Anda di halaman 1dari 4

Whistleblower: Ketika Budaya dan Etika Perusahaan Menjadi Taruhan

Dalam berjalannya suatu perusahaan atau organisasi tidak jarang elemen pekerja
melakukan pelanggaran. Kadang kala ada pihak-pihak yang mengadukan dugaan tindakan
pidana korupsi. Pelapor inilah yang disebut dengan whistleblower. Berikut ulasan lengkap
seputar whistleblower yang disinyalir mempertaruhkan budaya dan etika perusahaan. 

Pengertian Whistleblower

Secara umum definisi whistleblower seseorang yang melaporkan dugaan tindak pidana
korupsi yang dilakukan oleh pekerja perusahaan. Selain itu, whistleblower adalah pihak
terkait lain yang memiliki akses informasi dan mengadukan pelaku dugaan tindak pidana
korupsi.

Berdasarkan Surat Edaran Mahkamah Agung (SEMA) Nomor 4 Tahun 2011 tentang
Perlakuan Bagi Pelapor Tindak Pidana (Whistle Blower). Mengartikan apa itu
whistleblower yakni pihak yang mengetahui dan melaporkan suatu tindak pidana tertentu
dan pihak tersebut tidak termasuk dalam pelaku kejahatan yang dilaporkan.

Dalam SEMA juga menjabarkan lebih rinci terkait tindak pidana tertentu. Seperti korupsi,
terorisme, narkotika, money laundry, human trafficking, dan tindak pidana lain yang bersifat
terorganisir. Dimana tindak pidana ini sudah menimbulkan masalah dan ancaman serius
terhadap keamanan masyarakat.

Sementara itu, whistleblowing adalah seorang atau beberapa pekerja suatu perusahaan
yang mengetahui pekerja lainnya melakukan kecurangan dan melaporkannya.
Whistleblowing terbagi dalam dua jenis, yakni whistleblowing internal dan
whistleblowing eksternal.

Umumnya motivasi utama whistleblowing berasal dari motivasi moral untuk mencegah


kerugian perusahaan akibat pelanggaran yang dilakukan pelakunya.

Whistleblowing internal terjadi saat seorang atau beberapa orang karyawan mengetahui


mengenai kecurangan karyawan lain maupun kepala bagian. Selanjutnya melaporkan
kecurangan kepada pimpinan perusahaan yang jabatannya lebih tinggi.

Whistleblowing eksternal adalah seseorang maupun beberapa orang karyawan


mengetahui kecurangan perusahaan (bukan seseorang karyawan), lalu membocorkan
kepada masyarakat. Sebab kecurangan tersebut disinyalir menimbulkan kerugikan
masyarakat atau konsumen.

Apakah Keberadaan Whistleblower Adalah Ancaman?

Pada hakikatnya keberadaan whistleblower tidak menimbulkan ancaman serius. Asalkan


permasalahan atau dugaan pelanggaran tidak sampai ke khalayak dan akhirnya merugikan
perusahaan. Kebanyakan orang melakukan whistleblower karena latar belakang sakit hati.

Dalam praktiknya ada beberapa perusahaan yang menetapkan etika mengenai


whistleblower, baik secara tertulis maupun lisan. Segala sesuatu buruk yang dilakukan
perusahaan, terutama perusahaan paling berpengaruh dan populer akan mempengaruhi
reputasi. Bahkan dapat menurunkan kepercayaan dan penjualan produk kepada
masyarakat. Dari sinilah disimpulkan whistleblower dapat menjadi ancaman serius.

Sisi Positif Keberadaan Whistleblower

Keberadaan whistleblower tidak hanya menjadi ancaman bagi perusahaan melulu.


Terkadang ada sisi positif yang dapat diambil, seperti berikut ini:

1. Memperbaharui Kebijakan Hotline Whislteblowing

Perusahaan akan berusaha memperbaiki kinerja karyawan. Salah satu hal yang dilakukan
yakni memperbaharui kebijakan whistleblowing. Kebijakan ini dapat dibuat dalam sesi
pelatihan karyawan, seminar, dan materi promosi.

Sehingga karyawan tahu langkah- langkah yang harus diambil ketika akan melaporkan
masalah. Perusahaan juga terdorong membuat hotline khusus whistleblower yang akan
dikelola oleh pihak ketiga.

2. Karyawan Lebih Memiliki Etika

Etika seorang karyawan tidak hanya sebatas sopan santun kepada atasan dan mengerjakan
pekerjaan dengan baik. Dalam hal menghadapi pelaku pelanggaran juga harus beretika.
Apalagi setelah dilakukan seminar dan pemberian materi mengenai whistleblower.
Harapannya karyawan dapat membuat langkah tepat dan laporan yang tidak merugikan
perusahaan.

3. Mendorong Kebijakan Keterbukaan


Fenomena whistleblower yang marak terjadi juga mendorong lahirnya kebijakan
keterbukaan. Fungsinya untuk menimbulkan rasa keterbukaan dari seluruh karyawan jika
berhadapan dengan permasalahan di kantor. Alhasil, hubungan kerja yang sehat dapat
terselenggarakan dengan baik.

4. Mengoptimalkan Kotak Kritik dan Saran

Eksistensi whistleblower berpengaruh terhadap kotak kritik dan saran karena bekerja
secara maksimal. Sehingga, jika ada pegawai yang ingin melapor tidak takut dihakimi.
Disamping itu, tidak perlu berlarut-larut memendam masalah yang akhirnya menurunkan
kinerja.

Apakah Whistleblower Berhak Mendapatkan Perlindungan?

Umumnya karyawan pelapor atau whistleblower mendapatkan sasaran pembalasan


mengerikan. Seperti, intimidasi, pemecatan, pengasingan, pelecehan, dan banyak hal buruk
lainnya.

Berdasarkan hasil survei dari Ethics Resource Center (2007) yang bertajuk National
Business Ethics Survey menunjukkan keberadaan budaya perusahaan yang etis dan kuat
membuat peyimpangan karyawan berkurang.

Survei tersebut sah-sah saja, tetapi budaya setiap negara dan kebiasaan karyawan
berbeda-beda. Pada negara-negara di Asia cenderung memiliki karyawan yang tidak
terbuka ketika berhubungan dengan permasalahan kantor. Berbeda dari negara-negara
barat, biasanya karyawan lebih berani bersuara.

Oleh karenanya, penting untuk melindungi pelaku whistleblower. Perlindungan dapat


dilakukan secara administrasi, contohnya pelapor tidak akan dipecat atau tidak memperoleh
surat peringatan.

Pelapor whistleblower juga berhak memperoleh perlindungan hukum dan dari aparat
kepolisian. Terutama jika pelaporan yang diadukan berdampak atau berskala besar.

Contoh Kasus Whistleblowing di Indonesia

Contoh kasus whistleblowing di Indonesia yang pernah terjadi dan menggemparkan


pada tahun 2011. Terungkap skandal korupsi ratusan milyar Rupiah yang dilakukan oleh
Gayus Tambunan. Dalam kasus ini Susno Duadji dinilai sebagai whistle blower karena
memegang kunci skandal besar yang melibatkan.

Contoh kasus whistleblowing di Indonesia yang terjadi di PT.Sarinah Persero pada tahun
2015. Ferry M.Pasaribu mengadukan perbuatan Direktur Utama PT Bumi Cassava yakni
Utama Ismail Ibrahim dan serta Manager Divisi Perdagangan PT Sarinah Persero yakni
Purnama Karna Utama atas dugaan pembelian singkong kering. Dari kerjasama terselubung
tersebut menimbulkan kerugian negara sekitar Rp 4,4 miliar.

Sumber :

https://www.hukumonline.com/berita/baca/lt4fb7bff86349a/perbedaan-iwhistle-blower-i-dan-
ijustice-collaborator-i/

https://www.integrity-indonesia.com/id/blog/2020/04/15/whistleblowing-5-langkah-yang-
perusahaan-perlu-lakukan-untuk-kurangi-rasa-takut-whistleblower/

https://www.jojonomic.com/blog/whistle-blowing/

https://www.jobstreet.co.id/id/cms/employer/whistleblowing-penerapannya-dan-mengapa-itu-
penting/

https://kbr.id/saga/09-2015/kisah_sang_whistleblower_dari_pt_sarinah/75981.html

Anda mungkin juga menyukai