Anda di halaman 1dari 3

Tugas sejarah peradaban islam

Kelompok 2

Rizky Aula

Luli auliani

Endang

Said agil

MASA ROSULULLAH SAW.

* Dakwah Secara Diam-Diam

Setelah menerima wahyu kedua, Rasulullah menyadari tugas yang dibebankan pada dirinya. Maka
mulailah secara diam-diam mengajak orang memeluk Islam., mula-mula kepada keluarga kemudian
para sahabat dekat. Seorang demi seorang diajak agar mau meninggalkan agama berhala dan hanya
menyembah kepada Allah Yang Maha Esa. Usaha yang dilakukan itu berhasil. Orang-orang yang
mula-mula beriman adalah:

a) Istri beliau sendiri, Khadijah

b) Kalangan pemuda, Ali Ibn Abi Thalib dan Zaid Ibn Harits

c) Dari kalangan budak, Bilal

d) Orang tua/tokoh masyarakat, Abu Bakar Al-Shiddiq. (A Syalabi: 1983; 8


Setelah Abu Bakar masuk islam, banyak orang-orang yang mengikuti untuk masuk agama islam,
seperti: Utsman Ibn Affan, Zubair Ibn Awwam, Talhah Ibn Ubaidillah, Fatimah Binti Khaththab,
Arqam Ibn Abd. al-Arqam, dan lain-lain. Mereka itu mendapat bimbingan agama langsung dari
Rasulullah sendiri. Sebagai pusat pembinaan waktu itu di rumah Arqam Ibn Abd. al-Arqam (Dar al-
Arqam). (Ibn Hisyam 1, 1375; 245-262)[1]

Setelah Nabi Muhammad SAW melakukan dakwah yang bersifat rahasia, terhimpunlah pengikut
Nabi sebanyak 30 orang. Dakwah di kala itu di laksanakan secara diam-daim. Setelah fase itu, Allah
SWT memerintahkan kepada Nabi untuk berdakwah secara terang-terangan, yaitu dengan turunnya
ayat (Q.S Al Hijr15:94) yang Artinya: “ maka sampaikanlah olehmu secara terang-terangan segala apa
yang di

perintahkan (kepada mu) dan berpalinglah dari orang-orang musrik” ( hasby as-syidiq,dkk 1977:992)

Ayat inilah yang memerintahkan pada Rasulullah untuk berdakwah secara terus

terang dan terbuka. Rencana yang di lakukan, pertama di tunjukan kepada kerabat sendiri,
kemudian seluruh lapisan masyarakat. Kegiatan dakwah secara terangan ini menambah jumlah
pengikut yang masuk islam. Hal ini tidak di senangi oleh orang-orang Quraisy apalagi secara tegas
Rasullulah mencela ibadah mereka, dan mencerca berhala yang di puja, serta mengkritisi tradisi
mereka yang sudah membudaya.[2]

Orang–orang sama sekali tidak bisa membedakan antara kenabian, kepemimpinan, dan
kekuasaan .mereka mengira bahwa agama baru yang di bawa oleh Nabi Muhammad akan merampas
kekuasaan yang ada di tangan mereka. Karena islam menyamakan antara tuan dan budak, maka
mereka tidak menerima realitas ini. Mereka mengingkari hari kebangkitan dimana kehidupan akan di
kembalikan lagi kepada manusia dan akan di perhitungkan amal yang pernah mereka lakukan.

Mereka selalu melakukan tradisi yang di lakukan oleh para leluhurnya (taklib). Mereka mengatakan
(sebagaimana yang Allah abadikan di dalam Al-Qur’an), “ cukuplah untuk kami apa yang kami dapati
bapak-bapak kami mengerjakannya.” (Al- Maidah : 104)

Orang-orang Quraisy selalu mendukung orang-orang yang mengatakan bahwa Rasullah adalah
seorang yang gila dan penyihir. Mereka akan selalu menghalangi orang-orang yang di dakwahi
Rasullulah. Siksaan kepada orang-orang mukmin itu semakin keras dan kejam. Maka berkatalah
Rasululah kepada mereka, “pergilah kalian ke negeri Habasyah karena disana ada seorang raja yang
tidak ada seorangpun yang di dzolimi di sisisnya.” Maka, pergilah kaum muslimin ke Habasyah.[3]
dengan meningkatnya aniaya Quraisy terhadap Nabi hijrahlah beliau ke Thaif, ke bani Tsaqif dengan
pengharapan akan memperoleh pertolongan serta mendapat tambahan pengikut, akan tetapi
kenyataan yang di terima sebaliknya Nabi di caci maki, di lempari batu oleh anak-anak, sampai
badannya berlumur darah. Hijrah ke Thaif hanya mendapat satu orang hamba sahaya yang masuk
islam, yaitu Addas.

Pengalaman Thaif tidak menyurutkan dakwah Nabi. Pada tahun kesebelas kerasulan, di waktu
musim haji Nabi mengadakan kontak dakwah dengan jema’ah haji, tertariklah sekelompok orang Aus
dan Khazraj, penduduk kota Yatsrib, untuk masuk islam. Pada tahun XI masuk tujuh orang, pada
tahun XII masuk islam 12 orang, pada tahun berikutnya datang lagi 72 orang penduduk Yatsrib
menyatakan masuk islam dan bersumpah setia akan membela serta melindungi Nabi. Penduduk
Yatsrib yang sudah masuk islam itu, memohon kepada Nabi untuk pindah ke Yatsrib.[4].

Anda mungkin juga menyukai