HER KHUSUS
OLEH
NIKLES
NIM : 12184753
KELAS : 12.6D.30
DAFTAR ISI i
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1. Latar Belakang 1
1.2. Maksud dan Tujuan 1
1.3. Ruang Lingkup 2
BAB II PEMBAHASAN 3
2.1. Defenisi Bullying 3
2.2. Agresi dan Bullying 4
2.3. Pelaku Bullying 4
2.4. Dampak Bullying 5
2.5. Faktor Terjadinya Bullying 6
2.6. Jenis Bullying 7
BAB III PENUTUP 9
3.1. Kesimpulan 9
3.2. Saran 9
DAFTAR PUSTAKA 10
i
BAB I
PENDAHULUAN
Kekerasan dalam dunia pendidikan adalah fakta yang sudah sering terjadi. Di
Jakarta, hamper tiap pekan ada tawuran pelajar yang karena seringnya, peristiwa tersebut
sudah tidak lagi menarik bagi pencari berita. Beberapa waktu lalu, dunia pendidikan
tanah air sempat juga dihebohkan dengan adanya kasus geng motor yang beranggotakan
para pelajar. Fakta tersebut kemudian menguak salah satu sisi gelap pergaulan pelajar,
dimana kasus-kasus serupa terjadi diberbagai daerah dan kota lainnya terlebih lagi di
kota-kota besar. Fakta tersebut sontak membuat banyak pihak yang membuka mata dari
Selama ini, ketika berbicara mengenai kekerasan pelajar, topic yang sering kali
muncul adalah tentang tawuran pelajar. Padahal sebenarnya ada bentuk kekerasan di
Sekolah lainnya yang jarang muncul dan diketahui tetapi dapat menyebabkan dampak
Adapun maksud dan tujuan dari penulisan ini ialah sebagai berikut :
1) Sebagai bahan latihan dan pembelajaran untuk membuat karya tulisa yang baik dan
benar.
3) Membentuk pola pikir penulis untuk menjadi pribadi yang memiliki wawasan
1
Sedangkan hasil dari penulisan ini adalah sebagai syarat kelulusan Her Khusus mata
kuliah Character Building, Jurusan Sistem Informasi pada Universitas Bina Sarana
Dalam penulisan paper ini, penulis mencari data-data dari permasalahan dan kasus-
kasus yang sering dibicarakan, dari beberapa sumber artikel juga. Sehingga hasil dari
penulisan ini lebih optimal adapun pembahasan pada paper ini, meliputi agresi bullying,
2
BAB II
PEMBAHASAN
Secara harafiah, kata bully berarti menggertak dan menggangu orang yang lebih
seseorang atau sekelompok orang yang dilakukan secara berulang-ulang terhadap orang
lain yang lebih lemah untuk menyakiti korban secara fisih maupun mental. Bullying bisa
ketiganya.
psikologis ataupun fisik terhadap seseorang atau sekelompok orang yang lebih “lemah”
oleh seseorang atau sekelompok orang. Pelaku bullying yang biasa disebut bully bisa
seseorang, bisa juga sekelompok orang, dan ia atau mereka mempersepsikan dirinya
Bullying dapat terjadi di lingkungan mana saja dimana terjadi interaksi antar
bullying), dunia maya (cyber bullying), lingkungan politik (political bullying), dan
Dalam hal ini, bullying disekolah adalah kasus yang sering dilupakan. Padahal
bullying disekolah dapat menyebabkan efek yang sangat serius baik dalam jangka
pendek maupun dalam jangka panjang bagi para korbannya. Dalam jangka pendek
bullying dapat menimbulkan perasaan tidak aman, takut pergi ke sekolah, merasa
3
terisolasi, perasaan harga diri yang rendah, depresi atau menderita stress yang dapat
berakhir dengan bunuh diri bagi si korban. Sedangkan dalam jangka panjang, korban
Bullying sebenarnya adalah salah satu dari bentuk prilaku agresi. Agresi merupakan
perilaku yang dimaksudkan menyakiti orang lain, baik secara fisik maupun psikis.
Dalam hal ini, jika menyakiti orang lain karena unsur ketidaksengajaan, maka perilaku
Rasa sakit akibat tindakan medis misalnya, walaupun sengaja dilakukan bukan
termasuk agresi. Sebaliknya, niat menyakiti orang lain meski tidak berhasil, dapat
dikategorikan sebagai perilaku agresi. Pengertian agresi merujuk pada perilaku atau
mengalami bahaya atau kesakitan. Agresi adalah fenomena kompleks yang terdiri dari
Pada tahun 2008 yang lalu, Yayasan Semai Jiwa Amini pernah melakukan survey
terhadap 1.500 pelajar SMP dan SMA di Jakarta, Yogyakarta dan Surabaya. Menurut
survey tersebut, 67% responden menyatakan bahwa bullying pernah terjadi di Sekolah
mereka. Pelakunya adalah teman, kakak kelas, adik kelas, guru, kepala sekolah, hingga
preman di sekitar sekolah. Hamper semua responden tidak pernah melaporkan bullying
yang mereka terima. Data yang masuk pada Komisi Perlindungan Anak Indonesia
(KPAI) per November 2009, menunjukan hal yang sama. Setidaknya terjadi 98 kasus
4
kekerasan fisik, 108 kekerasan seksual, dan 176 kekerasan psikis pada anak yang terjadi
dilingkungan Sekolah.
Selain dilakukan oleh teman, aksi bullying ternyata banyak dilakukan juga oleh
guru. Data dari KPAI selama Januari hingga April 2008 menunjukan angka yang agak
mengejutkan. Selama periode waktu tersebut, jumlah kasus kekerasan terhadap anak
berusia 0-18 tahun di Indonesia terdata 95 kasus. Dari jumlah itu, presentse tertinggi
yaitu 39,6 %.
menimbulkan perasaan tidak aman, terisolasi, perasaan harga diri yang rendah, depresi
atau menderita stress yang dapat berakhir dengan bunuh diri. Dalam jangka panjang
Efek jangka panjang bullying bisa jadi tidak disadari baik oleh pelaku, korban,
maupun guru dan orang tua. Karena dampaknya lebih bersifat psikis dan emosi yang
tidak terlihat dan prosesnya sangat perlahan, berlangsung lama dan tidak langsung
Dampak yang diakibatkan oleh tindakan ini pun sangat luas cakupannya. Remaja
baik secara fisik maupun mental. Adapun masalah yang lebih mungkin diderita anak-
anak yang menjadi korban bullying antara lain munculnya berbagai masalah mental
seperti depresi, kegelisahan dan masalah tidur yang mungkin akan terbawa hingga
dewasa, keluhan kesehatan fisik, seperti sakit kepala, sakit perut dan ketegangan otot,
rasa tidak aman saat berada di lingkungan sekolah, dan penurunan semangat belajar dan
prestasi akademis.
5
Contoh kasus terjadi pada seorang siswa sekolah dasar di Ohio yang tewas gantung
diri menggunakan dasi karena dibully oleh teman sekolahnya. Bocah berumur 8 tahun
ini menjadi korban bullying secara fisik. Ia kerap dipukuli oleh teman-temannya di
sekolah. Contoh lain datang dari Texas. Seorang remaja perempuan nekat menembakkan
pistol ke dadanya sendiri hingga tewas karena ia merasa dihujat habis-habisan di dunia
maya.
1. Keluarga
Pelaku bullying seringkali berasal dari keluarga yang bermasalah : orang tua yang
sering menghukum anaknya secara berlebihan, atau situasi rumah yang penuh stress,
agresi, dan permusuhan. Anak akan mempelajari perilaku bullying ketika mengamati
konflik-konflik yang terjadi pada orang tua mereka, dan kemudian menirunya
terhadap teman-temannya. Jika tidak ada konsekuensi yang tegas dari lingkungan
terhadap perilaku coba- cobanya itu, ia akan belajar bahwa “mereka yang memiliki
kekuatan diperbolehkan untuk berperilaku agresif, dan perilaku agresif itu dapat
perilaku bullying.
2. Sekolah
Pihak sekolah sering mengabaikan keberadaan bullying ini. Akibatnya, anak- anak
untuk melakukan intimidasi terhadap anak lain. Bullying berkembang dengan pesat
6
3. Kelompok Sebaya
Anak-anak ketika berinteraksi dalam sekolah dan dengan teman di sekitar rumah,
bullying dalam usaha untuk membuktikan bahwa mereka bisa masuk dalam
kelompok tertentu, meskipun mereka sendiri merasa tidak nyaman dengan perilaku
tersebut.
Kondisi lingkungan sosial dapat pula menjadi penyebab timbulnya perilaku bullying.
Salah satu faktor lingkungan social yang menyebabkan tindakan bullying adalah
kemiskinan. Mereka yang hidup dalam kemiskinan akan berbuat apa saja demi
Televisi dan media cetak membentuk pola perilaku bullying dari segi tayangan yang
bahwa 56,9% anak meniru adegan-adegan film yang ditontonnya, umumnya mereka
Bullying juga terjadi dalam bentuk tindakan. Bullying dibagi menjadi tiga jenis
yaitu :
1. Bullying Fisik
Penindasan fisik merupakan jenis bullying yang paling tampak dan paling dapat
penindasan fisik terhitung kurang dari sepertiga insiden penindasan yang dilaporkan
oleh siswa.
7
2. Bullying Verbel
Kekerasan verbal adalah bentuk penindasan yang paling umum digunakan baik oleh
anak perempuan maupun anak laki-laki. Kekerasan verbal mudah dilakukan dan
dapat dibisikan dihadapan orang dewasa serta teman sebaya, tanpa terdeteksi.
Penindasan verbal dapat berupa julukan nama, celaan, fitnah, kritik kejam,
berupa perampasan uang jajan atau barang-barang, telepon yang kasar, e-mail, yang
3. Cyber Bullying
Ini adalah bentuk bullying yang terbaru karena semakin berkembangnya teknologi,
internet dan media social. Pada intinya adalah korban terus-menerus mendapatkan
pesan negative dari pelaku bullying baik dari sms, pesan di internet dan media social
lainnya.
8
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Kasus bullying di dunia khususnya di Indonesia masih sering terjadi. Kasus bullying
masih merupakan sebuah tindakan kejahatan. Tindakan ini, masih sering terjadi
dikalangan anak muda. Mereka melakukan tindakan tersebut dengan berbagai macam
factor berbeda-beda. Factor psikologi dari pelaku yang memiliki latar belakang yang
kurang baik sampai factor demi kepopuleran nama baik pelaku itu sendiri. Hal ini
membuat para pelaku memanfaatkan keadaan yang ada, melakukan tindakan bullying.
Meskipun hal ini dianggap biasa oleh sebagian pelaku ataupun sebagian orang. Namun
3.2. Saran
Tindakan bullying terhadap orang gemuk masih bisa di cegah dan diatasi dengan
cara pemahaman psikologi anak muda dan sosialisasi mengenai dampak-dampak yang
dapat terjadi jika kasus bullying ini terus berlanjut. Dengan diadakannya Kampanye
Sosial Stop Bullying ini merupakan tujuan utama upaya mencegah terjadinya hal-hal
9
DAFTAR PUSTAKA
Prasetyo, ahmad baliyo eko. (2011). Bullying disekolah dan dampak bagi masa depan anak.
ZAKIYAH, E. Z., HUMAEDI, S., & SANTOSO, M. B. (2017). Faktor Yang Mempengaruhi
http://bigloveadagio.wordpress.com/2010/18/09/kekerasan-bullying-di-sekolah/
10