PENDAHULUAN
2
Ibid, h. 13
Adapun masalah yang nantinya akan dibahas dalam makalah ini adalah sebagai
berikut:
1. Apakah yang dimaksud dengan filsafat dan dasar filsafat pancasila?
2. Bagaimanakah Arti Pancasila sebagai filsafat bangsa Indonesia?
3. Bagaimanakah kedudukan dan pandangan integralistik Pancasila sebagai sistem
filsafat ?
4. Apakah dasar sehingga Pancasila di jadikan Sebagai Sistem Filsafat bangsa Indonesia
?
BAB II
PEMBAHASAN
Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai fungsi filsafat Pancasila perlu dikaji
tantang ilmu-ilmu yang erat kaitannya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Fungsi filsafat secara umum, sebagai berikut :
1. Memberi jawaban atas pernyataan yang bersifat fundamental atau mendasar dalam
kehidupan bernegara. Segala aspek yang erat kaitannya dengan kehidupan
masyarakat bangsa tersebut dan yang berkaitan dengan kelangsungan hidup dari
negara bersangkutan. Oleh karena itu, fungsi Pancasila sebagai filsafat dalam
kehidupan bernegara, haruslah memberikan jawaban yang mendasar tentang hakikat
kehidupan bernegara. Hal yang fundamental dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara, susunan politik atau sistem politik dari negara, bentuk negara, susunan
perekonomian dan dasar-dasar pengembangan ilmu pengetahuan. Dalam hal ini
Pancasila yang dikaji dari sudut fungsinya telah mampu memberikan jawabannya.
2. Filsafat Pancasila mampu memberikan dan mencari kebenaran yang substansi
tentang hakikat negara, ide negara, dan tujuan negara. Dasar Negara kita ada lima
dasar dimana setap silanya berkaitan dengan sila yang lain dan merupakan satu
kesatuan yang utuh, tidak terbagi dan tidak terpisahkan. Saling memberikan arah dan
sebagai dasar kepada sila yang lainnya. Tujuan negara akan selalu kita temukan
dalam setiap konstitusi negara bersangkutan. Karenanya tidak selalu sama dan bahkan
ada kecenderungan perbedaan yang jauh sekali antara tujuan disatu negara dengan
negara lain. Bagi Indonesia secara fundamental tujuan itu ialah Pancasila dan
sekaligus menjadi dasar berdirinya negara ini.
3. Pancasila sebagi filsafat bangsa harus mampu menjadi perangkat dan pemersatu dari
berbagai ilmu yang dikembangkan di Indonesia. Fungsi filsafat akan terlihaat jelas,
kalau di negara itu sudah berjalan keteraturan kehidupan bernegara.
3
Hamid Darmadi, pendidikan pancasila, konsep Dasar dan Implementasi, ( Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2010), hlm 56
semuua golongan dan semua perseorangan. Negara mempersatukan diri dengan
seluruh lapisan masyarakat.
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas kami mendapatkan beberapa kesimpulan yaitu
sebagai berikut :
1. Filsafat Pancasila adalah refleksi kritis dan rasional tentang Pancasila sebagai
dasar negara dan kenyataan budaya bangsa dengan tujuan untuk mendapatkan
pokok-pokok pengertian secara mendasar dan menyeluruh
2. Dalam kenyataannya, bangsa Indonesia itu terdiri dari berbagai suku bangsa,
adat istiadat, kebudayaan dan agama yang berbeda. Dan diantara perbedaan
yang ada sebenarnya juga terdapat kesamaan.
3. Dan yang lebih penting lagi adalah bahwa setelah merdeka, bangsa Indonesia
mempunyai kesamaan tekad yaitu mengurus kepentingannya sendiri dalam
bentuk Negara yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur. Kesadaran
akan perbedaan dan kesamaan inilah yang menumbuhkan niat, kehendak
untuk selalu menuju kepada persatuan dan kesatuan bangsa atau yang lebih
dikenal dengan wawasan “ bhineka tunggal ika “.
4. Alasan pancasila sebagai filsafat bangsa Indonesia adalah prktis-fungsional,
dalam tata-budaya, Secara formal-konstitusional, Secara psikologis dan
kultural, Secara potensial.
3.2 Saran
Dalam makalah ini penulis berkeinginan memberikan saran kepada pembaca
agar ikut peduli dalam mengetahui sejauh mana kita mempelajari tentang filsafat,
filsafat pancasila, dan pancasila sebagai sistem filsafat. Semoga dengan makalah ini
para pembaca dapat menambah cakrawala ilmu pengetahuan.
DAFTAR PUSTAKA
Antoni, Condra. 2010. Filsafat Pancasila Sebagai Basis Pergerakan Mahasiswa, Kehidupan
Sosial, Dan Spirit Kewirausahaan. Politeknik Negeri Batam: Batam.
Noto nagoro. Pancasila secara ilmiah popular. Jakarta : Pantjoran Tujuh, 1984.