Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

PENYEMBELIHAN HEWAN QURBAN


Disusun untuk memenuhi salah satu tugas bimbingan Ibadah

Dosen pembimbing :
Milla Listiawati, M.Pd

Disususn oleh :
Ghaisha Hanna Nafisah
1192060041
5B

PRODI PENDIDIKAN BIOLOGI


JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2021
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmannirahim

Alhamdulillahirabbil’alamin, puji dan syukur saya panjatkan kehadirat allah SWT


atas segala nikmat, hidayat dan karunianya sehingga dengan izinnya saya dapat
menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Sholawat serta salam tak lupa saya curah
limpahkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW, keluarganya, sahabatnya, sehingga kita
selaku umatnya hingga akhir zaman.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas bimbingan ibadah. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan
tentang penyembelihan hewan qurban bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Saya mengucapkan terima kasih kepada ibu Milla Listiawati dosen pembimbing


ibadah dan tilawah yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan
dan wawasan. Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membagi sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.

Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.

Bandung, 11 Agustus 2021

Ghaisha Hanna Nafisah

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I.........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG....................................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH................................................................................................2
C. TUJUAN.........................................................................................................................2
BAB II........................................................................................................................................3
PEMBAHASAN........................................................................................................................3
A. PENGERTIAN PENYEMBELIHAN HEWAN QURBAN...........................................3
B. DASAR HUKUM...........................................................................................................4
C. KETENTUAN HEWAN QURBAN...............................................................................5
D. WAKTU PENYEMBELIHAN HEWAN QURBAN.....................................................5
E. SUNNAH – SUNNAH SAAT PENYEMBELIHAN QURBAN...................................6
F. ALAT PENYEMBELIHAN HEWAN QURBAN.........................................................6
G. TEKNIK PENYEMBELIHAN HEWAN QURBAN.....................................................7
H. HIKMAH BERQURBAN...............................................................................................8
I. PENYEMBELIHAN DIDAERAH TEMPAT TINGGGAL..........................................8
BAB III.......................................................................................................................................9
PENUTUP..................................................................................................................................9
A.  KESIMPULAN................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................10

ii
BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Syariat qurban berawal dari Nabi Ibrahim a.s. ketika mendapat wahyu lewat
mimpinya supaya menyembelih putranya yang bernama Ismail a.s. Perintah itu sebagai
bentuk ujian dari Allah swt kepada Nabi Ibrahim a.s. Dalam suatu riwayat dijelaskan
bahwa ketika belum mempunyai anak, Nabi Ibrahim a.s. pernah berkata berkaitan dengan
qurban. Beliau mengatakan, ”Jangankan harta benda, anak pun kalau saya punya, saya
mau menqurbankannya. Setelah mempunyai anak, perkataan itu ditagih oleh Allas swt,
karena ketaqwaannya Nabi Ibrahim a.s. memenuhi permintaan Allah swt. Meskipun
Ismail diganti dengan seekor Kibas. Inilah awal mulanya di Syariatkannya Qurba.
Menyembelih hewan qurban pada hari raya Idul Adha merupakan salah satu ibadah
yang mulia dan penting dalam Islam. Shohibul qurban atau muslim yang berqurban
biasanya menyerahkan ternaknya ke masjid untuk dikelola oleh panitia penyembelihan
hewan qurban.
Ada banyak sekali manfaat dari kurban. Seperti sebuah hadis yang diriwayatkan
Aisyah yang menuturkan dari Rasulullah SAW bahwa beliau bersabda, "Tidak ada suatu
amalan yang dikerjakan anak Adam (manusia) pada hari raya Iduladha yang lebih
dicintai oleh Allah dari menyembelih hewan. Karena hewan itu akan datang pada hari
kiamat dengan tanduk-tanduknya, bulu-bulunya, dan kuku-kuku kakinya. Darah hewan
itu akan sampai di sisi Allah sebelum menetes ke tanah. Karenanya, lapangkanlah
jiwamu untuk melakukannya." (Hadits Hasan, riwayat al-Tirmidzi: 1413 dan Ibn Majah:
3117)
Dari Abu Hurairah juga mengatakan bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Siapa yang
memiliki kemampuan untuk berkurban, tetapi ia tidak mau berkurban, maka sesekali
janganlah ia mendekati tempat salat kami." (HR. Ahmad, Ibnu Majah dan Al-Hakim
mensahihkannya).
Demikianlah istimewanya Hari Raya Idul adha. Dimana Ibadah tersebut diperintahkan
Allah dan selalu ditunggu umat Islam setiap tahunnya, terutama masyarakat prasejahtera
yang berhak menerima daging terbaik dari saudara sesama, salah satu Rais Syuriyah
Pengurus Besar Nahdlatul Ulama pernah menulis bahwa di samping mendekatkan diri

1
kepada Allah, kurban juga menghilangkan sikap egoisme, nafsu serakah, dan sifat
individual dalam diri seorang muslim.
"Dengan berkurban, diharapkan seseorang akan memaknai hidupnya untuk mencapai
rida Allah semata. Ia ‘korbankan’ segalanya (jiwa, harta, dan keluarga) hanya untuk-Nya.
Oleh karena itu, pada hakikatnya, yang diterima Allah dari ibadah kurban itu bukanlah
daging atau darah hewan yang dikurbakan, melainkan ketakwaan dan ketulusan dari
orang yang berkurban, itulah yang sampai kepada-Nya,
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan penyembelihan hewan qurban?
2. Apa Dasar hukum qurban?
3. Apa saja ketentuan dari Hewan qurban?
4. Kapan Waktu Penyembelihan hewan qurban?
5. Apa saja Sunah – sunnah saat qurban?
6. Bagaimana ketentuan Alat penyembelihan hewan ?
7. Bagaimana Teknik/ tata cara penyembelihan hewan qurban ?
8. Bagaimana prosesn Penyembilah qurban di masa pandemic di daerah tempat tinggal ?

C. TUJUAN
1. Untuk mengetaui d Apa yang dimaksud dengan penyembelihan hewan qurban
2. Untuk mengetaui Dasar hukum qurban
3. Untuk mengetaui dan memahami Apa saja ketentuan dari Hewan qurban
4. Untuk mengetaui Waktu Penyembelihan hewan qurban
5. Untuk mengetaui Sunah – sunnah saat penyembelihan hewan qurban
6. Untuk mengetaui apa saja alat yang digunakan dalam penyembelihan
7. Untuk mengetaui dan memahami Teknik/ tata cara penyembelihan hewan
qurban
8. Untuk mengetaui Penyembilah qurban di masa pandemic di daerah tempat
tinggal

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN PENYEMBELIHAN HEWAN QURBAN


a) Penyembelihan
Secara Bahasa penyembelihan yaitu at-tabayyun yang berarti bau yang sedap..
Menurut mazhab Hanafi dan Maliki, penyembelihan adalah terpotongnya empat urat
leher, yaitu urat tenggorokan, urat pencernaan, dan dua urat nadi. Adapun menurut
Mazhab Syafi’I dan Hambali penyembelihan adalah terpotongnya dua saluran di leher
hewan, yaitu saluran nafas yang terletak di leher dan saluran makanan/pencernaan.
Jadi, yang dimaksud menyembelih adalah memotong saluran nafas dan saluran
makanan dari seekor binatang menurut aturan yang telah disyariatkan oleh agama,
kecuali ikan dan belalang keduanya halal dimakan dengan tidak disembelih
Dalam penyelembelihan, ada beberapa hal yang perlu diketahui, yaitu tentang
orang yang menyelembelih, dan alat yang digunakan untuk menyelembelih.
a) Qurban
Apa itu Kurban atau Qurban? Kurban atau Qurban (dalam bahasa Arab yaitu
‫األضحیة‬,‫ التضحیة‬yang memiliki arti hewan sembelihan. Ibadah qurban (kurban) adalah
ibadah menyembelih hewan ternak yang merupakan salah satu bagian dari syiar Islam
yang disyariatkan dalam Al Quran. Umat Islam merayakan hari raya Idul Adha serta
penyembelihan hewan kurban pada empat tanggal di bulan Zulhijjah tanggal 10 dan
tiga hari tasyriq, yaitu 11, 12, dan 13.
Pengertian lainnya menyebutkan bahwa Qurban berasal dari bahasa
Arab  yang diambil dari kata : qaruba – yaqrabu – qurban wa
qurbaanan. Artinya, “dekat” atau “mendekatkan diri”, mendekati atau menghampiri.
Menurut istilah, qurban adalah segala sesuatu yang digunakan untuk mendekatkan diri
kepada Allah baik berupa hewan sembelihan maupun. Dengan niat ibadah guna

3
mendekatkan diri kepada Allah swt. Hewan yang digunakan untuk qurban adalah
binatang ternak, seperti kambing, sapi, dan unta.
b) Hewan Qurban
Dalam bahasa Arab, hewan kurban disebut juga dengan istilah udh-hiyah atau
adh-dhahiyah, dengan bentuk jamaknya al adhaahi. Kata ini diambil dari kata dhuha,
yaitu waktu matahari mulai tegak yang disyariatkan untuk melakukan penyembelihan
kurban, yakni kira-kira pukul 07.00 – 10.00. Udh-hiyah adalah hewan kurban (unta,
sapi, dan kambing) yang disembelih pada hari raya Qurban dan hari-hari tasyriq
sebagai taqarrub (pendekatan diri) kepada Allah.

Penyembeliahan hewan menurut ketentuan agama, yaitu melenyapkan nyawa


binatang (yang halal) untuk dimakan dengan sesuatu alat yang tajam selain tulang dan
gigi. Binatang yang halal bisa menjadi haram untuk dimakan karena tata cara
penyembelihannya tidak sesuai dengan ajaran agama Islam. Misalnya, tidak
menyebutkan asma Allah atau menyebut selain nama Allah, binatang yang mati
karena dicekik, dipukuli, atau karena jatuh.

B. DASAR HUKUM
Bagaimana hukum ibadah kurban bagi umat Islam? "Barangsiapa yang memiliki
kelapangan (harta), sedangkan dia tidak berkurban, janganlah dekat-dekat tempat salat
kami." (H.R. Ahmad, Ibnu Majah, dan Hakim) Hukum ibadah kurban adalah wajib bagi
yang mampu dan sunnah kafiyah. Hukum ibadah kurban sunnah kafiyah adalah bila ada
salah satu anggota keluarga yang berkurban maka gugurlah tuntutan berkurban bagi
anggota yang lain.

Ibadah qurban hukumnya sunnah muakkad, artinya sunnah yang sangat dianjurkan
bagi orang yang sudah mampu. Sebagaimana firman Allah swt :  “Sesungguhnya Kami
telah memberi kepadanya nikmat yang banyak.Maka dirikanlah salat karena
Tuhanmu,dan berkurbanlah.”(Al-Kausar:1-2)

“Dan bagi tiap-tiap umat Telah kami syariatkan penyembelihan (kurban), supaya
mereka menyebut nama Allah terhadap binatang ternak yang Telah direzkikan Allah
kepada mereka, Maka Tuhanmu ialah Tuhan yang Maha Esa, Karena itu berserah dirilah
kamu kepada-Nya. dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang tunduk patuh
(kepada Allah).”

4
Kemudian Dalam hadits dinyatakan : “Dari Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu bahwa
Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Salam bersabda: "Barangsiapa mempunyai kemudahan
untuk berkurban, namun ia belum berkurban, maka janganlah sekali-kali ia mendekati
tempat sholat kami." Riwayat Ahmad dan Ibnu Majah. Hadits shahih menurut Hakim.
Hadits mauquf menurut para imam hadits selainnya. “

C. KETENTUAN HEWAN QURBAN


Hewan ternak yang digunakan sebagai hewan qurban di Indonesia umumnya adalah
dari ternak kambing, domba dan sapi. Ternak yang digunakan sebagai hewan qurban
harus memenuhi beberapa persyaratan
Yang dimaksud dengan hewan qurban tersebut adalah binatang ternak yang dipelihara
dan dikomsumsi dagingnya, misalnya unta, sapi, kerbau, kambing, atau domba. Binatang
yang sah untuk menjadi qurban, ialah yang tidak mempunyai cacat seperti ; pincang,
sangat kurus, sakit, terpotong telinganya. Dikatakan syah, jika binatang tersebut
memenuhi syarat-syarat binatang/hewan yang telah ditetap kan syariat. Adapun syarat-
syarat binatang/hewan untuk dijadikan qurban adalah :
 Cukup umurnya
  Domba sekurang-kurangnya berumur satu tahun;
 Kambing, sekurang-kurangnya berumur dua tahun;
 Unta sekurang-kurangnya berumur empat tahun dan masuk tahun kelima;
 Sapi, sekurang-kurangnya berumur dua tahun dan masuk tahun ketiga.
  Tidak cacat , Tidak sakit, Tidak pincang, Tidak buta, Tidak kurus, Tidak putus
telinga atau tanduknya.
Sebagaimana hadits Rasulullah SAW :
Al-Bara' Ibnu 'Azib Radliyallaahu 'anhu berkata: Rasulullah Shallallaahu
'alaihi wa Sallam berdiri di tengah-tengah kami dan bersabda: "Empat macam hewan
yang tidak boleh dijadikan kurban, yaitu: yang tampak jelas butanya, tampak jelas
sakitnya, tampak jelas pincangnya, dan hewan tua yang tidak bersum-sum." Riwayat
Ahmad dan Imam Empat. Hadits shahih menurut Tirmidzi dna Ibnu Hibban

D. WAKTU PENYEMBELIHAN HEWAN QURBAN


Menurut ulama Syeikh Wahbah Az-Zuhaily bahwa waktu paling baik menyembelih
hewan pada hari pertama setelah Shalat Idul Adha, dan akhir waktunya ialah ‘Ashar hari

5
tasyriq, yakni sejak tanggal 10 Dzulhijah hingga terbenamnya matahari tanggal 13
Dzulhijah.
Sedangkan, waktu haram menyembelih hewan kurban saat sebelum shalat Id. Jika
tetap melaksanakannya, maka wajib mengulanginya pada tanggal-tanggal yang telah
ditentukan.
Jundab Ibnu Sufyan Radliyallaahu 'anhu berkata: Aku mengalami hari raya Adlha
bersama Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam Setelah beliau selesai sholat bersama
orang-orang, beliau melihat seekor kambing telah disembelih. Beliau bersabda:
"Barangsiapa menyembelih sebelum sholat, hendaknya ia menyembelih seekor kambing
lagi sebagai gantinya; dan barangsiapa belum menyembelih, hendaknya ia menyembelih
dengan nama Allah." Muttafaq Alaihi.

E.  SUNNAH – SUNNAH SAAT PENYEMBELIHAN QURBAN


Disunnahkan sewaktu menyembelih qorban beberapa perkara berikut ini :
 Membaca “Bismillah Wallahu Akbar” dan Shalawat atas Nabi s.a.w.
 Orang yang berkurban sendiri disunnatkan menyembelihnya, dan jika ia  wakil
menyembelihkannya, maka disunnatkan ia hadir ketika menyembelih.
 Berdoa supaya kurban diterima Allah.
          Sunnat membaca do’a
‫ َو ِمنْ أُ ّم ِة ُم َح َّم ٍد‬,‫ اَللَّ ُه َّم تَقَبَّ ْل ِمنْ ُم َح َّم ٍد َوآ ِل ُم َح َّم ٍد‬,ِ ‫س ِم هَّللَا‬
ْ ‫ِب‬
"Dengan nama Allah. Ya Allah, terimalah (kurban ini) dari Muhammad, keluarganya,
dan umatnya." Kemudian beliau berkurban dengannya.”
 Binatang yang disembelih disunnatkan dihadapkan ke kiblat.

F. ALAT PENYEMBELIHAN HEWAN QURBAN


Alat penyembelihan merupakan salah satu syarat yang diharuskan dalam proses
penyembelihan. Alat penyembelihan disyaratkan merupakan alat yang tajam dan
sekiranya mempercepat kematian hewan serta meringankan rasa sakit hewan yang
disembelih. Alat penyembelihan diwajibkan selalu dalam keadaan tajam supaya dapat
memotong dan mengalirkan darah dengan deras sekali dari sayatan pada leher agar tidak
terlalu menyakitkan dan mempercepat kematian hewan sembelihan.
Penyembelihan tidak boleh dilakukan dengan menggunakan gigi dan kuku, karena
penyembelihan dengan alat tersebut dapat menyakiti binatang karena pada dasarnya gigi

6
dan kuku hanya bersifat mencekik. Secara umum, gambaran tentang alat penyembelihan
dibedakan menjadi dua. Pertama, gambaran mengenai alat penyembekihan dalam
keadaan normal seperti menggunakan pisau yang dikhususkan untuk penyembelihan
(pisau sembelih). Kedua, dalam keadaan darurat seperti menggunakan batu yang
ditajamkan
Seperti yang Rasulullah SAW lakukan:
َ‫ ِّل‬L‫انَ َعلَى ُك‬L‫س‬َ ‫ إِنَّ هَّللَا َ َكت ََب اَإْل ِ ْح‬ ( ‫لم‬LL‫سو ُل هَّللَا ِ صلى هللا عليه وس‬ ُ ‫ قَا َل َر‬:‫س رضي هللا عنه قَا َل‬ ٍ ‫شدَّا ِد ْب ِن أَ ْو‬ َ ْ‫َوعَن‬
َ ِ‫ َو ْليُ ِر ْح َذب‬,ُ‫ش ْف َرتَه‬
ْ ‫ َر َواهُ ُم‬ ) ُ‫يحتَه‬
‫سلِ ٌم‬ َ ‫ َو ْليُ ِح َّد أَ َح ُد ُك ْم‬,َ‫لذ ْب َحة‬
ِّ َ‫سنُوا ا‬
ِ ‫ َوإِ َذا َذبَ ْحتُ ْم فَأ َ ْح‬,َ‫سنُوا اَ ْلقِ ْتلَة‬
ِ ‫ فَإ ِ َذا قَتَ ْلتُ ْم فَأ َ ْح‬,‫ش َْي ٍء‬ 
Dari Syaddad Ibnu Aus bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda:
"Sesungguhnya Allah mewajibkan berbuat kebaikan terhadap segala sesuatu. Maka jika
engkau membunuh, bunuhlah dengan cara yang baik dan jika engkau menyembelih,
sembelihlah dengan cara yang baik, dan hendaklah di antara kamu mempertajam pisaunya
dan memudahkan (kematian) binatang sembelihannya." Riwayat Muslim.
Sebagaimana hadits Rasulullah SAW: “Dari Rafi' Ibnu Khodij Radliyallaahu 'anhu
bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Apa yang dapat menumpahkan
darah dengan diiringi sebutan nama Allah, makanlah, selain gigi dan kuku, sebab gigi
adalah tulang sedang kuku adalah pisau bangsa Habasyah." Muttafaq Alaihi.

G. TEKNIK PENYEMBELIHAN HEWAN QURBAN


Teknik Penyembelihan :
 Siapkan pisau potong khusus sembelihan dan cek terlebih dahulu ketajamannya,, jika
kurang tajam harus ditajamkan dahulu
 Posisi hewan yang akan disembelih membujur dengan kepala disisi Selatan dan kaki
disisi Utara dengan leher dan bagian bawah hewan menghadap arah Barat (jika kiblat
arah sebelah Barat).
 Membaca doa dengan menyebut nama Alloh SWT sebelum dilakukan penyembelihan
(Bismillahi allohuakbar), khusus untuk hewan qurban sebaiknya disebutkan juga
nama shohibul qurban nya (Bismillahi allohumma wa allohuakbar, allohumma hadza
min wa laka, allohumma taqobbalmin fulan wa alii fulan)
 Posisi juru sembelih dibelakang leher dan pegang gagang pisau dengan membentuk
siku dana rah pisau yang tajam menghadap kedalam (arah leher yang akan
disembelih)

7
 Tempelkan pisau dileher hewan kemudian mulai menyembelih dengan menarik pisau
kearah atas dengan sedikit menekan agar memastikan pisau selalu menempel ke leher
hewan
 Dengan cara yang sama (pisau tidak boleh diangkat, harus selalu menempel leher
hewan) pisau ditarik kebawah kembali sambil melihat jalan nafas, jalan makanan dan
2 urat leher apakah sudah terpotong sempura atau belum
 Kemudian tarik kembali pisau kearah atas dan angkat pisau jika sudah yakin jalan
nafas, jalan makanan dan 2 urat leher apakah sudah terpotong sempura
 Orang yang menyembelih harus memnuhi syarat yaitu, Islam,  Berakal
sehat,  Mumayyiz.
H. HIKMAH BERQURBAN  
Melaksanakan qurban berarti mentaati syariat Allah swt, yang membawa pahala
baginya. Selain itu, qurban berarti memberikan kebahagian bagi orang lain, khususnya
faqir miskin untuk dapat menikmati daging hewan qurban. Selain itu hikmah yang dapat
kita ambil dari disyariatkannya qurban, antara lain :
 Akan menambah cinta dan keimanannya kepada Allah Swt.
  Sebagai bentuk rasa syukur kita pada Allah Swt. atas karunia yang dilimpahkan
 Akan menambah rasa peduli dan tolong-menolong kepada orang lainyang kurang
mampu.
 Akan menambah persatuan dan kesatuan karena ibadah kurban melibatkan seluruh
lapisan masyarakat.

I. PENYEMBELIHAN DIDAERAH TEMPAT TINGGGAL


Proses penyembelihan hewan kali ini berbeda dengan biasanya, dimana qurban saat
ini dilakukan dengan menjalankan protokol kesehatan sebagimana dianjurkan oleh
pemerintah karena sedang dalam masa pandemi. Hewan qurban yang disembelih ada 5
ekor, yaitu 2 ekor sapi dan 3 ekor domba.
Tata Cara Kurban yang dilakukan sebagai mana biasanya, tempat pemotongan hewan
kurban yang bersih bersih, tanah di gali sebagai lubang untuk menamapung darah dari
hewan yang akan di sembelih, tidak menarik hewan secara kasar, menghadapkan hewan
kurban yang disembelih ke arah kiblat. Lalu, membaca doa saat menyembelih. Orang
yang menyembelihnnya pun telah memnuhi syarat yang sudah ada ketentuannya.

8
Setelah kelima hewan qurban ini disembelih, kemudian nantinya dan akan di bagikan
ke 6 rt, masing masing dari warga akan mendapat kurang lebih setengah kilo dari hasil
hewan qurban tersebut berdasarkan tata cara agar pelaksanaan hingga penyerahan daging
kurban sesuai anjuran Al Quran dan hadis.

BAB III

PENUTUP

A.  KESIMPULAN
Menyembelih hewan qurban pada hari raya Idul Adha merupakan salah satu ibadah
yang mulia dan penting dalam Islam. Penyembelihan hewan qurban dilaksanakan pada
hari pertama setelah Shalat Idul Adha, dan akhir waktunya ialah ‘Ashar hari tasyriq,
yakni sejak tanggal 10 Dzulhijah hingga terbenamnya matahari tanggal 13 Dzulhijah
Menyembelih adalah memotong saluran nafas dan saluran makanan dari seekor
binatang menurut aturan yang telah disyariatkan oleh agama, kecuali ikan dan belalang
keduanya halal dimakan dengan tidak disembelih. Qurban yaitu menyembelih hewan
dengan tujuan untuk ibadat kepada Allah pada hari raya Adha dan hari-hari Tasyriq, yaitu
tanggal 11, 12 ,dan 13 Dzulhijjah. Dengan niat ibadah guna mendekatkan diri kepada
Allah swt. Hewan yang digunakan untuk qurban adalah binatang ternak, seperti kambing,
sapi, dan unta.
Sehingga Qurban merupakan satu bentuk ibadah yang mempunyai dua dimensi, yaitu
dimensi illahiyah dan dimensi social. Melaksanakan qurban berarti mentaati syariat Allah
swt, yang membawa pahala baginya. Selain itu, qurban berarti memberikan kebahagian
bagi orang lain, khususnya faqir miskin untuk dapat menikmati daging hewan qurban.

9
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, M. (2016). WUJUD KEDEKATAN SEORANG HAMBA DENGAN


TUHANNYA. Jurnal Pendidikan Agama Islam .
AL-Utsaimin, M. (2003). Tata Cara Qurban Tuntunan Nabi SAW. Yogyakarta: Media
Hidayah.
Awaludin, A., Nugraheni, Y. R., & Nusantoro, S. (2017). TEKNIK HANDLING DAN
PENYEMBELIHAN HEWAN QURBAN. Jurnal Pengabdian Masyarakat
Peternakan.
Hadi, A. (1997). Hukum Makanan dan Sembelihan dalam Islam. Bandung: Trigenda Karya.
Naitboho, Y. R., Anton, & Jubair, S. (2021). Pelaksanaan Penyembelihan Hewan. Jurnal
Elkatarie Ilmu Pendidikan dan Sosial, 572-593.

10

Anda mungkin juga menyukai