Anda di halaman 1dari 7

1) Perhitungan gaya yang bekerja pada rangka

Gaya yang bekerja pada rangka mesin roll pipa ini merupakan hasil
perpaduan gaya reaksi pada struktur shaft mesin roll pipa semi otomatis
ditambah sebagian beban aksi dari beberapa komponen mesin. Beban aksi
pada rangka mesin roll pipa ini, berasal dari massa beberapa elemen yang
tersusun pada sistem transmisi. Bagian rangka yang menerima beban
kritis seperti dudukan ulir penekan, pillow block, dudukan motor listrik,
dudukan speed reducer harus dihitung besarnya defleksi yang terjadi agar
konstruksi rangka tersebut dapat diketahui tingkat keamanannya (lihat
gambar 4.19).

a) Bagian A
Pada bagian A mengalami pembebanan seperti dijelaskan pada gambar
4.19 berikut:
A

Gambar 4.20 Bagian frane yang menerima beban kritis.

Diketahui :
1 Massa ulir penekan dan handle : 1 x 1 kg = 1 kg = 9,8 Nm
6 Massa UCF : 6 x ½ kg = 3 kg = 29,42 Nm
1 Massa link UCF : 1 x ½ kg = ½ kg = 4,9 Nm
3 Massa shaft penekan : 3 x 1½ kg = 4½ kg = 44,13 Nm
2 Massa mandrel : 2 x 1 kg = 2 kg = 19,6 Nm
3 Massa gear sprocket : 3 x ½ kg = 1½ kg = 14,7 Nm
1 Massa sprocket : 1 x 2 kg = 2 kg = 19,6 Nm
= 14,5kg= 142,2 Nm

b) Perhitungan tegangan tarik ijin dan tekan ijin pada bagian A dan B
Bahan konstruksi rangka adalah bahan baja ringan dengan sifat-sifat
sebagai berikut : kepadatan masa 7,87 gr/cm2, kekuatan luluh 285
MPa, kekuatan tarik utama 385 MPa, tegangan modulus elastisitas 205
GPa dan rasio 0,29. Kekuatan tarik bahan adalah 385 MPa atau
385.000.000 Nm2.

 Tegangan tarik ijin adalah:


σ ijin
σt ijin =
3
6
σt ijin = 385 x 110
3
σt ijin = 128,3 x 106 Nm2.
Tegangan tarik yang terjadi pada bahan < Tegangan tarik ijin
( 142,2 Nm2 < 128,3 x 106 Nm2).

 Tegangan tekan ijin adalah:


σ ijin
σd ijin =
2
6
σd ijin = 128,3 x 10
2
𝜎d ijin = 42,76 x 106 Nm2
Tegangan tekan yang terjadi pada bahan < Tegangan tekan ijin
(6,5 x 10-4 Nm2 < 42,76 x 106 Nm2)
Pada perhitungan diatas menunjukkan tegangan tarik yang terjadi
pada bahan 2,4 MPa sedangkan tegangan tarik ijin maksimalnya 128,3
MPa, dinyatakan aman. Defleksi pada bahan 6,5 x 10-4 MPa sedangkan
tegangan tekan ijin maksimalnya 42,76 MPa.
Hasil analisis menunjukkan konstruksi rangka dalam keadaan aman.
Defleksi yang terjadi pada rangka lebih kecil dari defleksi yang diijinkan
sehingga rangka dapat disimpulkan aman.
2). Bagian C
a). Pada batang C mengalami pembebanan:
Diketahui :
1 Massa ulir penekan dan handle : 1/4 x 1 kg = 0,25 kgf = 2,5
Nm
6 Massa UCF : 1/4 x 3 kg = 0,75 kgf = 7,4 Nm
1 Massa link UCF : 1/4 x ½ kg= 0.125 kgf= 1,23
Nm
3 Massa shaft penekan :1/4 x 4½ kg=1,125 kgf=11,03
Nm
3 Massa mandrel : 1/4 x 3 kg= 0,75 kgf = 7,4 Nm
3 Massa gear sprocket : 1/4 x 2 kg= ½ kgf = 4,9 Nm
1 Masa Fame Atas : 1/4 x 25 kg= 6,25 kgf=61,29Nm
1 Masa pipa 25,4 mm x 6000 mm: 1/4 x 10 kg= 2,5 kgf = 24,5 Nm
= 12,3kgf=120,3Nm
b). Perhitungan tegangan tarik ijin dan tekan ijin pada batang C
Bahan konstruksi rangka adalah bahan baja ringan/rendah dengan
sifat-sifat sebagai berikut: kepadatan masa 7,86 g/cm 3 kekuatan luluh
207 MPa, kekuatan tarik utama 345MPa, tegangan modulus elastisitas
220 GPa, modulus geser 86,2745 GPa dan rasio 0,275. Kekuatan tarik
bahan adalah 345 MPa atau 345.000.000 Nm2.

 Tegangan tarik ijin adalah:


σ ijin
σt ijin =
3
6
σt ijin = 345 x 110
3
σt ijin = 115 x 106 Nm2
Tegangan tarik yang terjadi pada bahan < Tegangan tarik ijin
( 120,3 Nm2 < 115 x 106 Nm2 ).
 Tegangan tekan ijin adalah:
σ ijin
σt ijin =
3
6
σt ijin = 345 x 110
2
𝜎𝑐 ijin = 172,5 x 106 Nm2
Tegangan tekan yang terjadi pada bahan < Tegangan tekan ijin
(120,3 Nm2 < 172,5 x 106 Nm2).

4) Batang D
a). Pada batang D mengalami pembebanan:
Diketahui
1/4 Massa reduser = 1/4 x 10 Kg = 24,5 Nm
1/4 Massa motor listrik = 1/4 x 35 Kg = 85,8 Nm
1/4 Momen puntir reduser = 1/4 x 27,21 Nm = 6,7 Nm
= 117 Nm
b). Perhitungan tegangan tarik ijin dan tekan ijin pada bagian D
Bahan konstruksi rangka adalah bahan baja ringan/rendah sifat-sifat
sebagai berikut: kepadatan masa 7,86 g/cm 3, kekuatan luluh 207 MPa,
kekuatan tarik utama 345 MPa, tegangan modulus elastisitas 220 GPa,
modulus geser 86,2745 GPa dan rasio 0,275. Kekuatan tarik bahan adalah
345 MPa atau 345.000.000 Nm2.
 Tegangan tarik ijin adalah:
σ ijin
σt ijin =
3
6
σt ijin = 345 x 10
3
σt ijin = 115 x 106 Nm2
Tegangan tarik yang terjadi pada bahan < Tegangan tarik ijin
(117 Nm2 < 115 x 106 Nm2).
 Tegangan tekan ijin adalah:
σ ijin
σt ijin =
3
6
σt ijin = 345 x 110
2
𝜎𝑐 ijin = 172,5 x 106 Nm2
Tegangan tekan yang terjadi pada bahan < Tegangan tekan ijin
(117 Nm2 < 172,5 x 106 Nm2).

(g) Analisis Perencanaan Transmisi Mesin


Jarak yang jauh antara dua buah shaft tidak mungkin menggunakan
transmisi langsung dengan roda gigi. Untuk itu transmisi yang digunakan
pada mesin roll pipa ini lebih cocok menggunakan transmisi rantai.
Penggunaan transmisi rantai pada mesin roll pipa ini digunakan untuk
meneruskan daya agar tidak terjadi slip, sehingga menjamin putaran yang
tetap. Penggunaan transmisi dengan rantai juga mendapat keuntungan-
keuntungan sebagai berikut:
 Mampu meneruskan daya besar
 Tidak memerlukan tegangan awal
 Tidak terjadi slip
 Mudah memasangnya

Jenis rantai yang digunakan untuk transmisi mesin roll pipa ini
adalah rantai rol. Gear sprocket pertama yang digunakan memiliki
perbandingan Z1 : Z2 atau 15:15 yang digunakan untuk mereduksi putaran
dari speed reducer ke shaft utama menjadi 15,55 Rpm. Sedangkan gear
sprocket kedua memiliki perbandingan Z3: Z4 atau 25:25. Untuk gear
sprocket Z2 dan Z3 dipasang dalam satu shaft , sehigga gear sprocket
hanya meneruskan putaran dan tidak terjadi perbedaan putaran.
Rantai yang digunakan adalah jenis rantai dengan nomor 50 dengan
rangkaian tunggal. Berikut adalah analisis-analisis perhitungan pada
transmisi rantai mesin roll pipa semi otomatis.
1) Perhitungan kecepatan rantai 1 (15:25)
Menurut Sularso dan Suga (1985) Kecepatan linear rantai dapat
dihitung dengan menggunakan persamaan rumus:
( p) z 1(n 1)
v=
60
Keterangan:
P = jarak bagi rantai (mm), untuk rantai no.50 adalah 0,015875 m.
Z1 = jumlah gigi sprocket kecil, dalam hal reduksi putaran
n1 = Putaran (rpm)
D sproket1 = 52 mm, jumlah gigi (z) = 15
D sproket2 = 100 mm, jumlah gigi (z) = 25
15
Jadi, ratio sproket = = 1 :1,6
25
- diameter Pin rantai= 4 mm
- kekuatan geser = 400-450 kg/cm2
= 4 – 4,5 kg/mm2
- P = 2 HP  1,4914 Kw  1491,4 Watt
 Kecepatan rantai
p . D 2. n 1
V=
60
p x D2 x n 1
V=
60
0,015875 x 100 x 15,56
=
60
= 0,4 m/s
 Gaya efektif
1,78.102
Fe =
4,03
= 45,05 kg
R1= jari-jari sprocket = 26 mm, = 0,026 m
716,2. 1,78
T = = 0,64 kg/m
2000
Gaya sisi tarik
1,25.0,64
Fi = = 30,77 kg
0,026
Analisa kekuatan rantai
F1
τ = π . D ² ≤ τ Geser
2.
4
30,77 .2
τ = = 1,2 kg/mm ≤ 4 kg/mm2.
3,14(4)²
Berdasarkan P = 1,4914 kwdan n1 =1400 Rpm, maka dipilih nomer
rantai 50. Jarak sumbu poros awal ditentukan 200 mm.
 Panjang rantai (Lp)
( Z 2−Z 1 )
Z 1+ Z 2 [ ]²
Lp = + 2.Cp + 6,28
2
Cp
( 25−15 )
[ ]²
15+25 200 6,28
= +2 +
2 12,70 200
12,70
= 20 + 31,49 + 0,16
= 51,65 ≈ 52 mata rantai
15+25 2
¿ + (52− 15+25 ) -
 Cp = ¼ (52 -
2 √ 2 9,86
(25 – 15)

= 8 + √ 20−2
= 12,24 mm
∴ jarak sumbu poros (C)
C=Cp x P
= 12,24 x 12,70
= 156 mm
 Beban yang bekerja pada rantai (F)
Pd = 1,78 kw
102. Pd
F =
v
102.1,78
=
4,03
= 45,05 kg < 50,5 kg  BAIK

Anda mungkin juga menyukai