualan saham. Modal saham ini
tercantum dalam akte pendirian perusahaan. Walaupun tercantum dalam akte, perusahaan
masih dapat mengubah jumlah modal sahamnya sesudah perusahaan itu berjalan. Perubahan-
perubahan yang mungkin terjadi dalam modal saham adalah :
(a) Pembelian kembali saham yang beredar untuk sementara waktu, atau selamanya.
(b) Penukaran saham yang beredar dengan jenis saham yang lain, atau mungkin saja
dilakukan reorganisasi yang menyeluruh terhadap struktur modal dan,
(c) Emisi saham baru
Selain modal saham, di dalam PT terdapat juga elemen EKUTAS yang lain yaitu laba
tidak dibagi, modal penilaian kembali, dan modal sumbangan. Laba tidak dibagi merupakan
modal yang sumbernya berasal dari dalam perusahaan, yaitu laba usaha yang tidak dibagi
sebagai dividen. Modal penilaian kembali merupakan modal yang timbul dari adanya
perubahan nilai aktiva yang diakui dalam buku-buku. Modal sumbangan merupakan modal
yang berasal dari sumbangan yang diterima perusahaan.
Untu dapat melakukan pencatatn modal dengan baik, ada bebarapa pedoman akuntansi
modal sebagai berikut :
(a) Akuntansi dilakukan sedemikian rupa sehingga modal dapat dicatat dan dilaporkan
berdasarkan pada sumbernya.
(b) Transaksi-transaksi modal antara perusahaan dengan pemegang saham dicatat dalam
rekening-rekening modal saham, agio ata disagio saham dan tidak mempengaruhi laba
rugi perusahaan.

16
(c) Apabila perusahaan menarik sahamnya yan beredar dengan pembayaran yang lebih tinggi
dari harga jualnya dulu maka selisihnya dianggap sama dengan pembagian dividen (yang
dikeuarkan dari laba tidak dibagi)

K. TREASURY STOCK
Yang dimaksud dengan treasury stock yaitu saham perusahaan yang dibeli kembali dari
peredaran untuk sementara waktu. Perbedaan antara saham yang belum beredar dengan
treasury stock merupakan modal saham yang beredar yang dibeli kembali
Pembelian kembali saham yang beredar sebagai treasury stock bisa terjadi karena
berbagai alasan sebagai berikut :
(a) Untuk menaikkan harga pasar saham
(b) Akan dijual kembali pada karyawan perusahaan
(c) Akan dibagikan sebagai dividen
(d) Untuk menukar surat-surat berharga lain, dan sebagainya
Treasury stock yang dijual kembali akan dikelompokkan kembali dalam modal saham
yang beredar. Kadang-kadang terasury stock diperoleh dari hadiah (sumbangan) atau dari
pelunasan utang.

L. PENCATATAN TRANSAKSI TREASURY STOCK


Ada beberapa pendekatan yang digunakan dalam pencatatan transaksi treasury stock.
Pendekatan-pendekatan itu merupakan dasar dari metode pencatatan treasury stock sebagai
berikut :
(1) Pembelian treasury stock dipandang sebagai penghentian peredaran sebagian saham yang
beredar dan metode pencatatannya disebut nilai nominal.
(2) Pembelian treasury stock dipandang sebagai tambahan terhadap element modal yang
belum ditentukan penyelesaiannya. Metode pencatatannya disebut metode harga
perolehan.
Di bawah ini diberikan penjelasan mengenai metode-metode yang digunakan dalam
pencatatan treasury stock berdasarkan masing-masing pandangan yang ada.
(1) Pembelian treasury stock dipandang sebagai penhentian peredaran sebagian saham yang
beredar (metode nilai nominal)
Dengan pandangan ini dianggap bahwa pembelian treasury stock merupakan pelunasan
kembali saham dari pemegang-pemegang saham tertentu sehinga pemegang saham itu tidak

17
lagi menjadi pemegang saham perusahaan. Apabila treasury stock itu dijual lagi maka
penjualannya dianggap mencari pemegang saham baru.
Dalam cara ini treasury stock yang dibeli dapat dicatat dengan cara :
(a) Mendebit rekening modal saham
(b) Mendebit rekening treasuri stock dan saldonya dilaporkan mengurangi modal saham
beredar dalam neraca.
Debit dalam rekening modal saham atau treasury stock dilakukan dengan jumlah sebesar
nilai nominal saham-saham yamg dibeli. Selisih harga beli dengan nominal dicatat dalam
rekening agio, disagio atau laba tidak dibagi tergantung dari harga jualnya dulu dan harga
belinya sekarang. Berikut ini diberikan contoh-contoh transaksi-transaksi dan jurnal mencatat
perubahan treasury stock untuk masing-masing metode
a) Rekening modal saham didebit dengan nilai nominal yang dibeli kembali
Transaksi Jurnal
2001 penjualan 1.000 lembar saham, Kas Rp.1.2000.000,00
nominal @ Rp.1.000,00 dengan harga Modal saham Rp.1.000.000,00
Rp.1.200,00 per lembar Agio saham Rp. 200.000,00
Laba tahun 2001 sebesar Rp.150.000,00 Rugi laba Rp. 150.000,00
Laba tidak dibagi Rp. 150.000,00
2002 Pembelian kembali 100 lembar Modal saham Rp. 100.000,00
saham dengan harga @ Rp.1.300,00 Agio saham Rp. 20.000,00
Laba tidak dibagi Rp. 10.000,00
Kas Rp. 130.000,00
2002 Penjualan kembali 100 lembar Kas Rp. 150.000,00
dengan harga jual @ Rp.1.500,00 Modal saham Rp.100.000,00
Agio saham Rp. 50.000,00
Sesudah penjualan treasury stock modal Ekuitas:
saham dalam neraca nampak sebagai Modal saham Rp.1.000.000,00
berikut : Agio saham Rp. 230.000,00
Laba tidak dibagi Rp. 140.000,00
Rp.1.370.000,00

Keterangan :
Pada tahun 1992, saham yang beredar dibeli dengan harga Rp 1.3000,00. Jika
dibandingkan dengan harga jualnya pada tahun 1991 (Rp 1.200,00) maka terdapat selisih
sebesar Rp 100,00 per lembar. Selisih ini (Rp 1000,00 x 100 lembar) dianggap sebagai

18
pembagian deviden dan dibebankan pada rekening laba tidak dibagi. Rekening modal saham
didebit sebesar Rp 1.000,00 (nominal) x 1000 lembar dan rekening agio saham dibatalkan
dengan jumlah yang sebanding dengan agio yang diperoleh pada saat saham tersebut dijual
tahun1991 yaitu sebesar Rp 200,00 per lembar. Penjualan kembali treasury stock pada tahun
19912 dengan harga Rp 1.500,00 per lembar dicatat dengan cara biasa.
b) Rekening treasury stock didebit dan saldonya dikurangkan pada modal saham.
Transaksi Jurnal
2001 penjualan 1.000 lembar saham, Kas Rp.1.2000.000,00
nominal @ Rp.1.000,00 dengan harga Modal saham Rp.1.000.000,00
Rp.1.200,00 per lembar Agio saham Rp. 200.000,00
Laba tahun 2001 sebesar Rp.150.000,00 Rugi laba Rp. 150.000,00
Laba tidak dibagi Rp. 150.000,00
2002 Pembelian kembali 100 lembar Treasury Stock Rp. 100.000,00
saham dengan harga @ Rp.1.300,00 Agio saham Rp. 20.000,00
Laba tidak dibagi Rp. 10.000,00
Kas Rp. 130.000,00
2002 Penjualan kembali 100 lembar Kas Rp.150.000,00
yang dibeli dengan harga jual @ Treasury Stock Rp.100.000,00
Rp.1.500,00 Agio saham Rp. 50.000,00
Sesudah penjualan treasury stock modal Modal:
saham dalam neraca nampak sebagai Modal saham Rp.1.000.000,00
berikut : Agio saham Rp. 230.000,00
Laba tidak dibagi Rp. 140.000,00
Rp.1.370.000,00

Keterangan :
Metode b sama dengan metode a, hanya rekening yang dipakai mencatat pembalian
saham sendiri yang berbeda. Dalam metode a, saham sendiri yang dibeli didebitkan ke
rekening modal saham, sedang dalam metode b yang didebit adalah rekening treasury stock.
Begitu juga pada saat penjualan treasury stock, dalam metode a yang dikredit adalah
rekening modal saham, sedangkan dalam metode b yang dikredit adalah rekening treasury
stock.
(2) Pembelian treasury stock dianggap sebagai tambahan terhadap elemen modal yang
belum ditentukan penyelesaiannya (metode harga perolehan).

19
Saldo rekening treasury stock ini dikurangkan pada modal perusahaan (yaitu mengurangi
jumlah modal). Metode yang berdasarkan pada anggapan ini dibuat dengan tujuan untuk
menunjukkan hal-hal sebagai berikut:
Treasury stock yang dibeli dianggap elemen modal yang negatif, dan tidak usah
diidentifikasikan dengan elemen-elemen modal yang ada seperti modal saham atau laba tidak
dibagi. Apabila treasury stock tadi dihentikan peredaraannya dalam arti tidak dijual lagi
maka saldo rekening ini akan dialokasikan ke elemen elemen modal seperti dalam cara
1(metode a dan b). Apabila treasury stock ini dijual lagi, maka penjualan ini dianggap
sebagai penyelesaian terakhir dari saham-saham tersebut. Jadi sesudah diputuskan apakah
treasury stock itu akan diperhentikan peredarannya, atau sesudah treasury stock dijual
kembali ,barulah dapat diketahui akibat dari transaksi treasury stock ini terhadap elemen –
elemen modal yang ada.
Untuk menjelaskan penggunaan metode ini, di bawah ini diberikan conth transaksi
treasury stock seperti dalam metode 1 diatas.
Transaksi Jurnal
2001 penjualan 1.000 lembar saham, Kas Rp.1.2000.000,00
nominal @ Rp.1.000,00 dengan harga Modal saham Rp.1.000.000,00
Rp.1.200,00 per lembar Agio saham Rp. 200.000,00
Laba tahun 2001 sebesar Rp.150.000,00 Rugi laba Rp. 150.000,00
Laba tidak dibagi Rp. 150.000,00
2002 Pembelian kembali 100 lembar Treasury stock Rp. 130.000,00
saham dengan harga @ Rp.1.300,00 Kas Rp. 130.000,00
2002 Penjualan kembali 100 lembar Kas Rp. 150.000,00
dengan harga jual @ Rp.1.500,00 Treasury stock Rp.100.000,00
Agio saham Rp. 50.000,00
Sesudah penjualan treasury stock modal Ekuitas:
saham dalam neraca nampak sebagai Modal saham Rp.1.000.000,00
berikut : Agio saham Rp. 220.000,00
Laba tidak dibagi Rp. 150.000,00
Rp.1.370.000,00
Keterangan :
Dalam cara ini treasury stock yang dibeli dicatat dalam rekening treasury stock sebesar
harga beli/harga perolehannya. Jika sebelum ada penjualan treasury stock dibuat neraca,
maka treasury stock ini akan mengurangi jumlah modal sebagai berikut:
Modal saham Rp.1.000.000,00
Agio saham Rp. 200.000,00
Laba tidak dibagi Rp. 150.000,00
Rp.1.350.000,00
Treasury stock Rp. 130.000,00
Rp.1.220.000,00

20
Jika treasury stock dijual ada dua kemungkinan :
(a) Harag jual treasury stock lebih tinggi daripada harga perolehannya. Selisihnya dicatat
dalam rekening agio saham atau rekening tersendiri yang akan dilaporkan menambah
modal yang disetor
(b) Harga jual treasury syock lebih rendah daripada harga perolehannya, selesihnya
didebitkan ke rekening laba tak dibagi

M. PEMBATASAN LABA TIDAK DIBAGI UNTUK PEMILIKAN TREASURY


STOCK
Agar modal yang disetor itu tidak menjadi lebih kecil, maka pembelian treasury
stock harus mempertimbangkan saldo yang ada dalam rekening laba tidak dibagi. Untuk
menjaga supaya laba tidak dibagi tidak diminta oleh pemegang sahamnya sebagia treasury
stock, laba tidak dibagi akan dibatasi sebesar treasury stock yang dibeli. Pembatasan laba
tidak dibagi ini adalah untuk menjaga agar modal yang disetor tidak berkurang, karena modal
yang disetor itu merupakan jaminan bagi kreditur. Ada beberapa prosedur yang dapat
digunakan untuk melaporkan pembatasan laba tidak dibagi dalam neraca, seperti yang
dijelaskan dalam contoh berikut ini.
Rekenking-rekening modal PT bangun sebagai berikut ini :
Modal saham biasa (1000 lembar, nominal Rp.1.000,00) Rp.1.000.000,00
Agio saham Rp. 150.000,00
Laba tidak dibagi Rp. 250.000,00
PT Bangun membeli 100 lembar sahamnya dengan harga @Rp.1.200,00 perlembar.
Jurnl yang dibuat untuk mencatat pembatasan laba tidak dibagi sebagai berikut :
Laba tidak dibagi Rp.120.000,00
Laba tidak dibagi untuk pembelian Treasury stock Rp.120.000,00
Prosedur-prosedur yan dapat digunaan untuk melaporkan pembatasan laba tidak
dibagidalam neracasebagai berikut (digunakan metode harga perolehan untuk mencatat
treasury stock).
a. Pembatasan laba tidak dibagi ditunjukkan terpisah dari laba tidak dibagi yang masih
bebas.

21
Modal
Modal saham biasa (1.000 lembar @ Rp.1.000
100 lembar dibli sebagai Treasury stock) Rp.1.000.000,00
Agio saham Rp. 150.000,00
Laba tidak dibagi
Dibatasi – Pembelian treasury stock Rp. 120.000,00
Bebas Rp. 130.000,00
Rp. 250.000,00
Rp1.400.000,00
( - ) harga perolehan treasury stock Rp. 120.000,00
Rp.1.280.000,00
b. Pembatasan laba tidak dibagi dijelaskan dengan keterangan
Dalam cara ini, tidak ada jurnal yang dibuat untuk membatasi laba tidak dibagi
seperti diatas.
Modal
Modal saham biasa (1.000 lembar @ Rp.1.000,00
100 lembar dibeli sebagai treasury stock Rp.1.000.000,00
Agio saham Rp. 150.000,00
Laba tidak dibagi (rp.120.000,00 dibatasi
Untuk pembelian treasury stock) Rp. 250.000,00
Rp.1.400.000,00
( - ) Harga perolehan treasury stock Rp. 120.000,00
Rp.1.280.000,00
c. Pembatasan laba tidak dibagi dijelaskan dengan footnote (catatan kaki)
Dalam cara ini, tidak ada jurnal yang dibuat untuk membatasi laba tidak dibagi
seperti dimuka.
Modal
Modal saham biasa (1.000 lembar @ Rp.1.000,00
100 lembar dibeli sebagai treasury stock ) Rp.1.000.000,00
Agio saham Rp. 150.000,00
Laba tidak dibagi *) Rp. 250.000,00
Rp.1.400.000,00
( - ) Harga perolehan treasury stock Rp. 120.000,00
Rp.1.280.000,00

22
*)Rp.120.000,00 dibatasi untuk pembelian treasury stock sebesar Rp. 120.000,00.
Yang tersedia untuk pembagian dividen ebesar Rp. 130.000,00

N. TREASURY STOCK DITERIMA SEBAGAI SUMBANGAN


Pemegang saham bisa menyumbangkan kembali saham kepada perusahaan. Sumbangan
ini bisa :
a) Untuk menambah modal kerja yang dibutuhkan yaitu dengan cara perusahaan menjual
kembali saham yang disumbangkan tersebut
b) Sebagai hadiah untuk perusahaan
c) Menunjukkan pengembalian saham karena adanya penilaian yang terlalu tinggi terhadap
aktiva yang diserahkan untuk menukar saham tersebut
Saham yang diterima sebagai sumbangan ini dikelompokkan sebagai treasury stock. Ada
3 metode yang dapat digunakan untuk mencatat peneroimaan sumbangan saham ini, yaitu :
(1) Saham yang diterima dicatat dengan catatab memo (jika tidak ada biaya yang terjadi
ketika menerima sumbangan ini). Catatan memo ini menunjukkan macam saham, jumlah
lembar, dan penyumbangnya. Pada saat treasury stock ini dijual, penerimaan uangnya
dicatat dengan jurnal sebagai berikut :
Kas Rp xx
Modal sumbangan Rp xx
(2) Treasury stock didebit dengan harga pasar saham pada saat penerimaan dan dikreditkan
ke rekening modal sumbangan. Apabila treasury stock dijual, rekening treasury stock
dikredit. Jika harga jualnya berbeda dengan harga pasar pada saat saham tersebut diterima
maka selisihnya dibebankan atau dikreditkan ke rekening modal sumbangan.
Misalnya
Tanggal 1 Juli 2002 diterima 100 lembar saham sendiri, harga pasar pada tanggal
tersebut Rp.1.100,00 perlembar. Pada tanggal 15 Agustus 2002, saham tersebut dijual @
Rp.1.050,00. Jurnal yang dibuat sebagai berikut :
Jurnal 1 Juli 2002
Tresury stok 110.000
Modal Sumbangan 110.000
Jurnal 15 Agustus
Kas 105.000
Modal Sumbvangan 5.000
Tresury Stock 110.000

23
(3) Rekening treasury stock didebit dengan jumlahnominal atau nilai yang dinyatakan, agio
/disagio (sejumlah lembar yang diterima) juga dibatalkan dan kreditnya adalah rekening
modal sumbangan. Jika saham dijual maka selisih harga jual dengan nominal ditambah
atau dikurangi dengan agio atau disagio didebitkan atau dikreditkan ke rekening modal
sumbangan
Apabila saham yang disumbangkan ini karena adanya penilaian terlalu tinggi
terhadap aktiva yang diterima untuk menukar saham maka sumbangan ini akan dicatat
mengurangi nilai buku aktiva. Pada saat diterima saham dibuat catatan memo, dan pada
saat sahm itu dijual, kreditnya adalah aktiva.
O. HAK YANG DIBERIKAN PADA PEMBELI SURAT BERHARGA JENIS LAIN
Untuk mendorong penjualan suatu jenis surat berharga, perusahaan bisa membri kepada
pembeli hak untuk membeli srat berharga lain. Misalnya jika membeli obligasi sebesar Rp.
10.000,000 diberi hak untuk membeli satu lembar saham, nominal Rp. 1.000,00 dengan harga
Rp. 750,00. Meskipun pada saat itu harga pasar saham mungkin lebih tingi dari Rp. 750,00
Misalnya Rp. 1.100,00. Dalam keadaan seperti ini, hak untuk membeli saham dihitung
nilainya dan diakui dalam akui. Apabila dijual satu obligasi Rp. 10.000,00 dan satu hak beli
saham maka akan dicatat ebagai berikut :
Kas Rp. 10.000,00
Disagio obligasi Rp. 350,00
Utang obligasi Rp. 10.000,00
Hak beli saham yang beredar Rp. 10.000,00
Apabila pemegang saham menggunakan haknya umtuk membeli saham baru, jurnal yang
dibuat oleh perusahaan sebagai berikut
Kas Rp. 750,00
Hak beli saham yang beredar Rp. 350,00
Modal saham Rp.1.000,00
Agio saham Rp. 100,00
Dari jurnal diatas dapat dilihat bahwa saham yang dijual dicatat sebesar harga pasarnya
yaitu sebesar Rp. 1.100,00. Cara inis esuai dengan prinsip pencatatan saham. Apabila sampai
batas waktunya, pemegang saham tidak menggunakan hak belinya untuk membeli saham
baru maka rekening hak beli saham yang beredar dihapuskan dan dicatat dalam rekening
modal dengan jurnal sebagai berikut :
Hak beli saham yang beredar Rp. 350,00
Modal hak beli saham yang tidak dipakai Rp. 350,00

24
P. HAK BELI SAHAM YANG DIBERIKAN PADA PEGAWAI PERUSAHAAN
Perusahaan bisa memberikan hak beli pada pegawai-pegawainya untuk membeli saham di
masa yang akan datang dengan harga yang sudah ditentukan. Hak ini disebut stock options.
Pemberian hak pada pegawai ini dimaksudkan untuk memberikan kom-pensasi tambahan
untuk jasa-jasa yang sudah dan yang akan diberikan, juga agar pegawai dapat ikut memiliki
perusahaan tempatnya bekerja. Biasanya hak ini diberikan denagn kelonggaran bahwa
pembelian dapat dilakukan dalam satu periode tertentu. Apabila ada kenaikan harga saham
selama periode pembelian itu mak kenaian diatas harga beli berdasarkanhak beli tadi
merupakan tambahan kompensasi bagi pegawai. Biasanya hak beli untuk pgawai inidibatasi
agar tidak dapat dijual pada pihak lain. Pengeluaran hak beli saham dan penggunaan hak beli
saham untuk membeli saham akan dicatat dalam buku. Hak beli saham (disebut sebagai
jumlah kompensasi)adalah selisih antara harga pasar saham “pada tanggal pemberian hak itu
pada pegawai” dengan harga penjualan dengan menggunakan hak beli saham.

Q. PERTUKARAN SAHAM
Jika saham perusahaan itu adalah “convertible stock” maka pemegang saham akan dapat
menukarkan saham yang dimilikinya dengan saham jenis lain. Jurnal yang dibuat untuk
mencatat pertukaran saham ini tergantung pada nilai nominal saham yang akan dipqai sebagai
penukar dan harga jual saham yang akan ditukarkan. Sebagai ilustrasi diberikan contoh
sebagai berikut :
Misalnya modal PT Bahagaia pada tanggal 31 Desember 2001 sebagai berikut :
Modal saham prioritas 100 lembar, nominal @ Rp. 2.000,00 Rp. 2.000.000,00
Agio saham prioritas Rp. 200.000,00
Modal saham biasa. 1000 lembar nominal @ Rp. 1.000,00 Rp. 1.000.000,00
Agio saham biasa Rp. 50.000,00
Laba tidak dibagi Rp. 500.000,00
Pada tanggal 1 Januari 2002, 100 lembar saham prioritas ditukar dengan saham biasa. Di
sini akan ada kemungkinan yang timbul, yaitu berdasar banyaknya lembar saam biasa yang
dipakai untuk menukar saham prioritas.
Kemungkinan :
100 lembar saham prioritas ditukar dengan 100 lembar saham biasa. Jumlahnya
sebagai berikut :

25
Modal saham Prioritas Rp. 200.000,00
Agio saham prioritas Rp. 20.000,00
Modal saham biasa Rp.100.000,00
Agio saham biasa Rp. 120.000,00

R. PERUBAHAN NILAI NOMINAL (REKAPITALISASI)


Apabila seluruh saham PT diubah niai nominalnya, maka tindakan ini disebut
rekapituilasi. Perubahan nilai nominal ini akan mengubah juga akte pendirian perusahaan dan
harus disetujui oleh para pemegang saham. Dalam rekapitalisasi, rekening modal sahma yang
lam ditutup dan diganti dengan rekening modal saham baru. Rekening agio saham yang
timbul dari saham lama juga ditutup dan diganti dengan agio saham modal yang baru.
Apabila modal saham baru nilainya lebih besar dari modal saham lam maka selisihnya
didebitkan ke rekening laba tidak dibagi, tetapi bila saham baru nilainya lebih kecil dari
saham lama selisihnya dikreditkan pada agio saham baru.

S. PEMECAHAN SAHAM (STOCK SPLIT-UPS)


Perusahaan dengan pertimbangan-pertimbangan tertentu bisa memecah sahamnya
menjadi saham yang nominalnya lebih kecil. Misalnya nominal saham @Rp.1.000,00,
perusahaan memutuskan untuk memecah tiap lembar saham menjadi 2 lembar sahambaru
dengan nilai nominal @Rp.500,00. Pemegang saham akan menerima saham baru, untuk
menukar saham lama dengan perbandingan 2 : 1. Prosedur ini disebut split-ups kadang-
kadang saham lama diganti dengan saham baru yang nominalnya lebih besar. Misalnya
saham lam nominalnya Rp. 1.000,00 ditarik danditukar dengan saham baru, nominal Rp.
2.000,00. Pemegang saham akan menerima saham baru 1 lembar untuk menukar 2 lembar
saham lama. Prosedur ini disebut split down atau reverse split. Dengan adanya split ups atau
split down, saldo modal tidak berubah, yang berubah hanya jumlah lembar yang beredar.
Prosedur ini bisa dicatat dengan cara memo atau dibuat jurnal untuk menutup rekening modal
saham lama dan membuka rekening modal saham baru

26
27

Anda mungkin juga menyukai