Anda di halaman 1dari 27

K.

Langkah Pokok Pembuatan Geafik PWS-KIA

a. Pengumpulan data

Data diperoleh dari catatan ibu hamil per desa,


register kegiatan harian, register kohort ibu dan
bayi, register pemantauan ibu hamil per desa,
catatan

posyandu, laporan dari bidan atau dokter praktek


swasta, rumah bersalin, dan

sebagainya. b. Pengolahnan data

Setelah data dikumpulkan dan diteliti


kelengkapanny, lakukan pengolahan

data. Untuk mengolah data diperlukan data


cakupan kumulatifbper desa, cakupan bidan yang
akan diolah, dan cakupan bulan sebelumnya.
Perhitungan untuk cakupan k1 adalah sebagai
berikut. 1) Pencapaian kumulatif per desa adalah
pencapaian cakupan kumulatif
ibu hamil baru per desa (Januari-Juni 2008) dibagi
sasaran ibu hamil

per desa selama satu tahun dikalikan 100 %.K.


Langkah Pokok Pembuatan Geafik PWS-KIA

a. Pengumpulan data

Data diperoleh dari catatan ibu hamil per desa,


register kegiatan harian, register kohort ibu dan
bayi, register pemantauan ibu hamil per desa,
catatan

posyandu, laporan dari bidan atau dokter praktek


swasta, rumah bersalin, dan

sebagainya. b. Pengolahnan data

Setelah data dikumpulkan dan diteliti


kelengkapanny, lakukan pengolahan

data. Untuk mengolah data diperlukan data


cakupan kumulatifbper desa, cakupan bidan yang
akan diolah, dan cakupan bulan sebelumnya.
Perhitungan untuk cakupan k1 adalah sebagai
berikut. 1) Pencapaian kumulatif per desa adalah
pencapaian cakupan kumulatif

ibu hamil baru per desa (Januari-Juni 2008) dibagi


sasaran ibu hamil

per desa selama satu tahun dikalikan 100 %.


2) Cakupan bulan yang akan diolah per desa
adalah pencapaian sasaran

ibu hamil per desa (Juni 2008) dibagi sasaran ibu


hamil per desa

selama satu tahun dikalikan 100 %. 3) Pencapaian


bulan lalu per desa adalah pencapaian cakupan ibu
hamil

baru per desa selama bulan lalu (Mei 2008)dibagi


sasaran ibu hamil

per desa selama satu tahun dikalikan 100 %.


Perhitungan untuk cakupan K4 adalah sebagai
berikut. 1) Pencapaian kumulatif per desa adalah
pencapain kumulatif K4 per

desa (Januari-Juni 2008) dibagi sasaran ibu hamil


per desa selama satu

tahun dikalikan 100 %. 2) Pencapaian bulan yang


akan dihitung adalah pencapaian cakupan K4

per desa selama bulan (Juni 2008) dibagi sasaran


ibu hamil per desa

selama satu tahun dikalikan 100 %. 3) Pencapaian


bulan lalu adalah pencapaian cakupan K4 per desa
bulan

lalu (MEI 2008) dibag dengan sasaran ibu hamil per


desa selama satu

tahun dikalikan 100 %.

c. Penggambaran fisik
Setelah data diolah, berikutnya adalah
menggambarkan grafk dengan langkah-

langkah sebagai beerikut. a) Tentukan target rata-


rata perbulan untuk menggambarkan skala pada
garis

vertical (sumbu Y)

b) Masukan hasil perhitungan pencapaian


kumulatif cakupan K1 sampai

dengan bulan ini (Juni 2008) kedalam jalr


presentasi kumulatif secara

berurutan sesuai dengan paringkat. Untuk


pencapaian tertinggi, letakan2) Cakupan bulan
yang akan diolah per desa adalah pencapaian
sasaran

ibu hamil per desa (Juni 2008) dibagi sasaran ibu


hamil per desa
selama satu tahun dikalikan 100 %. 3) Pencapaian
bulan lalu per desa adalah pencapaian cakupan ibu
hamil

baru per desa selama bulan lalu (Mei 2008)dibagi


sasaran ibu hamil

per desa selama satu tahun dikalikan 100 %.

Perhitungan untuk cakupan K4 adalah sebagai


berikut. 1) Pencapaian kumulatif per desa adalah
pencapain kumulatif K4 per

desa (Januari-Juni 2008) dibagi sasaran ibu hamil


per desa selama satu

tahun dikalikan 100 %. 2) Pencapaian bulan yang


akan dihitung adalah pencapaian cakupan K4

per desa selama bulan (Juni 2008) dibagi sasaran


ibu hamil per desa

selama satu tahun dikalikan 100 %. 3) Pencapaian


bulan lalu adalah pencapaian cakupan K4 per desa
bulan

lalu (MEI 2008) dibag dengan sasaran ibu hamil per


desa selama satu

tahun dikalikan 100 %.

c. Penggambaran fisik

Setelah data diolah, berikutnya adalah


menggambarkan grafk dengan langkah-

langkah sebagai beerikut. a) Tentukan target rata-


rata perbulan untuk menggambarkan skala pada
garis

vertical (sumbu Y)

b) Masukan hasil perhitungan pencapaian


kumulatif cakupan K1 sampai

dengan bulan ini (Juni 2008) kedalam jalr


presentasi kumulatif secara
berurutan sesuai dengan paringkat. Untuk
pencapaian tertinggi, letakan disebelah kiri dan
terendah disebelah kanan. Pencapaian puskesmas

dimasukan dalam kolom terakhir. c) Tuliskan nama


desa pada lajur desa sesuai dengan cakupan
kumulatif

masing-masing desa. d) Masukan hasil perhitungan


pencpaian bulan ini (Juni 2008) dan bulan lalu

(Mei 2008) kedalam lajur masing-masing desa. e)


Gambar anak panah dipergunakan untuk mengisi
lajur tren. Apabila

pencapaian cakupan bulan ini lebih besar dari


pencapaian bulan lalu, maka

digambar anak panah yang menun juk keatas.


Sebaliknya apabila cakupan

bulan ini lebih rendah dari cakupan bulan lalu


maka digambarkan anak
panah yang menunjuk kebawah. Sedangkan untuk
cakupan yang tetap

atau sama gambarkan dengan tanda mi nus (-).

d. Analisis grafik dan tindak lanjut PWS ± KIA

Langkah berikutnya setelah menggambar grafik


adalah melakukan analisis

grafik merupakan langkah penting untuk melihat


status desa dan menentukan

rencana tindak lanjut baik tekns maupun


nonteknis bagi puskesmas. Pencapaian target atau
cakupan dikategorikan dalam empat status yaitu

sebagai berikut. a) Status baik : apabila desa


dengan cakupan diatas yang ditetapkan dengan

mempunyai kecendrungan cakupan bulanan yang


meningkat atau tetap
apabila dibandingkan dengan cakupan bulan lalu.
Dsa demikian

dikategorikan e desa A dan B. apabila keadaan


tersebut berlanjut, maka

desa akan mencapai atau melebihi target tahunan


yang ditentukan. b) Status kurang : apabila desa
dengan cakupan diatas, namun mempunyai

kecendrungan menurun pada cakupan bulanan


dibandingkan dengan

cakupan bulan lalu. Desa daam kaagori ini adalah


desa C, yang perlu

mendapatkan pehatian. Apabila akupan desa C


terus menurun, maa esa

tersebut tidak akan mencapai target yang


ditentukan.
c) Status cukup : apabila desa denga cakupan
dibawah target dan mempunyai
kecendrungan cakupan bulanan yang meningkat
jika dibandingkan engan

cakupan bulan lalu.desa demikian dikategorikan


kedalam desa D, yang

perlu didorong agar cakupan bulan selanjutnya


tidak boleh kecil dari pada

akupan bulanan minimal. Apabla eadaan tersebut


dapat terlaksana maka

desa terseut dapat mencapai target tahunan yang


ditentukan. d) Status buruk : apabila desa dengan
cakupan dibawah target bulan dan

mempunyai kecenderungan cakupan bulanan


menurun dibandingkan

dengan cakupan bulan yang lalu. Desa ini di


ketegorikan dalam Desa E, yang perlu
mendapatkan prioritas untuk pembinaan agar
cakupan bulanan
selanjutnya dapat ditingkatkan diatas cakupan
bulanan minimal dan dapat

mengejar target pencapaian target tahunan.

e. Rencana tindak lanjut

Setelah melakukan analisis data, untuk


menghasilkan suatu keputusan tindak

lanjut dijabarkan dalam bentuk operasional jangka


pendek, sehingga masalah

yang dihadapi dapat diselesaikan sesuai dengan


spesifikasi daerah. Rencana

operasional yang harus ditindaklanjuti adalah


sebagai berikut. a) Desa yang berstatus baik atau
cukup, pola penyelengagaraan KIA perlu

dilanjutkan, dengan beberapa penyesuaian


tertentu sesuai kebutuhan. b) Desa berstatus
kurang atau buruk perlu dilakukan analisis lebih
mendalam

serta dicari penyebab rendahnya atau


menurunnya cakupan bulanan, sehingga dapat
diupayakan cara penanganan masalah secara lebh
spesifik. Intervensi dan kegiatan yang bersifat
teknis harus dibicarakan dalam

lokakarya mini puskesma dan rapat Dinas


Kesehatan Dati II. In tervensi dan

kegiatan yang bersifat non teknis, misalnya untuk


menggerakan sasaran, motivasi, dan memobilisasi
sumber daya yang ada di masyarakat harus

dibicarakan pada rapat koordinasi kecamatan.c)


Status cukup : apabila desa denga cakupan
dibawah target dan mempunyai

kecendrungan cakupan bulanan yang meningkat


jika dibandingkan engan
cakupan bulan lalu.desa demikian dikategorikan
kedalam desa D, yang

perlu didorong agar cakupan bulan selanjutnya


tidak boleh kecil dari pada

akupan bulanan minimal. Apabla eadaan tersebut


dapat terlaksana maka

desa terseut dapat mencapai target tahunan yang


ditentukan. d) Status buruk : apabila desa dengan
cakupan dibawah target bulan dan

mempunyai kecenderungan cakupan bulanan


menurun dibandingkan

dengan cakupan bulan yang lalu. Desa ini di


ketegorikan dalam Desa E, yang perlu
mendapatkan prioritas untuk pembinaan agar
cakupan bulanan

selanjutnya dapat ditingkatkan diatas cakupan


bulanan minimal dan dapat
mengejar target pencapaian target tahunan.

e. Rencana tindak lanjut

Setelah melakukan analisis data, untuk


menghasilkan suatu keputusan tindak

lanjut dijabarkan dalam bentuk operasional jangka


pendek, sehingga masalah

yang dihadapi dapat diselesaikan sesuai dengan


spesifikasi daerah. Rencana

operasional yang harus ditindaklanjuti adalah


sebagai berikut. a) Desa yang berstatus baik atau
cukup, pola penyelengagaraan KIA perlu

dilanjutkan, dengan beberapa penyesuaian


tertentu sesuai kebutuhan. b) Desa berstatus
kurang atau buruk perlu dilakukan analisis lebih
mendalam

serta dicari penyebab rendahnya atau


menurunnya cakupan bulanan, sehingga dapat
diupayakan cara penanganan masalah secara lebh
spesifik. Intervensi dan kegiatan yang bersifat
teknis harus dibicarakan dalam

lokakarya mini puskesma dan rapat Dinas


Kesehatan Dati II. In tervensi dan

kegiatan yang bersifat non teknis, misalnya untuk


menggerakan sasaran, motivasi, dan memobilisasi
sumber daya yang ada di masyarakat harus

dibicarakan pada rapat koordinasi kecamatan.


L. Pelembagaan PWS KIA

Pelembagaan PWS-KIA adalah pemanfaatan PWS-


KIA secara teratur dan terus

menerus pada semua siklus pengambilan


keputusan untuk memantau

penyelenggaraan program KIA, di semua tingkatan


administrasi pemerintah, baik
yang bersifat teknis sektoral maupun yang bersifat
koordinasi non teknis dan

lintas sektoral. Langkah-langkah pelembagaan


PWS-KIA adalah sebagai berikut:

a. Penunjukan petugas pengelolaan data disetiap


tingkatan, untuk menjaga

kelancaran pengumpulan data, yaitu data dari


puskesmas dikirim ke Dinas

Kesehatan Dati II. Data yang ada di puskesmas


disusun PWS-KWS per desa,

sedangkan data yang ada di Dati II disusun PWS-


KIA per puskesmas. b. Pemanfaatan pemantauan
lintas program. c. Penyajian PWS-KIA pada
pertemuan teknis bulanan ditingkat puskesmas
dan

Dati II, untuk menginformasikan hasil yang telah


dicapai, identifikasi
masalah, merencanakan perbaikan serta
menyusun rencana operasional

berikutnya. Pada pertemuan tersebut wilayah


yang berhasil diminta untuk

mempersentasikan upaya yang telah dilakukan. d.


Pemantauan PWS-KIA untuk meyakinkan lintas
sektoral. e. Pemantauan Wilayah Setempat (PWS)
disajikan serta didiskusikan pada

pertemuan lintas sektoral di tingkat kecamatan


dan Dati II, untuk mendapat

dukungan dalam pemecahan masalah dan agar


masalah operasional yang

didapati dapat dipahami bersama, terutama yang


berkaitan dengan motivasi

dan pergerakan penduduk sasaran. f. Pembinaan


melalui supervise yang terarah dan berkelanjutan
merupakan
system pembinaan yang efektif bagi pelembagaan
PWS. Pelaksanaan

supervisi dilaksanakan dengan mengisi forum


check list yang akan digunakan

dalam supervise ditingkat puskesmasdan


kabupaten untuk dianalisis dan

ditindaklanjuti.
M. Sistem Pencatatan Dan Pelaporan

Dalam melakukan pencatatan dan pelaporan,


PWS-KIA memerlukan data

sasaran, data pelayanan, dan sumbar data. Data


sasaran yang meliputi jumlah seluruh ibu hamil,
ibu bersalin, bayi

kurang dari 1 bulan (neonates), dan jumlah seluruh


bayi. Data pelayanan meliputi jumlah K1, K4, ibu
hamil beresiko yang dirujuk
masyarakat, ibu hamil yang beresiko yang dilayani
oleh tenga kesehatan, persalinan yang ditolong
oleh tenaga kesehatan, dan jumlah bayi yang
berusia

kurang dari 1 bulan yang dilayani oleh tenaga


kesehatan minimal 2 kali. Sumber data, sebaiknya
data berasal dari hasil pencacahan jiwa setempat.
Sumber data dapat diambil dari register kohert ibu
dan bayi, laporan persalinan

yang ditolong oleh tenaga kesehatan dan dukun


bayi, laporan dari dokter atau

bidan peraktik swasta, dan laporan dari fasilitas


pelayanan kesehatan selain

puskesmas yang berada di wilayah puskesmas. N.


Propses Penerapan PWS-KIA

Proses penerapan PWS-KIA merupakan langkah


sistematis dan berurutan. Adapun langkah-langkah
tersebut meliputi:
1) Persiapan

Persiapan dimulai dengan diadakan pertemuan


ditingkat provinsi untuk

menyamakan persepsipelatihan pelatih,


merencanakan pelatihan tingkat

kabupaten dan puskesmas, meenentukan siapa


yang akan dilatih, menentukan

kebijaksanaan provinsi dalam pelaksanaan PWS-


KIA dan menyusun

mekanisme pemantauan kegiatan. Pada langkah


persiapan, harus melibatkan

pihak-pihak lain terutama dari kantor wilayah


kesehatan dan dinas kesehatan

tingkat I. pihak dari kantor wilayah yang terlibat


dalam persiapan adalah
kepala bidang PKPP, kepala bidang pelayanan dan
kesehatan masyarakat, kepala bidang PPTK, kepala
bidang gizi/kesehatan keluarga, kepala seksi

puskesmas, kepala seksi rujukan dan kepala seksi


epidemiologi. Sedangkan pihak dari dinas
kesehatan tingkat I adalah kepala subdinas KIA,
kepala

subdinas pemulihan, kepala subdinas PKM, kepala


seksi ibu dan anak, kepala

seksi puskesmas, kepala seksi rumah sakit, kepala


seksi imunisasi, dan kepala

sebagian perencanaan. Persiapan kedua adalah


Pelatihan Petugas Dati II. Pelatihan bertujuan

untuk melatih petugas Dati II menjadi petugas


puskesmas. Peserta terutama

diambil dari unsure-unsur KIA, pemberantasan


penyakit menular (P2M), dan
pemulihan, baik dari dinas kesehatan maupun
kantor departemen tingkat II. Jumlah peserta yang
disarankan untuk setiap kali pelatihan adalah tidak
lebih

dari 30 orang (10-30) orang, dengan materi


pelatihan meliputi: pedoman

PWS-KIA, pedoman pelayanan antenatal,


kebijakan program KIA, serta

perencanaan pelaksanaan dan pemantauan


kegiatan. Persiapan ketiga adalah Pelatihan
Petugas Puskesmas di Dati II. Pelatihan ini
diberikan kepada petugas di Dati I dan II yang
sudah dilatih. Pelatihan ini merupakan pelatihan
khusus mengenai PWS-KIA, yang diikuti

oleh pimpinan puskesmas, koordinator unit KIA,


Petugas Sistem Pencatatan

dan Pelaporan Terpadu Puskesmas (SP2TP).


Setelah pelatihan petugas puskesmas langkah
selanjutnya dari

persiapan adalah pertemuan dengan unit


kesehatan, baik dari swasta ataupun

rumah sakit umu, yang bertujuan untuk


mengetahui cakupan pelayanan KIA

oleh tenaga kesehatan. 2) Pelaksanaan

Pelaksanaan dilakukan dengan mengadakan


pertemuan-pertemuan ditingkat

Dati II, puskesmas, dan tingkat kecamatan.


Pertemuan di Dati II, merupakan pertemuan yang
bersifat internal

tenaga kesehatan, yang dihadiri oleh para kepala


seksi terkait di lingkungan

dinas kesehatan dan kantor departemen, serta


puskesmas. Pertemuan lintaas
sektoral dihadiri oleh sektor terkait ditingkat
kabupaten dan kecamatan.
Pertemuan di puskesmas, adalah pertemuan
dipuskesmas yang dapat

dilakukan bersamaan dengan mini lokakarya atau


pertemuan rutin bulanan. Pada pertemuan
dipuskesmas semua staf yang terlibat dalam
pelayanan KIA

dilatih tentang PWS-KIA, kemudian menyusun


rencana tindak lanjut. Pertemuan ditingkat
kecamatan , merupakan pertemuan bulanan rapat

koordinasi untuk menyampaikan informasi


mengenai PWS-KIA nonteknis. Dalam pertemuan
ini diharapkan kepada desa, tim penggerak PKK
desa, puskesmas dan tokoh lintas sektoral.

3) Pemantauan
PWS-KIA dapat dipantau baik ditingkat kabupaten
maupun ditingkat

puskesmas. Pemantauan ditingkat kabupaten,


merupakan pemantauan

puskesmas, laporan rumah sakit, laporn swasta,


dan supervise from check list. Sedangkan
pemantauan ditingkat puskesmas meliputi sarana
pencatatan (buku

register), laporan swasta, dan kunjungan desa


rawan. 4) Pelaporan

5) Puskesmas mengumpulkan, mengolah dan


mengirim data PWS-KIA ke dinas

kesehatan Dati II. Laporan dikirim setiap bulan,


dengan ketentuan selambat-

lambatnya tanggal 10 bulan berikutnya. Kemudian


Dinas Kesehatan Dati II
membuat rekapitulasi laporan kabupaten untuk
dikirimkan kepusat. Proses penerapan PWS-KIA
secara garis besar dapat dijabarkan kedalam
bentuk

bagian alur data pelayanan KIA PWS-KIA baik


ditingkat puskeamas maupun

ditingkat Dati II.

Anda mungkin juga menyukai