PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
mengucilkan satu pihak tertentu. Faktor eksternal bisa menimbulkan kemiskinan
struktural. Ketimpangan sosial ekonomi dapat terjadi karena beberapa faktor.
Berikut ini beberapa faktor penyebab terjadinya ketimpangan sosial ekonomi yang
ada di Indonesia:
2. Persebaran Penduduk
Faktor-faktor yang mempengaruhi persebaran penduduk juga mempengaruhi
ketimpangan sosial ekonomi. Di Indonesia, persebaran penduduk masih tidak
begitu merata. Hal ini bisa dilihat dari banyaknya penduduk yang menghuni Pulau
Jawa dibanding pulau-pulau lainnya. Anggapan bahwa Pulau Jawa sebagai pusat
pemerintahan berpotensi tinggi membuat sejumlah penduduk bermigrasi ke pulau
ini.
3
Selain itu, faktor pembangunan yang tidak merata juga mengakibatkan penduduk
daerah terpencil pindah ke Pulau Jawa karena pulau tersebut dianggap lebih maju
dibanding daerah asal mereka.. Akibatnya, terjadi ketimpangan pertumbuhan
ekonomi antara Pulau Jawa dengan pulau-pulau terpencil. Pulau Jawa akan
mengalami pertumbuhan ekonomi lebih tinggi dibanding pulau lainnya.
4. Lapangan Pekerjaan
Lapangan pekerjaan yang sedikit hanya mampu menampung angkatan kerja
dengan jumlah yang sedikit. Hal ini akan mengakibatkan ketimpangan sosial
ekonomi antara angkatan kerja yang telah bekerja dengan angkatan kerja yang
belum bekerja. Secara ekonomi, angkatan kerja akan berpotensi meraih
pendapatan dan kesejahteraan hidup yang lebih baik dibanding angkatan kerja
yang masih menganggur. Jika tidak diatasi, angkatan kerja yang menganggur akan
semakin sedikit dan membuat perekonomian negara semakin rapuh.
Meningkatkan lapangan pekerjaan bisa menjadi solusi untuk mengatasi
ketimpangan ini. Selain itu, cara mengatasi masalah pengangguran juga harus
dilakukan dalam menangani ketimpangan sosial ekonomi ini.
4
5. Kemiskinan
Kemiskinan membuat masyarakat sulit mendapatkan kesejahteraan hidup yang
layak, sehingga masyarakat yang mengalami kemiskinan akan mengalami
ketimpangan sosial ekonomi dengan masyarakat yang lebih kaya. Kemiskinan
bisa disebabkan oleh kualitas pribadi yang rendah serta sikap malas yang diidap
masyarakat. Kemiskinan juga dapat terjadi karena pengaruh struktur sosial yang
juga disebut sebagai kemiskinan struktural. Secara umum, kemiskinan
mempunyai bermacam-macam ciri, yaitu:
Angka kematian yang diri.
Tingkat kesehatan yang rendah.
Tingkat pendidikan yang rendah.
Memiliki mata pencaharian yang berpenghasilan rendah.
Mempunyai sikap tidak menerima perubahan.
Kemiskinan struktural mempunyai macam-macam golongan, yaitu:
Kaum petani yang tidak mempunyai lahan sendiri.
Petani yang mempunyai lahan sendiri namun lahannya begitu kecil.
Para buruh yang tidak mempunyai latar belakang pendidikan yang baik serta
tidak terlatih.
Pengusaha yang tidak mempunyai modal dan fasilitas dari pemerintah.
6. Globalisasi
Ketimpangan sosial ekonomi akibat globalisasi bisa disebabkan oleh sikap
masyarakat terhadap globalisasi. Jika masyarakat mampu beradaptasi terhadap
globlisasi, maka mereka mampu bertahan hidup lebih lama serta kesejahteraan
ekonomi mereka relatif lebih tinggi. Sebaliknya, jika tidak mampu beradaptasi
terhadap globalisasi, masyarakat akan makin tertinggal dan kesejahteraan
eknominya akan jauh lebih rendah.
7. Teknologi
Sama seperti globalisasi, pemanfaatan teknologi juga berpengaruh terhadap
ketimpangan sosial ekonomi. Jika mampu memanfaatkan teknologi secara
optimal, maka masyarakat akan mampu bertahan hidup dan kesejahteraan
5
ekonominya pun akan membaik. Sebaliknya, kegagalan memanfaatkan teknologi
akan merugikan masyarakat dan kesejahteraan ekonominya pun akan menurun.
8. Letak Geografis
Pengaruh letak geografis juga dapat mempengaruhi ketimpangan sosial ekonomi.
Hal ini bisa dilihat dari kemajuan ekonomis masyarakat di daerah dataran tinggi
dengan dataran rendah. Secara ekonomi, daerah dataran tinggi akan meraih
pertumbuhan ekonomi yang tinggi karena pembangunan di daerah tersebut cukup
pesat dan fasilitas pendidikan dan kesehatannya pun terbilang memadai.
9. Pendapatan
Sebenarnya, pendapatan bukanlah suatu hal yang dapat menimbulkan
ketimpangan sosial ekonomi. Itu pun dengan catatan bahwa pendapatan yang
diterima harus sesuai dengan bidang pekerjaan, tingkat kesulitan, kualitas, serta
kinerja dari tenaga kerja. Jika tidak sesuai dengan hal tersebut, maka ketimpangan
sosial ekonomi pasti akan terjadi. Gaji buruh dan guru yang kecil adalah contoh
ketimpangan yang disebabkan oleh faktor ini. Bila dilihat dari tingkat kesulitan
dan kualitas dari tenaga kerja, gaji yang diterima dari dua profesi itu bisa lebih
layak lagi.
6
Selain 10 faktor di atas, masih ada beberapa faktor ketimpangan sosial di
Indonesia yang dilansir dari laman Oxam, yaitu:
13. ketidakstabilan antara tingkat natalitas dan mortalitas serta migrasi penduduk
Natalitas adalah tingkat kelahiran penduduk sedangkan mortalitas adalah tingkat
kematian penduduk. Ketidakstabilan natalitas dan mortalitas dapat menyebabkan
suatu negara sulit untuk mengawasi penduduknya dan migrasi penduduk yang
salah dapat menyebabkan suatu daerah tempat yang sudah padat semakin padat
7
dan tempat yang sepi malah ditinggalin penduduknya, hal tersebut dapat
menyebabkan persebaran penduduk yang tidak merata dan dapat menimbulkan
terjadi ketimpangan di bidang ekonomi dan dapat membuat pangan di daerah/
tempat tersebut semakin langka. Oleh sebab itu, pemerintah perlu mengambil
tindakan untuk terus mengawasi persebaran penduduk serta tingkat kelahiran dan
kematian penduduk.
2. Dampak Negatif:
Kriminalitas adalah tindak kriminal segala sesuatu yang mellangar hukum atau
sebuah tindak kejahatan, sedangkan kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi
ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan,
pakaian,pendidikan dan kesehatan. Kemiskinan merupakan awal mulanya
terjadinya kriminalitas.
8
Melakukan pemberdayan masyarakat yang berbasis ekonomi.
Mengadakan transmigrasi.
Melakukan pemerataan pembangunan.
Mengadakan pelatihan manajerial di daerah terpencil.
Menciptakan peluang kerja yang luas.
Melatih kewirausahaan serta memberikan modal.
B. Upaya Pemerintah
1. Pemberantasan Kekurangan Gizi atau Stunting
Pemerintah Indonesia berupaya memberantas kekurangan gizi yang banyak
terjadi, terutama didaerah terpencil dengan pembangunan yang kurang maju.
Kekurangan gizi dianggap memperparah kondisi kemiskinan sebagai salah satu
contoh masalah ketimpangan sosial di masyarakat yang harus segera diatasi atau
diturunkan. Kasus kekurangan gizi paling tinggi di Indonesia sendiri tercatat
terjadi pada daerah Indonesia bagian timur sehingga diperlukan perhatian yang
lebih dan khusus.
9
4. Menurunkan Ketimpangan Kekayaan
Upaya ini dilakukan dengan pengaturan ulang pajak penghasilan dimana di
Indonesia masih didominasi oleh kalangan pekerja. Sedangkan sebenarnya
penghasilan pribadi seperti pengusaha, pemilik modal, dan yang lainnya memiliki
kewajiban pajak yang lebih besar dibanding pekerja, namun pelaksanaannya
belum optimal. Kondisi ini yang akhirnya menciptakan adanya kesenjangan
sosial.
10
pekerjaan tetap. Dengan adanya progam padat karya maka tingkat kesenjangan
dan pengangguran dapat dikurangi.
8. Penyaluran bantuan melalui subsidi
Penyaluran bantuan semacam ini dapat meringankan serta membantu masyarakat
yang kurang mampu untuk tetap menjaga kelangsungan hidup, seperti contohnya
Perum Bulog menyalurkan bantuan raskin terhadap masyarakat yang kurang
mampu dengan menjual beras dengan harga yang murah dan dapat dijangkau oleh
mereka. Selain itu, penyaluran subsidi pun harus dilakukan untuk pekerja/ buruh
dengan gaji minimum, seperti contohnya pemberian subsidi BBM. Penyaluran
bantuan ini dapat menekan angka ketimpangan sosial yang terjadi.
11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Masalah ketimpangan sosial ekonomi di Indonesia sangat sulit dipecahkan.
Bukan hanya di Indonesia, tetapi negara-negara berkembang pun menghadapi
masalah serupa. Masalah ini ada yang berdampak positif dan negatif. Dampak
positif ketimpangan sosial ekonomi adalah mendorong adanya persaingan antar
individu, sedangkan dampak negatifnya adalah dapat membuat kemiskinan serta
kriminalitas.
Upaya mengurangi ketimpangan sosial di bidang ekonomi dapat dilakukan
dengan beberapa cara yang efektif seperti memberikan bantuan/ subsidi pada
masyarakat kurang mampu, membuka lapangan kerja dan memberantas korupsi.
Upaya tersebut dilakukan untuk meningkatkan taraf kehidupan masyarakat di
Indonesia.
Selain itu, upaya mengurangi ketimpangan sosial ekonomi di Indonesia
dapat terealisasi dengan adanya pendidikan yang baik dan teknologi yang
memadai. Oleh karena itu, pemerintah perlu memberi sosialisasi dan pendidikan
untuk masyarakat Indonesia agar mereka dapat mengubah pola pikir ( mindset)
mereka menjadi lebih kritis lagi.
3.2 Saran
Dalam menghadapi ketimpangan sosial ekonomi di Indonesia pada zaman
globalisasi, diperlukan usaha yang lebih kreatif, inovatif dan eksploratif. Selain
itu, diperlukan kesadaran masyarakat unuk berubah dan dukungan atau bantuan
pemerintah kepada masyarakat yang kurang mampu melalui pendidikan dan
progam padat karya. Dengan adanya program padat karya, pemerintah bisa
memberikan pelatihan dan pengajaran serta pekerjaan untuk masyarakat yang
kurang mampu, ini merupakan salah satu cara yang dapat mengurangi angka
12
pengangguran di Indonesia dan meningkatkan kualitas sumber daya masyarakat
(SDM) dalam pengetahuan, wawasan, skill, dan moralitas
DAFTAR PUSTAKA
http://catatankuliahfethamrin.blogspot.co.id/2013/01/makalah-tentang-
kemiskinan-dan.html
https://materiips.com/faktor-ketimpangan-sosial
https://id.wikipedia.org/wiki/Kemiskinan
https://fisipsosiologi.wordpress.com/mata-kuliah/sosiologi-kriminalitas/
http://giovanishandika05.blogspot.com/
https://yustinasusi.wordpress.com/2015/09/25/ketimpangan-sosial/
13