Anda di halaman 1dari 24

PENGARUH PEMBERIAN REWARD, KOMITMEN ORGANISASI,

GENDER DAN MASA KERJA TERHADAP WHISTLEBLOWING

(Studi Empiris pada Kantor PT. PLN (Persero) Wilayah Sumatera Barat)

ARTIKEL

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat dalam Memperoleh Gelar Sarjana


Ekonomi di Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang

Oleh :

WIDYA WAHYUNINGSIH
1202584/2012

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2016
PENGARUH PEMBERIAN REWARD, KOMITMEN ORGANISASI,
GENDER DAN MASA KERJA TERHADAP WHISTLEBLOWING
(Studi Empiris pada Kantor PT. PLN (Persero) Wilayah Sumatera Barat)

Widya Wahyuningsih
Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang
Jl. Prof. Dr. Hamka Kampus Air Tawar Padang
Email : widyawahyuningsih18@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh pemberian reward,


komitmen organisasi, gender dan masa kerja terhadap whistleblowing. Populasi
dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan kantor PT. PLN (Persero) Wilayah
Sumatera Barat. Sampel dalam penelitian ini menggunakan rumus SLOVIN
berjumlah 106 orang. Analisis dilakukan dengan menggunakan model regresi
berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemberian reward tidak
berpengaruh signifikan terhadap whistleblowing (sig 0,647). Gender tidak
berpengaruh signifikan terhadap whistleblowing (sig 0,942). Komitmen organisasi
berpengaruh signifikan positif terhadap whistleblowing (sig 0,026). Masa kerja
berpengaruh signifikan positif terhadap whistleblowing (sig 0,021).
Kata Kunci : Pemberian Reward, Komitmen Organisasi, Gender, Masa Kerja,
Whistleblowing.

ABSTRACT

This study examined the effect of reward, organizational commitment,


gender and tenure on the whistleblowing. The population of this study is
employees of the office of PT. PLN (Persero) Region West Sumatera. The Sample
of this study is determined by SLOVIN formula with 106 employees. The method
of analysis is using multiple regression model. The results show that reward has
not significant impact on whistleblowing (sig 0,647). Gender has not significant
impact on whistleblowing (sig 0,942). Organizational commitment has significant
and positive impact on whistleblowing (sig 0,026). Tenure has significant and
positive impact on whistleblowing (sig 0,021).
Keyword : Reward, Organizational Commitment, Gender, Tenure,
Whistleblowing.

1
1. PENDAHULUAN maupun non-aktif) mengenai pelanggaran,
PT. PLN (Persero) merupakan salah tindakan ilegal atau tidak bermoral kepada
satu perusahaan Badan Usaha Milik pihak di dalam maupun di luar organisasi
Negara (BUMN) yang dikelola (Destriana, 2014). Sedangkan pihak yang
sepenuhnya oleh pemerintah dan bergerak mengungkapkan kecurangan atau yang
di bidang kelistrikkan. Lembaga ini diberi melakukan whistleblowing disebut dengan
hak monopoli oleh pemerintah (sesuai whistleblower. Pada dasarnya pelapor
dengan Undang-Undang Dasar 1945 pasal pelanggaran (whistleblower) adalah
33) untuk memasok listrik kepada karyawan dari organisasi itu sendiri (pihak
masyarakat, mengatur distribusi dan internal), akan tetapi tidak tertutup adanya
sumber pemasokannya, serta mengatur pelapor dari pihak eksternal seperti
jalur administrasi pelayanan publik. pelanggan, pemasok, dan masyarakat
PT. PLN (Persero) memiliki banyak (Sagara, 2013). Pelapor pelanggaran harus
karyawan yang membantu dalam kegiatan memberikan bukti, informasi, atau indikasi
operasional maupun dalam mem- yang jelas atas terjadinya pelanggaran
pertahankan kelangsungan hidup pe- yang dilaporkan, sehingga dapat ditelusuri
rusahaannya. PT. PLN (Persero) berusaha atau ditindaklanjuti.
memberikan pelayanan yang terbaik untuk Pelapor yang mengungkapkan ke-
meningkatkan kepuasan setiap pelanggan. curangan (whistleblower) telah men-
Namun, berdasarkan wawancara dengan dapatkan perlindungan hukum berdasarkan
salah satu karyawan PT. PLN (Persero) peraturan yang telah dibuat oleh Komite
Wilayah Sumatera Barat, ada beberapa Nasional Kebijakan Governance (KNKG)
pelanggan yang memberikan pembayaran pada 10 November 2008.Kasus terkait
lebih kepada karyawan dengan tujuan whistleblowing terjadi pada PT. PLN
tertentu. Hasil lebih pembayaran tersebut (Persero) di Sumatera Utara, dimana pihak
biasanya langsung dilaporkan oleh eksternal yaitu masyarakat telah
karyawan kepada atasan yang kemudian mengungkapkan kecurangan yang di-
akan dilanjutkan ke BPK, karena PT. PLN lakukan pihak PLN akibat naiknya tarif
(Persero) telah bekerja sama dengan BPK. dasar listrik (TDL) yang tidak diimbangi
Namun, bisa saja karyawan tidak dengan peningkatan pelayanan yang
melaporkan hasil lebih pembayaran diberikan pihak PLN. Masyarakat akhirnya
tersebut, sehingga akan menimbulkan mendesak BPK untuk mengaudit secara
kecurangan. menyeluruh pada PT. PLN di Sumatera
Untuk mencegah atau mengatasi Utara (berita sore, 2014).
tindakan kecurangan tersebut, maka Whistleblowing dapat dipengaruhi
diperlukan alat yang mampu untuk oleh beberapa faktor, seperti pemberian
mengatasi kecurangan yang akan ber- reward, komitmen organisasi, gender dan
dampak buruk kepada perusahaan. Salah masa kerja. Faktor pertama yang
satu alat yang efektif untuk mempengaruhi whistleblowing adalah
mengungkapkan kecurangan dalam ling- pemberian reward. Berdasarkan re-
kungan kerja adalah dengan mem- inforcement theory, perilaku seseorang
berdayakan whistleblowing. Whistle- akan digerakkan oleh kebutuhan untuk
blowing merupakan pelaporan yang memperoleh reward. Dengan diberikannya
dilakukan oleh anggota organisasi (aktif reward kepada seseorang, dapat

2
meningkatkan motivasi karyawan untuk bahwa laki-laki dan perempuan berbeda
mau melakukan whistleblowing. Reward dalam hal etika, keyakinan, nilai-nilai, dan
yang diberikan dapat berupa reward perilaku (Schminke dalam Syahrul, 2012),
materil dan non materil. Pengaruh reward dan perempuan lebih etis dalam penilaian
dalam mendorong individu melaporkan dan perilaku daripada laki-laki (Vermeir,
whistleblowing telah dibuktikan oleh Xu, 2008). Diharapkan bahwa perempuan juga
dimana penelitiannya membuktikan bahwa dapat menjadi whistleblower, namun
seorang auditor internal memiliki kenyataannya perempuan lebih cenderung
kecenderungan yang besar untuk me- untuk diam dan menyembunyikan
laporkan kecurangan ke otoritas yang lebih kecurangan, karena perempuan lebih
tinggi apabila diberikan reward (Caesar, sering memikirkan dampak yang akan
2012). diterima jika melakukan tindakan
Faktor yang kedua yang mem- whistleblowing dibandingkan dengan
pengaruhi whistleblowing adalah ko- mengungkapkan kecurangan ataupun
mitmen organisasi. Komitmen organisasi pelanggaran yang terjadi.
berkaitan dengan tingkat keterlibatan Faktor keempat yang mempengaruhi
orang dengan organisasi di mana mereka whistleblowing adalah masa kerja.
bekerja dan tertarik untuk tetap tinggal Karyawan yang telah lama bekerja pada
dalam organisasi tersebut (Wibowo, 2015). suatu perusahaan, biasanya memiliki
Untuk menerapkan whistleblowing, maka pengetahuan dan pengalaman kerja yang
perusahaan harus menciptakan karyawan lebih banyak dibandingkan dengan
yang berkomitmen agar dapat me- karyawan yang baru. Karyawan yang lebih
ningkatkan niat seorang karyawan untuk tua dikatakan memiliki pemahaman yang
melakukan tindakan whistleblowing. lebih besar berdasarkan otoritas dan sistem
Karyawan yang menunjukkan komitmen kontrol dalam organisasi serta memiliki
tinggi terhadap organisasi memiliki pembatasan minimal untuk whistleblowing
keinginan untuk memberikan tenaga dan dibandingkan dengan anggota baru
tanggung jawab yang lebih dalam me- (Keenan dalam Syahrul, 2012). Penelitian
nyokong kesejahteraan dan ke-berhasilan terdahulu yang sudah meneliti mengenai
organisasi tempatnya bekerja (Destriana, whistleblowing dari berbagai aspek baik di
2014). Dalam diri seorang karyawan yang dalam maupun di luar negeri antara lain :
memiliki komitmen organisasi yang tinggi Destriana (2014), Rizki (2014), Ni Wayan
akan timbul rasa memiliki organisasi yang (2015), Syahrul (2012), Philip (2014),
tinggi, sehingga ia tidak akan merasa ragu Devi (2014), Caesar (2015). Dimana
untuk melakukan whistleblowing karena ia dalam penelitian ini ada beberapa variabel
yakin tindakan tersebut akan melindungi yang diadopsi dari setiap penelitian
organisasi dari kehancuran. tersebut dan secara khusu penelitian ini
Faktor ketiga yang mempengaruhi dilaksanakan pada perusahaan BUMN,
whistleblowing adalah gender. Whistle- BPK dan lain-lain.
blowing bisa dilakukan oleh siapa saja, Keberagaman hasil penelitian yang
baik laki-laki maupun perempuan. Tetapi terjadi dan dengan adanya fenomena yang
terdapat perbedaan dalam hal etika antara telah dipaparkan pada penelitian ini terkait
laki-laki dan perempuan. Berkaitan dengan pengaruh pemberian reward, komitmen
jenis kelamin, bukti telah menunjukkan organisasi, gender dan masa kerja terhadap

3
whistleblowing membuat peneliti ber- Tindakan whistleblowing dapat dipandang
maksud untuk melakukan penelitian sebagai planned behaviour, karena
kembali dengan menganalisis dan tindakan ini tergantung kepada niat yang
menemukan bukti empiris tentang pe- direncanakan seorang whistleblower untuk
ngaruh dari variabel tersebut. Penelitian- melakukan whistleblowing.
penelitian yang telah dilakukan Whistleblowing
sebelumnya mengenai faktor-faktor yang Whistleblowing didefenisikan sebagai
mempengaruhi whistleblowing menun- tindakan, dari seorang pegawai (mantan
jukkan hasil yang berbeda-beda. Penelitian pegawai), untuk mengungkapkan apa yang
ini menarik untuk dilakukan untuk ia percaya sebagai perilaku ilegal atau
memverifikasi ulang hasil penelitian tidak etis kepada manajemen yang lebih
terdahulu tentang faktor-faktor apa saja tinggi/manajemen puncak (internal
yang mempengaruhi whistleblowing. whistleblowing) atau kepada otoritas/pihak
Berdasarkan latar belakang yang telah berwenang di luar organisasi maupun
dipaparkan, penulis ingin melakukan kepada publik (external whistleblowing)
penelitian dengan judul “Pengaruh Pem- Bouville (2007).
berian Reward, Komitmen Organisasi, Dari penjelasan di atas, whistle-
Gender dan Masa Kerja Terhadap blowing merupakan suatu tindakan yang
Whistleblowing pada Kantor PT.PLN dilakukan oleh seseorang, baik dari pihak
(Persero) Wilayah Sumatera Barat”. internal perusahaan maupun dari pihak
eksternal perusahaan dengan meng-
2. TELAAH LITERATUR DAN ungkapkan kecurangan, pelanggaran
PERUMUSAN HIPOTESIS hukum, maupun tindakan yang tidak etis
Theory of Planned Behaviour (TPB) yang terjadi dalam suatu perusahaan atau
Teori yang menjelaskan hubungan organisasi kepada manajemen yang lebih
antara sikap dengan perilaku antara lain tinggi atau kepada pihak yang
adalah Theory of Planned Behavior (TPB) berwewenang di luar organisasi.
yang merupakan pengembangan dari Pemberian Reward
Theory of Reasoned Action (TRA) Pemberian reward kepada seseorang
(Burhanudin, 2013). TPB mencoba dapat membantu dalam mengungkapkan
menjelaskan perilaku seseorang yang kecurangan yang terjadi dalam suatu
kompleks yang membutuhkan kontrol perusahaan ataupun organisasi. Menurut
keperilakuan atau kemampuan untuk Skinner (2010) teori pengukuhan
berperilaku. (reinforcement theory) merupakan teori
Theory of Planned Behaviour (TPB) dimana perilaku mempunyai fungsi dari
merupakan salah satu teori yang konsekuensi-konsekuensi yang terjadi.
mendukung whistleblowing. Teori ini Menurut teori ini, orang termotivasi untuk
dikemukakan oleh Ajzen (dalam Rizki, melakukan perilaku tertentu karena
2014), yang berusaha menjelaskan dikaitkan dengan adanya penghargaan
hubungan antara sikap dengan perilaku. yang pernah ada atas perilaku tersebut.
TPB muncul sebagai jawaban atas Reinforcement theory didasarkan atas
kegagalan determinan sikap (attitude) premis bahwa perilaku manusia
dalam memprediksi tindakan/perilaku digerakkan oleh kebutuhan untuk
aktual (actual behavior) secara langsung. memperoleh reward dan mengeliminasi

4
sesuatu yang tidak disukai (Klingle dalam punyai peranan penting dalam proses
Caesar, 2012). Pemberian reward kepada sosialisasi (Slamet, 2001).
karyawan yang mau melakukan Menurut Vermeir (2008) perempuan
whistleblowing bertujuan agar dapat me- lebih etis dalam bersikap dan melakukan
motivasi karyawan dalam mengungkapkan penilaian. Perempuan lebih memikirkan
kecurangan ataupun pelanggaran yang konsekuensi yang akan diterima ketika
terjadi, sehingga dapat meminimalisir menjadi seorang whistleblower, seperti
kecurangan ataupun pelanggaran tersebut. dikucilkan ataupun pemberian sanksi
Komitmen Organisasi lainnya. Sedangkan laki-laki dianggap
Setiap organisasi memerlukan lebih mampu dalam mengatasi masalah
komitmen yang akan menjadi pedoman dan konsekuensi yang akan diterima ketika
bagi karyawan untuk melakukan berbagai melakukan whistleblowing.
kegiatan dalam suatu organisasi. Ko- Masa Kerja
mitmen organisasi tersebut melibatkan Pengalaman kerja yang dimiliki
manusia sebagai pendukung utama setiap karyawan juga akan mempengaruhi
organisasi apapun bentuknya (Miftah, seseorang untuk melakukan tindakan
2012). whistleblowing. Masa kerja yang dimiliki
Karyawan yang memiliki komitmen oleh seorang karyawan menentukan
tinggi terhadap organisasi dapat seberapa loyal karyawan terhadap
meningkatkan keinginannya untuk me- perusahaan. Penelitian sebelumnya men-
lakukan segala upaya dan bertanggung jelaskan bahwa karyawan yang lebih tua
jawab dalam meningkatkan kesejahteraan dan lebih berpengalaman memiliki
dan keberhasilan organisasi dalam men- kecenderungan yang lebih tinggi untuk
capai tujuan. Karyawan yang berkomitmen melakukan whistleblowing (Sagara, 2013).
terhadap organisasi akan menunjukkan Hal itu dikarenakan makin berpengalaman
sikap dan perilaku positif terhadap seseorang maka makin berkomitmenlah
lembaganya, karyawan akan memiliki jiwa mereka kepada organisasi tempat mereka
untuk tetap membela organisasinya, bekerja (Elias dalam Risti, 2012).
berusaha meningkatkan prestasi, dan
memiliki keyakinan yang pasti untuk Perumusan Masalah dan Hipotesis
mewujudkan tujuan organisasi (Kuryanto Pengaruh pemberian reward ter-
dalam Rizki, 2014). hadap whistleblowing
Pemberian reward merupakan suatu
Gender
Gender merupakan salah satu faktor tindakan yang dilakukan oleh perusahaan
yang mempengaruhi niat seseorang untuk maupun organisasi untuk memotivasi
melakukan whistleblowing. Gender atau karyawan dalam melakukan tindakan
jenis kelamin merupakan sebuah variabel whistleblowing. Dengan pemberian reward
yang mengekspresikan kategori biologis, maka akan memberikan suatu kepuasan
sehingga merupakan sifat manusia yang tersendiri bagi seorang whistleblower
terkait oleh budaya dan seringkali dalam mengungkapkan kecurangan.
dipertimbangkan menjadi penentu sebuah Logikanya dengan diberikannya
hubungan kausal di tempat kerja karena reward yang tinggi kepada karyawan,
adanya disparitas kekuatan yang maka akan meningkatkan loyalitas
membedakan manusia, sehingga mem- karyawan terhadap perusahaan, sehingga

5
setiap karyawan akan termotivasi jika etis, meskipun mereka berada dalam suatu
mengetahui ada rekan kerja maupun atasan lingkungan kerja yang sama. Dimana
yang melakukan kecurangan untuk segera wanita lebih menggunakan perasaan untuk
mengungkapkannya, serta dapat memi- menilai apakah suatu tindakan baik atau
nimumkan kecurangan yang terjadi pada tidak dan lebih taat terhadap peraturan.
perusahaan. Perempuan akan lebih cenderung untuk
H : Pemberian reward berpengaruh diam dan tidak berani untuk menjadi
signifikan positif terhadap whistleblowing. whistleblower, karena perempuan lebih
Pengaruh komitmen Organisasi memikirkan dampak yang akan di-
terhadap whistleblowing terimanya jika mengungkapkan ke-
Komitmen Organisasi dalam suatu curangan yang diketahuinya. Sedangkan
perusahaan sangat diperlukan. Seorang laki-laki lebih menggunakan logikanya
karyawan yang memiliki komitmen yang sehingga berakibat laki-laki lebih
tinggi terhadap pekerjaan dan or- cenderung untuk melakukan tindakan
ganisasinya, maka akan mencerminkan whistleblowing.
tindakan yang akan dilakukannya untuk H : Laki-laki lebih cenderung untuk
organisasi atau perusahaan. Jika komitmen melakukan tindakan whistleblowing dari-
organisasi telah diterapkan pada karyawan, pada perempuan.
maka akan menimbulkan loyalitas Pengaruh masa kerja terhadap
karyawan terhadap perusahaan. Karyawan whistleblowing
yang memiliki loyalitas yang tinggi Karyawan yang lebih lama bekerja
terhadap organisasinya, maka karyawan lebih mampu menjadi whistleblower
akan senantiasa melakukan apapun untuk dengan pengalaman, kekuasan dan
melindungi perusahaan dari tindakan pandangannya terhadap suatu pekerjaan.
kecurangan yang dapat merugikan pe- Karyawan yang lebih lama bekerja lebih
rusahaan tersebut. mengetahui lingkungan organisasinya
Karyawan akan melakukan segala dibandingkan dengan karyawan baru. Hal
tindakan yang sesuai dengan ketentuan ini disebabkan karena karyawan baru
perusahaan dan memberikan yang terbaik belum mengetahui lingkungan or-
bagi perusahaan. Hal ini berarti dapat ganisasinya dan tidak berani dalam
meminimalisir tindakan kecurangan yang mengambil resiko terhadap pekerjaannya
terjadi dalam perusahaan. Semakin tinggi jika menjadi seorang whistlebower.
komitmen oganisasi karyawan, maka akan H : Masa kerja berpengaruh positif
meningkatkan niat karyawan untuk terhadap whistleblowing.
melakukan whistleblowing dengan tujuan
untuk melindungi perusahaan. Berdasarkan berbagai pembahasa
H : Komitmen Organisasi berpengaruh di atas, maka variabel dalam penelitian ini
signifikan positif terhadap whistleblowing. digambarkan pada model kerangka
konseptual sebagai berikut :
Pengaruh gender terhadap
whistleblowing
Berdasarkan gender, laki-laki dan pe-
rempuan membawa nilai-nilai dan pemi-
kiran yang berbeda yang dapat
mempengaruhi pengambilan keputusan

6
Variabel Independen
Pemberian
Variabel independen dalam penelitian
Reward
ini adalah pemberian reward, komitmen
organisasi, gender dan masa kerja.
Komitmen
Organisasi Defenisi Operasional dan Pengu-
Whistle-
blowing kuran Variabel
Gender Whistleblowing
Whistleblowing merupakan suatu
Masa tindakan yang dilakukan oleh pihak
Kerja internal maupun eksternal perusahaan atau
organisasi dengan mengungkapkan
3. METODE PENELITIAN
kecurangan, kesalahan ataupun prilaku
Jenis Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah dan tidak etis yang terjadi pada suatu
tujuan yang telah dijelaskan pada bab perusahaan. Tindakan ini dilakukan untuk
terdahulu, maka penelitian ini tergolong meminimalisir terjadinya kecurangan
penelitian kausatif. Penelitian kausatif dalam suatu perusahaan. Whistleblowing
adalah penelitian yang bertujuan untuk dalam penelitian ini menggunakan
mengetahui hubungan atau keterkaitan indikator niat, keinginan, rencana, usaha
antara variabel bebas dan variabel terikat. keras internal whistleblowing dan usaha
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keras external whistleblowing.
dan menganalisis pengaruh Pemberian Pengukuran whistleblowing pada
Reward, Komitmen Organisasi, Gender penelitian ini menggunakan skala likert 1-
dan Masa Kerja terhadap Whistleblowing. 5. Untuk pernyataan positif, angka 1
berarti sangat tidak setuju sedangkan 5
Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah untuk sangat setuju. Sebaliknya, untuk
seluruh karyawan kantor PT. PLN pernyataan negatif angka 1 berarti sangat
(Persero) Wilayah Sumatera Barat setuju dan angka 5 untuk sangat tidak
berjumlah 144 orang. setuju.
Sampel dalam penelitian ini Pemberian Reward
ditentukan dengan simple random Pemberian reward merupakan pem-
sampling menggunakan rumus SLOVIN, berian penghargaan kepada karyawan.
sehingga sampel berjumlah 106 orang Penghargaan tersebut dapat berupa
penghargaan materil maupun penghargaan
Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang nonmateril atas prestasi ataupun kejujuran
digunakan dalam penelitian ini adalah yang dilakukan oleh seorang karyawan.
teknik kuisioner atau angket. Teknik Pengukuran pemberian reward
kuisioner atau angket digunakan dengan menggunakan skala likert 1-5. Untuk
menyebarkan kuisioner kepada sampel pertanyaan positif, angka 1 berarti sangat
yang telah dipilih. tidak setuju sedangkan 5 untuk sangat
setuju. Sebaliknya, untuk pertanyaan
Variabel Penelitian
negatif angka 1 berarti sangat setuju dan
Variabel Dependen
Variabel dependen dalam penelitian angka 5 untuk sangat tidak setuju.
ini adalah whistleblowing.

7
Komitmen Organisasi Pengukuran masa kerja menggunakan
Komitmen organisasi merupakan skala likert 1-5. Untuk pernyataan positif,
suatu komitmen yang diterapkan pada angka 1 berarti sangat tidak setuju
suatu perusahaan dalam pencapaian tujuan sedangkan 5 untuk sangat setuju.
perusahaan. Semakin tinggi tingkat Sebaliknya, untuk pernyataan negatif
komitmen seorang karyawan maka akan angka 1 berarti sangat setuju dan angka 5
meningkatkan loyalitas karyawan terhadap untuk sangat tidak setuju.
perusahaan dan akan memberikan Uji Validitas dan Reliabilitas
feedback bagi perusahaan. Uji Validitas
Pengukuran komitmen organisasi Uji validitas merupakan pengujian
menggunakan skala likert 1-5. Untuk yang bertujuan untuk mengukur sejauh
pernyataan positif, angka 1 berarti sangat mana instrumen yang digunakan benar-
tidak setuju sedangkan 5 untuk sangat benar mengukur apa yang seharusnya
setuju. Sebaliknya, untuk pernyataan diukur. Teknik yang digunakan untuk
negatif angka 1 berarti sangat setuju dan mengukur validitas dalam penelitian ini
angka 5 untuk sangat tidak setuju. adalah Korelasi Product Moment dari Karl
Gender Pearson dengan ketentuannya adalah jika
Gender merupakan perbedaan jenis rhitung > rtabel, maka skor butir
kelamin dalam hal prilaku dan cara berfikir pertanyaan/pernyataan kuesioner tersebut
seseorang. Dimana perempuan lebih valid. Tetapi sebaliknya, jika rhitung > rtabel,
memikirkan dampak yang akan diterima maka skor butir pertanyaan/pernyataan
ketika melakukan suatu tindakan. Berbeda kuesioner tidak valid.
dengan laki-laki yang lebih mengutamakan Uji Reliabilitas
tindakan yang akan dilakukan di- Uji reliabilitas dilakukan untuk
bandingkan memikirkan dampak yang mengukur tingkat konsistensi antara hasil
akan diterimanya. pengamatan dengan instrumen atau alat
Pengukuran gender pada penelitian ini ukur yang digunakan pada waktu yang
menggunakan skala dummy, dimana jika berbeda. Teknik yang digunakan untuk
yang mengisi kuesioner laki-laki diberi mengukur reliabilitas penelitian adalah
angka 1, sedangkan perempuan diberi dengan menggunakan koefisien cronbach
angka 0. alpha, yaitu instrumen dikatakan reliable
Masa Kerja jika memiliki nilai cronbach alpha > 0,6.
Masa kerja merupakan berapa lama Teknik Analisis Data
seorang karyawan menjadi anggota dalam Penelitian ini menggunakan model
suatu perusahaan atau organisasi tersebut. analisis regresi berganda untuk
Semakin lama seseorang bekerja maka menganalisis pengaruh pemberian reward,
semakin tinggi loyalitasnya terhadap komitmen organisasi, gender, dan masa
perusahaan dan akan lebih mengetahui kerja terhadap whistleblowing dengan
secara mendalam tentang organisasi atau model dasar sebagai berikut.
perusahaan tempat ia bekerja, sehingga Y=a-b1X1+b2X2+b3X3+e
akan meningkatkan kemauan karyawan Dimana :
untuk melakukan whistleblowing dengan Y : Whistleblowing
tujuan untuk melindungi perusahaan. X1 : Pemberian Reward
X2 : Komitmen Organisasi

8
X3 : Gender, dimana LK=1 dan PR=0 bersama-sama terhadap variabel dependen
X4 : Masa Kerja (Ghozali, 2007).Patokan yang digunakan
a : Nilai Y jika X = 0 (konstanta) dengan membandingkan nilai sig yang
b : Koefisien linear berganda dari didapat dengan derajat signifikan 0,05.
variabel independen Apabila nilai sig lebih kecil dari derajat
e : error term signifikan maka persamaan regresi yang
Uji Asumsi Klasik diperoleh dapat diandalkan.
Uji Normalitas Uji Koefisien Determinasi (Adjusted
Uji normalitas digunakan untuk R2 )
menguji apakah distribusi sebuah data Koefisien determinasi (R2) berfungsi
mengikuti atau mendekati normal. Pada untuk melihat sejauhmana keseluruhan
penelitian ini uji normalitas dilakukan variabel independen dapat menjelaskan
dengan metode Kolmogrov-Smirnov variabel dependen.
dengan melihat tingkat signifikan 0,05. Uji t
Jika nilai signifikan yang dihasilkan > 0,05 Uji hipotesis (uji-t) dilakukan untuk
maka akan berdistribusi normal. mengetahui pengaruh variabel dependen
Uji Multikolinearitas dan variabel independen secara terpisah.
Uji multikolinearitas digunakan untuk Untuk melihat ada tidaknya pengaruh
menguji adanya korelasi variabel-variabel dapat ditentukan dengan melihat tingkat
bebas antara satu dengan lainnya. Untuk signifikan 0,05.Kriteria penerimaan
menguji adanya multikolinearitas dapat hipotesis:
dilihat melalui nilai Varians Inflantions a. Jika tingkat signifikan < = 0,05 maka
Factor (VIF) < 10 dan tolerance > 0,1. tersedia bukti yang cukup untuk
Apabila terdapat korelasi yang tinggi menerima hipotesis H1, H2, dan H3.
sesama variabel bebas maka langkah yang Dengan demikian dapat dikatakan
harus dilakukan adalah menghilangkan personal cost of reporting, komitmen
salah satu variabel atau menambah profesional, dan tingkat keseriusan
variabel bebasnya masalah berpengaruh signifikan
Uji Heterokedastisitas terhadap whistleblowing.
Uji heteroskedastisitas dilakukan b. Jika tingkat signifikan > = 0,05 maka
untuk mengui apakah dalam sebuah model hipotesis H1, H2, dan H3. ditolak.
regresi terjadi ketidaksamaan varians dari Dengan demikian dapat dikatakan
residual atas suatu pengamatan ke personal cost of reporting, komitmen
pengamatan lain. Untuk mendeteksi profesional, dan tingkan keseriusan
heteroskedastisitas dapat menggunakan uji masalah tidak berpengaruh signifikan
Glejser. Apabila sig > 0,05 maka tidak terhadap whistleblowing.
terdapat gejala heteroskedastisitas. Model
yang baik adalah tidak terjadi HASIL PENELITIAN DAN PEM-
heteroskedastisitas. BAHASAN
Uji Hipotesis Gambaran Umum Objek Penelitian
Uji F Berdasarkan tabel (Lampiran), di-
Uji F menunjukkan apakah semua ketahui jumlah kuesioner yang disebar
variabel independen yang dimasukan adlah 106 kuesioner dan kuesioner yang
dalam model mempunyai pengaruh secara kembali dan dapat diolah sebanyak 97

9
kuesioner. Jadi, respon rate dalam organisasi memiliki Cronbach’s Alpha
penelitian ini adalah sebesar 91,51%. 0,658, dan instrumen masa kerja memiliki
Statistik Deskriptif Cronbach’s Alpha 0,639. Semua variabel
Berdasarkan tabel 4.11 Dapat dilihat memiliki cronbach’s alpha > 0,6.
statistik deskriptif dari masing-masing Sehingga semua variabel dikatakan
variabel. Pada variabel X1 diketahui reliable.
besarnya nilai mean adalah 24,22 dengan Uji Asumsi Klasik
standar deviasi 3,096, nilai maksimum Uji Normalitas
sebesar 29 dan nilai minimum sebesar 17. Dari hasil pengolahan data SPSS
Variabel X2 diketahui besarnya nilai mean didapat bahwa nilai seluruh variabel dari
adalah 40,91 dengan standar deviasi 4,221, kolmogrov-smirnov sebesar 0,860 dengan
nilai maksimum sebesar 50 dan nilai signifikan 0,451. Berdasarkan hasil
minimum sebesar 29. Variabel X3 tersebut dapat dinyatakan data yang
diketahui besarnya nilai mean adalah 0,55 digunakan dalam penelitian ini telah
dengan standar deviasi 0,500, nilai terdistribusi normal dan bisa dilanjutkan
maksimum sebesar 1 dan nilai minimum untuk diteliti lebih lanjut, karena nilai
sebesar 0. Variabel X4 diketahui besarnya signifikan dari uji normalitas > 0,05.
nilai mean adalah 32,80 dengan standar Uji Multikolenearitas
deviasi 3,499, nilai maksimum sebesar 40 Berdasarkan tabel 4.13 (lampiran),
dan nilai minimum sebesar 24. variabel pemberian reward dengan nilai
Uji Validitas dan Reliabilitas VIF 1,078 dan nilai tollerance sebesar
Uji Validitas 0,928, variabel komitmen organisasi
Dari tabel 4.12 Dapat dilihat nilai dengan nilai VIF 1,099 dan nilai tolerance
terendah dari Corrected Item-Total sebesar 0,910, variabel gender dengan nilai
Correlation untuk masing-masing VIF 1,008 dan nilai tolerance sebesar
instrumen. Instrumen whistleblowing 0,992, variabel masa kerja dengan nilai
diketahui Corrected Item-Total VIF 1,039 dan nilai tolerance sebesar
Correlation terendah 0,227, instrumen 0,962. Dengan demikian dapat dikatakan
pemberian reward diketahui Corrected bahwa tidak terdapat korelasi variabel-
Item-Total Correlation terendah 0,239, variabel bebas antara satu sama lainnya,
instrumen komitmen organisasi diketahui atau variabel independen pada penelitian
Corrected Item-Total Correlation terendah ini terbebas dari masalah multi-
0,219, instrumen masa kerja diketahui kolenearitas.
Corrected Item-Total Correlation terendah Uji Heterokedastisitas
0,205, sehingga semua item dinyatakan Berdasarkan tabel 4.15 (lampiran),
valid. dapat dilihat hasil perhitungan masing-
Uji Reliabilitas masing variabel, dimana semua variabel
Dari tabel 4.12 (lampiran) dapat memiliki sig > 0,05. Sehingga dapat
dilihat keandalan konsistensi antar item disimpulkan bahwa model regresi yang
atau koefisien keandalan Cronbach’s digunakan terbebas dari heterokedastisitas.
Alpha. Instrumen whistleblowing memiliki
Cronbach’s Alpha 0,655, instrumen
pemberian reward memiliki Cronbach’s
Alpha 0,627, instrumen komitmen

10
Analisis Data e. Nilai koefisien β dari variabel X4
Analisis Regresi Berganda bernilai positif yaitu 0,219. Koefisien
Berdasarkan tabel 4.16 (lampiran) masa kerja sebesar 0,219
dapat dilihat model estimasi sebagai mengindikasikan bahwa setiap
berikut. peningkatan masa kerja satu satuan
Y=17,787 + 0,049X1 + 0,180X2 + akan mengakibatkan peningkatan
0,047X3+ 0,219X4 whistleblowing sebesar 0,219 satuan.
Dimana : Uji F
X1 = Pemberian Reward
Dari tabel 4.17 (lampiran), hasil
X2 = komitmen organisasi
X3 = Gender pengolahan data menunjukkan hasil nilai F
X4 = Masa Kerja sebesar 3,602 dengan signifikan 0,009a.
Y = Whistleblowing Jadi Fhitung > Ftabel yaitu 3,602 > 2,31
Dari persamaan di atas, dapat dengan nilai signifikansi 0,009a < 0,05.
dijelaskan bahwa : Hal ini menunjukkan bahwa variabel bebas
a. Nilai konstanta sebesar 17,787 memiliki pengaruh secara bersama-sama
mengindikasikan variabel independen terhadap variabel terikat.
yaitu whistleblowing. jika pemberian Adjusted R Square
reward, komitmen organisasi, gender Berdasarkan hasil olah data pada tabel
dan masa kerja bernilai nol, maka nilai 4.18 (lampiran) Nilai Adjusted R Square
whistleblowing adalah sebesar menunjukkan sebesar 0,098. Hal ini
konstanta atau 17,787. mengindikasikan bahwa 9,8% whistle-
b. Nilai koefisien β dari variabel X1 blowing dapat dijelaskan oleh pemberian
bernilai positif yaitu 0,049. Koefisien reward, komitmen organisasi, gender dan
pemberian reward sebesar 0,049 masa kerja. Sedangkan 90,2% ditentukan
mengindikasikan bahwa setiap oleh faktor lain yang tidak dijelaskan dan
peningkatan pemberian reward satu dideteksi dalam penelitian ini.
satuan akan mengakibatkan Uji T
peningkatan whistleblowing sebesar Pengujian Hipotesis 1
0,049 satuan. Dari tabel 4.16, dapat dilihat bahwa
c. Nilai koefisien β dari variabel X2 pemberian reward memiliki nilai thitung <
bernilai positif yaitu 0,180. Koefisien ttabel yaitu 0,460 < 1,66105 atau sig > α
komitmen organisasi sebesar 0,180 yaitu 0,647 > 0,05 dengan koefisien
mengindikasikan bahwa setiap regresi (β) bernilai positif 0,049. Hal ini
peningkatan komitmen organisasi satu menunjukkan bahwa pemberian reward
satuan akan mengakibatkan tidak berpengaruh signifikan positif
peningkatan whistleblowing sebesar terhadap whistleblowing dan kesim-
0,180 satuan. pulannya hipotesis 1 ditolak.
d. Nilai koefisien β dari variabel X3 Pengujian Hipotesis 2
bernilai positif yaitu 0,047. Koefisien Dari tabel 4.16, dapat dilihat bahwa
gender sebesar 0,047 mengindikasikan komitmen organisasi memiliki nilai thitung >
bahwa setiap peningkatan gender satu ttabel yaitu 2,270 > 1,66105 atau sig < α
satuan akan mengakibatkan yaitu 0,026 < 0,05 dengan koefisien
peningkatan whistleblowing sebesar regresi (β) bernilai positif 0,180. Hal ini
0,047 satuan. menunjukkan bahwa komitmen organisasi

11
berpengaruh signifikan positif terhadap atau pelanggaran yang terjadi. Pemberian
whistleblowing dan kesimpulannya reward tidak berpengaruh terhadap
hipotesis 2 diterima. tindakan whistleblowing diduga akibat
Pengujian Hipotesis 3 pandangan karyawan yang lebih me-
Dari tabel 4.16, dapat dilihat bahwa ngutamakan kepentingan dan keselamatan
gender memiliki nilai thitung < ttabel yaitu perusahaan tanpa memandang reward apa
0,074 < 1,66105 atau sig > α yaitu 0,942 > yang akan diterima jika melaporkan
0,05 dengan koefisien regresi (β) bernilai tindakan kecurangan atau pelanggaran
positif 0,047. Hal ini menunjukkan bahwa yang terjadi tersebut. Logikanya seseorang
gender tidak berpengaruh signifikan positif mau melaporkan kecurangan atau pe-
terhadap whistleblowing dan kesim- langgaran yang diketahui tanpa me-
pulannya hipotesis 3 ditolak. mandang reward yang diberikan pe-
Pengujian Hipotesis 4 rusahaan atau organisasi.
Dari tabel 4.17, dapat dilihat bahwa Pengaruh komitmen organisasi
masa kerja memiliki nilai thitung > ttabel yaitu terhadap whistleblowing
2,351 > 1,66105 atau sig < α yaitu 0,021 < Hasil penelitian ini menunjukkan
0,05 dengan koefisien regresi (β) bernilai bahwa komitmen organisasi berpengaruh
positif 0,219. Hal ini menunjukkan bahwa signifikan positif terhadap whistleblowing.
masa kerja berpengaruh signifikan positif Hasil penelitian ini sejalan dengan
terhadap whistleblowing dan kesim- penelitian yang dilakukan oleh Rizki
pulannya hipotesis 4 diterima. (2014) tentang faktor-faktor yang
mempengaruhi minat pegawai negeri sipil
PEMBAHASAN (PNS) untuk melakukan tindakan
Pengaruh pemberian reward whistleblowing, dimana kesimpulan hasil
terhadap whistleblowing penelitian Rizki (2014) menunjukkan
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa komitmen organisasi memiliki
bahwa pemberian reward tidak pengaruh signifikan positif dengan
berpengaruh signifikan positif terhadap whistleblowing.
whistleblowing. Hasil penelitian ini sejalan Menurut Greenberg (2003) dalam
dengan penelitian yang dilakukan oleh Wibowo (2015) komitmen organisasi
Philip (2014) yang meneliti tentang merupakan suatu tingkatan dimana
pengaruh implementasi sistem whistle- individu mengidentifikasi dan terlibat
blowing dan efek reward system terkait dengan organisasinya dan/atau tidak ingin
dengan whistleblowing pada organisasi di meninggalkannya. Dari penelitian ini dapat
Ghana. disimpulkan bahwa komitmen organisasi
Reward merupakan suatu mekanisme mempengaruhi seseorang untuk
dimana sebuah organisasi menerapkan melakukan tindakan whistleblowing.
penghargaan bagi individu yang Untuk menciptakan komitmen karyawan
melakukan tindakan yang sejalan dengan terhadap organisasinya, maka organisasi
tujuan perusahaan (Caesar, 2015). Dari atau perusahaan perlu memikirkan
penelitian ini dapat disimpulkan bahwa berbagai cara agar dapat meningkatkan
reward yang ditawarkan perusahaan loyalitas karyawan terhadap organisasi.
kepada karyawan tidak mempengaruhi niat Jika organisasi dapat memperlakukan
seseorang untuk melaporkan kecurangan karyawan dengan baik, maka akan

12
menimbulkan rasa kewajiban dalam diri formal dan informal. Salah satu saluran
karyawan, sehingga untuk memenuhi informal yaitu membicarakan tentang
perasaan kewajibannya, karyawan kecurangan ataupun pelanggaran yang
merespon dengan cara yang terjadi di perusahaan kepada sesama rekan
menguntungkan organisasi (Ilham, 2016). kerja. Perempuan bisa saja menganggap
Logikanya jika seorang karyawan telah bahwa pelaporan melalui saluran informal
loyal terhadap organisasinya, maka lebih aman dan tidak membahayakan
karyawan tersebut akan senantiasa mau posisi mereka di perusahaan dibandingkan
melakukan apa saja untuk melindungi dengan melakukan pelaporan dengan
organisasi atau perusahaan tersebut dari saluran formal. Untuk itu tidak menutup
kehancuran. Semakin tinggi komitmen kemungkinan bahwa perempuan juga mau
yang dimiliki seseorang terhadap melakukan tindakan whistleblowing,
organisasinya, maka akan meningkatkan karena baik laki-laki maupun perempuan
niat seseorang untuk melaporkan akan mau untuk melakukan pelaporan
kecurangan yang diketahui dengan tujuan kecurangan jika kecurangan tersebut dapat
untuk meminimalisir kecurangan yang merugikan perusahaan. Jika sebuah
terjadi dalam organisasi. Mereka dengan tindakan pelanggaran tidak dilaporkan
komitmen organisasi tinggi akan maka perusahaan akan menderita kerugian
memberantas orang-orang yang melakukan (Destriana, 2014).
pelanggaran etis yang dapat merugikan Gender dapat diartikan sebagai
organisasi tempat mereka bekerja (Evanti, perbedaan jenis kelamin seseorang yaitu
2015). laki-laki dan perempuan. Hasil penelitian
Pengaruh gender terhadap ini juga sejalan dengan penelitian yang
whistleblowing dilakukan oleh Destriana (2014) tentang
Hasil penelitian ini menunjukkan analisis faktor-faktor yang mempengaruhi
bahwa laki-laki tidak lebih cenderung intensi auditor untuk melakukan tindakan
untuk mau melakukan tindakan whistle- whistleblowing, dimana gender tidak
blowing daripada perempuan. Hal ini memiliki pengaruh terhadap whistle-
sejalan dengan penelitian yang dilakukan blowing. Selain itu, hasil penelitian ini
Kaplan (2008) yang hasilnya membuktikan juga sejalan dengan penelitian Mustapha
bahwa perempuan lebih mungkin untuk (2012) dimana jenis kelamin dari seorang
melakukan whistleblowing daripada laki- akuntan tidak berpengaruh signifikan
laki. Penelitian ini membuktikan bahwa dalam hubungannya dengan whistle-
tidak hanya laki-laki yang mau untuk blowing.
melakukan tindakan whistleblowing jika Pengaruh masa kerja terhadap
mengetahui adanya kecurangan atau pe- whistleblowing
langgaran, tetapi perempuan juga ber- Hasil penelitian ini menunjukkan
kemungkinan untuk mau melakukan bahwa masa kerja berpengaruh signifikan
tindakan whistleblowing. Hal ini di- positif terhadap whistleblowing. Hasil
karenakan bahwa laki-laki lebih memilih penelitian ini tidak sejalan dengan
melaporkan kecurangan dengan meng- penelitian yang dilakukan oleh Syahrul
gunakan saluran pelaporan formal, (2012) tentang internal whistleblowing
sedangkan perempuan dapat melaporkan intentions: a study of demographic and
pelaporan kecurangan dengan saluran individual factors. Hasil penelitian Syahrul

13
(2012) membuktikan bahwa salah satu kecurangan atau pelanggaran tidak
faktor demografi yaitu masa kerja tidak dilaporkan.
berpengaruh tehadap whistleblowing. 4. KESIMPULAN DAN SARAN
Penelitian Syahrul (2012) tersebut gagal Kesimpulan
membuktikan bahwa demografi seperti Berdasarkan hasil penelitian dan
masa kerja berpengaruh terhadap pengujian hipotesis yang telah
whistleblowing dan lebih mendukung dilaksanakan, maka hasil penelitian dapat
Brennan (2007) yang berpendapat bahwa disimpulkan sebagai berikut.
variabel demografis menawarkan hasil 1. Pemberian reward tidak berpengaruh
yang lemah dan bertentangan tentang signifikan positif terhadap whistle-
pengaruh perilaku individu terhadap blowing.
2. Komitmen organisasi berpengaruh
whistleblowing. Sementara Park et al.
signifikan positif terhadap whistle-
(2005) menyatakan bahwa variabel blowing.
demografis tidak membuat perbedaan yang 3. Gender tidak berpengaruh signifikan
signifikan dalam niat whistleblowing. positif terhadap whistleblowing.
Masa kerja seseorang dalam suatu 4. Masa kerja berpengaruh signifikan
organisasi menentukan pengalaman dan positif terhadap whistleblowing.
pengetahuan seseorang tersebut terhadap
Keterbatasan penelitian
organisasi atau perusahaan tempat ia
Meskipun peneliti telah berusaha
bekerja. Dari penelitian ini dapat
merancang dan mengembangkan
disimpulkan bahwa masa kerja mem-
penelitian sedemikian rupa, namun
pengaruhi niat seseorang untuk melakukan
terdapat beberapa keterbatasan dalam
whistleblowing. Tidak semua karyawan
penelitian ini, diantaranya :
mau untuk melakukan tindakan whistle-
1. Penelitian ini hanya meneliti 4
blowing. Logikanya karyawan yang baru variabel, sehingga belum meneliti
bekerja atau masih belum memiliki masa semua variabel yang dapat
kerja yang lama lebih cenderung untuk mempengaruhi whistleblowing.
tidak mau melakukan whistleblowing, 2. Tidak semua karyawan bersedia untuk
dikarenakan takut akan dampak yang akan mengisi kuesioner, sehingga penelitian
diterima jika melakukan whistleblowing yang dilakukan tidak menyeluruh.
seperti dikucilkan atau mendapatkan teror Saran
dari pihak-pihak yang tidak menyukai 1. Sebaiknya digunakan variabel lain
keberadaannya. Sedangkan, karyawan yang mungkin berpengaruh terhadap
yang lebih tua dan lebih berpengalaman tindakan whistleblowing seperti
memiliki kecenderungan yang lebih tinggi dilemma etika, saluran pelaporan,
metode pelaporan dalam melakukan
untuk melakukan whistleblowing (Sagara,
penelitian selanjutnya mengenai
2013). Karyawan yang telah lama bekerja whistleblowing.
dianggap akan lebih mau untuk melakukan 2. Sebaiknya sampel yang digunakan
whistleblowing, dikarenakan mereka telah lebih banyak dan juga ditambah
dekat dengan masa pensiun dan lebih dengan karyawan yang bekerja di
memikirkan untuk melindungi perusahaan lapangan agar dapat menunjang hasil
atau organisasi tersebut dari dampak buruk penelitian.
yang akan diterima perusahaan jika

14
DAFTAR PUSTAKA Internal Auditor dan Intensi
A.MuriYusuf.2005.“Metode Penelitian”. Melakukan
Padang:UNP Press. Whistleblowing”.Diponegoro
Berita Sore.2014.“Desak BPK Audit Journal Of Accounting.Vol.3,
PLN”.www.beritasore.com/2014/0 No.3.
8/11/ desak-bpk-audit-pln/.Diakses
tanggal 25 November 2015. Drh.Chaidir.2012.“Whistleblower:
Pahlawan atau Pengkhianat”.
Bouville, Mathieu.2007.Whistle-Blowing www.kompasiana.com/bungchaidir
and Morality.Journal of Bussines /whistleblower-pahlawan-atau-
pengkhianat_550f6f00813311c52c
Ethics.2008 (81);579-585
bc67fd. Diakses tanggal 25
Burhanudin.2013.Theory of Planned November 2015.
Behaviour:Aplikasi pada Niat Evanti Dwi Andriani dan Ahmad
Konsumen untuk Berlangganan Adri.2015.”Analisis Faktor-Faktor
Surat Kabar Harian Kedaulatan yang Mempengaruhi Intensi
Rakyat di Desa Donotirto Auditor Untuk Melakukan
Kecamatan Kretek Kabupaten Tindakan Whistleblowing (Studi
Empiris Pada Kantor Akuntan
Bantul. Laporan Hasil Penelitian,
Publik di Dki Jakarta)”. Doctoral
Yogyakarta. Dissertation Binus
Caesar Marga Putri.2015.“Pengujian Ghozali Imam.2006.“Aplikasi Analisis
Keefektifan Jalur Pelaporan Pada Multivariate dengan Program
Structural Model dan Reward SPSS”. Semarang:Badan Penerbit
Model dalam Mendorong Universitas Diponegoro.
Whistleblowing:Pendekatan
Eksperimen”.Simposium Nasional Haluan Kepri.2012.“Whistleblower Kasus
Akuntansi XV, Banjarmasin, Solar PT Ganda Sari Cari
097.SIPE. Keadilan”.
www.haluankepri.com/tanjungpina
Curtis, B Marry and Taylor, E.Z.2010."An ng/36094-whistleblower-kasus-
Examination Of The Layers solar-pt-ganda-sari-cari-
Workplace Influence In Ethical keadilan.html.25 November 2015 .
Judgement:Whistleblowing
Likelihood and Perseverance in Kaplan, Steven.,et.al.2009.“An
Public Accounting".Journal of Examination of the Association
Business Ethics, Vol.93, pp.21-37 Between Gender and Reporting
Intentions for Fraudulent Financial
Destriana Kurnia Kreshastuti dan Andri Reporting”.Journal of Bussines
Prastiwi.2014.“Analisis Faktor- Ethics, 87:15–30
Faktor yang Mempengaruhi Intensi
Auditor Untuk Melakukan Lewis, D.2008.”Ten Years Of Public
Tindakan Whistleblowing”. Interest Disclosures In The U.K:
Journal Diponegoro of Are Whistleblowing Adequately
Accounting.Vol 3, No 2, Hal (1- Protected?”.Journal of Bussines
15);2337-3806.
Ethics. Vol. 82
Devi Novita Sari dan Herry
Laksito.2014.“Profesionalisme

15
Maharani Ni Made, dkk.2013.“Pengaruh Pegawai Negeri Sipil (PNS) Untuk
Insentif Terhadap Loyalitas Melakukan Tindakan
Karyawan”.Jurnal Administrasi Whistleblowing”.Jurnal ilmiah
Bisnis, Vol.2, No.2. Mahasiswa FEB. Vol 3. No. 1.
Mesmer-Magnus, J.R dan Viswesvaran, Sagara Yusar.2013.“Profesionalisme
C.2005.“Whistleblowing in Internal Auditor dan Intensi
organizations:An examination of Melakukan Whistleblowing”.Jurnal
correlates of whistleblowing Liquidity.Januari-Juni 2013, Vol. 2,
intenntions, actions, and No. 1
retaliation”. Journal of Bussines
Ethics, Vol. 62, No. 3 Slamet S Sarwono dan Amiluhur
Soeroso.2001.“Determinasi
Miftah Thoha.2012.Perilaku Organisasi: Demografi Terhadap Perilaku
Konsep Dasar dan Karitatif Keorganisasian”.Jurnal
Aplikasinya.Jakarta: Rajawali Pers. Siasat Bisnis, Vol. 1, No.6
Nurul Samudra Hidayati.2014.“Persepsi
Sugiono.2006.Metode Penelitian
Mahasiswa Terhadap Tindakan
Kuantitatif Kualitatif dan R &
Whistleblowing”.Skripsi Fakultas
D.Bandung: Alfabeta.
Ekonomi dan Bisnis.
Suharsimi Arikunto.2006.Prosedur
Philip, Ayagre and Julius,
Penelitian: suatu pendekatan
Aidoo.2014.“Whistleblower
praktik.Jakarta: Rineka Cipta.
Reward and Systems
Implementation Effects On Sulistomo Akmal.2012.“Persepsi
Whistleblowing In Mahasiswa Akuntansi Terhadap
Organisations”.Journal European
Pengungkapan
of Accounting Auditing and
Finance Research.Vol.2, No.1, Kecurangan”.Skripsi tidak
pp.80-90. dipublikasikan. Program Sarjana
Akuntansi Universitas Diponegoro
Prof. Dr. Wibowo.2015.Perilaku dalam
organisasi.Jakarta: Rajawali Pers. Syahrul, Ahmad.,et.al.2012.“Internal
Whistleblowing Intentions: A
R. Dimas Arief Yulianto.2015.“Pengaruh Study of Demographic and
Orientasi Etika, Komitmen Individual Factors”.Journal of
Profesional, dan Sensitivitas Etis Modern Accounting and
Terhadap Whistleblowing”.Skripsi Auditing.Vol.8 (11); 1632-1645.
Universitas Negeri Yogyakarta.
Umar Husein.2005.Metode Penelitian
Risti Merdikawati.2012.“Hubungan untuk Skripsi dan Tesis
Komitmen Profesi dan Sosialisasi Bisnis.Jakarta: PT. Raja Grafindo
Antisipatif Mahasiswa Akuntansi Persada.
dengan Niat
Whistleblowing”.Skripsi Sarjana UNP.2009.Penulisan Tugas Akhir atau
Akuntansi Universitas Diponegoro. Skripsi UNP.Padang.
Rizki Bagustianto dan Vermeir, I and Van Kenhove,
Nurkholis.2014.“Faktor-Faktor P.2008.“Gender Different in
yang Mempengaruhi Minat

16
Double Standards”. Journal of
Bussines Ethics, 81(2), 281-295

Wayan Ni Rustiarini dan Ni Made


Sunarsih.2015.“Fraud dan
whistleblowing : Pengungkapan
kecurangan akuntansi oleh auditor
pemerintah”.Simposium Nasional
Akuntansi XVIII

17
LAMPIRAN

Tabel 4.1
Penyebaran Dan Pengembalian Kuesioner
Keterangan Jumlah Responden
Jumlah kuesioner yang disebar 106
Kuesioner yang tidak kembali 7
Kuesioner yang dikembalikan 99
Kuesioner yang diisi lengkap dan dapat diolah 97
Respon Rate 91,51%

Tabel 4.10
Descriptive Statistics
Descriptive Statistics

Std.
N Minimum Maximum Mean Deviation

Statistic Statistic Statistic Statistic Std. Error Statistic

WB 97 27 39 33.54 .334 3.292

PR 97 17 29 24.22 .314 3.096

KO 97 29 50 40.91 .429 4.221

G 97 0 1 .55 .051 .500

MK 97 24 40 32.80 .355 3.499

Valid N (listwise) 97

Tabel 4.11
Corrected Item-total Correlation terendah
Corrected Item-total
Variabel
Correlaration terendah
Whistleblowing (Y) 0,227
Pemberian Reward (X1) 0,239
Komitmen Organisasi (X2) 0,219
Masa Kerja (X4) 0,205

18
Tabel 4.12
Cronbach’s Alpha
Variabel Cronbach’s Alpha
Whistleblowing (Y) 0,655
Pemberian Reward (X1) 0,627
Komitmen Organisasi (X2) 0,658
Masa Kerja (X4) 0,639

Tabel 4.13
Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized
Residual

N 97
a
Normal Parameters Mean .0000000

Std. Deviation 3.06064416

Most Extreme Differences Absolute .087

Positive .051

Negative -.087

Kolmogorov-Smirnov Z .860

Asymp. Sig. (2-tailed) .451

a. Test distribution is Normal.

Tabel 4.14
Uji Multikolenearitas
a
Coefficients

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients Collinearity Statistics

Model B Std. Error Beta T Sig. Tolerance VIF

1 (Constant) 17.787 4.306 4.130 .000

PR .049 .107 .046 .460 .647 .928 1.078

KO .180 .079 .231 2.270 .026 .910 1.099

G .047 .640 .007 .074 .942 .992 1.008

19
MS .219 .093 .232 2.351 .021 .962 1.039

a. Dependent Variable: WB

Tabel 4.15
Uji Heterokedastisitas
Correlations

Unstandardized
PR KO G MS Residual
**
Spearm PR Correlation Coefficient 1.000 .298 .010 .087 -.006
an's rho
Sig. (2-tailed) . .003 .919 .398 .950

N 97 97 97 97 97
**
KO Correlation Coefficient .298 1.000 -.055 .175 .019

Sig. (2-tailed) .003 . .596 .086 .853

N 97 97 97 97 97

G Correlation Coefficient .010 -.055 1.000 .030 -.007

Sig. (2-tailed) .919 .596 . .773 .948

N 97 97 97 97 97

MS Correlation Coefficient .087 .175 .030 1.000 .024

Sig. (2-tailed) .398 .086 .773 . .812

N 97 97 97 97 97

Unstanda Correlation Coefficient -.006 .019 -.007 .024 1.000


rdized
Sig. (2-tailed) .950 .853 .948 .812 .
Residual
N 97 97 97 97 97

**. Correlation is significant at the 0.01 level


(2-tailed).

20
Tabel 4.16
Koefisien Regresi Berganda
a
Coefficients

Standardi
zed
Unstandardize Coefficie Collinearity
d Coefficients nts Correlations Statistics

Std. Zero-
Model B Error Beta T Sig. order Partial Part Tolerance VIF

1 (Consta
17.787 4.306 4.130 .000
nt)

PR .049 .107 .046 .460 .647 .134 .048 .045 .928 1.078

KO .180 .079 .231 2.270 .026 .281 .230 .220 .910 1.099

G .047 .640 .007 .074 .942 .004 .008 .007 .992 1.008

MS .219 .093 .232 2.351 .021 .277 .238 .228 .962 1.039

a. Dependent
Variable: WB

Tabel 4.17
Uji F
b
ANOVA

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.


a
1 Regression 140.840 4 35.210 3.602 .009

Residual 899.284 92 9.775

Total 1040.124 96

a. Predictors: (Constant), MS, G, PR, KO

b. Dependent Variable: WB

21
Tabel 4.18
Adjusted R Square
Model Summary

Change Statistics

R Adjusted R Std. Error of R Square Sig. F


Model R Square Square the Estimate Change F Change df1 df2 Change
a
1 .368 .135 .098 3.126 .135 3.602 4 92 .009

a. Predictors: (Constant), MS, G,


PR, KO

22

Anda mungkin juga menyukai