Anda di halaman 1dari 9

Resume Mandiri 3.

2
Alvitra Salmalia Syaharani
192010101093
Gangguan Afektif

NAME MILD MODERATE MAJOR DEPRESSION MILD DEPRESSION


DEPRESSION DEPRESSION WITHOUT PSYCHOTIC WITH PSYCHOTIC
SYMPTOMS SYMPTOMS

SYMPTOM
2 of 3 main 2 of 3 main 3 main symptoms + 4 3 main symptoms +
symptoms + 2 symptoms + 3 other symptoms 4 other symptoms
other other symptoms
symptoms
ACTIVITY
DAILY LIFE
ADL a little ADL hard to ADL can't to do. ADL can't to do.
(ADL) hard to do. do. the activity without psychotic with psychotic
even though lasts a long symptoms symptoms
it's long, but time and the
the activity is activity is not
complete completed
Gangguan Afektif

Major depressive disorder without Major depressive with psycothic


psycothic features (F32.2) features (F32.3)

all three main symptoms depression


Major depressive episode criteria
must be present plus at least 4 of
according to F32.2 accompanied by
minor symptoms and some symptoms
delusions, hallucinations or stupor.
must be severe

Delusions usually involve ideas about


sin, poverty or impending doom, and
It is very unlikely that the patient will be
suffers. auditory or olfactory
able to continue social activities, or
hallucination are usually derogatory or
household except at very high rates
accusing, or the smell of dung or
limited
rotting flesh. retardation severe
psychomotor can lead to stupor
Gangguan Kepribadian : Paranoid
Gangguan Kepribadian : Paranoid
F60.0 Gangguan Kepribadian Paranoid
Pedoman Diagnostik. Gangguan kepribadian dengan ciri-ciri:
(a) kepekaan berlebihan terhadap kegagalan dan penolakan;
(b) kecenderungan untuk tetap menyimpan dendam,misalnya menolak untuk
memaafkan suatu penghinaan dan luka hati atau masalah kecil;
(c) kecurigaan dan kecenderungan yang mendalam untukmendistorsi-kan
pengalaman dengan menyalah-artikantindakan orang lain yang netral atau
bersahabat sebagai suatu sikap permusuhan atau penghinaan;
(d) perasaan bermusuhan dan ngotot tentang hak pribadi tanpa memperhatikan
situasi yang ada (actual situa tion);
(e) kecurigaan yang berulang, tanpa dasar (justification), tentang kesetiaan
seksual dari pasangannya;
(f) kecenderungan untuk merasa dirinya penting secara berlebihan, yang
bermanifestasi dalam sikap yang selalu merujuk ke diri sendiri (self-
referential atti tude);
(g) preokupasi dengan penjelasan-penjelasan yang berse kongkol dan tidak
substantif dari suatu peristiwa, baik yang menyangkut diri pasien sendiri
maupun dunia pada umumnya.
(h) Untuk diagnosis dibutuhkan paling sedikit 3 dari di atas.
Gangguan Mental dan Perilaku Akibat Penggunaan Zat Psikoaktif

Ketergantungan Intoksikasi Putus Zat 


 Maldaptasi  gangguan gejala akibat
tubuh terhadap akibat berhenti
NAPZA penggunaan NAPZA
NAPZA

Prinsip Diagnosis dan Pemeriksaan


1. Anamnesis
2. Pemeriksaan fisik dan perhatikan gejala spesifik*

Prinsip Terapi
1. Skrining dan penilaian
2. TL non-gawat darurat  konseling
3. TL gawat darurat  ABC dan rujukan
*Gejala intoksikasi
*Gejala ketergantungan

Berdasarkan PPDGJ III, diagnosis sindrom ketergantungan bila


telah mengalami 3 dari gejala berikut selama 1 tahun:
1. Ditemukan dorongan yang sangat kuat untuk memakai zat
psikoaktif;
2. Tidak mampu mengontrol perilaku penggunaan zat;
3. Timbul gejala putus zat ketika zat psikoaktif dihentikan atau
dikurangi penggunaannya;
4. Adanya toleransi dosis dalam penggunaan zat psikoaktif;
5. Pasien cenderung tidak peduli pada kesenangan lain di
sekitarnya karena telah mendapatkannya lewat penggunaan
zat psikoaktif;
6. Pasien menggunakan zat terus-menerus meski memahami
akibat yang akan ditimbulkan.
Daftar Pustaka

1. Arifputera A, dkk. Kapita Selekta Kedokteran. Editor,


Tanto C, dkk. Edisi 5. Jakarta: Media Aesculapius.
2020; jilid 2
2. Maslim, Dr. dr. Rusdi, Sp. KJ, M. Kes. (2013). Buku
Saku Diagnosis Gangguan. Jiwa Rujukan Singkat
Dari PPDGJ III dan DSM-5. Jakarta: FK Unika.
Atmajaya.

Anda mungkin juga menyukai