Anda di halaman 1dari 5

Emulsi

Komponen dan Tipe Emulsi


minyak dalam air (o/w) air dalam minyak (w/o)
Emulgator Zat pengemulsi: tragakan, gelatin, natrium Zat pengemulsi : ca. palmitat, span
lauril sulfat, trietanolamin stearat
Pengawet Metil/etil/butil/propil paraben
Asam benzoat
Senyawa amonium kwartner
Antioksidan Askorbat (vitamin C)
Tocoferol (Vitamin E)
Asam sitrat
Asam galat
Propil galat
Contoh emulsi oral mentega

Cara Pembuatan Emulsi


1. Gom Kering (Kontinental)
Emulgator (gom) dicampur dengan minyak + air (1 ½ x gom)  terbentuk corpus emulsi  diencerkan dg sisa air
2. Gom Basah (Inggris)
Emulgator (umumnya larut) ditambah kedalam air  mucilago + minyak perlahan  encerkan dg sisa air
 Bila sebagian minyak sudah terserap dan membentuk masa yang kental akan sulit menyerap minyak berikutnya
 encerkan lagi dg sedikit air baru tambahkan lagi minyak sedikit2 sampai membentuk korpus  Gerus 1-3
menit baru encerkan dengan sisa air
3. Botol Fobres
Minyak + emulgator (serbuk) dimasukan kedalam botol + 2 bagian air  tutup dan kocok kuat  tambah sisa air
sedikit-sedikit sambil dikocok
 u/ minyak atsiri dan zat seperti minyak yang memiliki viskositas rendah (encer)

Kerja Emulgator
Menstabilkan emulsi → menempati antar permukaan antara tetesan dan batas eksternal → mengurangi tegangan antar
permukaan → meningkatkan proses emulsifikasi selama pencampuran.
Jenis-jenis Emulgator
Emulgator Alami (Tipe O/W)
• Minyak leman 10% jumlah emulsi
• PGA/gom yang digunakan ½ kali jumlah
Dengan lemak lemak, kecuali Oleum Ricini 1/3 x nya
• Air yang digunakan untuk korpus emulsi 1 ½ x
PGA
Dengan Parafin liquidum, balsam, kreosot,
guaicol dan lemak padat (cera, oleum
PGA/gom yang digunakan 1 x jumlahnya
Dari cacao, parafin solidum) dan
PGA
tumbuhan minyak atsiri
Dengan extractum spissum Gom 2,5,% x total emulsi
Dengan minyak lemak + minyak atsiri + zat (Gom ½ x minyak lemak) + (1 x minyak atsiri) +
yang larut dalam minyak (1 x zat larut dalam minyak )
Dengan camphor, menthol, thymol
Gom 5 x beratnya
dan salol
Dengan bahan obat mempunyai BJ Digunakan gom ¾ x minyak, air 1 ½ x gom
tinggi (Bromoform, Chloroform)
Dengan lecoris aseli (minyak ikan) Gom 30 % dari bobot minyak
Tragakan Digunakan air corpus 20 x tragakan
Agar- agar
Chondrus
Pektin, metilselulosa,
CMC 1-2%

Vitellum ovi (kuning


telur)
Dari hewan Albumen ovi
Adeps lanae
Bentonit 5%
Dari tanah
mineral Magnesium alumunium
1%
silikat

Nilai HLB
Contoh:
Pada pembuatan 100ml emulsi tipe o/w diperlukan
emulgator dengan harga HLB 12. Sebagai emulgator
dipakai campuran Span 20 (HLB 8,6) dan tween 20 (HLB
16,7) sebanyak 5 gram. Berapa gram masing-masing berat
Span 20 dan Tween 20?

HLB Campuran:
Berapa HLB campuran dari resep berikut :
R/ Tween 80% 70% (HLB = 15)
R/ Span 80% 30% (HLB = 4,5)

HLB beberapa surfaktan


Tween : ester dari sorbitan dengan asam lemak,
mengandung ikatan eter dengan oksi etilen
Span : ester dari sobitan dengan asam lemak

Cara Membedakan Tipe Emulsi


• O/W : Diencerkan
Pengenceran • dengan air
Fase W/O : Diencerkan
dengan minyak
• O/W : Emulsi + larutan
• metylen blue/red
Pewarnaan W/O : Emulsi + larutan
sudan III (berwarna
merah)
Kertas Saring • O/W : Diteteskan pada kertas >
• terjadi noda air/basah
W/O : Diteteskan pada kertas > terjadi noda minyak
• O/W : Lampu neon nyala
Konduktivitas Listrik
• W/O : Lampu neon mati

Ketidakstabilan Emulsi
1. Creaming - reversible
2. Coalesens dan Cracking (breaking) - irreversible
Rusak/pecahnya emulsi karena bagian film meliputi partikel rusak. Butir minyak berkoalesensi atau bersatu
menjadi fase tunggal yang memisah, dikarenakan:
a. Kimia  penambahan alkohol, perubahan pH, penambahan elektrolit (CaO / CaCl2 eksikatus)
b. Fisika  pemanasan, pendinginan, penyaringan, pengadukan
c. Biologi  terjadi fermentasi bakteri, jamur atau ragi
3. Inversi Fase
Diakibatkan jika adanya perubahan suhu, menggunakan peralatan kotor, pencampuran tidak sesuai,
penambahan bahan lain yg merubah kelarutan emulgator

Evaluasi Fisik Sediaan Emulsi


Uji Evaluasi Syarat Pengujian (FI VI)
Organoleptik sediaan
Evaluasi pH sediaan
Bobot jenis Idem sirup dan elixir
Volume terpindahkan
Viskositas
Volume Creaming Dituangkan ke gelas ukur 100 ml  amati 3 hari
Syarat  creaming kecil dan tidak membentuk cake
Homogenitas Idem krim
Kemampuan Redispersi Dimasukkan kedalam botol dan dkocok dg dibalikan 90° dan diamati.
Syarat  terdispersi sempurna
Tipe Emulsi O/W  Metilen blue W/O  Sudan III
Suspensi
Dispersi kasar 2 fase dimana partikel padat pada umumnya berdiameter >0,1µm yang tidak larut dan terdispersi dalam
media cair
Suspensi tidak menggumpal dan terdistribusi merata serta harus mudah terdistribusi jika terflokulasi

Metode Pembuatan
Dispersi Presipitasi
Serbuk terbagi halus dalam pembawa (umumnya air) - Zat yang akan didispersikan dilarutkan dalam pelarut
Notes: organik (etanol, ppg, peg)
- Sukar saat mendispersikan serbuk kedalam cairan pembawa - Larutan zat diencerkan dengan larutan pensuspensi dalam
 karena adanya udara/lemak/sudut kontak terlalu besar air  terbentuk endapan halus
- Sudut kontak ± 90°C  mengambang dan serbuk bersihfat Notes:
hidrofob - Adanya pembasahan serbuk  didapatkan inti partikel
- Untuk menurunkan tegangan permukaan  +wetting yang lebih halus sehingga memperlambat rasio kekeruhan.
agent/levigating agent - Pada dispersi langsung  bentuk partikel masih kasar dan
mempercepat rasio kekeruhan

Rekonstitusi
Suspensi dapat dibagi dalam 2 jenis, yaitu suspensi yang siap digunakan atau yang dikonstitusikan dengan jumlah air
untuk injeksi atau pelarut lain yang sesuai sebelum digunakan.
 Untuk BA tidak stabil dalam air
 Menghindari masalah stabilitas fisik (perubahan pH/viskositas/bentuk polimorf/inkom dengan pembawa, caking)
 Formulasi sediaan menurunkan berat sediaan akhir

Perhitungan BA, Eksipien, dan Kelarutan dalam Sediaan Suspensi


Formula Perhitungan
Nama Zat dan kadar : Volume sediaan : 60 mL Jumlah BA = Kadar BA x Volume sediaan yang digunakan
1. Ibuprofen 100 mg/5mL Kadar BA = Jumlah BA dalam volume sediaan x 100%
2. Natrium Benzoat 0,4% (Pengawet) 0,1 g
3. Natrium Sakarin 0,3% (Pemanis) Jumlah ibuprofen yang dibutuhkan= 𝑥 60 𝑚𝑙 = 1,2 𝑔
5 ml
4. CMC-Na 1% (Pengental)
1,2 g
5. PPG 2% (Wetting agent) Kadar laktulosa = 𝑥 100% = 2%
6. NaCL 0,3% (Floculating agent)
60 ml
7. Asam dan Natrium Sitrat (Dapar)
8. Pewarna Ungu 0,001% Eksipien
9. Perisa Anggur 0,2% Kadar Eksipien = Kadar (%) x Volume sediaan yang
10. Aquades digunakan
Nacl 0,3% (floculating agent ≤1%)
Jumlah Nacl yang dibutuhkan 𝑔
Evaluasi Fisik Sediaan Suspensi
Uji Evaluasi Syarat Pengujian (FI VI)
Organoleptik sediaa
Idem sirup dan elixir
Evaluasi pH sediaan
• Idem sirup dan elixir
Bobot jenis
• Syarat : mendekati BJ suspensi di pasaran 1-2,5 g/mL
Volume terpindahka Idem sirup dan elixir
• Idem sirup dan elixir
Viskositas
• Syarat : mendekati viskositas CMC-Na 400-800 cPas
Volume sedimentasi Volume yang diisikan kedalam gelas ukur (Vo) dan Perubahan (Vu) dicatat
selama 5 hari.
Rumus : Vu/Vo

Syarat  F = 1 atau mendekati 1


Homogenitas • Diteteskan ke kaca arloji.
• Syarat : ukuran partikel/globul seragam.
Kemampuan redispersi • Dimasukkan kedalam botol → dikocok dengan membalikan botol 90° dan diamati selama
3 hari
• Syarat : terdispersi sempurna.
Waktu rekonstitusi • Waktu rekonstitusi mulai dari pertama pengocokan hingga serbuk terdispersi sempurna
• Syarat : ≤ 30 detik

Ketidakstabilan Suspensi

Anda mungkin juga menyukai