ID Teknologi Proses Produksi Food Ingredient Dari Tapioka Termodifikasi
ID Teknologi Proses Produksi Food Ingredient Dari Tapioka Termodifikasi
Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian, Jalan Tentara Pelajar No 12, Bogor 16114
Telp. (0251) 8321762, 8350920, Faks. (0251) 8321762,
E-mail: bb-pascapanen@litbang.deptan.go.id, herawati_heny@yahoo.com
ABSTRAK
Indonesia memiliki potensi bahan baku yang cukup besar untuk produksi pati termodifikasi. Salah satu potensi
tersebut yaitu ubi kayu yang dapat diolah menjadi tapioka. Pengembangan proses produksi ubi kayu menjadi
beberapa produk lanjutan memiliki potensi yang cukup besar, terkait dengan peningkatan nilai tambah, salah
satunya yaitu dapat digunakan sebagai food ingredient. Impor produk pati termodifikasi di Indonesia masih cukup
besar sehingga perlu dilakukan pengembangan teknologi proses produksi food ingredient dari tapioka termodifikasi.
Makalah ini membahas teknologi modifikasi tapioka dan aplikasinya untuk food ingredient, yang meliputi pati
ester, dekstrin, dan pati resisten (tahan cerna). Berdasarkan peluang tersebut, diharapkan tulisan ini dapat memberikan
kontribusi bagi pengembangan produk lanjutan dari ubi kayu dalam upaya meningkatkan nilai tambah, menekan
impor produk pati termodifikasi, dan menambah pendapatan para pelaku bisnis di bidang tersebut.
Kata kunci: Ubi kayu, tapioka, teknologi proses, food ingredient
ABSTRACT
Alternative production process technology of food ingredient from modified tapioca
Indonesia has a great potential of raw materials for modified starch production. One of them is cassava which can
be processed to be tapioca. Development of tapioca processing into food ingredients will increase added value of
cassava. Diversification of tapioca products is urgently required due to large number of import of modified starch
products in Indonesia. This paper reviewed tapioca modifications and its implementation for food ingredients such
as esterified starch, dextrin and resistant starch which are useful for development of high economic value products.
Based on this opportunity, information in this article would contribute to the development of starch products in
Indonesia in efforts to increase added value, decrease import of modified starch products, and enhance income of
bussines actors.
Keywords: Cassava, tapioca, process technology, food ingredient
KARAKTERISTIK TAPIOKA
Tabel 1. Suhu gelatinisasi, kemampuan mengembang, dan kelarutan
Ubi kayu umumnya dimanfaatkan oleh
beberapa jenis pati.
masyarakat sebagai bahan pangan dengan
direbus, dikukus, digoreng atau dibuat Suhu gelatinisasi Kemampuan Kelarutan
Jenis pati
gaplek, tiwul, gatot, tape, getuk, dan (°C) mengembang (%)
produk lainnya. Ubi kayu juga diolah
Jagung 62−72 24 25
menjadi tapioka, yang dapat dimanfaatkan
Sorgum 68,5−75 22 22
lebih lanjut menjadi produk turunan Gandum 52−63 21 41
seperti pati termodifikasi, etil alkohol, Beras 61−77,5 19 18
glukosa, dekstrin, monosodium glutamat, Jagung kaya amilosa 63−72 64 23
sorbitol, manitol, asam oksalat, asam Tapioka 58,5−70 71 48
Kentang 56−66 >1.000 12
glutamat, dan asam sitrat (Herawati
2006b). Tapioka memiliki komposisi kimia Sumber: Wurzburg (1989).
pati 73,3−84,9%, lemak 0,08−1,54%,
V
Amilosa
CH2OH
CH2OH
O O
CH2OH
O merupakan gugus OH sekunder), dan C-
V
O OH O OH
OH
O OH
OH
6 yang merupakan gugus OH primer.
OH
6
CH 2OH Gugus OH sekunder, terutama gugus
5 O
OH O
V
O
CH2OH CH2OH CH2OH
O O O
O OH O OH O OH
OH
Faktor yang Memengaruhi
OH OH
Gambar 1. Rumus struktur amilosa dan amilopektin (Fen 2007). Terdapat beberapa parameter yang me-
mengaruhi proses modifikasi pati, di
antaranya ukuran partikel, suhu, waktu
reaksi, konsentrasi substrat, konsentrasi
Tabel 2. Karakteristik amilosa dan amilopektin. pereaksi, dan kombinasi proses lainnya.
Konversi
Modifikasi Pati V
Pra-
gelatinisasi
Modifikasi pati dilakukan untuk meng-
Pati
ubah sifat kimia dan atau sifat fisik pati
V
V
Kombinasi Faktor
karakteristik produk sesuai dengan tujuan Namun demikian, semakin lama waktu Pengolahan pangan pada industri komer-
pemanfaatan pati termodifikasi itu sendiri. proses reaksi akan semakin banyak din- sial bertujuan antara lain untuk memper-
Struktur nano merupakan alternatif ding sel granula pati yang pecah sehingga panjang masa simpan, mengubah atau
struktur yang makin banyak dimanfaat- terjadi perlubangan pada granula pati meningkatkan karakteristik produk (warna,
kan oleh berbagai kalangan untuk termodifikasi. Hal ini menyebabkan cita rasa, tekstur, dan lain-lain), memper-
mengoptimalkan kemudahan daya serap, permukaan granula pati menjadi tidak rata mudah penanganan dan distribusi, mem-
kemampuan sebagai bahan pelapis (nano sehingga tekstur yang dihasilkan menjadi berikan lebih banyak pilihan dan ragam
encapsulation), nano emulsifier maupun kasar (Subagio et al. 2008). Waktu reaksi produk pangan di pasaran, meningkatkan
nano stabilizer. sangat terkait pula dengan perubahan nilai ekonomis bahan baku dan memper-
warna. Warna coklat akibat reaksi pencok- tahankan atau meningkatkan mutu, ter-
latan perlu dihindarkan untuk memenuhi utama mutu gizi, daya cerna, ketersediaan,
Suhu standar produk pati termodifikasi yang dan lain-lain (Herawati 2008b).
dihasilkan.
Suhu berhubungan langsung dengan laju
reaksi. Berdasarkan persamaan Arrhenius, Esterifikasi
semakin tinggi suhu maka reaksi akan Konsentrasi Substrat
berlangsung makin cepat. Hal ini terkait Pati ester yang dapat digunakan sebagai
dengan konstanta laju reaksi yang akan Konsentrasi substrat atau perbandingan bahan tambahan makanan yaitu pati asetat
meningkat seiring dengan meningkatnya penggunaan air dan pati menjadi penting dan pati suksinat. Pati suksinat dapat
suhu operasi. Namun demikian, proses terkait dengan kelarutan pati dan efisiensi dimanfaatkan lebih lanjut untuk produk
reaksi harus memperhitungkan pula penggunaan pelarut dalam proses reaksi pangan beku dalam kaleng serta materi
karakteristik titik gelatinisasi tapioka. Pada modifikasi. Herawati (2010) melakukan enkapsulasi flavor (Herawati et al. 2010c).
saat titik gelatinisasi tercapai, tapioka akan penelitian substitusi pati ester dengan DS adalah jumlah rata-rata gugus per
berubah bentuk menjadi gel dan menge- menggunakan konsentrasi substrat 30% unit anhidroglukosa yang disubstitusi-
ras (Nwokocha et al. 2009) sehingga untuk dan 40%. Hasilnya menunjukkan bahwa kan oleh gugus lain. Apabila gugus yang
proses modifikasi dengan menggunakan semakin meningkat jumlah substrat dan menggantikan berupa satu gugus anhid-
bahan kimia, seperti substitusi, sebaik- konsentrasi asam yang ditambahkan, roksil pada tiap unit anhidroglukosa
nya suhu dipertahankan di bawah titik semakin tinggi nilai DS pati ester yang diesterifikasi dengan satu buah gugus
gelatinisasinya. dihasilkan. acetil maka nilai DS sebesar 1 (Wurzburg
1989). Nilai DS tertinggi diperoleh de-
ngan perlakuan konsentrasi substrat 40%
Waktu Reaksi Konsentrasi Bahan Kimia dan asam suksinat 5% dengan metode
microwave, yaitu 0,0929 (Herawati et al.
Waktu reaksi berpengaruh terhadap Konsentrasi substrat sangat memenga- 2010b).
optimasi proses dan produk. Waktu pro- ruhi DS, polimerasi, dekstrinasi maupun Penggunaan Na2CO3 yang berlebihan
ses yang kurang dapat mengakibatkan optimasi proses lainnya. Secara garis besar, sebagai katalis dapat menghambat proses
belum tercapainya kondisi optimal produk semakin meningkat penggunaan bahan DS pada produk pati suksinat. Nilai DS
sesuai karakteristik yang diharapkan. kimia untuk proses modifikasi, semakin dengan perlakuan asam suksinat 20%
Pati pragelatinisasi Larut dalam air dingin bahan pengisi Sup instan, puding instan, saus, campuran bakery,
makanan beku
Pati hidrolisis asam Viskositas rendah, retrogradasi tinggi, gel kuat Gum, permen, formulasi pangan cair
Dekstrin Bahan pengikat, enkapsulasi Confectionary, baking, perisa, rempah, minyak
Pati teroksidasi Penstabil, perekat, pengegel, penjernih Formulasi pangan, gum, confectionary
Pati eter Penstabil Sup, puding, makanan beku
Pati ester Penstabil, bahan pengisi, penjernih Permen, emulsi
Pati reaksi silang Bahan pengisi, penstabil, bahan teksturizer Pengisi pie, roti, makanan beku, bakery, puding,
makanan instan, sup, salad dressing, saus
serta pemanfaatannya pada produk pati teroksidasi, pati fosfat, pati suksinat, proses pengolahan tapioka termodifikasi.
pangan tertera pada Tabel 5. pati asetat, pati fosfat, pati hidroksilfos- Teknologi proses produksi tersebut
fat, pati asetat adipat, dan pati asetat meliputi esterifiksi, dekstrinasi, dan
fosfat. pembuatan pati resisten. Penggunaan
Standar Mutu Standardisasi mutu produk pati ter- bahan kimia untuk produk food ingre-
modifikasi sangat diperlukan terutama dient perlu memerhatikan batasan
untuk modifikasi yang menggunakan maksimal yang diperbolehkan untuk
Standar mutu produk pati termodifikasi di
bahan kimia. Hal ini terkait dengan residu pangan. Pati termodifikasi sangat pros-
Indonesia masih terbatas pada produk
bahan kimia yang mungkin masih ter- pektif untuk dikembangkan lebih lanjut
dekstrin. Standar mutu produk diperlu-
tinggal dan terbawa pada produk pangan untuk memperbaiki kualitas bahan pangan
kan untuk keamanan pangan (Herawati
(Herawati 2010). dan produk makanan, terutama terkait
2010). Standar mutu produk di Thailand
dengan potensi Indonesia yang memiliki
mengacu kepada International Number-
bahan baku ubi kayu yang cukup me-
ing System (INS) dan EC Number untuk
limpah.
produk bahan tambahan makanan. INS KESIMPULAN
mencakup standar konsentrasi pengguna-
an bahan kimia untuk proses produksi Teknologi proses produksi food ingre-
pati pragelatinisasi, pati masak, pati alkali, dient merupakan bagian diversifikasi
DAFTAR PUSTAKA
Afrianti, L.H. 2002. Pati termodifikasi di- Davies, E.M., M.T. Labuschagne, E. Koen, availability and glicemic index. J. Starch 52
butuhkan oleh industri makanan. www. I.R.M. Benesi, and J.D.K. Saka. 2008. Some Nutr. 2−3: 81−84.
pikiranrakyat.com. [9 September 2009] properties of starches from cocoyam (Colo-
Gonzales, Z. and E. Perez. 2002. Effect of
casia esculenta) and cassava (Manihot
Artiani, P.A. dan Y.R. Avrelina. 2009. Modifikasi acetylation on some properties of rice starch.
esculenta Crantz) grown in Malawi. Afr. J.
cassava starch dengan proses asetyolasi asam Starch/Starke 54: 148−154.
Food Sci. (2): 102−111.
asetat untuk produk pangan. Laporan Pene-
Haren, A.A.M.M., J.C.P.H. Makkum, and R.P.W.
litian. Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik, Departemen Pertanian. 2009. Data produksi
K. Ananen. 2003. Dextrinization of starch.
Universitas Diponegoro, Semarang. komoditas pertanian. http://database.
United States Patent 6613.152.B1.
deptan. go.id/bdsp/hasil kom asp [27 Januari
Ayappa, K.G., H.T. Davis, and J. Gordon. 1991.
2009]. Herawati, H. 2006a. Potensi ubi kayu (Manihot
Analysis of microwave heating of material
esculenta Crantz) sebagai pangan pokok
with temperature dependent properties. Every, D. and M. Ross. 1996. The role of untuk mendukung program ketahanan pang-
AIChE J. 37(3): 313−322. dextrins in the stickiness of bread crumb an. Prosiding Seminar Optimasi Peman-
Claus, C., P. Sven, and C.T. Rex. 2002. Method made from pre-harvest sprouted wheat or
faatan Sumber Daya Pertanian melalui Akse-
for Production of Maltose and a Limit flour containing exogenous alpha-amylase. lerasi Pemasyarakatan Inovasi Teknologi
Dextrin, the Limit Dextrin, and Use of J. Cereal Sci. 23: 247–256. Berbasis Pertanian, Bandung, 29 November
the Limit Dextrin. United States Patent Fen, H.L. 2007. Physicochemical and Functional 2005.
6361809. Properties of Enzyme Modified Tapioca Herawati, H. 2006b. Inovasi teknologi peng-
Daramola, B. and S.A. Osanyinlusi. 2006. Starches. Thesis. Faculty of Sains, Universiti olahan untuk diversifikasi produk dari
Investigation on modification of cassava Sains Malaysia. tapioka. Prosiding Seminar Optimasi Pe-
starch using active components of ginger Goni, I. and A.G. Alonso. 2000. Effect of manfaatan Sumber Daya Pertanian melalui
roots (Zingiber officinale Roscoe). Afr. J. processing on potato starch: in vitro Akselerasi Pemasyarakatan Inovasi Tek-
Biotechnol. 5: 917−920.
Herawati, H. 2011. Potensi pengembangan Ross, H.A., J. Sungurtas, L. Ducreux, J.S. Van de Burgt, Y.E.M., J. Bergsma, I.P. Bleeker,
produk pati tahan cerna sebagai pangan Swanston, H.V. Davies, and G.J. Mc Dougal. H.C. Mijland, J.P. Kamerling, and J.F.G.
fungsional. Jurnal Penelitian dan Pengem- 2003. Limit dextrinase in barley cultivars Vliegenthart. 2000. Structural studies on
bangan Pertanian 30(1): 31−39. of differing malting quality: activity, inhi- methylated starch granules: Reviews. Starch/
bitors and limit dextrin profiles. J. Cereal Starke 52: 40−43.
Hustiany, R. 2006. Modifikasi Asilasi dan Sci. 38: 325–334.
Suksinilasi Pati Tapioka sebagai Bahan Varavinit, S., N. Chaokkasem, and S. Shobsngob.
Enkapsulasi Komponen Flavor. Disertasi Saraswati. 1982. The Problems to be Solved in 2001. Studies of flavor encapsulation by
Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Starch Processing Technologies in Indo- agents produced from modified sago and
Bogor, Bogor. nesia. Badan Pengkajian dan Penerapan tapioca starches. Starch/Starke 53: 281−287.
Teknologi, Jakarta.
Jacobs, H. and J.A. Delcour. 1998. Hydrothermal Wasserman, L.A., M. Signorelli, A. Schiraldi, V.
modifications of granular starch, with Sasaki, T. and J. Masuki. 1998. Effect of wheat Yuryev, G. Boggini, S. Bertini, and S. Fessas.
retention of the granular structure: a review. structure on swelling power. Cereal Chem. 2007. Preparation of wheat resistant starch:
J. Agric. Food Chem. 46(8): 2895−2905. 75: 525−529. treatment of gels and DSC characterization.
J. Therm. Anal. Cal. 87(1): 153–157.
Kazuhiro, O., H. Yoshio, I. Kasuyuki, M. Isao, Srichowang, S., T.C. Sunarti, T. Mishima, N.
and K. Yasuo.1994. Indigestible Dextrin. Isono, and M. Hisamatsu. 2005. Starches Wujie. 2003. The Producing Technology of
United States Patent 5364652. from different botanical sources II: Contri- Microwave Food. Scientific and Technical
bution of starch structure to swelling and Documents, 5.
Kazuhiro, O., M. Isao, and H. Yoshio. 1995.
pasting properties. Carbohydrate Polymers
Method for Preparing Low Calorie Dextrin. Wurzburg, O.B. 1989. Modified Starchs: Pro-
62: 25−34.
United States Patent 5430141. perties and uses. CRC Press Boca Raton
Sriroth, K., V. Santisopasri, C. Petchalanuwat, Florida.
Lin, S.D. and C.C. Lee. 2005. Qualities of chiffon
K. Kurotjanawong, K. Piyachomkwan, and
cake prepared with indigestible dextrin and Yavus, Hulya, and B. Ceyhun. 2003. Preparation
C.G. Oates. 2000. Cassava starch granule
sucralose as replacement for sucrose. Cereal and biogradation of starch/polycaprolactone
structure–function properties: influence of
Chem. 82(4): 405–413. film. J. Polymer Environ. 11(3): 107−113.
time and conditions at harvest on four
Liu, Z., L. Peng, and J.F. Kennedy. 2005. The
technology of molecular manipulation and