Anda di halaman 1dari 15

Resume Mandiri 2.

2
Alvitra Salmalia Syaharani
192010101093
Fisiologi Tidur
Siklus tidur:
• Tidur ringan (Tidur stadium 1)
• Tidur Stadium 4 (Tidur gelombang lambat)
• masih memiliki tonus otot yang cukup besar
PENGONTROL SIKLUS BANGUN-TIDUR
dan sering mengubah posisi tidurnya
• Kecepatan pernapasan, denyut jantung, dan
1. SISTEM KEJAGAAN
tekanan darah masih reguler
Yang melibatkan RAS di batang otak, yang
• Mudah dibangunkan dan jarang bermimpi
diperintah oleh kelompok neuron-neuron khusus
• Orang yang berjalan dan berbicara sewaktu
di hipotalamus
tidur melakukannya selama tidur gelombang-
lambat
2. PUSAT TIDUR GELOMBANG LAMBAT
• REM (Tidur paradoksal)
di hipotalamus yang mengandung sleep-on
• Jantung dan pernapasan menjadi ireguler
neuron, yang menginduksi tidur gelombang
• Inhibisi mendadak tonus otot seluruh tubuh.
lambat
Otot-otot mengalami relaksasi
total tanpa gerakan, kecuali di bagian otot
3. PUSAT TIDUR PARADOKSAL
mata
di batang otak yang mengandung REM sleep-on
• ditandai oleh gerakan mata cepat (rapid eye
neuron, yang mengubah ke tidur paradoksal
movement) sehingga juga dinamai tidur REM
• Kecepatan darah mungkin berfluktuasi
• Adanya mimpi
• peningkatan aktivitas di daerah daerah
pemrosesan visual tingkat-tinggi dan sistem
limbik (tempat emosi), disertai oleh penurunan
aktivitas di korteks prafrontal (tempat akal)
Fisiologi Nyeri
Nyeri adalah mekanisme protektif untuk menimbulkan kesadaran terhadap
kenyataan bahwa sedang atau akan terjadi kerusakan jaringan. Aspirin
Nosireseptor Mekanis
- Tidak beradaptasi terhadap stimulus yang
berulang/berkepanjangan Suhu Prostaglandin
- Menimbulkan persepsi nyeri serta respon
motivasional dan emosional Polimodal
Fisiologi Nyeri
Fisiologi Nyeri
Nyeri Kepala : Tension-Type Headache

• Tension type headache (TTH) adalah nyeri kepala bilateral yang menekan
(pressing/squeezing), mengikat, tidak berdenyut, tidak dipengaruhi dan diperburuk oleh
aktivitas fisik, bersifat ringan hingga sedang, tidak disertai (atau minimal) mual dan atau
muntah, disertai tidak lebih dari satu antara fotofobia atau fonofobia.

Episodic Tension Type Headache (ETTH) Chronic tension type


headache (CTTH)
terbagi lagi menjadi infrequent ETTH dan menurut definisi terjadi setidaknya 15 hari setiap
frequent ETTH. Mekanisme nyeri perifer yang bulan selama setidaknya 6 bulan, meskipun dalam
paling mungkin untuk berperan dalam praktek klinis biasanya terjadi setiap hari atau
infrequent ETTH dan frequent ETTH biasanya hampir setiap hari. Meskipun CTTH ini tidak
terjadi secara acak dan dipicu oleh stres disertai dengan gejalagejala, pasien dengan CTTH
sementara, kegelisahan, kelelahan atau sering memiliki keluhan somatik lainnya. Misalnya,
kemarahan. Jenis ini sering dianggap sebagai pada CTTH namun bukan ETTH, pasien mungkin
“nyeri kepala stres”. Sakitnya dapat hilang mengalami mual. Mereka juga sering konstan
dengan penggunaan analgesik bebas, menjauhi melaporkan mialgia generalisata dan artralgia,
sumber stres atau waktu yang relatif singkat kesulitan tidur dan tetap terjaga, kelelahan kronis,
untuk relaksasi. sangat membutuhkan karbohidrat, penurunan
libido, lekas marah, dan gangguan memori dan
konsentrasi.
Nyeri Kepala : Migrain
Nyeri Kepala : Neuralgia Trigeminal

TRIGEMINAL NEURALGIA (TN) ADALAH GANGGUAN NYERI NEUROPATIK KRONIS


YANG DITANDAI DENGAN GEJALA NYERI TERTUSUK ATAU SENGATAN LISTRIK DI
DAERAH WAJAH. PENYAKIT INI TERJADI AKIBAT GANGGUAN PADA SARAF WAJAH
YANG DINAMAKAN SARAF TRIGEMINAL.

TRIGEMINAL NEURALGIA KLASIK: DISEBABKAN OLEH KOMPRESI / TEKANAN PADA


SARAF TRIGEMINAL OLEH PEMBULUH DARAH DISEKITARNYA

TRIGEMINAL NEURALGIA SEKUNDER (15%): DISEBABKAN OLEH PENYAKIT ATAU


GANGGUAN NEUROLOGIS LAIN YANG MENDASARI, SEPERTI PADA
STROKE, MULTIPLE SCLEROSIS ATAU TUMOR DI AREA CEREBELLOPONTINE
ANGLE YANG DAPAT MENEKAN SARAF TRIGEMINAL

TRIGEMINAL NEURALGIA IDIOPATIK (10%): TIDAK DITEMUKAN PENYEBAB YANG


JELAS YANG MENDASARI GANGGUAN PADA SARAF
Nyeri Kepala : Arteritis Cranial

Arteritis Kranial atau Giant Cell


Arteritis (GCA) merupakan nyeri
kepala yang diakibatkan inflamasi
pada arteri temporalis, sehingga
juga sering disebut Arteritis
Temporalis.

Inflamasi mengenai tunika intima


dan tunika media dari pembuluh
darah. Inflamasi yang terjadi
berkaitan dengan reaksi
autoimun. Arteri yang paling
sering terjadi inflamasi ialah arteri
temporalis superfisialis.
Vertigo
• Vertigo adalah suatu istilah yang berasal dari bahasa Latin, vertere, yang berarti
memutar
• Secara umum, vertigo dikenal sebagai ilusi bergerak atau halusinasi gerakan
• Vertigo bukan merupakan suatu penyakit, tetapi merupakan kumpulan gejala atau
sindrom yang terjadi akibat gangguan keseimbangan pada sistem vestibular ataupun
gangguan pada sistem saraf pusat
• sistem keseimbangan tubuh yang melibatkan kanalis semisirkularis sebagai reseptor,
sistim vestibuler, dan serebelum sebagai pengolah informasinya 🡺 keseimbangan
posisi manusia
• Rasa pusing atau vertigo disebabkan oleh gangguan alat keseimbangan tubuh yang
mengakibatkan ketidakcocokan antara posisi tubuh yang sebenarnya dengan apa
yang dipersepsi oleh susunan saraf pusat
Meniere's disease

• Meniere’s disease atau penyakit Meniere atau dikenali juga dengan


hydrops endolimfatik. Penyakit Meniere ditandai dengan episode
berulang dari vertigo yang berlangsung dari menit sampai hari,
disertai dengan tinnitus dan tuli sensorineural yang progresif.
• Gejala klinis penyakit meniere disebabkan oleh adanya hidrops
endolimfa pada koklea dan vestibulum. Hidrops yang terjadi
mendadak dan hilang timbul disuga disebabkan oleh :
• Meningkatnya tekanan hidrostatik pada hujung arteri,
• Berkurangnya tekanan osmtik dalam kapiler,
• Meningkatnya tekanan osmotic ruang ekstrakapiler,
• Jalan keluar sakus endolimfatikus tersumbat, sehingga terjadi
penimbunan cairan endolimfa.
Tumor Otak

Tumor primer adalah tumor yang berasal dari sel sel SSP
sendiri

Tumor sekunder merupakan metastasis dari tempat lain.

Massa tumbuh membesar 🡺 mendesak rongga intrakranial


yang tertutup tulang kranium 🡺 edema 🡺 obstruksi aliran
cairan serebrospinal 🡺 hidrosefalus

Massa + edema + hidrosefalus 🡺 mendesak SSP 🡺 sakit


kepala, diplopia, kejang, perubahan status mental,
hemiparesis

Waspada apabila sakit kepala hebat diikuti muntah proyektil,


diplopia dan penurunan kesadaran
Gangguan Disosiatif (Konversi) (SKDI 2)
Definisi
Hilangnya sebagian atau seluruh dari integrasi normal (di bawah kendali kesadaran) antara: ingatan
masa lalu, kesadaran identitas dan penginderaan, dan kontrol terhadap gerakan tubuh. Kemampuan
kendali di bawah kesadaran dan kendali selektif tersebut terganggu sampai taraf yang dapat berlangsung
dari hari ke hari atau bahkan jam ke jam.

Etiologi
Penyebab paling umum dari kondisi ini adalah kejadian traumatis yang dialami pada masa kecil. Selain
itu, kesalahan pola asuh, pernah mengalami kekerasan fisik, serta pelecehan seksual juga bisa
meningkatkan risiko seseorang tumbuh dengan gangguan disosiatif.
Etiologi GID. Terdapat dua teori besar mengenai GID. Salah satu teori berasumsi bahwa GID berawal
pada masa kanak-kanak yang diakibatkan oleh penyiksaan secara fisik atau seksual. Penyiksaan tersebut
mengakibatkan dissosiasi dan terbentuknya berbagai kepribadian lain sebagai suatu cara untuk
mengatasi trauma (Gleaves, 1996).

Manifestasi Klinis
Gejala utama gangguan ini adalah adanya kehilangan (sebagian atau seluruh dari integrasi normal
(dibawah kendali kesadaran) antara lain:
• ingatan masa lalu
• kesadaran identitas dan penginderaan (awareness of identity and immediate sensations)
• kontrol terhadap gerakan tubuh
Gangguan Disosiatif (Konversi) (SKDI 2)
Kriteria Diagnosa
F44.0 Amnesia Disosiatif  hilangnya daya ingat (total maupun parsial) mengenai kejadian
penting yang baru terjadi (selektif), bukan disebabkan oleh GMO, tidak dapat dijelaskan atas dasar
kelupaan yang umum terjadi atau dasar kelelahan.

F44.1 Fugue Disosiatif  amnesia disosiatif yang disertai melakukan perjalanan tertentu
melampaui hal yang umum dilakukan sehari-hari, kemampuan mengurus diri dasar tetap ada, dan
berinteraksi dengan orang yang belum dikenal

F44.2 Strupor Disosiatif  sangat berkurang atau hilangnya gerakan volunter dan respon normal
terhadap rangsanga luar (cahaya, suara, dan perabaan) dengan kesadaran tidak hilang, tidak ditemukan
gg fisik atau gg jiwa lain

F44.3 Gangguan Trans dan Kesurupan  hilangnya sementara aspek penghayatan akan
identitas diri dan kesadaran thd lingkungan (berperilaku seperti dikuasai oleh kepribadian lain, kekuatan
gaib, malaikat, atau kekuatan lain); gerakan involunter di luar kemauan individu dan tidak biasa serta
bukan kegiatan keagamaan atau budaya; tidak ada penyebab organik.

F44.4 Gangguan Motorik Disosiatif  ketidakmampuan untuk menggerakan seluruh atau


sebagain dari anggota gerak; berbeda prinsip dari gg fisiologi maupun anatomik.
Gangguan Disosiatif (Konversi) (SKDI 2)
F44.5 Konvulsi Disosiatif (Pseudo-seizure)  mirip kejang epileptik (gerakannya) tetapi
jarang disertai lidah tergigit, luka serius saat serangan, dan mengompol. Juga tidak jumpai kehilangan
kesadaran atau mengalami stupor atau trans.

F44.6 Anestesia dan Kehilangan Sensorik Disosiatif  gejala anestasi pada kulit dengan
batas yang tegas, gangguan ketajaman penglihatan (kabur / tunnel vision)), jarang disertai tuli dan
anosmia disosiatif.

F44.7 Gangguan Disosiatif Campuran  campuran F44.0-F44.6

F44.8 Gangguan Disosiatif Lainnya 


F44.80 Sindrom Ganser  khas: approximate answer
F44.81 Gangguan Kepribadian Multipel
F44.82 Gangguan Disosiatif Sementara Masa Kanak dan Remaja
F44.88 Gangguan Disosiatif YDT  termasuk psychogenic confusion dan twilight state

F44.9 Gangguan Disosiatif YTT

Kriteria Rujukan
Semua pasien yang dicurigai mengalami gangguan disosiatif harus dirujuk ke dokter spesialis kesehatan
jiwa untuk penegakkan diagnosis dan tata laksana.

Anda mungkin juga menyukai