proses kehidupan yang aktual atau potensial (NANDA,1990 dalam Hidayat 2001). Diagnosa
keperawatan, meliputi aktual, resiko, kemungkinan, sehat dan sehjahtera, dan sindrom.
Tujuan: mengkomunikasikan masalah klien pada tim kesehatan, mendemonstrasikan
tanggung jawab dalam identifikasi masalah klien, dan mengidentifikasi masalah utama untuk
perkembangan intervensi keperawatan.
Dalam melakukan pencatatan diagnosa keperawatan menggunakan pedoman sebagai
berikut: gunakan format problem, etiologi, simtom (PES) untuk masalah aktual dan problem,
etiologi (PE) untuk masalah resiko, catat dalam format diagnosa keperawatan, gunakan istilah
keperawatan yang dibuat dari NANDA atau lainnya, mulai pernyataan diagnosa keperawatan
dengan mengidentifikasi informasi tentang data untuk diagnosa keperawatan, masukkan
pernyataan diagnosa keperawatan ke dalam daftar masalah, hubungkan setiap diagnosa
keperawatan ketika menentukan masalah keperawatan, dan gunakan diagnosa keperawatan
sebagai pedoman untuk pengkajian, perencanaan, intervensi, dan evaluasi.
Dokumentasi rencana keperawatan. Perencanaan merupakan bagain dari fase
pengorganisasin dalam proses keperawatan yang meliputi tujuan perawatan, penetapan
pemecahan masalah, dan menentukan tujuan perencanaan untuk mengatasi masalah klien
melalui intervensi dan manajemen yang baik.
Tujuan: konsolidasi dan organisasi klien sebagai sumber dokumentasi, sebagai alat
komunikasi antara perawat, dan tim kesehatan.
Pedoman dokumentasi rencana keperawatan yang efektif adalah: sebelum menulis, cek
sumber informasi data, buat rencana keperawatan yang mudah dimengerti, tujuan harus jelas,
spesifik, dapat diukur, dan kriteria hasil sesuai dengan identifikasi masalah, memulai instruksi
perawatan harus menggunakan kata kerja, dan gunakan tinta untuk menulis.
Dokumentasi intervensi keperawatan. Dokumentasi intervensi keperawatan mencatat
pelaksanaan rencana perawatan, pemenuhan kriteria hasil dari tindakan keperawatan mandiri,
dan kolaboratif. Intervensi dicatat untuk mengkomunikasikan rencana perawatan, mencapai
tujuan, dilakukan intervensi yang tepat sesuai dengan masalah, serta tetap melakukan
pengkajian untuk evaluasi efektif terhadap perawatan.
Hal yang harus diperhatikan: gunakan deskripsi tindakan untuk menentukan apa yang
telah dikerjakan, identifikasi alat dan bahan yang digunakan dalam bentuk yang tepat, berikan
keamanan, kenyamanan, dan perhatikan faktor lingkungan klien dalam memberikan
intervensi, catat waktu dan orang yang bertanggung jawab dalam memberikan intervensi,
catat prosedur yang tepat, dan catat semua informasi tentang klien. Secara ringkas standar
dokumentasi intervensi dilaksanakan dalam mencatat semua intervensi keperawatan.
Dokumentasi evaluasi. Dokumentasi evaluasi merupakan catatan tentang indikasi
kemajuan klien terhadap tujuan yang dicapai. Evaluasi merupakan tahap akhir dari proses
keperawatan. Evaluasi bertujuan untuk menilai keefektifan perawatan dan untuk
mengkomunikasikan status klien dari hasil tindakan.
Metode catatan evaluasi menggunakan pedoman sebagai berikut: awali atau ikuti data
evaluasi dengan data pendukung, ikuti dokumentasi intervensi dengan evaluasi formatif,
gunakan evaluasi sumatif ketika klien dipulangkan atau dipindahkan, catat evaluasi sumatif
melalui pengkajian dan intervensi, pernyataan evaluasi formatif dan sumatif dimasukkan ke
dalam catatan kesehatan, korelasikan data khusus yang ditampilkan dengan kesimpulan yang
dicapai perawat, dan data pengkajian dan hasil yang diharapkan digunakan untuk mengukur
perkembangan klien.
3
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa kelengkapan data dalam dokumentasi
keperawatan merupakan hal yang sangat penting. Hal ini sesuai dengan penerapannya dalam
pendokumentasian proses keperawatan. Dimana penerapan dokumentasi keperawatan
dilakukan mulai dari dokumentasi pengkajian, perawat dapat mengidentifikasi dengan jelas
kekuatan dan kelemahan klien melalui dokumentasi diagnosa keperawatan, mengembangkan
rencana holistik melalui dokumentasi rencana keperawatan, melaksanakan rencana asuhan
keperawatan melalui dokumentasi intervensi keperawatan, dan menilai keefektifan rencana
asuhan keperawatan melalui dokumentasi evaluasi. Data yang telah dikumpulkan kemudian
divalidasi melalui tahapan dalam proses keperawatan dengan metode ilmiah. Dengan
demikian, kelengkapan data dalam dokumentasi keperawatan merupakan aspek yang
terpenting yang dapat memberikan gambaran informasi yang terorganisir secara lengkap dan
akurat tentang keadaan klien dan juga dapat diketahui secara jelas siapa yang mencatat,
dimana catatan dibuat, bagaimana cara mencatat, kapan catatan dibuat dan dibutuhkan, serta
dalam bentuk apa catatan dibuat.
Daftar Pustaka
Capernito, L.J., (1999). Rencana asuhan keperawatan & dokumentasi keperawatan:
Diagnosa keperawatan dan masalah kolaboratif. (edisi 2). Jakarta: EGC.
Nursalam, (2001). Proses dan dokumentasi keperawatan: Konsep dan praktik. (Ed. I).
Jakarta: Selemba Medika.