Anda di halaman 1dari 14

[Type text]

LAPORAN

PRAKTIKUM ELEKTRONIKA ANALOG

PENGUAT OPERATIONAL AMPLIFIER (OP-AMP)

Hari: Jum’at Tanggal: 04 Desember 2020 Jam ke: 1-2

Oleh:

Pramodya Reksansiwi Rumekso

081911733046

Kelas T4

Dosen Pembimbing: Erwin Sutanto S. T, M. Si

PROGAM STUDI TEKNIK BIOMEDIS

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI


UNIVERSITAS AIRLANGGA

2020
[Type text]

A. Tujuan
1. Mempelajari rangkaian dasar penguat operasional (op amp).
2. Mempelajari penggunaan Op-Amp sebagai rangkaian penguat inverting
dan non inverting.
3. Mempelajari penggunaan Op-Amp sebagai rangkaian integrator,
diferensiator dan komparator.
B. Alat dan Bahan

1. Multimeter analog

2. Osiloskop

3. Signal generator

4. Board Treiner (Digital Treiner)

5. Resistor

6. Kapasitor

7. IC Op Amp

8. Power supply

9. Kabel penghubung
[Type text]

C. Dasar Teori

Operasional Amplifier adalah suatu penguat yang terintegrasi dalam sebuah


chip IC yang memiliki dua input inverting dan non inverting dengan sebuah
terminal output, dimana rangkaian umpan balik dapat ditambahkan untuk
mengendalikan karakteristik tanggapan keseluruhan pada Op-Amp. Pada
dasarnya Op-Amp memeiliki dua input dan satu output.
Op-Amp digunakan untuk membentuk fungsi-fungsi linier yang bermacam-
macam atau dapat juga digunakan untuk operasi-operasi tak linier dan
seringkali disebut sebagai rangkaian terpadu linier dasar. Op-Amp merupakan
komponen elektronika analog yang berfungsi sebagai amplifier multiguna
dalam bentuk IC.

Prinsip kerja sebuah operasional Amplifier (Op-Amp) adalah membandingkan


nilai kedua input. apabila kedua input bernilai sama maka output Op-amp tidak
ada (nol) dan apabila terdapat perbedaan nilai input keduanya maka output Op-
amp akan memberikan tegangan output.
[Type text]

D. Data Pengamatan
a. Tugas Pendahuluan
1. Rangkaian Integrator
[Type text]

2. Rangkaian Differensiator

b. Tugas Praktikum
1. Penguat Inverting
[Type text]

2. Penguat Non-inverting
[Type text]

3. Rangkaian Komparator
[Type text]

E. Pembahasan

Praktikum kali ini membahas tentang Operational Amplifier (Op-Amp) yang


memiliki tujuan untuk mempelajari rangkaian dasar penguat operasional (Op-Amp),
mempelajari penggunaan Op-Amp sebagai rangkaian penguat inverting dan non-
inverting, serta memepelajari penggunaan Op-Amp sebagai rangkaian integrator,
diferensiator dan komparator.

Praktikum kali ini dilakukan dengan menggunakan simulasi digital EWB (Electronic
Workbench) dan terbagai menjadi beberapa pengamatan. Pengamatan yang pertama
dilakukan pada rangkaian inverting amplifier dan rangkaian non-inverting amplifier.
Dan kemudian diubah besar sinyal inputnya, dan diamati sinyal output yang terjadi
dalam rangkaiannya. Pada pengamatan rangkaian inverting amplifier yang diberi 2
resistor bernilai 100kΩ dan 12kΩ, potentiometer 2 buah yang nilainya 1000µF, dan
sebuah Op-amp ideal, pada bagian pertama diamati sinyal keluaran dari sinyal
masukan 1KHz-1V yang kemudian dirangkaikan dengan osiloskop dan function
generator

Kemudian dari rangkaian inverting amplifier yang telah dirangkai ini, sinyal
masukannya diubah, dengan frekuensi yang sama dan amplitude yang diubah yakni
sebesar (10,20,30, dan 40)KHz didapati nilai pada Vin dan Voutnya yang jika
dihitung manual dengan formula maka akan menghasilkan nilai yang relative sama.
[Type text]

Dengan perhitungan manual yang menghasilkan nilai negative, menunjukkan bahwa


sinyal input berbeda fase dengan sinyal output. Sedangkan sinyal yang terlihat pada
osiloskop menunjukkan bahwa sinyal masukan akan diperkuat terbalik dan akan
bernilai negative, sinyal tersebut juga terlihat bergeser dengan beda fase 180°
terhadap sinyal masukannya. Dari grafik yang terbentuk juga dapat disimpulkan
bahwa semakin besar nilai Vin yang dimasukkan, maka nilai Vout nya juga
aPercobaan pertama yang dilakukan adalah menyusun rangkaian penguat inverting dengan
dua kapasitor 1000μF, dua resistor 100kΩ dan 12kΩ, satu Op-amp ideal, pada bagian
pertama diamati sinyal keluaran dari sinyal masukan 1KHz-1V yang terhubung dengan
osiloskop dan function generator. Selama percobaan, frekuensi sinyal dari generator diubah
dari 20kHz hingga 40kHz. Besar frekuensi tidak mengubah bentuk sinyal dan nilai tegangan
yang dihasilkan pun juga sama. Sinyal yang terlihat pada osiloskop menunjukkan, sinyal
masukan diperkuat terbalik dan bernilai negatif, sinyal tersebut juga terlihat bergeser
dengan beda fase 180° terhadap sinyal masukannya. Sehingga dapat diketahui bahwa
semakin besar nilai Vin semakin besar pula nilai Vo.

Selanjutnya diamati rangkaian integerator yang mana dalam rangkaiannya terdapat


3 buah resistor yang mana 2 buah resistor dengan nilai resistansi 10KΩ dan sebuah
resistor dengan nilai resistansi sebesar 100KΩ, ditambahkan dengan sebuah
potentiometer bernilai 0,0022µF, Op-amp non ideal yang diberi sumber Op-amp
bernilai +15V dan -15V yang dirangkaikan sedemikian rupa, pada bagian pertama
diamati sinyal keluaran dari sinyal masukan 1KHz-1V yang kemudian dirangkaikan
dengan osiloskop dan function generator rangkaian ini menghasilkan sinyal keluaran
yang berbanding terbalik dengan sinyal masukannya dan bernilai negatif. Dapat
dilihat dari sinyal yang ditunjukkan pada osiloskop dimana sinyal masukan berupa
gelombang persegi dikeluarkan menjadi gelombang segitiga. Sebagaimana
karakteristik yang dimiliki oleh rangkaian integerator serupa dengan rangkaian
filter lolos rendah, dimana kapasitor pada rangkaian melewatkan sinyal frekuensi
rendah sambil mengurangi sinyal frekuensi tinggi, sehingga hasil perbesaran
berbanding terbalik dengan frekuensinya. Yang mana dapat diamati pula saat
pergantian sinyal masukan pada amplitude tetap sebesar 1V dan frekuensi yang
diubah sebesar (20,30,dan 40)KHz yang mana semakin besar frekuensi akan
dihasilkan amplitude yang kecil.
[Type text]

Percobaan keempat, menyusun rangkaian differensiator dengan satu kapasitor


0,0047μF yang dihubungkan bersama dua resistor berniali 22kΩ dan 10kΩ, Op-Amp
non ideal yang diberi sumber VCC dan VEE yang digantikan dengan baterai bernilai
+15V dan -15V pada bagian pertama diamati sinyal keluaran dari sinyal masukan
1KHz-1V yang terhubung dengan osiloskop dan function generator. Dari osiloskop
dapat dilihat rangkaian menghasilkan sinyal input berupa gelombang spike. Vo pada
rangkaian ini kebalikan dari Vin dan bernilai negatif. Rangkaian differensiator
memiliki karakteristik sama dengan rangkaian tapis lolos tinggi, yang meloloskan
frekuensi tinggi sehingga besar penguatan berbanding lurus dengan nilai frekuensi.
Apabila nilai frekuensi rendah maka nilai reaktansi kapasitor bernilai besar dan
menghasilkan tegangan luaran yang rendah, begitu pula sebaliknya.

Yang terakhir adalah pengamatan pada rangkaian komparator, pada pengamatannya


dirangkaikan 2 buah resistor yang keduanya bernilai 10kΩ, sebuah kapasitor dengan nilai
100µF, sebuah diode, dan sebuah Op-amp ideal yang pada bagaian pertama diatur sinyal
masukannya pada amplitude- frekuensi 1V-1KHz, dan rangkaian disambungkan dengan
function generator serta osiloskop untuk mengamati signal input maupun output pada
rangkaian.

Dalam pengamatan yang dilakukan dengan rangkaian ini, selanjutnya dilakukan penggantian
nilai frekuensi pada (20,30,dan 40)Khz dengan nilai amplitude yang tetap sebesar 1V. Sebuah
rangkaian komparator pada Op Amp akan membandingkan tegangan yang masuk pada satu
saluran input dengan tegangan pada saluran input lain, yang disebut tegangan referensi.
Tegangan output berupa tegangan high atau low sesuai dengan perbandingan Vin dan Vref.
Dan pada besar tegangan keluaran yang dihasilkan oleh komparator ini tidak bersifat linier
secara proporsional terhadap besar tegangan input. Atau dalam pengertian lain, saat diamati
signal input-output pada rangkaian komparator 1KHz,1V menunjukkan nilai Vout pada
multimeter sebesar 0,7059 V yang mana menunjukkan Vin˂Vref, tegangan output Vo adalah

+Vsat ( +VCC), maka rangkaian komparator yang disusun sebelumnya adalah rangkaian
inverting komparator. Yang memiliki karakteristik hampir sama dengan rangkaian inverting
amplifier, dari sinyal yang muncul pada osiloskop dapat diketahui bahwa sinyal input yang
berupa gelombang persegi ketika dikeluarkan menjadi sinyal dengan gelombang spike.
[Type text]

A. Kesimpulan

a. Rangkaian dasar penguat Op-amp bervariasi. Dapat dirangkaikan


sebagai invert atau non-invert amplifier. Integerator ataupun
differensiator, atau bahkan komparator. Namun yang paling sering
digunakan adalah rangkaian Op-amp komparator karena dapat
mengindera sinyal pada rangkaian elektronika yang bersifat
invert/non-invert
b. Pada rangkaian penguat inverting dihasilkan sinyal keluaran yang
diperbesar terbalik dengan nilai negative serta terjadi pergesaran
fasa sebesar 180° terhadap sinyal masukannya. Sedangkan pada
rangkaian penguat non-inverting, tegangan keluaran yang
didapatkan akan menghasilkan nilai positive dan diperkuat oleh
sinyal masukan tetapi sinyal keluaran dan masukan ini sefasa.
c. Rangkaian penguat differensiator menghasilkan sinyal keluaran
Vout yang differensiasi atau kebalikan dari tegangan input Vin serta
bernilai negative. Hal ini dapat terlihat dari sinyal masuk berupa
gelombang persegi yang dikeluarkan menjadi gelombang spike.
Rangkaian ini juga memiliki karakteristika yang sama dengan high
pass filter dimana rangkaian ini meloloskan frekuensi tinggi,
sehingga besar penguatan berbanding lurus dengan frekuensi.
Selanjutnya untuk rangkaian penguat integrator, dihasilkan sinyal
keluaran yang berbanding terbalik dengan sinyal masukannya dan
bernilai negative. Hal ini dapat dilihat dari sinyal masukan berupa
gelombang persegi yang dikeluakan menjadi gelombang segitiga.
Rangkaian ini memiliki karakteristik yang sama dengan low pass
filter, dimana kapasitor pada rangkaian melewatkan sinyal
frekuensi rendah sambil mengurangi sinyal frekuensi tinggi,
sehingga hasil perbesaran berbanding terbalik dengan frekuensinya.
Dan untuk rangkaian komparator dapat bersifat invert maupun non-
invert tergantung dari sinyal masukan yang diinputkan dalam
rangkaian.
[Type text]

F. DAFTAR PUSTAKA:

Fadjar, Purwanto HM, Agus Danawan dan Yuyu Rachmat Tayubi. 2009.
Elektronika Dasar. Bandung : Bagian Penerbitan Pendidikan Fisika UPI.
Teori Elektronika, 2012. Operasional Amplifier. Diambil dari: http://elektronika-
dasar.web.id/teori-elektronika/operasional-amplifier-op-amp/. (24 Mei 2015)
[Type text]
[Type text]

Anda mungkin juga menyukai