Tugas Kontan
Tugas Kontan
Menteri Keuangan AS Janet Yellen, awal pekan ini, menyatakan Negeri Paman Sam akan
bekerjasama dengan negara-negara anggota G20 untuk merumuskan tarif pajak penghasilan
minimum bagi perusahaan berskala global. Rencana ini bisa membuka jalan bagi kesepakatan
yang telah lama dinanti-nanti, yaitu pembaruan aturan pajak internasional.
Negara-negara ekonomi besar ingin mencegah perusahaan multinasional mengalihkan laba, dan
tentu, pendapatan kena pajaknya, ke negara-negara yang memberlakukan tarif pajak lebih
rendah. Pengalihan itu dilakukan tanpa melihat tempat di mana penghasilan tersebut dicetak.
Semakin banyak pendapatan korporasi global, yang berasal dari aset tidak berwujud, seperti
paten obat, perangkat lunak, dan royalti atas kekayaan intelektual, yang bermigrasi ke yurisdiksi
dengan tarif pajak rendah. Langkah ini dilakukan korporasi global untuk menghindari kewajiban
pembayaran pajak yang lebih tinggi di negeri asal mereka.
Pemerintahan AS di bawah Presiden Joe Biden berharap tarif pajak minimum yang disepakati
banyak negara akan menghentikan kecenderungan erosi basis pajak. Dan di saat bersamaan,
perusahaan global asal AS tidak mengalami kerugian finansial, sehingga tetap dapat bersaing
dalam inovasi, infrastruktur dan atribut lainnya.
Upaya AS untuk menangkap pendapatan yang hilang ke surga pajak sudah dimulai sejak era
Donald Trump, yang memberlakukan tarif pajak yang lebih rendah bagi perusahaan AS yang
beroperasi secara global pada tahun 2017. Tarif pajak Global Intangible Low Taxed Income
(GILTI) hanya 10,5%, setengah dari tarif pajak untuk perusahaan domestik .
Baca Juga: Pandemi dan stimulus ekonomi tentukan besaran defisit anggaran pada 2023
Negara-negara OECD dan G20 menargetkan kedua tujuan tersebut bisa tercapai di pertengahan
tahun. Pembahasan tentang tarif minimum untuk perusahaan global secara teknis lebih sederhana
dan tidak menimbulkan perdebatan politik.
Aturan ini ditujukan untuk memastikan perusahaan multinasional domestik membayar tingkat
pajak minimum di manapun kantor pusat dan yurisdiksi tempat mereka beroperasi.
Melalui rezim ini, terdapat nilai pajak minimum yang harus dibayarkan oleh setiap perusahaan
multinasional domestik yang memperoleh penghasilan dari luar negeri.Pada dasarnya,
konsep global minimum tax memiliki kesamaan dengan alternative minimum tax (AMT).
Dalam penerapannya, perusahaan akan membayar pajak terutang yang memiliki nilai tertinggi
antara hasil perhitungan dengan rezim pajak normal PPh Badan dan rezim AMT. Dengan kata
lain, AMT merupakan suatu perlindungan (safeguard) atas praktik penghindaran dan pengelakan
pajak oleh perusahaan (Kristiaji, 2018).
Misalnya, karena yurisdiksi atau negara tersebut memberlakukan tarif atau ketentuan khusus.
Adapun penerapan minimum tax ini dilakukan pada negara domisili dari kantor pusat,
perusahaan induk, atau yurisdiksi tempat barang atau jasa terkait dijual atau dibayar atau market
jurisdiction (Dhora, 2019).
AS menjadi negara yang sudah menerapkan konsep global minimum tax melalui skema Global
Intangible Law Tax Income (GILTI). Secara teknis, menurut DiFilippo (2018) ketentuan ini
berfungsi sebagai global minimum tax yang ditujukan pada semua pemegang saham AS
atas controlled foreign company (Dhora, 2019). (Bsi)