Anda di halaman 1dari 4

KONTAN.CO.ID - PARIS/WASHINGTON.

  Gagasan pemberlakuan kisaran minimal untuk


tarif pajak penghasilan badan yang berlaku global kembali bergabung. Adalah Pemerintah
Amerika Serikat (AS) yang kembali menghidupkan wancana yang dipercaya bisa menghentikan
kecenderungan di banyak negara untuk berlomba memangkas tarif pajak penghasilan

Menteri Keuangan AS Janet Yellen, awal pekan ini, menyatakan Negeri Paman Sam akan
bekerjasama dengan negara-negara anggota G20 untuk merumuskan tarif pajak penghasilan
minimum bagi perusahaan berskala global. Rencana ini bisa membuka jalan bagi kesepakatan
yang telah lama dinanti-nanti, yaitu pembaruan aturan pajak internasional.

Mengapa tarif minimum diperlukan?

Negara-negara ekonomi besar ingin mencegah perusahaan multinasional mengalihkan laba, dan
tentu, pendapatan kena pajaknya, ke negara-negara yang memberlakukan tarif pajak lebih
rendah. Pengalihan itu dilakukan tanpa melihat tempat di mana penghasilan tersebut dicetak.

Semakin banyak pendapatan korporasi global, yang berasal dari aset tidak berwujud, seperti
paten obat, perangkat lunak, dan royalti atas kekayaan intelektual, yang bermigrasi ke yurisdiksi
dengan tarif pajak rendah. Langkah ini dilakukan korporasi global untuk menghindari kewajiban
pembayaran pajak yang lebih tinggi di negeri asal mereka.

Pemerintahan AS di bawah Presiden Joe Biden berharap tarif pajak minimum yang disepakati
banyak negara akan menghentikan kecenderungan erosi basis pajak. Dan di saat bersamaan,
perusahaan global asal AS tidak mengalami kerugian finansial, sehingga tetap dapat bersaing
dalam inovasi, infrastruktur dan atribut lainnya.

Upaya AS untuk menangkap pendapatan yang hilang ke surga pajak sudah dimulai sejak era
Donald Trump, yang memberlakukan tarif pajak yang lebih rendah bagi perusahaan AS yang
beroperasi secara global pada tahun 2017. Tarif pajak Global Intangible Low Taxed Income
(GILTI) hanya 10,5%, setengah dari tarif pajak untuk perusahaan domestik .

Baca Juga: Pandemi dan stimulus ekonomi tentukan besaran defisit anggaran pada 2023

Apa saja cakupan pajak global?


Organisasi untuk Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan (OECD) yang berbasis di Paris telah
mengupayakan negosiasi pajak di antara 140 negara selama bertahun-tahun. Proses yang
dimotori OECD itu berupaya untuk menetapkan aturan pajak bagi layanan digital lintas batas
berikut upaya mengekang erosi basis pajak, dan menetapkan kisaran tarif pajak penghasilan
minimum bagi perusahaan global.

Negara-negara OECD dan G20 menargetkan kedua tujuan tersebut bisa tercapai di pertengahan
tahun. Pembahasan tentang tarif minimum untuk perusahaan global secara teknis lebih sederhana
dan tidak menimbulkan perdebatan politik.

OECD memperkirakan tambahan pajak penghasilan yang harus dibayar perusahaan-perusahaan


global berada di kisaran US$ 50 miliar – US$ 80 miliar, apabila kedua tujuan tersebut tercapai.
Dan, pajak minimum akan menyumbang bagian terbesar dari tambahan pajak tersebut.

Nikmati bebas akses Epaper Kont


Definisi
SECARA sederhana, global minimum tax merupakan nilai pajak minimum yang harus
dibayarkan oleh setiap perusahaan multinasional domestik yang memperoleh penghasilan dari
luar negeri.

Aturan ini ditujukan untuk memastikan perusahaan multinasional domestik membayar tingkat
pajak minimum di manapun kantor pusat dan yurisdiksi tempat mereka beroperasi.

Baca Juga: Apa Itu e-Bupot Instansi Pemerintah?


Melalui rezim global minimum tax ini, akan terdapat besaran tarif pajak efektif minimum atas
laba yang diperoleh perusahaan multinasional melalui skema yang disebut income inclusion
rule (IRR) bersama dengan under taxed payments rule (UTPR) sebagai aturan sekunder

IRR mengharuskan perusahaan untuk memperhitungkan bagian proporsional dari


penghasilannya jika tidak dikenakan pajak pada tingkat minimum. Sementara itu, UTPR
merupakan aturan sekunder dan hanya berlaku jika entitas konstituen belum tunduk pada IIR
(OECD, 2020).

Melalui rezim ini, terdapat nilai pajak minimum yang harus dibayarkan oleh setiap perusahaan
multinasional domestik yang memperoleh penghasilan dari luar negeri.Pada dasarnya,
konsep global minimum tax memiliki kesamaan dengan alternative minimum tax (AMT).

Baca Juga: APA ITU MMEA?


Adapun AMT merupakan skema pengenaan pajak alternatif yang didesain untuk menghindari
perusahaan dari tidak membayar pajak atau membayar terlalu kecil dibandingkan dengan
penghasilan mereka.

Dalam penerapannya, perusahaan akan membayar pajak terutang yang memiliki nilai tertinggi
antara hasil perhitungan dengan rezim pajak normal PPh Badan dan rezim AMT. Dengan kata
lain, AMT merupakan suatu perlindungan (safeguard) atas praktik penghindaran dan pengelakan
pajak oleh perusahaan (Kristiaji, 2018).

Dengan tujuan yang sama, global minimum tax ditujukan untuk mencegah terjadinya


penghindaran pajak yang merugikan (harmful tax avoidance) atau praktik pengalihan laba (profit
shifting) ke negara dengan tingkat pajak yang lebih rendah (International Monetary Fund, 2019).

Baca Juga: Pajak Minimum Global, Indonesia Untung atau Rugi?


Perbedaannya dengan AMT adalah global minimum tax merupakan pajak tambahan yang harus
dibayar perusahaan yang tidak memenuhi tingkat minimum pembayaran pajak. Perbedaan
lainnya adalah penerapan global minimum tax dilakukan dalam tingkat global atau
antaryurisdiksi atas penghasilan perusahaan multinasional.

Sementara itu, berdasarkan policy paper Pemerintah Jerman, global minimum tax hanya


diterapkan apabila suatu yurisdiksi atau negara mengenakan PPh atas perusahaan multinasional
terlalu rendah atau bahkan tidak mengenakan pajak sama sekali.

Misalnya, karena yurisdiksi atau negara tersebut memberlakukan tarif atau ketentuan khusus.
Adapun penerapan minimum tax ini dilakukan pada negara domisili dari kantor pusat,
perusahaan induk, atau yurisdiksi tempat barang atau jasa terkait dijual atau dibayar atau market
jurisdiction (Dhora, 2019).

AS menjadi negara yang sudah menerapkan konsep global minimum tax melalui skema Global
Intangible Law Tax Income (GILTI). Secara teknis, menurut DiFilippo (2018) ketentuan ini
berfungsi sebagai global minimum tax yang ditujukan pada semua pemegang saham AS
atas controlled foreign company (Dhora, 2019). (Bsi)

Anda mungkin juga menyukai