Anda di halaman 1dari 12

1.

Minyak Transformator
Minyak transformator adalah minyak mineral yang diperoleh dengan pemurnian minyak
mentah. Dalam pemakaiannya, minyak ini karena pengaruh panas dari rugi-rugi di dalam
transformator akan timbul hidrokarbon. Selain berasal dari minyak mineral, minyak
transformator dapat pula yang dapat dibuat dari bahan organik, misalnya : minyak trafo Piranol,
Silikon. Sebagai bahan isolasi, minyak transformator harus mempunyai tegangan tembus yang
tinggi. Pengujian tegangan tembus minyak transformator dapat dilakukan dengan menggunakan
peralatan seperti ditunjukkan pada Gambar.

Gambar 4. Alat pengujian tegangan tembus minyak transformator

Jarak elektroda dibuat 2,5 cm, sedangkan tegangannya dapat diatur dengan menggunakan
auto-transformator sehingga dapat diketahui tegangan sebelum saat terjadinya kegagalan isolasi
yaitu terjadinya locatan bunga api. Locatan bunga api dapat dilihat lewat lubang yang diberi
kaca. Selain itu dapat dilihat dari Voltmeter tegangan tertinggi sebelum terjadinya kegagalan
isolasi (karena setelah terjadinya kegagalan isolasi voltmeter akan menunjukkan harga nol.
Tegangan temus nominal minyak transformator untuk tegangan kerja tertentu dapat dilihat pada
tabel 2.
Dengan demikian dapat diketahui apakah minyak transformator ketahanan listriknya
memenuhi persyaratan yang berlaku. Ketahanan listrik minyak transformator dapat menurun
karena pengaruh asam dan dapat pula karena kandungan air.

Minyak transformator
Sebagian besar dari transformator tenaga memiliki kumparan-kumparan yang intinya direndam
dalam minyak transformator, terutama pada transformator-transformator tenaga yang
berkapasitas besar, karena minyak transformator mempunyai sifat
sebagai media pemindah panas (disirkulasi) dan juga berfungsi pula sebagai isolasi (memiliki
daya tegangan tembus tinggi) sehingga berfungsi sebagai media pendingin dan isolasi.

Minyak transformator harus memenuhi persyaratan, yaitu:


• kekuatan isolasi tinggi
• penyalur panas yang baik, berat jenis yang kecil, sehingga partikel-partikel dalam minyak dapat
mengendap dengan cepat
• viskositas yang rendah, agar lebih mudah bersirkulasi dan memiliki kemampuan pendinginan
menjadi lebih baik
• titik nyala yang tinggi dan tidak mudah menguap yang dapat menimbulkan baha
• tidak merusak bahan isolasi padat
• sifat kimia yang stabil

Minyak Transformator

Minyak transformator adalah minyak mineral yang diperoleh dengan pemurnian minyak
mentah. Dalam pemakaiannya, minyak ini karena pengaruh panas dari rugi-rugi didalam
transformator akan timbul hidrokarbon. Selain berasal dari minyak mineral, minyak
transformator dapat pula yang dapat dibuat dari bahan organik, misalnya minyak trafo piranol,
silicon . Sebagai bahan isolasi, minyak transformator harus mempunyai tegangan tembus yang
tinggi.

Sebagian besar trafo tenaga kumparan-kumparan dan intinya direndam dalam minyak-
trafo, terutama trafo-trafo tenaga yang berkapasitas besar, karena minyak trafo mempunyai sifat
sebagai media pemindah panas (disirkulasi) dan bersifat pula sebagai isolasi (daya tegangan
tembus tinggi) sehingga berfungsi sebagai media pendingin dan isolasi. Untuk itu minyak trafo
harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:

. Kekuatan isolasi tinggi


2. Penyalur panas yang baik memiliki berat jenis yang kecil, sehingga partikel-
partikel dalam minyak dapat mengendap dengan cepat
3. Viskositas yang rendah agar lebih mudah bersirkulasi dan kemampuan

pendinginan menjadi lebih baik


4. Titik nyala yang tinggi, tidak mudah menguap yang dapat membahayakan
5. Tidak merusak bahan isolasi padat
6. Sifat kimia yang stabil (www.elektroindonesia.com, 2007).

Sebagai bahan isolasi, minyak transfomator harus mempunyai tegangan tembus yang
tinggi. Pengujian tegangan tembus minyak transformator dapat dilakukan dengan mengunakan
peralatan seperti ditunjukan pada gambar 4.1.

8
1. Kekuatan isolasi tinggi
2. Penyalur panas yang baik memiliki berat jenis yang kecil, sehingga partikel-
partikel dalam minyak dapat mengendap dengan cepat
3. Viskositas yang rendah agar lebih mudah bersirkulasi dan kemampuan

pendinginan menjadi lebih baik


4. Titik nyala yang tinggi, tidak mudah menguap yang dapat membahayakan
5. Tidak merusak bahan isolasi padat
6. Sifat kimia yang stabil (www.elektroindonesia.com, 2007).

Jarak elektoda dibuat 2,5 cm, sedangkan tegangannya dapat diatur dengan menggunakan
autotransformator sehingga dapat diketahui tegangan sebelum saat terjadinya kegagalan isolasi
yaitu terjadinya loncatan bunga api. Loncatan bunga api dapat dilihat lewat lubang yang diberi
kaca. Selain itu dapat dilihat dari voltmeter tegangan tertinggi sebelum terjadinya kegagalan
isolasi (karena setelah terjadinya kegagalan isolasi voltmeter akan menunjukan harga nol).

Berdasarkan standar yang dikeluarkan oleh ASTM yakni dalam standar D- 877 disebutkan
bahwa suatu bahan isolasi harus memiliki tegangan tembus sebesar kurang lebih 30 kV untuk
lebar sela elektroda 1 mm, dengan kata lain kekuatan dielektrik bahan isolasi kurang lebih 30
kV/mm. Sedangkan menurut standar ASTM D-1816 suatu bahan isolasi harus mampu menahan
tegangan sebesar 28 V untuk suatu lebar sela elektroda sebesar 1,2 mm. Standar ini merupakan
standar yang diterima secara internasional dan harus dipenuhi oleh suatu bahan yang
dikategorikan sebagai suatu bahan isolasi.

Beberapa macam faktor yang diperkirakan mempengaruhi kegagalan

minyak transformator, yaitu:


1. Luas daerah elektroda
2. Jarak celah (gap spacing)

3. Pendinginan
4. Perawatan sebelum pemakaian (elektroda dan minyak)

5. Pengaruh kekuatan dielektrik dari minyak transformator yang diukur serta kondisi pengujian atau
minyak transformator itu sendiri juga mempengaruhi kekuatan dielektrik minyak transformator.

Ketembusan isolasi (insulation breakdown, insulation failure) disebabkan karena beberapa hal
antara lain isolasi tersebut sudah lama dipakai, berkurangnya kekuatan dielektrik dan karena
isolasi tersebut dikenakan tegangan lebih. Pada prinsipnya tegangan pada isolator merupakan
suatu tarikan atau tekanan (stress) yang harus dilawan oleh gaya dalam isolator itu sendiri agar
supaya isolator tidak tembus. Dalam struktur molekul material isolasi, electron-elektron terikat
erat

10

pada molekulnya, dan ikatan ini mengadakan perlawanan terhadap tekanan yang disebabkan oleh
adanya tegangan. Bila ikatan ini putus pada suatu tempat maka sifat isolasi pada tempat itu
hilang. Bila pada bahan isolasi tersebut diberikan tegangan akan terjadi perpindahan elektron-
elektron dari suatu molekul ke molekul lainnya sehingga timbul arus konduksi atau arus bocor.
Karakteristik isolator akan berubah bila material tersebut kemasukan suatu ketidakmurnian
(impurity) seperti adanya arang atau kelembaban dalam isolasi yang dapat menurunkan tegangan
tembus (www.elektroindonesia.com, 2009).

Ketahanan listrik transformator dapat menurun karena pengaruh asam dan dapat pula
karena kandungan air. Keasaman minyak transformator dapat dinetralisir dengan menggunakan
potas hidroksida (KOH). Sedangkan kandungan air di dalam minyak transformator dapat
dihilangkan dengan memakai bahan higroskopis yaitu silikagel.

Kegunaan minyak trafo adalah selain untuk bahan isolasi juga sebagai media pendingin
antara kumparan kawat atau inti besi dengan sirip pendingin.

Agar minyak transformator berfungsi sebagai pendingin yang baik, maka kekentalannya tidak
boleh terlalu tinggi agar mudah bersirkulasi di dalam tangki sehingga dapat mendinginkan
transformator dengan baik. Kekentalan relatif minyak transformator tidak boleh lebih dari
4,2opada suhu 20 oC dan 1,8 ohingga 1,85omaksimum 2 opada suhu 50 oC. Proses Pemurnian
Minyak Transformator

Minyak transformator dapat dikotori oleh uap air, fiber (misalnya : kertas, kayu, tekstil),
damar dan yang lainnya. Hal ini dapat mempengaruhi kemurnian minyak transformator. Bentuk
dari pengotoran dapat bermacam-macam yaitu meleleh dan mencairnya bahan-bahan yang
digunakan di dalam transformator, partikel-partikel yang mengapung pada minyak, partikel-
partikel yang mengendap didasar tangki, pada belitan atau pada intinya. Dengan adanya
pengotoran maka tegangan tembus minyak akan menurun dan ini berarti mengurangi atau
menurunnya umur pemakaian minyak. Akhir-akhir ini usaha memperlambat terjadinya
penurunan dengan tegangan tembus minyak transformator untuk pemakaian pada transformator
yang bertegangan kerja tinggi dan dayanya besar, ruangan yang terdapat di atas permukaan
minyak diisi dengan gas murni (biasanya nitrogen).

Cara lain untuk memperpanjang umur minyak transformator adalah dengan


mencampurkan senyawa tertentu antara lain paraoksi diphenilamin. Senyawa tersebut
dimasukkan ke dalam minyak transformator yang telah dipanasi 80o hingga 85oC. Campuran
tersebut kosentrasinya dibuat 0,1% dan selanjutnya didinginkan. Minyak transformator yang
sudah diberi senyawa paraoksi diphenilamin akan berwarna kemerah-merahan (Muhaimin,
1991).

3.3.1 Pemanasan

Pada cara ini minyak transformator dipanasi hingga titik didih air pada perangkat khusus
yang disebut penggodok minyak (oil boiler). Air yang ada dalam minyak akan menguap karena
titik didih minyak lebih tinggi dari pada titik didih air.

Cara ini dianggap sebagai cara yang paling sederhana dalam hal pemurnian minyak
transformator. Dengan cara ini bahan-bahan pencemar padat, misalnya : fiber, jelaga akan tetapi
tinggal di dalam minyak. Apabila pemanasan tersebut mendekati titik penguapan minyak, akan
menyebabkan umur minyak berkurang. Namun hal ini dapat diatasi dengan cara memanaskan
minyak di tempat yang kem atau boiler minyak hampa udara (vacum oil boiler), sehingga air
akan menguap pada suhu yang relatif rendah. Alat ini dipakai dengan minyak yang dipanaskan
dalam bejana udara sempit (air tight vessel) dimana udara dipindahkan bersama dengan air yang
menguap dari minyak. Air mendidih pada suhu rendah dalam ruang hampa oleh sebab itu
menguap lebih cepat ketika minyak dididihkan dalam alat ini pada suhu yang relatif rendah.
Namun demikian pencemar selain air akan tetap tinggal di dalam minyak.

Pada metode ini digunakan kertas khusus untuk menyaring minyak yang tercemar. Untuk
mempercepat waktu penyaringan, digunakan tekanan. Air yang terkandung dalam minyak
transformator diserap dengan kertas higroskopis. Dengan cara ini baik air maupun patikel-
partikel tercemar lainnya akan tersaring sekaligus.

Filter ini sangat efesien memindahkan pengotor padat dan uap dari minyak yang merupakan
kelebihan dari pada alat sentrifugal. Walaupun cara ini sederhana dan lebih mudah untuk
dilakukan, keluaran yang dihasilkan lebih sedikit jika dibandingkan dengan alat sentrifugal yang
menggunakan kapasitas motor penggerak yang sama. Filter press ini cocok digunakan untuk
memisahkan minyak dalam circuit breaker (CB), yang biasanya tercemari oleh partikel jelaga
(arang) yang kecil dan sulit dipisahkan dengan menggunakan alat sentrifugal.Untuk menambah
output mesin penyaring, minyak dipanasi 40ohingga 45oC sehingga viskositas minyak menurun
dan dengan demikian makin memudahkan penyaringan.

Normalnya, minyak yang akan disaringdimasukkan ke filter atau penyaring dengan tekanan 3
hingga 5 atmosfir. Biasanya penyaring dilakukan selama 4 jam, tetapi bila minyaknya sangat
kotor, penggantiannya dilakukan setiap 0,5 hinga 1 jam.

Pemusingan

Pencemaran minyak transformator misalnya fiber, karbon maupun lumpur adalah lebih
berat daripada minyak transformator sehingga kotoran-kotoran tersebut suatu saat mengendap
dan mudah dipisahkan secara kasar. Untuk mempercepat proses pemisahan, maka minyak
dipanaskan 45 derajat hingga 55 derajat di dalam suatu tabung dan kemudian diputar atau
dipusing dengan cepat. Karena gaya sentrifugal, maka substansi yang lebih berat akan berada di
bagian pinggir bejana dan minyaknya sendiri yang relatif lebih ringan akan berada di tengah
bejana.

Bagian utama dari pemutar (sentrifuge) adalah sebuah silinder yang memiliki lempengan-
lempengan (hingga 50 buah jumlahnya), lempengan- lempengan tersebut dipasang pada poros
tegak dan pemutar tersebut berputar bersama-sama dengan poros.

Jarak antara lempengan-lempengan kira-kira 0,1 mm. Lempengan- lempengan ini


menyebabkan mnyak dapat terbawa keatas seperti terlihat pada Gambar 3. sedangkan bagian-
bagian yang berat akan terlempar ke arah pinggir.

Silinder sentrifugal dapat diatur dengan 2 cara yaitu:

1. Untuk pemisahan, yaitu jika diinginkan untuk memisahkan pencemar misalnya karbon, fiber dan
lumpur yang biasanya kuantitasnya kecil. Pencemar yang telah terpisahkan akan terkumpul
dikotak-lumpur (mud-box) pada silinder. Karena itu pengoperasian silinder sentrifugal harus
dihentikanpada saat-saat tertentu untuk membersihkan kotak tersebut.

2. Untuk pemurnian, yaitu jika diperlukan untuk memisahkan pencemar minyak dalam jumlah besar,
khususnya air. Dalam hal ini air akan dikeluarkan secara terus melalui pipa khusus.

Dari 2 cara tersebut di atas, output proses pemisahan ternyata lebih besar yaitu
kurang-lebih 25% dari output pemurnian

Regenerasi

Pencemaran minyak transformator seperti dijelaskan sebelumnya, tidak dapat benar-benar


dikeluarkan dengan cara-cara seperti telah dijelaskan diatas. Pencemaran akan lebih dapat
dihilangkan dengan pemurnian khusus yaitu regenerasi. Cara ini menggunakan absorben untuk
regenerasi minyak transformator. Dalam praktek, cara ini banyak digunakan pada pembangkit-
pembangkit tenaga listrik dan gardu-gardu induk.
Absorben adalah substansi yang siap menyerap produk yang diakibatkan oleh pemakaian
dan kelembaban pada minyak transformator. Regenerasi dengan absorben dapat lebih baik
hasilnya jika dilakukan setelah minyak ditambah dengan

4
2SO
H
. Selanjutnya jika terjadi kelebihan asam dapat dinetralisir dengan
kalium hidroksida (KOH) dan kemudian minyaknya dicuci dengan air yang
dialirkan, ditambah dengan absorben dan kemudian disaring.
Terdapat 2 cara untuk menambahkan absorben ke dalam minyak
transformator, yaitu:
 Minyak dipanaskan dan dicampur dengan absorben yang didapatkan
dan kemudian disaring. Cara atau metode ini disebut Metode Sentuhan
(Contact Method).
 Minyak yang telah dipanasi dialirkan melalui lapisan tipis dari
absorben yang disebut Metode Filtrasi.

Filtrasi penyerap untuk regenerasi minyak transformator terdiri dari sebuah silinder yang
dilas dengan sebuah kawat kasa di dasarnya, di sini penyerap dimasukkan ke dalam minyak yang
kemudian dialirkan melalui kawat kasa tersebut.

Lama-kelamaan kawat kasa akan tersumbat partikel-partikel halus dari absorben. Untuk
membersihkan absorben yang tersaring dan sisa-sisa minyak, silinder dapat dibalikkan atau
diputar


180. Instalasi ini akan lebih efisien jika
10% sampai 20% absorben dibuang dari dasar absorber dan ditambahkan
absorben baru.

Dapat digunakan 2 absorber yang dikopel secara seri sehingga minyak mengalir pada
awal melalui absorber yang masih baru, kemudian minyak dialirkan ke absorber yang
berikutnya. Absorber yang digunakan untuk regenerasi kebanyakan produk buatan misalnya:
silikagel, alumina atau tanah liat khusus.
Tanah liat dalam hal ini dapat digunakan secara natural atau diaktifkan terlebih dahulu
dengan asam sulfat, dengan pencucian yang seksama. Sebelum digunakan tanah liat yang sudah
disenyawakan dengan asam sulfat tersebut

dikeringkan terlebih dahulu. Absorben yang lebih mahal misalnya: silikagel dan
alumina memungkinkan digunakan untuk beberapa kali regenerasi.

Penggunaan kembali absorben tanah liat yang diaktifkan tersebut adalah dengan dipanaskan
untuk menghilangkan minyak yang diserap dan produk-produk lain yang terjadi selama
pemakaian.

Tetapi hal ini tidak banyak dilakukan karena harga tanah liat baru jauh lebih rendah
dibandingkan kalau mengaktifkan kembali (reactivation). Regenerasi minyak transformator
dapat dilakukan secara terus-menerus pada waktu transformator sedang bekerja yaitu
menggunakan thermal siphon filter yang dihubungkan pada tangki transformator.
Penyaringannya diisi dengan absorben yang jumlahnya ± 1% dari berat minyak di dalam tangki.
Dengan demiikian maka kapasitas filter tersebut tergantung pada ukuran tangki. Karena
perbedaan suhu pada bagian atas dan bawah transformator, maka terjadilah sirkulasi minyak
transformator secara alami. Dengan demikian maka proses regenerasi minyak berlangsung terus-
menerus sehingga kualitas minyak dapat selalu dipertahankan.

Beberapa macam faktor yang diperkirakan mempengaruhi kegagalan isolasi minyak


transformator seperti luas daerah elektroda, jarak celah (gap spacing), pendinginan, perawatan
sebelum pemakaian (elektroda dan minyak ), pengaruh kekuatan dielektrik dari minyak
transformator yang diukur serta kondisi pengujian atau minyak transformator itu sendiri juga
mempengaruhi kekuatan dielektrik minyak transformator.

Kegagalan isolasi (insulation breakdown, insulation failure) disebabkan karena beberapa hal
antara lain isolasi tersebut sudah lama dipakai, berkurangnya kekuatan dielektrik dan karena
isolasi tersebut dikenakan tegangan lebih. Pada perinsipnya tegangan pada isolator merupakan
suatu tarikan atau tekanan (stress) yang harus dilawan oleh gaya dalam isolator itu sendiri agar
supaya isolator tidak gagal. Dalam struktur molekul material isolasi, elektron-elektron terikat
erat pada molekulnya, dan ikatan ini mengadakan perlawanan terhadap tekanan yang disebabkan
oleh adanya tegangan. Bila ikatan ini putus pada suatu tempat maka sifat isolasi pada tempat itu
hilang. Bila pada bahan isolasi tersebut diberikan tegangan akan terjadi perpindahan elektron-
elektron dari suatu molekul ke molekul lainnya sehingga timbul arus konduksi atau arus bocor.
Karakteristik isolator akan berubah bila material tersebut kemasukan suatu ketidakmurnian
(impurity) seperti adanya arang atau kelembaban dalam isolasi yang dapat menurunkan tegangan
gagal.

Berikut ini beberapa faktor yang mempengaruhi mekanisme kegagalan isolasi minyak
transformator yaitu :

 Partikel
Ketidak murnian memegang peranan penting dalam kegagalan isolasi. Partikel debu atau
serat selulosa dari sekeliling dielektrik padat selalu tertinggal dalam cairan. Apabila
diberikan suatu medan listrik maka partikal ini akan terpolarisasi. Jika partikel ini
memiliki permitivitas e 2 yang lebih besar dari permitivitas carian e 1, suatu gaya akan
terjadi pada partikel yang mengarahkannya ke daerah yang memiliki tekanan elektris
maksimum diantara elektroda elektroda. Untuk partikel berbentuk bola (sphere) dengan
jari jari r maka besar gaya F adalah :

Jika partikel tersebut lembab atau basah maka gaya ini makin kuat karena permitivitas air
tinggi. Partikel yang lain akan tertarik ke daerah yang bertekanan tinggi hingga partikel
partikel tersebut bertautan satu dengan lainnya karena adanya medan. Hal ini
menyebabkan terbentuknya jembatan hubung singkat antara elektroda. Arus yang
mengalir sepanjang jembatan ini menghasilkan pemanasan lokal yang menyebabkan
kegagalan.

Air
Air yang dimaksud adalah berbeda dengan partikel yang lembab. Air sendiri akan ada
dalam minyak yang sedang beroperasi/dipakai. Namun demikian pada kondisi operasi
normal, peralatan cenderung untuk mambatasi kelembaban hingga nilainya kurang dari
10 %. Medan listrik akan menyebabkan tetesan air yang tertahan didalam minyak yang
memanjang searah medan dan pada medan yang kritis, tetesan itu menjadi tidak stabil.
Kanal kegagalan akan menjalar dari ujung tetesan yang memanjang sehingga
menghasilkan kegagalan total.
 

 Gelembung
Pada gelembung dapat terbentuk kantung kantung gas yang terdapat dalam lubang atau
retakan permukaan elektroda, yang dengan penguraian molekul molekul cairan
menghasilkan gas atau dengan penguatan cairan lokal melalui emisi elektron dari ujung
tajam katoda. Gaya elektrostatis sepanjang gelembung segera terbentuk dan ketika
kekuatan kegagalan gas lebih rendah dari cairan, medan yang ada dalam gelembung
melebihi kekuatan uap yang menghasilakn lebih banyak uap dan gelembung sehingga
membentuk jembatan pada seluruh celah yang menyebabkan terjadinya pelepasan secara
sempurna.

Anda mungkin juga menyukai