Anda di halaman 1dari 19

Askeb v komunitas

TUGAS TAMBAHAN BIDAN YANG TERKAIT


PERMASALAHAN KESEHATAN
DENGAN KESEHATAN IBU & WANIT
ANAK DALAM
DIMENSI SOSIALDAN UPAY MENGATASINYA

Pelayanan kesehatan wanita sepanjang daur kehidupannya

Skrining &Deteksi dini

MTBS

RESNA LITASARI, SST


Kesehatan wanita sepanjang daur kehidupannya & MTBS.……..

Mata kuliah : Askeb V

Kode mata kuliah : Bd. 305

Topik : Tugas tambahan bidan yang terkait dengan KIA

Subtopik : - Pelayanan kesehatan wanita sepanjang daur

kehidupannya

- Deteksi Dini

- MTBS

Dosen : Resna Litasari, SST

Waktu : 120 menit

Setelah mengikuti mata kuliah ini diharapkan mahasiswa mampu menjelaskan :

1. Pelayanan kesehatan wanita sepanjang daur kehidupannya

2. Deteksi Dini

3. MTBS

Sejak tahun 1996 Departeman Kesehatan bekerja sama dengan WHO telah

mengembangkan pendekatan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) dengan

keterpaduan pelayanan tidak hanya pelayanan kuratif saja akan tetapi sekaligus dengan

pelayanan preventif dan promotif.

Sekitar 12 Juta balita per tahun meninggal di negara berkembang dan 70%

kematian balita tersebut disebabkan oleh penyakit pneumonia, malaria, diare, campak,

malnutrisi atau kombinasi. Selain itu 75% ibu membawa balita ke klinik dengan keluhan

salah satu kondisi di atas dan sering ditemukan overlapping gejala, sehingga diagnosis

tunggal sulit ditegakkan.

Dewasa ini terdapat cara-cara yang cukup efektif serta dapat dikerjakan untuk

mencegah sebagian besar kematian tersebut berupa perawatan anak yang menderita

Resna Litasari, SST 1


Kesehatan wanita sepanjang daur kehidupannya & MTBS.……..

penyakit-penyakit tersebutdi fasilitas rawat jalan. WHO dan UNICEF memperkenalkan 1

(satu) set pedoman terpadu yang menjelaskan secara rinci penanganan penyakit-penyakit

ini. Dalam perkembangannya, pedoman ini diperluas sehingga mencakup manajemen terpadu

bayi muda umur 1 (satu) hari sampai 2 bulan, baik dalam keadaan sehat maupun sakit.

Dalam membina dan melaksanakan pelayanan kesehatan khususnya ibu dan anak,

bidan tidak lepas dari tugas-tugasnya. Dalam pelayanan kesehatan ibu dan anak terdapat

kegiatan pokok kesehatan ibu dan anak, yaitu :

1. Peningkatan pelayanan ANC di semua fasilitas pelayanan dengan mutu sesuai standar

dan menjangkau seluruh sasaran.

2. Peningkatan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan

3. Peningkatan deteksi dini/ komplikasi kebidanan

4. Peningkatan penanganan komplikasi kebidanan secara adekuat dan continue

5. Peningkatan pelayanan neonatus, ibu nifas sesuai standar

Adapun tugas-tugas tambahan bidan yang terkait dengan kesehatan ibu dan anak

meliputi :

A. PELAYANAN KESEHATAN WANITA SEPANJANG DAUR KEHIDUPANNYA

Pelayanan kesehatan wanita dimulai sejak bayi sampai usia lanjut. Kegiatan

pelayanannya berbentuk skrining dan deteksi dini.

1. Skrining

a. Bayi perempuan

Pada bayi perempuan telah memiliki folikel primordial sebanyak 750000,

yang kelak akan dikeluarkan ketika ovulasi.

Genetalia interna dan eksterna sudah terbentuk, sehingga sudah dapat

dibedakan dengan bayi laki-laki.

Pada usia sepuluh hari pertama, masih terpengaruh oleh hormon estrogen

sehingga kadang ditemukan pada bayi terjadi pembengkakan payudara

(kadang disertai sekresi cairan seperti air susu), kadang juga ditemukan

perdarahan pervaginam seperti menstruasi.

Resna Litasari, SST 2


Kesehatan wanita sepanjang daur kehidupannya & MTBS.……..

b. Masa kanak-kanak

Pada periode ini merupakan periode penting dalam tumbuh kembang anak.

Perkembangan otak sangat cepat, sehingga pada masa ini disebut fase

pertumbuhan dasar.

Pada periode ini juga merupakan masa kritis dimana anak memerlukan

rangsangan dimana anak memerlukan rangsangan atau stimulasi untuk

mengembangkan potensi otak kanan dan kirinya.

Bentuk skrining terhadap tumbuh kembang anak dapat dilakukan dengan

menggunakan DDST (Denver Developmental Screening Test ), sehingga bisa

diketahui atau dinilai perkembangan anak sesuai usianya.

c. Masa pubertas

Merupakan masa peralihan antara masa kanak-kanak dengan masa dewasa.

Masa pubertas ditandai dengan munculnya tanda-tanda kelamin sekunder

(pembesaran payudara, tumbuhnya rambut di pubis, ketiak) sampai

kemampuan bereproduksi.

Cepat lambat seorang anak memasuki masa pubertas dipengaruhi bangsa,

iklim, gizi, kebudayaan. Semakin baik gizi seseorang semakin cepat akan

memasuki masa pubertas.

d. Masa reproduksi

Masa reproduksi merupakan masa terpenting bagi wanita (biasanya seorang

wanita memasuki masa ini selama 33 tahun). Pada masa ini seorang wanita telah

mampu mencetak generasi baru dengan hamil, melahirkan dan menyusui.

Seorang wanita yang dalam keadaan hamil apabila mendapatkan kebutuhan

gizi sesuai maka akan melahirkan bayi yang sehat yang kelak akan tumbuh

dewasa. Demikian pula pada saat wanita tersebut menyusui, apabila terpenuhi

gizinya kemungkinan terjadi keterlambatan tumbuh kembang pada bayinya akan

kecil.

Bentuk screening pada masa ini bisa diawali saat ibu melakukan kunjungan

awal antenatal care. Pada saat ini bidan melakukan pemeriksaan terhadap ibu,

dari hasil pemeriksaan dapat diperoleh hasil yang akan menentukan keadaan ibu

Resna Litasari, SST 3


Kesehatan wanita sepanjang daur kehidupannya & MTBS.……..

dan janin. Bidan dapat melakukan skrining terhadap ibu hamil yang mempunyai

resiko.

e. Masa klimakterium

Masa klimakterium adalah suatu masa peralihan antara masa reproduksi

dengan masa senium (pasca menopause).

Pada masa ini ibu mengalami perubahan-perubahan tertentu yakni timbulnya

gangguan dari gangguan yang bersifat berat seperti timbulnya rasa panas

pada wajah (hot flushes), jantung berdebar, uterus mengecil, berkeringat

dll

Kadangkala pada masa ini seorang wanita membutuhkan bidan atau tenaga

kesehatan untuk membantu mengurangi keluhan-keluhan yang dirasakannya.

B. DETEKSI DINI

1. Deteksi dini pada ibu hamil mengandung makna :

a. Dengan deteksi dini ibu hamil yang beresiko, akan dapat menurunkan angka

kematian ibu.

b. Kehamilan merupakan hal yang bersifat fisiologis, tetapi perlu perawatan dini

yang khusus agar ibu dan janin sehat. Tanpa perawatan maka dari hal yang

bersifat fisiologis dapat menjadi patologis.

c. Bentuk-bentuk komplikasi yang terjadi dalam kehamilan.

Kadar haemoglobin ibu hamil kurang dari 8gr%, tekanan darah ibu diatas

130/90 mmHg, terdapat oedema di wajah, pre eklampsi dan eklampsi,

perdarahan pervaginam, ketuban pecah dini, letak sungsang pada primigravida,

sepsis, prematur, gemelli, janin besar, penyakit kronis pada ibu, riwayat

obstetri buruk.

2. Bayi, balita

Pada bayi dan balita deteksi dini dapat dilakukan dengan menggunakan DDST

(Denver Developmental Screening Test),

3. Pubertas

Resna Litasari, SST 4


Kesehatan wanita sepanjang daur kehidupannya & MTBS.……..

a. Gangguan pada masa pubertas seringkali diakibatkan oleh pola hidup remaja,

dengan pola hidup yang sehat, akan didapatkan tubuh yang sehat jasmani dan

rohani.

b. Gangguan menstruasi yang dialami pada remaja putri dapat merupakan indikasi

adanya gangguan pada organ reproduksi wanita.

c. Bidan dapat melakukan penyuluhan-penyuluhan, bimbingan pada remaja putri

dalam konteks kesehatan reproduksi.

4. Klimakterium, menopause, senium

a. Gangguan yang sering dialami pada masa ini adalah osteoporosis atau

pengeroposan tulang, hipertensi dll.

b. Untuk melakukan deteksi dini pada masa ini seorang wanita secara reproduksi

sudah tidak dapat berperan, namun bukan berarti terbebas dari risiko gangguan

reproduksi. Salah satunya penyakit kanker serviks atau mulut rahim biasanya

terjadi pada masa ini. Pap smear merupakan salah satu cara untuk deteksi

adanya kanker mulut rahim.

C. MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT (MTBS)

Seorang ibu akan membawa anaknya ke klinik jika ada suatu masalah atau gejala

khusus. Jika bidan hanya memeriksa anak ini untuk masalah atau gejala khusus itu,

bidan mungkin akan melewatkan tanda-tanda penyakit lain. Anak mungkin juga

menderita pneumonia, diare atau anemia. Penyakit ini dapat menyebabkan kematian

atau cacat pada anak apabila tidak diobati dengan tepat.

Dalam penerapan MTBS bidan diajarkan untuk memperhatikan secara cepat semua

gejala anak sakit, sehingga segera dapat ditentukan apakah anak dalam keadaan sakit

berat dan perlu segera dirujuk. Jika penyakitnya tidak parah selanjutnya tenaga

kesehatan bisa memberikan pengobatan sesuai pedoman MTBS.

PENGERTIAN MTBS

Suatu pendekatan keterpaduan dalam tatalaksana balita sakit dan bayi muda sehat

dan sakit di fasilitas kesehatan tingkat dasar.

Resna Litasari, SST 5


Kesehatan wanita sepanjang daur kehidupannya & MTBS.……..

TUJUAN

• Menurunkan secara signifikan angka kesakitan & kematian global yang terkait

dengan penyebab utama penyakit pada balita melalui Peningkatan Kualitas

Pelayanan Kesehatan di unit rawat jalan fasilitas kesehatan dasar.

• Memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan dan perkembangan kesehatan anak.

ALUR PIKIR

Alur pikir MTBS


Intervensi
Perencanaan
keluarga dan
masyarakat
Persediaan obat,
Supervisi, Melatih
dan sistem kesehatan petugas kesehatan Pertumbuhan &
diperbaiki Perkembangan
Anak
Kualitas pelayanan diperbaiki
Di fas. Kes.
Kepatuhan diperbaiki Careseeking
perawatan di rumah diperbaiki,
diperbaiki Utililization
ditingkatkan
Kesehatan & gizi
diperbaiki

KEUNTUNGAN

• Akurasi identifikasi penyakit anak dan kualitas pelayanan meningkat

• Menjamin pengobatan yang tepat dari semua penyakit utama

• Memantapkan konseling bagi ibu/pengasuh anak

• Penyediaan pelayanan pencegahan

• Mempercepat rujukan bagi anak yang sakit parah

MANFAAT

• Meningkatnya kualitas pelayanan kesehatan dasar ditingkat pertama

• Rasionalisasi penggunaan obat

Resna Litasari, SST 6


Kesehatan wanita sepanjang daur kehidupannya & MTBS.……..

• Lebih murah (termasuk 10 besar intervensi yang cost effective)

• Mampu menurunkan penurunan angka kematian bayi dan balita yang bermakna

TATALAKSANA

1. Menanyakan kepada ibu mengenai masalah anaknya

Catat apa yang dikatakan ibu mengenai masalah anaknya. Alasan penting mengajukan

pertanyaan ini adalah untuk membina komunikasi yang baik dengan ibu. Menggunakan

komunikasi yang baik akan meyakinkan ibu bahwa anaknya akan ditangani dengan

baik. Dalam mengobati anak sakit petugas kesehatan mengajarkan dan memberi

tahu ibu cara merawat anaknya di rumah. Jadi sangat penting membina hubungan

yang komunikatif dengan ibu sejak awal.

2. Memeriksa Tanda Bahaya Umum

Anak dengan tanda bahaya umum mempunyai masalah serius. Sebagian besar

anak dengan tanda bahaya umum perlu dirujuk dengan segera. Mereka mungkin

memerlukan penanganan untuk menyelamatkan jiwanya dengan suntikan antibiotik,

pemberian oksigen dan perawatan lain yang mungkin tidak tersedia di pelayanan

kesehatan dasar.

Anak dengan tanda bahaya umum biasanya ditandai dengan gejala-gejala:

a. Anak tidak bisa minum atau menetek

b. Anak memuntahkan semuanya

c. Anak kejang

d. Anak letargis atau tidak sadar

3. Penilaian dan Klasifikasi Batuk atau Sukar Bernapas

Infeksi saluran pernapasan dapat terjadi pada bagian mana saja dari saluran

pernapasan ( hidung, tenggorokan, laring, trakhea, saluran udara dan paru ).

Seorang anak dengan batuk atau sukar bernapas mungkin menderita pnemonia atau

infeksi saluran pernapasan yang berat lainnya. Pnemonia adalah infeksi dari paru

yang disebabkan oleh bakteri.

Resna Litasari, SST 7


Kesehatan wanita sepanjang daur kehidupannya & MTBS.……..

Biasanya anak datang dengan infeksi saluran pernafasan yang ringan. Petugas

perlu mengenali anak-anak yang sakit serius yang membutuhkan pengobatan dengan

antibiotik. Pada pnemonia reaksi tubuh terhadap paru adalah bernapas dengan

cepat dan apabila bertambah parah akan timbul tarikan dinding dada ke dalam yang

disertai napas cepat dan stridor.

4. Penilaian dan Klasifikasi Diare

Diare terjadi apabila tinja mengandung air yang lebih banyak dari normal.

Diare biasa terjadi pada anak-anak terutama usia 6 bulan sampai 2 tahun. Biasanya

juga terjadi pada anak kurang dari 6 bulan yang minum susu formula. Bayi yang

menggunakan ASI Eksklusif biasanya beraknya lembek tapi bukan diare.

Diare yang menyebabkan dehidrasi adalah diare yang encer atau cair. Kalau

diare berlangsung kurang dari 14 hari disebut diare akut dan kalau lebih dari 14

hari disebut diare persisten. Kalau dalam tinjanya bercampur dengan darah atau

lendir maka disebut disentri.

5. Penilaian dan Klasifikasi Demam

Seorang anak menderita demam mungkin menderita malaria, campak, demam

berdarah atau penyakit berat lainnya. Atau mungkin hanya menderita batuk pilek

saja atau infeksi virus lainnya.

Seorang anak mempunyai gejala utama demem jika:

a. Anak mempunyai riwayat demam

b. Anak teraba panas

c. Suhu aksilanya 37,5ºC atau lebih

6. Penilaian dan Klasifikasi Masalah Telinga

Apabila seorang anak menderita infeksi pada telinga, nanah akan terkumpul

di belakang gendang telinga dan menyebabkan nyeri dan disertai demam. Jika tidak

diobati gendang telinga mungkin akan pecah dan nanah keluar. Pada kondisi ini rasa

sakit akan berkurang, demam dan gejala lainpun berhenti, Akan tetapi anak akan

menderita karena pendengarannya berkurang karena gendang telinganya berlubang.

Resna Litasari, SST 8


Kesehatan wanita sepanjang daur kehidupannya & MTBS.……..

Biasanya akan sembuh dengan sendirinya atau tidak sembuh sama sekali dan anak

menjadi tuli.

7. Memeriksa Status Gizi dan Anemia

Setiap anak yang sakit perlu diperiksa tanda-tanda yang mengarah kepada

malnutrisi dan anemia. Kurang gizi mempunyai resiko yang lebih tinggi terhadap

berbagai jenis penyakit dan kematian.

Mengenali dan menangani anak-anak yang kurang gizi akan membantu

mencegah berbagai penyakit berat. Untuk kasus yang ringan dapat ditangani di

rumah, akan tetapi untuk kasus-kasus yang berat memerlukan rujukan atau

pengobatan khusus. Salah satu jenis gangguan gizi adalah kekurangan energi protein

(KEP), biasanya terjadi apabila seorang anak tidak mendapat cukup energi atau

protein dalam makanannya. Anak yng menderita kekurangan gizi biasanya sering

sakit dan nafsu makannya berkurang.

Sedangkan anemia adalah berkurangnya jumlah sel darah merah atau

hemoglobin dalam setiap sel darah merah. Biasanya terjadi akibat kurang makan

makanan yang mengandung zat besi atau akibat dari infeksi, parasit dan penyakit

malaria.

8. Memeriksa Status Imunisasi Anak

Imunisasi yang diberikan pada anak harus disesuaikan dengan umur anak. Jika

diberikan pada saat terlalu muda untuk suatu jenis imunisasi tertentu, tubuh anak

tidak akan dapat melawan penyakit itu dengan baik. Begitu juga jika anak tidak

mendapatkan imunisasi saat cukup umurnya, resiko untuk mendapatkan penyakit itu

akan bertambah.

Semua anak harus mendapat semua jenis imunisasi yang dianjurkan sebelum

ulang tahunnya yang pertama. Jika anak tidak datang pad umur yang dianjurkan,

berikan imunisasi yang diperlukan setiap saat sesudah anak itu mencapai umur

tersebut. Berikan dosis berikutnya minimal dengan jarak 4 minggu.

Banyak orang mengira bahwa sakit ringan adalah salah satu kontra indikasi

untuk memberikan imunisasi, sehingga petugas memulangkan anak dengan sakit

Resna Litasari, SST 9


Kesehatan wanita sepanjang daur kehidupannya & MTBS.……..

ringan tersebut tanpa memberinya imunisasi. Padahal mungkin saja mereja sudah

menempuh perjalanan yang cukup jauh untuk membawa anaknya ke tempat pelayanan

dan bukan merupakan hal yang mudah untuk membawa anaknya kembali untuk

imunisasi. Secara tidak langsung kita sudah membiarkan anak tersebut beresiko

untuk menderita penyalit-penyakit yang sebenarnya dapat dicegah dengan

pemberian imunisasi.

Ada tiga kontra indikasi untuk pemberian imunisasi:

a. Jangan memberikan DPT 2 dan DPT 3 pada anak yang pernah kejang, syok atau

reaksi-reaksi lain setelah mendapatkan DPT 1. Sebagai gantinya lenjutkan

dengan DT.

b. Jangan memberikan DPT pada anak yang sering kejang

c. Jangan memberikan imunisasi apapun pada anak dengan demam tinggi (38,5ºC

atau lebih).

9. Memeriksa Pemberian Vitamin A

Mulai tahun 1999 tersedia dua macam kapsul vitamin A yaitu kapsul berwarna

biru (100.000 IU) diberikan satu kali pada anak umur 6-12 bulan dan kapsul

berwarna merah (200.000 IU) diberikan dua kali dalam setahun pada semua anak

berumur 1-5 tahun. Biasanya pemberian vitamin A ini dilakukan pada bulan Februari

dan Agustus.

10. Menilai Masalah/Keluhan Lain

Karena pada penilaian dan klasifikasi tidak membahas semua masalah pada anak,

maka perlu menilai masalah/keluhan lain yang dikatakan ibunya sebagai contoh

anaknya menderita infeksi kulit, gatal-gatal, dll.

PENGOBATAN

1. Memilih obat oral yang sesuai serta menentukan dosis dan jadwal pemberian

a. Memberi antibiotik oral yang sesuai

b. Memberi obat antimalaria oral

c. Memberi parasetamol untuk demam tinggi atau nyeri telinga

Resna Litasari, SST 10


Kesehatan wanita sepanjang daur kehidupannya & MTBS.……..

d. Memberi vitamin A

e. Memberi tablet zat besi

f. Memberi pirantel pamoat

2. Menggunakan keterampilan komunikasi yang baik

a. Menasehati ibu tentang cara pengobatan di rumah

b. Mengecek pemahaman ibu

3. Mengajari ibu cara pemberian obat oral di rumah

4. Mengajari ibu cara mengobati infeksi lokal di rumah

a. Mengobati infeksi mata dengan salep tetrasiklin/klorampenikol

b. Mengeringkan telinga dengan kain/kertas penyerap

c. Mengobati luka di mulut dengan gentian violet

d. Meredakan batuk dan melegakan tenggorokan dengan bahan yang aman

5. Memberi pengobatan di klinik

a. Memberi antibiotik intramuskular

b. Memberi kinin untuk malaria berat

c. Mencegah agar gula darah tidak turun

6. Memberi cairan tambahan untuk diare dan melanjutkan pemberian makan

a. Penanganan diare di rumah

b. Penanganan dehidrasi ringan/sedang dengan oralit

c. Penanganan dehidrasi berat dengan cepat

d. Mengobati diare persisiten

e. Mengobati disentri

7. Memberi tindakan pada penderita DBD yang akan dirujuk

8. Memberi imunisasi pada anak sakit sesuai kebutuhan

9. Memberi suplemen vitamin A pada setiap anak sakit sesuai kebutuhan

Penilaian dan klasifikasi batuk atau sukar bernafas

1. Menilai batuk atau sukar bernafas

Tanyakan adanya batuk atau sukar bernafas pada semua anak sakit.

Anak yang batuk atau sukar bernafas dinilai untuk :

 Sudah berapa lama anak batuk atau sukar bernafas,

Resna Litasari, SST 11


Kesehatan wanita sepanjang daur kehidupannya & MTBS.……..

 Nafas cepat

 Tarikan dinding dada kedalam

 Stridor pada anak yang tenang.

Tanya : Apakah anak menderita batuk atau sukar bernafas ?

Sukar bernafas adalah pola pernafasan yang tidak biasa. Para ibu

menggambarkannya dengan berbagai cara. Mereka mungkin mengatakan bahwa

anaknya bernafas cepat atau berbunyi atau terputus-putus.

1. Jika ibu menjawab TIDAK, periksa apakah menurut pendapat bidan anak itu

batuk atau sukar bernafas. Jika anak tidak batuk atau sukar bernafas, tidak

perlu memeriksa anak lebih lanjut untuk tanda-tanda yang berhubungan dengan

batuk atau sukar bernafas. Selanjutnya tanyakan tentang keluhan utama

berikutnya, diare.

2. Jiak jawabannya YA, ajukan pertanyaan berikut : “sudah berapa lama ?”

Anak dengan batuk atau sukar bernafas selama lebih dari 30 hari berarti

menderita batuk kronis. Kemungkinan adalah tanda TBC, asma, batuk rejan atau

penyakit lain.

HITUNG frekuensi nafas dalam satu menit

Menghitung frekuensi nafas anak dalam satu menit untuk menentukan apakah

anak bernafas dengan cepat. Mintalah pada ibu untuk menjaga anaknya agar tetap

tenang. Jika anak sedang tidur, jangan dibangunkan. Jika anak masih takut,

menangis atau marah, bidan tidak dapat menghitung nafas anak dengan cepat.

Batas nafas cepat tergantung pada umur anak :

Umur anak Nafas cepat bila :


2 bln – 12 bln Frekuensi nafas : 50x/menit atau lebih
12 bln – 5 tahun Frekuensi nafas : 40x/menit atau lebih

LIHAT tarikan dinding dada ke dalam

Lihat apakah dinding dada tertarik ke dalam pada saat anak itu menarik nafas.

Tarikan dinding dada ke dalam dikatakan benar-benar ada jika terlihat dengan jelas

dan berlangsung setiap waktu. Jika tarikan dinding dada terlihat hanya pada saat

anak menangis atau diberi makan, berarti tidak terdapat tarikan dinding dada.

Resna Litasari, SST 12


Kesehatan wanita sepanjang daur kehidupannya & MTBS.……..

DENGAR adanya stridor

Stridor adalah bunyi yang kasar yang terdapat pada saat anak menarik nafas.

Stridor terjadi apabila ada pembengkakan pada laring, trachea atau epiglottis

sehingga menyebabkan sumbatan yang menghalangi masuknya udara ke dalam paru

pada saat tenang menunjukkan suatu keadaan yang berbahaya.

Untuk melihat dan mendengar stridor, amati ketika anak menarik nafas.

Dekatkan telinga bidan ke mulut anak karena adakalanya stridor sulit didengar.

Klasifikasi batuk atau sukar bernafas

Gejala dan klasifikasi penyakit tercantum pada bagan penilaian dan klasifikasi

dalam tabel klasifikasi. Pada umumnya tabel klasifikasi mempunyai tiga lajur yaitu :

a. Merah muda berarti anak memerlukan perhatian dan harus segera dirujuk atau

dirawat inap. Ini adalah klasifikasi yang berat.

b. Kuning berarti anak memerlukan tindakan khusus, misalnya pemberian

antibiotik, antimalaria, cairan dengan pengawasan (rencana terapi B) atau

pengobatan lainnya.

c. Hijau berarti anak tidak memerlukan tindakan medis khusus petugas kesehatan

mengajari ibu cara merawat anak dirumah.

Ada tiga kemungkinan klasifikasi bagi anak dengan batuk atau sukar bernafas,

yaitu :

GEJALA KLASIFIKASI
1. Ada tanda bahaya umum atau PNEUMONIA BERAT atau

2. Ada tarikan dinding dada kedalam PENYAKIT SANGAT BERAT

atau

3. Stridor
Nafas cepat PNEUMONIA
Tidak ada tanda-tanda pneumonia atau BATUK : BUKAN PNEUMONIA

penyakit sangat berat

1. Penilaian tanda bahaya umum dilakukan pada semua anak sakit. Anak dengan satu

saja tanda bahaya umum harus segera dirujuk ke fasilitas kesehatan yang lebih

lengkap.

Resna Litasari, SST 13


Kesehatan wanita sepanjang daur kehidupannya & MTBS.……..

2. Klasifikasi penyakit anak berdasarkan keluhan utama batuk atau sukar bernafas

adalah :

a. Pneumonia berat atau penyakit sangat berat

b. Pneumonia

c. Batuk : bukan pneumonia

Contoh kasus :

Kasus 1: Didi

Didi berumur 6 bulan, berat badannya 5,5 kg, suhu badannya 38ºC.

Ibunya berkata : Anaknya batuk selam 2 hari

Petugas kesehatan memeriksa tanda-tanda bahaya umum

Ibunya berkata bahwa Didi dapat menetek, tidak muntah dan kejang. Didi sadar dan tidak

letargis.

Petugas berkata : Saya ingin memeriksa batuknya

Ibu mengatakan : Didi batuk sudah 2 hr

Petugas kesehatan : Saya akan menghitung napasnya dan minta agar Didi diupayakan untuk

tenang selama diperiksa.

Petugas menghitung 58 kali per menit, tidak melihat tarikan dinding dada ke dalam dan

tidak mendengar stridor.

Kasus 2 : Parno

Parno umur 8 bulan menderita diare selama 5 hr. Tidak ada darah dalam tinjanya. Ia

rewel, matanya cekung. Menurut ibunya matanya cekung tidak seperti biasanya. Petugas

memberikan minum pada Parno, ia minum dengan lahap. Cubitan pada kulit perutnya

kembali dengan lambat.

Kasus 3 : Ani

Ani berumur 3 tahun, BB nya 10 kg, suhunya 38ºC

Ibunya membawa Ani ke Puskesmas karena ia batuk dan mempunyai ruam.

Ini adalah kunjungan pertama.

Petugas memeriksa Ani untuk tanda bahaya umum. Ia bisa minum dan tidak memuntahkan

semuanya. Ia tidak kejang dan tidak letargis.

Petugas melakukan penilaian terhadap batuk Ani.

Ibunya mengatakan bahwa Ani batuk selam 2 hr.

Resna Litasari, SST 14


Kesehatan wanita sepanjang daur kehidupannya & MTBS.……..

Petugas menghitung napasnya : 42 kali per menit dan tidak melihat adanya tarikan dinding

dada ke dalam. Ia tidak mendengar stridor ketika Ani sedang tenang.

Ketika petugas bertanya, apakah ani diare? Ibunya menjawab : Tidak

Selanjutnya petugas melakukan penilaian terhadap demam Ani. Tidak ada resiko untuk

malaria di daerah tempat tinggalnya dan ani tidak pergi ke luar daerah. Ia demam selam 3

hr kata ibunya. Lehernya tidak kaku dan tidak ada pilek. Ada ruam di seluruh tubuh Ani,

matanya merah, tidak ada luka di mulut, tidak ada lnanah keluar dari matanya, korneanya

tidak keruh.

Kasus 4 : Dana

Dana berumur 18 bln, BB 9 kg, suhu 37ºC.

Ibunya mengatakan bahwa telinga Dana mengeluarkan nanah selam 3 hr terakhir.

Dana tidak menunjukan tanda bahya umum. Ia tidak batuk atau sukar bernafas. Ia tidak

diare dan tidak demam.

Petugas kesehatan bertanya tentang masalah telinga Dana. Ibunya mengatakan bahwa

Dana tidak sakit telinga tapi ada nanah yang keluar dari telinganya selama 3 atau 4hr.

Petugas melihat nanah keluar dari telinga kanan anak itu. Ibunya mengatakan, Ia tidak

merasakan adanya pembengkakan yang nyeri dari kedua telinganya

Resna Litasari, SST 15


Kesehatan wanita sepanjang daur kehidupannya & MTBS.……..

Resna Litasari, SST 16


Kesehatan wanita sepanjang daur kehidupannya & MTBS.……..

Resna Litasari, SST 17


Kesehatan wanita sepanjang daur kehidupannya & MTBS.……..

Resna Litasari, SST 18

Anda mungkin juga menyukai